Devil's Fruit (21+)

Benda-Benda Ajaib



Benda-Benda Ajaib

0

Fruit 64: Benda-Benda Ajaib

Kenzo dan yang lainnya masih berjuang membasmi para Iblis rendahan yang terus berdatangan dari berbagai penjuru. Jumlah mereka bagai tak ada habisnya. Semua karena terpikat akan aroma dan kekuatan Andrea yang menjanjikan.

Kelompok Kenzo sudah mulai kelelahan. Sedangkan masih ada puluhan Iblis baru yang bergabung untuk mendesak Kenzo dan lainnya.

Zupp!!

Tiba-tiba di langit muncul 5 Succubus menawan. Kenzo melirik dan lega. Mereka adalah Succubus dari Klan Roxth. Rupanya Baginda Raja Zardakh memberikan bala bantuan lagi untuknya.

Kelima Succubus Roxth segera saja bergabung ke pertempuran.

"Hei, ada Nona Swoma!" seru Soth 2.

"Halo, Kakak Soth!" Swoma yang sudah di dekat Soth 2 pun mengerling jenaka. "Kami datang membantu kalian!"

"Bagus! Ayo habisi semua keroco ini!" teriak Soth 1 dari arah lain.

Dengan turunnya bala bantuan tambahan, menambah semangat Kenzo dan lainnya yang tadinya sudah mulai lelah. Semangat mereka kembali terbakar dan mulai menebaskan senjata-senjata mereka masing-masing, seberingas tadinya.

Tak sampai satu jam, semua Iblis berhasil dimusnahkan.

Semua pengawal Andrea pun melesat masuk ke balkon.

"Salam untuk Tuan Puteri Andrea..." Para Roxth pun berlutut di hadapan Andrea.

"Um." Andrea mengangguk kecil, ikut lega melihat pertarungan dimenangkan oleh pihaknya.

Para Roxth pun memperkenalkan diri mereka ke Andrea.

"Jadi... nama kalian dari yang sulung ke bungsu... Morthx, Liwth, Meowth, Rewdo, dan Swoma. Benar?" Andrea bagai seorang guru sedang mengabsen murid-muridnya sambil telunjuknya mengarah satu-persatu ke para Roxth.

"Benar, Tuan Puteri." Meowth yang centil terkikik senang. "Ternyata Tuan Puteri sangat cerdas, cepat menghafal nama kami." Pantat kecil Meowth bergoyang-goyang binal.

Andrea hanya bisa tertawa canggung melihat kelakuan Meowth.

"Tuan Puteri, sepertinya keadaan mulai tak terkendali." Kenzo maju ke Andrea. Ia menyodorkan beberapa benda ke Andrea.

"Apa ini, Zo?" Andrea menatap bingung ke arah Panglimanya. Ada cincin, gelang, anting-anting, dan ikat pinggang. "Kenapa kamu kasih aku beginian, Zo? Aku sedang tak ingin bermodis-modis sekarang."

Kenzo tersenyum kecil. Ia memasangkan cincin ke jari Andrea. Apakah dia sedang melamar Andrea? "Ini namanya Cincin Ruang, Puteri. Dia bisa menyimpan beberapa barang Tuan Puteri."

"Hah? Menyimpan barang?" Andrea tatap heran cincin di salah satu jarinya. Cincin itu berwarna biru gelap nyaris hitam dengan titik-titik seperti debu bintang yang cantik sekali.

"Coba saja Puteri raba cincin itu sembari membayangkan ruang penyimpanan," pinta Kenzo.

Andrea menurut. Dia pejamkan mata mencoba menbayangkan sebuah ruangan sambil jarinya mengusap cincin. Dan segera saja dia bisa merasakan sebuah ruang kosong seukuran 4x4 meter persegi. Ia lekas tarik tangannya keluar dari ruangan itu. "Wow! Ia tersenyum takjub. "Benda ini sangat hebat.

Kenzo tersenyum senang melihat Andrea sepertinya menyukai benda yang ia berikan. Kemudian, ia memasangkan sebuah gelang dari kulit keras yang memiliki batu besar berwarna hitam kelam di sisi atasnya. "Ini... adalah Gelang Perisai. Dia bisa mengeluarkan perisai jika Puteri membayangkannya. Cobalah."

Andrea kembali berkonsentrasi pada pikirannya. Tapi kali ini dia tidak pejamkan mata. Ia ingin melihat keluarnya perisai dari gelang tersebut.

Weengg~

Seketika, muncul sebuah perisai cahaya yang lama-lama menjadi kristal berwarna biru es sebesar perisai yang dipakai para ksatria kuno pada umumnya. Andrea terkekeh senang melihat benda hebat itu.

Setelah perisai di-nonaktifkan pikiran Andrea, Kenzo mengambil anting-anting dan memasangkan satu-persatu di telinga Andrea. Bentuknya sederhana dan berwarna merah gelap.

"Gunanya untuk apa, Zo?" Andrea menanya usai Kenzo memasangkan pada kedua telinganya.

"Sebagai alat komunikasi seperti telepon. Tuan Puteri bisa menekan anting itu terlebih dahulu dan memikirkan akan mengirim komunikasi ke siapa di antara kami, maka kami akan segera tau." Kenzo menjelaskan.

"Wah! Aku tak memerlukan ponsel lagi kalau begini, hahah..." Andrea tertawa girang.

Kenzo kembali meraih benda lain dan memasangkan sebuah ikat pinggang berwarna hitam dengan batu besar indah berwarna merah tua pada Andrea, "Ini adalah Ikat Pinggang Dunia. Tuan Puteri bisa memasuki dunia di sana jika Tuan Puteri dalam bahaya yang Tuan Puteri tak bisa hadapi. Yang ini cukup susah mengaktifkannya, karena membutuhkan tenaga yang besar."

Benar saja, Andrea susah mengaktifkannya karena sepertinya tenaganya belum cukup untuk membuka dunia itu. "Oke, mungkin nanti kalau aku sudah lebih kuat." Andrea menatap batu merah besar di ikat pinggang itu. Ia bisa merasakan kedalaman batu tersebut bagai batu itu memiliki dimensi tersendiri yang dalam dan jauh.

Setelah itu, Kenzo memasangkan sebuah kalung ke leher mulus Andrea. Kalung itu dihiasi dengan liontin merah tua indah berbentuk bulat dengan besi berwarna hitam melingkari liontin bundar itu bagai planet Saturnus saja. "Ini untuk memperkuat ketajaman mental Tuan Puteri. Puteri juga bisa mengetahui pikiran makhluk lain dengan menekan liontinnya dan berkonsentrasi."

Andrea menatap satu demi satu benda yang diberikan Kenzo. "Ini semua... benda-benda ini... pasti mahal, yah Zo. Kamu pasti bangkrut gara-gara beli ini untukku." Dia menatap haru ke Panglimanya.

Soth 3 sudah akan bicara, namun dihentikan Kenzo. "Untuk Tuan Puteri, apapun layak."

Tadi, Soth 3 sudah akan mengatakan bahwa benda-benda ajaib itu sebenarnya adalah pemberian King Zardakh untuk diserahkan ke Andrea. Namun Kenzo membiarkan Andrea mengira itu diberikan olehnya. Kenzo tau bagaimana bencinya Andrea pada sang ayah, makanya dia tidak mengungkap asal-usul pemilik benda-benda itu, atau Andrea takkan mau memakainya.

Benda-benda ajaib tadi memang dibeli Zardakh secara mahal disebuah pelelangan kelas atas di dunia Iblis, memang untuk diberikan ke Andrea. Itu dimaksudkan agar Andrea punya dukungan tambahan jikalau Andrea nantinya terpisah dari para pengawalnya.

Rupanya visi King Zardakh sangat jauh ke depan. Dia sudah mengantisipasi hal sekecil apapun untuk Andrea.

Cincin Ruang dan Ikat Pinggang Dunia itu berasal dari era Tiongkok kuno ratusan ribu tahun silam. Sedangkan Gelang Perisai dan Kalung Pikiran berasal dari era King Arthur. Dengan kata lain, dua benda itu adalah salah satu dari banyaknya benda ajaib ciptaan Merlin.

Sedangkan anting-anting, itu dari era kini, buatan seorang jenius yang memiliki darah penyihir, dan ia menjualnya dipasar gelap penyihir sebelum sampai ke pelelangan Iblis.

"Tuan Puteri, sepertinya sudah tidak aman lagi di sini." Kenzo membuyarkan lamunan Andrea yang masih tertegun takjub pada beberapa benda ajaib yang menempeli tubuhnya saat ini.

Andrea mendongak ke Kenzo. "Hum? Ya lalu?"

"Lebih baik Nona Shelly kembali ke rumahnya untuk keamanan Nona Shelly sendiri." Kenzo menoleh ke Shelly.

Andrea terdiam sejenak, memikirkan ucapan Kenzo. Shelly di sisi Andrea menggeleng.

"Aku masih kepingin bareng Andrea..." Shelly merengek sambil peluk Andrea. Ia enggan berpisah dari sahabatnya.

"Nona Shelly akan membahayakan diri sendiri jika nantinya terjadi penyerbuan seperti tadi, karena Nona Shelly yang tidak memiliki kekuatan apapun di sini." Kenzo berikan alasan masuk akal.

Andrea kulum bibirnya. Ucapan Kenzo ada benarnya juga. Meski dia juga enggan berpisah dari Shelly, tapi justru ini akan membahayakan Shelly jika pertempuran seperti tadi meletus kembali. "Shel..."

Shelly menggeleng, seolah ia sudah tau apa yang akan dikatakan Andrea.

"Ini juga demi kamu dan demi aku, Shel..." Andrea paksakan seuntai senyum ke sahabatnya. "Ini sedang dalam keadaan berbahaya. Aku nggak akan mungkin tega seret kamu ke bahaya apapun. Aku bakalan susah konsentrasi kalau sambil kuatir ke kamu. Mendingan kamu pulang dulu, yah."

"Tapi, Ndre..."

"Kalau keadaan sudah mulai adem, pasti aku bakalan datang ke kamu, kok! Aku janji." Andrea angkat dua jarinya membentuk ikrar.

Shelly menatap Andrea dan Kenzo bergantian. "Iya, deh." Ia pun pasrah. "Tapi beneran janji kamu akan selalu jaga diri dan akan temui aku nantinya, yah!"

"Hu-um, pasti, kok!" Andrea pulaskan senyum hangat.

Seketika Shelly menyesali dirinya kenapa dia tidak dilahirkan sebagai Iblis agar bisa mendampingi dan ikut menjaga Andrea. Dasar gadis lugu dengan pemikiran sederhana.

Akhirnya, diputuskan, Shelly dipulangkan. Kenzo menggendong gadis itu untuk mengantarkan pulang.

-o-o-o-o-o-

Sedangkan di kediaman Dante, dia tampak kacau perasaannya.

Dia sendiri tak paham kenapa dia tersulut emosi ketika Andrea dibicarakan secara vulgar oleh duo kakak-beradik cabul sebelumnya. Ada rasa tidak terima di benak Dante ketika ia membayangkan dua Nephilim cabul tadi akan melakukan ini dan itu pada Andrea.

Kreekkk~

Pegangan kursi dari kayu jati yang digenggam Dante pun perlahan remuk.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.