Devil's Fruit (21+)

Sunyi Mengalun



Sunyi Mengalun

0

Fruit 50: Sunyi Mengalun

Andrea sudah kembali ke kamarnya. Ia duduk memeluk lutut dan sudah juga berpakaian. Para Soth tak ada yang berani mengusik. Mereka bisa membaca pikiran Andrea yang kusut. Kekuatan Andrea sudah pulih seperti sedia kala.

Pun ketika Oma dan Opa menyambanginya di kamar, Andrea tampak lesu. Namun gadis itu beralasan ia sedang tak enak badan saja karena kecapekan.

Sedangkan Shelly sedari tadi terus ada di sisinya, kini tiduran di dekat Andrea, seolah enggan beranjak karena takut jika Andrea pergi lagi.

Shelly tak tau sama sekali insiden di dalam dimensi Meercomv. Apa yang dialami sahabatnya. Kenzo sewaktu membawa pulang sudah memberikan pakaian lain pada Andrea dengan kekuatan sihirnya.

Andrea terdiam. Apakah dia syok? Atau sedih?

Sedih? Karena apa? Sudah dilecehkan Dante? Atau sedih karena gagal diperawani Dante? Ini sungguh hanya Andrea saja yang tau. Oh, dan para Soth. Mungkin nanti Andrea harus belajar agar ia bisa memblokir pikirannya agar tidak bisa dibaca makhluk siapapun.

Mendapatkan pikiranmu bagaikan akuarium terbuka yang bisa disimak siapapun itu sungguh bukan sesuatu yang membuatmu nyaman. Itu yang dirasakan Andrea. Ia jengah jika pikirannya bisa terus dibaca oleh Soth, padahal mereka adalah... bawahannya!

Tentunya amat memalukan jika sampai pikiran kita bisa dibaca orang lain meski itu teman sekalipun atau orang asing. Pikiran kita adalah rahasia terbesar kita.

"Ndrea~ tidur, yuk..." Shelly menyentuh paha Andrea, membuat sang Cambion menoleh ke sahabatnya dan diam sejenak sebelum mengangguk pada akhirnya.

Andrea tampak jadi pendiam selama beberapa waktu. Shelly tidak keberatan. Gadis lugu itu hanya mengira sahabatnya kelelahan dan syok saja karena tiba-tiba dihisap ke dimensi lain. Ia berpikir, kalau lah itu terjadi pada dirinya pun, dia pasti akan syok dan lebih banyak diam untuk sementara waktu.

Shelly yakin, nantinya Andrea akan kembali ceria dan sibuk berceloteh berbagai macam hal setelah ini. Yang harus dia lakukan adalah... menunggu.

Lagipula, ini memang sudah lewat dari tengah malam. Besok mereka tak berangkat sekolah. Andrea kali ini mematuhi saran Kenzo. Panglima itu mengatakan bahwa kekuatan seduktif Andrea akan terus meningkat selama sebulan ini, sampai stabil nantinya.

Nona Cambion pun patuh dan turut rebah di sisi Shelly, mencoba keras memejamkan mata dan mengusir bayangan apapun yang berhubungan dengan insiden di dimensi Meercomv. Sebuah insiden yang teramat memalukan bagi dirinya. Seumur-umur ia tak pernah merasa seaneh itu disentuh. Dan sialannya, kenapa tubuhnya justru bereaksi jauh beda dengan pikirannya?

Andai dia bisa mendatangi seorang ahli hipnoterapi, dia pasti akan ke sana dan membuang memori yang itu agar tak perlu lagi teringat salama-lamanya!

Andrea berkeras harus bisa tidur malam ini. Ah~ sekarang dia malah berandai-andai ada Iblis yang bisa menghilangkan memorinya meski hanya memori sehari ini, alangkah berterimakasihnya Andrea.

Sayangnya itu mustahil. Kalaupun ada, pastinya Iblis itu tidak di dunia manusia, namun di dunia bawah sana.

Gadis Cambion itu menatap ke wajah Shelly yang sudah terpejam penuh kedamaian. Ia merasa bersalah. Merasa dirinya sudah berkhianat begitu rupa dari Shelly, meski sekali lagi bisa dipastikan Shelly tidak tau mengenai perasaan spesial Andrea terhadap dirinya. Itu karena Shelly tidak peka. Atau agak bodoh menangkap sikap seseorang padanya?

Ah, tidak. Shelly hanyalah seorang gadis lugu dan murni.

Andrea berharap dia tidak akan lagi berbuat seperti tadi sore. Cukup sekali saja ia mengkhianati kesucian perasaannya pada sang sahabat. Meski ia pun tak punya keberanian mengucapkan kata suka, apalagi cinta pada Shelly, namun ia bahagia sudah bisa terus ada di sisi Shelly. Mengenaskan? Anggap saja kisah cinta platonik.

Menatap wajah damai Shelly justru makin membuat Andrea merasa bersalah. Tak terasa air matanya meleleh tanpa ada isakan. Ia pun meraih pipi Shelly. Sementara sang sahabat tidak menolak dan justru tersenyum meski masih saja terpejam, seolah menikmati kasih sayang dari seorang sahabat.

Tak cukup di sana saja deraan perasaan bersalah Andrea. Karena Shelly beringsut mendekat seraya memeluk pinggang Andrea di posisi sama-sama rebah menyamping berhadapan. Andrea tersenyum masygul. Ia pun memutuskan memejamkan mata sembari membalas pelukan Shelly.

Sementara... Panglima Kenz, alias Kenzo, hanya mengamati saja kedua gadis belia yang mulai terlelap. Ia menghembuskan nafasnya. Antara sedih, geram, juga lega.

Sedih karena lengah menjaga Andrea, hingga Cambion itu tampak syok.

Geram karena Dante sudah menyentuh terlalu jauh Tuan Puterinya.

Dan lega karena ia datang tepat waktu untuk menyelamatkan Andrea.

Sungguh beruntung bagi Kenzo ketika dia menghadap ke Baginda Raja Zardakh, kepalanya tidak sampai terpisah dari tubuh. Baginda Raja Zardakh masih tetap tenang meski mendapat laporan hilangnya Andrea dari Kenzo.

Padahal Kenzo sudah pasrah jika hari itu adalah hari kematiannya.

Alih-alih murka karena kelengahan Panglimanya, Baginda Raja Zardakh justru menyuruh Kenzo mencari Iblis Kebijaksanaan di kerajaan mereka untuk menanyakan di mana lokasi tepatnya Andrea berada.

Tanpa perlu menunggu perintah kedua kali, Kenzo melesat mencari Penatua itu meski dia harus mencari di seluruh pelosok Kerajaan. Ia mencari seperti orang gila saat itu.

Tak terkira gembiranya Kenzo saat dia berhasil menemukan Penatua Kebijaksanaan di pelosok Tenggara Kerajaan. Rupanya Beliau tidak keberatan melacak keberadaan Andrea. Apalagi ini adalah perintah dari Baginda Raja Zardakh, mana mungkin Beliau berani menolak?

Dari Penatua Kebijaksanaan itu juga Kenzo pun tau bahwa Andrea tidak dikirim ke dimensi alam Zonz, melainkan dimensi alam pengasingan yang terkenal kejam dan menakutkan, Meercomv.

Kenzo merasa seluruh tulangnya lumer ketika pertama mendengar itu dari Penatua Kebijaksanaan. Ia tau seberapa buruk kondisi di dimensi alam Meercomv. Apalagi dimensi itu mampu menghilangkan semua kekuatan supernatural siapapun yang masuk ke sana.

Berbekal kekuatan mental yang sangat dahsyat dari Penatua Kebijaksanaan, akhirnya dia menemukan koordinat yang tepat dan mengajak beberapa Iblis kuat lainnya untuk mendampingi dia, sekedar berjaga-jaga bila ada kondisi yang tidak diharapkan.

Di pihak Revka juga demikian.

Revka langsung minta bertemu salah satu Tetua Nephilim begitu dia tiba di Alam Antediluvian. Beruntunglah dia mengenal satu Tetua di sana, sehingga bukan hal yang sulit baginya memasuki kediaman para Tetua di Istana Antediluvian yang megah.

Berbekal kalimat membujuk yang pintar, Revka memohon ke Tetua itu untuk melacak keberadaan Dante.

Awalnya, sang Tetua tidak terlalu tertarik untuk berurusan dengan Dante, karena ia lumayan tidak menyukai pemuda putera Sang Mikael. Di mata para Tetua, anak Mikael itu terlalu angkuh dan arogan bila bertemu mereka.

Mereka hanya tidak tau bahwa sikap Dante memang dingin pada siapapun sedari kecil. Namun, sebagai Tetua, mereka ingin selalu dihormati siapapun yang berstatus di bawah mereka, terlepas anak Malaikat siapakah rakyatnya.

Setelah membujuk dengan segala daya upaya, Revka pun mendapatkan restu Tetua itu dan dia mengumpulkan Tetua lainnya untuk bersama-sama menyatukan kekuatan dan melacak posisi Dante.

Sesudah menyatukan kekuatan, mereka pun akhirnya menemukan titik koordinasi dari alam dimensi Meercomv yang dimasuki Dante.

Revka segera menyimpan koordinat itu dalam memorinya, dan memerintahkan beberapa Nephilim kuat dari kediaman dia sendiri untuk menyertainya sebagai pengawal.

Dan tak disangka, mereka bertemu dengan tim Kenzo di langit. Dan setelah saling menekan ego dan kebencian masing-masing, kedua belah pihak pun menyetujui kesepakatan untuk bekerja sama membuka pintu portal alam dimensi Meercomv.

Toh, lebih banyak orang yang membantu, akan lebih cepat bagi pintu portal untuk terbuka, bukan?

Maka dari itu, setelah dua tim berbeda ras itu saling mengeluarkan tenaga mereka dan menyatukan, pintu portal pun berhasil dibuka dari kedua sisi.

Begitu lah perjuangan dua belah pihak dalam menemukan Dante dan Andrea.

Revka hanya bisa menggigit gerahamnya kuat-kuat ketika menyaksikan apa yang sudah diperbuat sang sepupu jauh pada Andrea. Dia hanya bisa menahan amarahnya dan juga kecemburuan yang menguasai dirinya untuk menarik Dante dan membenahi pakaian kacau Dante.

Lalu kedua pihak pun sama-sama berpencar setelah mendapatkan orang yang dicari.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.