Devil's Fruit (21+)

Munculnya Penyakit Aneh



Munculnya Penyakit Aneh

0Fruit 1590: Munculnya Penyakit Aneh     

Andrea dan beberapa anggota keluarganya sedang bersantai di teras samping menikmati pagi cerah yang mulai menghangat oleh siraman sinar matahari.     

Namun, mereka dikejutkan dengan adanya berita mengenai penyakit aneh yang menimpa manusia di berbagai negara besar sekaligus.      

Segera saja, mereka berkumpul di depan televisi sambil mengambil tempat duduk masing-masing, meski ada yang memilih berdiri atau di lantai saja.     

"Wah! Wah! Kenapa ada penyakit begitu, ya?" Gavin terheran menatap layar televisi ketika banyak seruan dari pemimpin negara-negara besar yang menghimbau rakyatnya untuk tidak terlalu banyak keluar rumah supaya terhindar dari serangan penyakit aneh tersebut.     

"Serangannya sepertinya terlalu mendadak dan sporadis." Dante tak memalingkan pandangan dari televisi yang terus menayangkan berita mengenai penyakit aneh itu.     

"Gila! Orang yang kena penyakitnya mendadak saja kejang dan susah bernapas, lalu dalam satu jam berikutnya, tewas!" Andrea sampai melongo, tak mengerti kenapa tiba-tiba ada serangan penyakit macam itu di bumi.     

"Lihat! Itu yang terkena penyakitnya malah bertingkah macam orang gila, atau malah mirip … zombie?" Voindra yang kebetulan menginap di mansion sang bibi, menunjuk ke video yang mengetengahkan sekelompok orang yang bertingkah di luar kendali dan harus dilumpuhkan menggunakan tembakan bius oleh aparat.     

Sedangkan Jovano, keningnya terus berkerut sembari menatap berita di televisi. "Aku ngerasa ada yang gak beres dengan penyakit itu."     

"Kau juga merasakan itu, yah Jo?" Shona di sampingnya menoleh karena dia juga berpikiran sama seperti suaminya.     

Jovano menatap Shona dan mengangguk. "Entah kenapa, aku kok ngerasa ini tuh bukan murni buatan manusia, deh!"     

"Kita harus selidiki ini!" Andrea memutuskan demikian. Kalau anak sulungnya sudah berkata demikian, maka dia harus segera mewaspadai akan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia percaya pada intuisi Jovano. "Ayo kita menyebar ke negara-negara itu!"     

"Tapi, Mom, penyakitnya ada di banyak negara sekaligus." Zivena menoleh ke ibunya. "Apa tidak sebaiknya beberapa dari kita pergi ke salah satu negara dan meneliti penyakit yang di sana?"     

"Sepertinya saran Zizi ada benarnya, Sayank." Dante sambil mengelus lengan istrinya. Dia ingin agar Andrea tetap di mansion saja karena sedang hamil.     

"Biar aku dan kak Nafael saja yang pergi menyelidiki ini, Mom." Jovano menyediakan diri. "Lagian, aku punya misi yang harus aku jalani demi manusia."     

Andrea tak bisa mendebat lagi putra sulungnya dan mengangguk meski kecewa tidak bisa beraksi. Padahal dia ingin jalan-jalan keluar negeri.     

***     

Diputuskan, Jovano pergi bersama Nafael ke Amerika yang paling banyak terkena dampak penyakit aneh itu.     

"Jo, izinkan aku ikut." Shona maju sambil wajahnya mengisayaratkan permohonan.     

"Aku juga, Kak!" Zivena tak mau kalah dan ikut maju.     

"Sho saja, yah!" Jovano memutuskan demikian. "Zizi melindungi orang-orang di sini, oke! Siapa tau mereka ada yang sakit dan butuh energi healing kamu." Tak lupa dia mengelus kepala adiknya sambil tersenyum.     

Zivena mengerutkan bibirnya sembari mengangguk patuh. "Oke!"     

Akhirnya, itu merupakan perjalanan 3 orang ke Amerika. Tak membutuhkan terbang karena Nafael menyediakan portal dimensi sehingga mereka bisa lekas tiba di Amerika tanpa membutuhkan waktu meski satu menit pun.     

Hanya 1 detik usai melangkah ke dalam portal, mereka sudah tiba di Amerika. Mereka bertiga menggunakan fisik astral yang transparan sehingga tak akan terlihat mata manusia.     

Kalaupun ada indigo pun, hanya yang kekuatannya besar saja yang bisa melihat fisik astral ketiga orang tersebut.     

"Ayo!" Nafael sudah memimpin terbang di langit kota New York yang mendadak tidak seramai biasanya karena orang-orang ketakutan akan tertular penyakit aneh itu apabila kontak dengan suasana di luar rumah.     

Mereka bertiga datang ke rumah sakit terbesar dan melihat di sana sungguh kacau keadaannya. Paramedis menggunakan baju antivirus saat menangani pasien yang kejang-kejang ataupun bertingkah tak wajar.     

"Ada energi iblis!" Jovano langsung bisa merasakannya begitu mereka berdekatan dengan para pasien.     

Nafael mengerutkan kening dan mulai memunculkan sinar dari telapak tangan yang dia pulaskan ke dahi pasien terdekat yang sedang kejang. "Sungguh keterlaluan!"     

Segera saja, energi iblis itu dicabut Nafael dari tubuh pasien dan pasien lekas tenang, membuat dokter terheran-heran.     

Shona maju ke salah satu pasien yang sedang koma dan menaruh tangan di sana. Dia melakukan pembersihan energi iblis meski tidak secepat Nafael.     

Jovano memutuskan akan menelusuri kota untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada orang-orang yang terinfeksi. Dia ditemani Nafael, menyerahkan pasien di rumah sakit untuk ditangani Shona.     

"Kak Nafael, kenapa bisa ada energi iblis di tubuh manusia, ya?" Jovano sempat bingung mengenai itu.     

"Itu terjadi ketika seseorang sudah terlalu jauh dari penciptanya dan melakukan banyak tindakan tercela yang tak disukai Tuanku Agung." Nafael memberikan gambaran itu.     

"Apakah ini artinya … yang terjangkit penyakit ini sebagian besar adalah para penjahat, kriminal, dan semacam itu?"     

"Belum tentu, Jovano. Pemuka agama pun bisa terjangkit energi iblis. Semua berdasarkan dari hatinya, tulus atau munafik." Nafael memejamkan mata sambil menggelengkan kepala, seperti sedang bersedih akan sesuatu.     

Jovano diam dan mulai bertanya lagi. "Tapi, Kak, bukankah ini terlalu aneh apabila energi iblis ini malah menjadi penyakit bagi orang-orang? Kalau memang para pendosa itu dilingkupi energi iblis, kenapa penyakit ini tidak muncul sejak dulu? Kenapa serentak waktunya dan sekarang pula di berbagai negara?"     

"Energi iblis yang mereka miliki dibangkitkan dan dipicu oleh sesuatu." Nafael hanya bisa menjangkau ini sebagai asumsinya.     

"Hm, kalau begitu, memang benar kalau ini tidak wajar!" Jovano semakin yakin bahwa ini bukan hal yang logis apabila terjadi secara sporadis.     

"Kau harus tahu, Jovano, bahwa virus dan bakteri itu merupakan bagian dari iblis dan jin." Nafael mendadak berkata seperti itu, membuat Jovano melongo kaget.     

"Eh? Maksudnya, Kak?" Jovano sedikit kurang memahami ucapan Nafael karena itu merupakan sesuatu yang sangat baru baginya. Informasi ini belum pernah dia temukan di literature mana pun di bumi maupun Underworld.     

"Salah satu komponen pembentuk iblis dan jin adalah virus dan bakteri. Maka dari itu, jika manusia terlalu banyak terpapar energi mereka, maka bisa mengakibatkan penyakit fisik. Meski tidak semua penyakit fisik diakibatkan oleh iblis atau jin. Kau mengerti?" Nafael membuka mata dan menatap tajam Jovano.     

Jovano diam memikirkan ucapan Nafael dan mengangguk. "Aku mengerti, Kak. Berarti, dalam tubuhku juga ada virus dan bakteri?"     

"Ya, meski itu tidak kau gunakan untuk menginfeksi manusia. Pertahankan itu atau Tuan Agung akan murka padamu."     

"Tapi, Kak … apakah ini artinya serangan sporadis ini dilakukan iblis dan jin?"     

"Tentu saja. Tidak diragukan lagi. Hanya saja, aku belum mengetahui, iblis mana dan apa tujuan dia memicu keluar energi iblis di tubuh manusia hingga terjadi kekacauan begini." Nafael mengerutkan kening sambil pejamkan mata, berusaha menggali informasi menggunakan radar supernaturalnya.     

      

      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.