Devil's Fruit (21+)

It's a Girl Thing!



It's a Girl Thing!

0

Fruit 54: It's a Girl Thing!

Seharian itu Andrea sering melongo. Tapi untungnya tak sampai mulut menganga secara mainstream. Dia hanya banyak termenung di balkon kamarnya seraya pandangi hamparan pemandangan kota di depan sana. Shelly sudah berangkat sekolah dua jam yang lalu. Sedangkan Andrea tetap di rumah atas ketegasan Kenzo yang tak ingin kejadian dengan Dante terulang kembali.

Sedangkan para Pangeran Incubus yang biasanya menyesaki balkonnya, mereka sedang entah ke mana, Andrea juga tidak terlalu peduli. Ada atau tidak ada mereka, tidak berpengaruh banyak pada Andrea. Yang ada, justru dia merasa tak nyaman dengan banyaknya lelaki di ruangannya.

Duhai Kenzo~ kau pasti belum tau mimpi erotik Andrea bersama Dante semalam, kan?

Andrea jadi lesu lunglai lemas. Di samping karena rasa ngilu di organ kewanitaannya yang belum juga hilang—bukan organnya yang hilang, tapi rasa ngilunya, ya—, ia juga belum makan sedari tadi. Nafsu makannya menguap seperti debu ditiup. Eh, sepertinya perumpamaannya salah.

Lupakan soal perumpamaan. Kondisi Andrea lebih penting.

Ia merasa bingung, kalut, bertanya-tanya, penasaran,—pokoknya segala perasaan berkecamuk di batinnya.

Haghh~ tau begini... Andrea bisa ngotot meminta pada Shelly agar gadis lugu itu membolos sekolah saja demi dirinya tadi, meski katanya ada ulangan Kimia. Ia jadi kangen sang sohib tercinta. Sekaligus amat merasa bersalah pada Shelly. Ia sudah sangat, sangat, sangat berkhianat pada Shelly—meski bila ditanyakan ke yang bersangkutan, Shelly pasti bingung karena hal itu.

Ya, itu karena Shelly tidak punya perasaan asmara secuil pun pada Andrea selain rasa sayang sebagai sahabat. Andrea-nya saja yang terlalu membawa perasaannya dengan respon Shelly selama ini.

Andrea merundukkan tubuh sehingga ia bisa letakkan dagunya di atas tangan yang terlipat di atas besi penyangga balkon.

"Tuan Puteri..." Soth 2 mendekat. "Putri belum makan daritadi. Panglima Kenz sangat mencemaskan Anda."

"Ungh~" sahut Andrea asal-asalan, tanpa berminat menoleh ke Soth 2 yang menegurnya. Ia masih saja asyik menatap hamparan pemandangan kota di depan sana.

Soth 2 yang merasa Andrea tidak fokus pada ucapannya, mengulangi sekali lagi. "Tuan Puteri, makanlah dulu. Itu Oma sudah menyiapkan makanan kesukaan Tuan Puteri, semur jengkol balado."

"Ungh~" Andrea masih saja menjawab seperti sebelumnya dengan sikap sama persis.

Soth 2 pun jadi paham, Andrea sedang memiliki kegundahan. Ingin menelisik pikiran Andrea, namun ia hanya berhasil menembus sedikit saja, tidak bisa semuanya seperti biasa. Mungkin karena terlalu banyaknya yang sedang dipikirkan oleh putri junjungannya.

Andrea masih saja dengan posisi demikian, merenung atau melamun di pagar balkonnya. Ia terus merasa galau dan bingung. Kejadian-kejadian di Meercomv—mau tak mau—muncul kembali di memorinya.

Bahkan masih ada kejadian lebih fantastis dan gila lainnya lagi—yaitu mimpi erotis bersenggama secara panas dengan Dante tadi malam.

Itu hal yang aneh, ganjil, dan seperti itu—bukan dirinya. Sangat bukan dirinya!

Mengingat kembali apa saja kelakuan dia di mimpi, sungguh menjijikkan dan ingin membuat Andrea muntah berlusin-lusin rasa malu. Tidak! Dia tidak mungkin bertingkah sebinal di mimpi! Itu pasti bukan dirinya!

Mimpi. Namanya mimpi, tentu adalah sesuatu yang berbeda dari kenyataan. Iya, bukan? Menyadari logika ini, Andrea lumayan tenang.

Namun, kenapa paginya ia terbangun dengan tubuh bagai diinjak-injak kudanil?!

Itu yang amat sangat membingungkan Andrea? Apakah semalam Shelly menindih dia tanpa dia sadar? Rasanya sang sahabat tidak pernah demikian lasak ketika tidur. Shelly tidur bagai tuan putri terhormat, elegan dan penuh tata krama.

Justru Andrea yang terbiasa lasak ketika tidur.

Tapi kenapa badan dia yang pegal-pegal?

Maka, Nona Cambion pun menoleh ke arah Soth 2 yang ternyata masih setia berdiri melayang di dekat Andrea. Mengesampingkan keki karena bagaikan diawasi terang-terangan, Andrea mencoba berkomunikasi dengan Soth 2

Andrea menoleh lesu ke Soth 2. "Lo bisa baca pikiran gue, ya kan neng?"

Soth 2 mengangguk. "Hamba dan saudara hamba tau kegelisahan Tuan Puteri. Tadinya susah merangkumnya, namun kini... semuanya jelas bagi hamba."

Andrea putar bola matanya. Merangkum? Memangnya pelajaran? "Ya udin, kalo gitu lo gak perlu heran kenapa gue kagak napsu makan, ya kan?" Andrea pun kembali ke posisi sebelumnya.

"Tuan Puteri tidak penasaran kenapa itu bisa terjadi?" Aih, Neng Soth malah mancing ke-kepo-an Andrea, nih. Terbukti dengan Andrea yang menoleh lagi ke arah Succubus itu.

"Buruan kasi tau gue, dah." Wajah Andrea nampak acuh tak acuh, namun tetap saja Soth 2 tau seberapa gelisah dan ingin taunya Tuan Puteri dia.

Soth 2 pun duduk di kursi plastik di balkon. Sudah buluk sih kursinya, tapi untungnya masih bisa untuk tempat duduk. Oke, lupakan pembahasan mengenai kursi. Mau buluk atau baru, tidak mempengaruhi plot cerita ini.

"Puteri... ketika Tuan Puteri masuk ke mimpi seseorang... Tuan Puteri berubah menjadi Succubus sepenuhnya."

"HAH?!" Andrea membelalak. Dia jadi Succubus utuh? Memangnya selama ini dia hanya cuilan saja? Oh, dia lupa kalau dia hanyalah separuh Succubus, hanya seorang Cambion. Tapi ini... kenapa jadi berbeda kalau di alam mimpi?

"Berbeda, Puteri... karena memang kekuatan Tuan Puteri sebagai Cambion istimewa begitu adanya." Soth 2 bagai mengerti keheranan di benak Andrea. Iya, tentu saja mengerti karena sesama Succubus meski berbeda level.

"Gue... Cambion—istimewa?" Andrea pun tegakkan tubuh dan balik badan sehingga kini punggungnya yang menempel pada besi sandaran. Ia tau ia sering mendengar para bawahannya mengatakan dia adalah Cambion istimewa, namun jika ini menyangkut hal mimpi erotis, dia belum pernah mengerti itu sama sekali. Hal ini kian menambah rasa ingin taunya.

Soth 2 mengangguk.

"Itu karena Tuan Puteri Andrea mewarisi darah salah satu Raja Incubus." Soth 5 datang ke balkon, menyambung kakaknya. "Tuanku Zardakh adalah salah satu dari 9 Raja Incubus terkuat di alam bawah. Makanya kekuatan Puteri akan spesial seiring Puteri mau terus mengolahnya."

"Iya, gue tau soal Raja elu. Gue males banget ngolah kekuatan kayak gituan. Najis tralala, dah!" Andrea mendecih usai berujar. Rautnya juga menunjukkan betapa sebalnya dia.

"Puteri... Anda sekarang memang masih perawan secara fisik, meski melakukannya di dalam mimpi. Tapi itu akan terasa sama nyatanya ketika Puteri terbangun. Lelahnya, eforianya, semua terasa jelas saat Puteri bangun meski itu terjadi di alam mimpi." Soth 5 menghampiri kakaknya dan mereka saling berpelukan. Andrea baper ingin ada Shelly saat ini juga. Dia butuh kenyamanan dari Shelly.

Ah, ulangan Kimia sialan! Andrea mengumpat dalam hati.

"Lalu... kalau gue beneran berhubungan gitu meski di mimpi... apa artinya gue bisa hamil? Misalkan... sperma sialan cowok itu udah masuk ke tempat gue?" Tetiba Andrea teringat Dante semalam sudah menyemprotkan sperma ke dalam liangnya. Duh, jadi terbayang kembali momen-momen panas mereka!

"Tidak jika Tuan Puteri tidak menginginkannya. Maka, sperma dari alam mimpi itu bisa menjadi kekuatan bagi Puteri. Apalagi Puteri mendapatkan sperma dari ras Nephilim, bukan?" Soth 3 ikut masuk ke balkon, lalu bergabung dengan para saudarinya.

"Sperma Nephilim itu termasuk spesial untuk kaum kita, Puteri... karena mereka bukan ras manusia."

"Perbandingannya 1 banding 10."

"Hebat, kan Tuan Puteri?"

"Hebat gundulmu semplak," sungut Andrea usai ketiga Soth itu bicara bersahutan. "Jadi maksud elo-elo pada, sperma kaum Nephilim 10 kali lebih joss dari punya manusia?"

Ketiga Soth pun mengangguk. Meski bagi banyak Succubus, mereka tak sudi bersenggama dengan kaum Nephilim dikarenakan musuh bebuyutan.

"Cih! Kaum kalian sungguh jijikin banget!" sambung Andrea yang malah direspon tawa cekikikan para Soth di situ. "Lalu, kalo gue kepingin hamil? Eh, tapi bukan berarti gue sudi hamil, sih. Cuma nanya, tauk!"

"Hihi~ Tuan Putri cukup berhubungan dengan pria itu di dunia nyata, bukan di alam mimpi."

"Itu pun jika Tuan Puteri menginginkan spermanya mengalir ke rahim Puteri."

"Itu pun bila Tuan Putri memiliki ilmu untuk mengalirkan sperma, memilah akan menjadikan itu energi atau bayi."

"Hah?! Ilmu apaan kayak gitu, woi!"

"Pembicaraan apa ini?" Tiba-tiba, Kenzo sudah hadir pula di ruangan kecil itu. Ia menatap lurus ke Andrea.

Sedangkan gadis Cambion yang ditatap malahan merona karena merasa malu setengah mati bila sampai Kenzo tau. "I-ini... ini obrolan cewek, Kencrut! It's a girl thing, you know?! Lo... lo pergi dah sana! Gih! Syuhh! Syuuhh!" Ia kibas-kibaskan tangan, mengusir Kenzo.

"Tuan Putri manis sekali kalau sedang malu-malu, yah Kakak. Hihihi~"

"Benar. Pantas saja banyak Pangeran Incubus yang membicarakannya."

Andrea putar jengah kedua manik matanya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.