Devil's Fruit (21+)

Welcome, Hotties



Welcome, Hotties

0Fruit 37: Welcome, Hotties     

Kini, tinggal mereka berempat melayang di tengah langit pemukiman padat penduduk, meski takkan ada yang bisa melihat mereka, kecuali memiliki tenaga Veer, atau memang sudah punya bakat mata Veer.     

"Pangeran!" Soth 1 dan Soth 3 langsung membungkuk penuh hormat ke dua Pangeran di hadapan mereka. "Kami sangat mengucapkan banyak terima kasih atas kemurahan Pangeran berdua menolong kami. Kalian berdua... telah menyelamatkan hidup kami!"     

"Humm, tegakkan badanmu." Pangeran Zaghar bertitah. Pedang besar yang mereka tenteng pun di tempelkan saja di punggung seolah sudah ada lem khusus di sana.     

Dua Soth itu pun tegakkan punggung.     

"Uhuk!" Akhirnya Pangeran Zaghar tak bisa menahan lebih lama luka dalamnya dan menyemburkan darah hitam ke udara.     

"Pangeran!"     

"Kakak!"     

Akhirnya, dengan dibantu Soth 1, Pangeran Zaghar pun turun ke balkon kamar Andrea, dan duduk tenang di lantai dalam sikap meditasi.     

"Rupanya Pangeran terluka sebelumnya!" Soth 2 tampak kuatir. Ia yang sejak tadi hanya bisa memandang pertempuran dari jauh tanpa berani meninggalkan kamar Andrea, kini amat lega kedua saudarinya selamat. Namun, tak menyangka kedua Pangeran dari Kerajaan Isvax, putera kebanggaan Raja Incubus Drent, sudi menyelamatkan mereka.     

Ini adalah sikap yang teramat jarang dijumpai dalam hubungan para Iblis. Mungkin juga Pangeran Zaghar dan Pangeran Abvru memandang kebesaran Raja Zardakh, ayah Andrea, selain karena kebencian mereka akan Nephilim.     

"Tenang saja. Aku akan mencari energi dari sekitar sini," ucap lemah Pangeran Zaghar.     

Soth 1 maju ke arah Pangeran Zaghar yang sedang duduk tenang. "Akan hamba carikan perempuan untuk Paduka Pangeran!"     

"Tidak perlu." Pangeran Zaghar berusaha mencegah. Ia paham apa yang dimaksud oleh Soth 1. "Belum tentu itu bisa memulihkan kondisiku."     

"Tapi, Pangeran... setidaknya itu lebih baik dari pada tidak sama sekali. Menambah sedikit energi juga tentu akan sangat bermanfaat." Usai Soth 1 mengucapkan itu, ia pun melesat ke udara tanpa bisa dicegah lagi.     

"Hghh..." desah Pangeran Zaghar tanpa berkutik.     

"Kakak, tidak apa. Ini demi Kakak." Pangeran Abvru membujuk.     

"Benar, Pangeran," timpal Soth 2. "Anggap saja ini adalah rasa terima kasih kami atas pertolongan Anda berdua." Ia sedang mengobati adiknya, Soth 3. Mereka bersaudari berpikir, lebih baik mencarikan wanita manusia saja dari pada mereka yang melayani kedua Pangeran, karena belum tentu dua Pangeran itu mau. Itu akan mencoreng wajah para Soth dan Raja Zardakh. Karena, biasanya para pihak Incubi lah yang merayu Succubi terlebih dahulu agar memberikan cairan berisi esensi energi mereka.     

Makanya, dengan status rendah para Soth dibandingkan kedua Pangeran, mereka tidak berani menawarkan diri kecuali kedua Pangeran yang meminta terlebih dahulu.     

Tak lama berselang, Soth 1 sudah membawa dua wanita cantik yang tampak linglung, terbang memasuki balkon kamar Andrea. "Pangeran, silahkan... untuk kesembuhan energi Pangeran berdua." Ia menyerahkan kedua wanita cantik tersebut ke Pangeran Zaghar dan Pangeran Abvru.     

Meski keduanya enggan, namun mau tak mau demi mendapatkan energi vitalitas, maka keduanya segera melakukan apa yang seharusnya dilakukan.     

Soth 1 sudah menyelubungi balkon itu menggunakan tenaga khusus agar tidak ada suara yang bisa terdengar oleh manusia. Balkon bagaikan tertutup selubung di sekitar kedua Pangeran itu. Para Soth tau diri dan tidak berani menyaksikan perbuatan para Pangeran secara terang-terangan. Mereka paham kedua Pangeran Kerajaan Isvax sangat memegang martabat tinggi mereka.     

Di dalam selubung buatan Soth 1 yang gelap, kedua Pangeran sibuk menikmati cairan dua wanita yang mereka stimulai secara seksual. Tujuan mereka berdua hanyalah mencari cairan kenikmatan dari liang vagina dua wanita itu saja, karena itu bisa menjadi sumber tenaga yang besar bagi bangsa Incubus. Keduanya tak berminat untuk bersetubuh.     

"Anghh! Haanghh!" Jika suara itu bisa terdengar hingga luar selubung, pasti semua desah dan erangan erotis dua wanita yang sedang digarap itu akan membuat bulu kuduk meremang karena birahi.     

Scrllphh! Errlphh!     

Mulut kedua Pangeran Incubus terus merangsang area intim dua wanita yang terus mengerang sambil buka lebar kedua kaki mereka. Pandangan mereka sudah buram bagai tak tau apa yang sedang terjadi pada diri mereka. Mereka hanya merasa sedang di alam mimpi dengan ditemani seorang Bidadara tampan luar biasa yang merangsang titik-titik peka mereka di bawah sana.     

"Tuaann... aanghh..." Pinggul wanita itu saling bergerak gelisah mengikuti irama hisapan mulut Pangeran Incubus.     

"Argnhh... enak, uffhh... terusss... teruuss..." celoteh wanita satunya sambil remas rambut legam Pangeran Zaghar. Pandangan mereka bertemu satu sama lain. Satu menatap sayu, satunya lagi menatap tajam penuh minat.     

Tak membutuhkan waktu lama bagi kedua Pangeran untuk membuat kedua wanita menyerahkan seluruh cairan kenikmatannya secara berlimpah. Setelah itu, dua Pangeran terus menyesap hingga tak bersisa. Mereka memandangi kedua wanita yang tergolek sekarat, pingsan.     

Soth 1 tau itu telah berakhir dan ia pun membuka selubung, melihat kedua wanita sudah tergolek tak sadarkan diri tanpa mengenakan pakaian bawah. Dua Pangeran tampak puas dan wajah pucat Pangeran Zaghar berangsur-angsur mulai menampakkan warna sehatnya. Meski belum sembuh sempurna, setidaknya energi yang ia dapatkan dari wanita tadi sudah lumayan membantunya.     

"Hamba akan buang dua wanita ini dulu, Pangeran..." Soth 1 pun membawa kedua wanita pingsan tadi dan lekas melesat terbang. Ia membatin, dua Pangeran itu sungguh ganas. Dua mangsanya nyaris mati. Mungkin ini sekarat karena terlalu banyak cairan yang dihisap. Andai para Soth yang menyerahkan diri, akan jadi apa mereka nantinya?     

Setelah Soth 1 kembali ke balkon kamar Andrea, ia bergabung dengan saudari-saudarinya dan dua Pangeran yang mulai berenergi.     

"Kenapa kalian sampai ada di sini? Apakah benar... untuk mengawal anak Raja Zardakh?" Pangeran Zaghar menanya.     

"Benar, Pangeran. Dan ini adalah kediaman Puteri Andrea."     

"Ohh... jadi namanya Andrea."     

"Iya, Pangeran."     

"Wah, wah..." Muncul suara lain menginterupsi keempatnya yang langsung mendapat respon dengan tolehan kepala ke belakang. "Rupanya di sini benar-benar sangat ramai. Aku sangat tercengang. Seperti ada bau pesta meriah?"     

"Pangeran Djanh?" Soth 3 meluncurkan kalimatnya.     

"Tentu saja ini aku. Kalian kira siapa lagi, heh?" Sosok yang disebut Pangeran Djanh pun berkacak pinggang. Wajahnya tak kalah rupawan dari Zaghar dan Abvru, namun Djanh lebih terkesan ramah dan murah senyum. Rambutnya kelabu keperakan seperti Abvru, namun lebih panjang dengan tanduk menyerupai helaian rambut hitam bertengger indah di antara anak rambut depannya.     

"Maksud hamba..." Soth 3 gelagapan. "Hamba hanya heran atas kemunculan Pangeran Djanh di sini." Ia lekas memberikan penjelasan sebelum dirinya disebut lancang karena meragukan salah satu Pangeran terkuat di dunia Incubus.     

"Ceh! Aku ini kan juga ingin ikut meramaikan momen Puteri Mahkota Andrea. Siapa tau aku bisa menjadikannya istri." Pangeran Djanh santai mengurai kalimatnya, membuat kelima Iblis satu ras dengannya mengernyit. "Kenapa? Dia cantik, kan?"     

"Errhh... tapi Pangeran..." Soth 1 tampak ragu.     

"Ya, manis?" Ya ampun, apakah semua Incubi memang ditakdirkan untuk genit? Eh, tapi Pangeran Zaghar dan Pangeran Abvru adalah pengecualian. Keduanya dikenal sebagai Iblis Es hanya karena raut serius dan dingin mereka.     

"Anu... memangnya Pangeran Djanh sudah mengetahui semua mengenai Puteri Andrea?"     

"Belum, Soth 1. Aku hanya dengar berbagai selentingan mengenai dia, makanya aku penasaran dan naik ke sini untuk lihat seperti apa dia secara nyata." Pangeran Djanh memberikan alasan kemunculannya ke dunia manusia.     

"Tsk, seperti biasanya... Pangeran Yang Mulia ini selalu tak mau ketinggalan tentang berita wanita cantik." Pangeran Abvru tiba-tiba saja sudah menyindir terang-terangan ke Djanh. Sang Kakak lekas menyenggol lengannya, mengingatkan.     

"Hahaha!" Di luar dugaan, Djanh malahan terbahak meski mendengar sindiran Pangeran Abvru. "Aku sangat menyukai kejujuran dari Klan Isvax. Ucapan Pangeran Abvru sungguh menyenangkan hatiku!"     

"Ceh! Pendusta..." lirih Pangeran Abvru.     

"Adik, hentikan." Pangeran Zaghar memperingatkan lagi adik bungsunya agar bersikap sopan pada sesama Pangeran meski dari Klan berbeda. "Pangeran Djanh, maafkan kelancangan adikku. Dia mungkin sedang lelah karena perjalanan."     

"Ohh! Apakah kalian juga penasaran dengan Puteri Andrea?" Mata Pangeran Djanh membola, tertarik.     

Pangeran Zaghar menggeleng. "Kami baru saja selesai menjalankan misi yang diberikan Ayahanda kami. Dan sebenarnya ini sedang perjalanan pulang melalui pintu Afrath (pintu penghubung dua dunia yang letaknya di Kutub Utara)."     

"Ahh, begitu rupanya..." Djanh melipat dua tangannya di depan dada, santai. "Kenapa terburu-buru? Kenapa kita tidak di sini dulu untuk... bersenang-senang melihat bagaimana manusia hidup dan bergaul?"     

"Bilang saja kau ingin mencari mangsa..." gumam Pangeran Abvru yang kembali mendapat lirikan tajam kakak sulungnya.     

Lagi-lagi Djanh hanya terbahak ringan. "Luar biasa. Aku mulai menyukaimu, hai anak Raja Drent! Hahaha... Bagaimana bila kita mencari mangsa bersama-sama? Pasti menyenangkan! Aku benar-benar menyukaimu!"     

"Tapi aku tidak menyukaimu. Dan kami bisa mencari mangsa kami sendiri tanpa kau. Tak perlu repot-repot."     

"Adik! Kumohon kendalikan ucapanmu! Apalagi ada dua Succubi di sini."     

"Baiklah, baiklah, Kak... ceh!" Pangeran Abvru mengalah.     

"Sepertinya ide bagus. Akan lebih baik jika kalian menetap sebentar di sini sampai Puteri Andrea melewati sebulan masa krisis Cambionnya."     

"Huumm?" Pangeran Zaghar memiringkan kepalanya.     

"Hah?!" Pangeran Djanh membelalakkan mata, terlihat tertarik.     

"Aku bisa gila." Pangeran Abvru tak menyembunyikan pikirannya.     

Soth 1 tersenyum canggung disertai wajah takut-takut.     

"Ide bagus! Aku suka!" teriak Djanh. "Maka aku akan merubah wujudku agar lebih... manusia!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.