Devil's Fruit (21+)

Kekacauan Dimulai



Kekacauan Dimulai

0

Fruit 65: Kekacauan Dimulai

Setelah Shelly dipulangkan oleh Kenzo, Panglima itu pun berkata ke Andrea, "Puteri, tampaknya akan ada gelombang kedatangan Iblis ke arah sini. Hamba bisa menciumnya dari jarak jauh."

Andrea langsung kuatir sekaligus lega karena Shelly dipulangkan tepat waktu. "Terus, enaknya gimana, Zo?"

"Seperti kataku sebelumnya, di sini sudah tidak aman. Karena ada Oma dan Opa. Aku kuatir ini akan berdampak ke mereka." Kenzo memberikan pemikirannya. "Lebih baik kita mengungsi dulu sampai keadaan tenang, Puteri."

Iblis pengawal Andrea lainnya mengangguk setuju pada saran Kenzo. Andrea menatap mereka satu-persatu.

"Pindah dulu, yah dari sini?" Ia pun berpikir sejenak. "Oke, aku setuju. Aku juga tak ingin membahayakan Oma dan Opa."

Kemudian, Andrea berbicara pada Oma dan Opa bahwa dia akan pindah sementara di rumah Shelly. Oma agak keberatan karena tak mau cucunya terlalu merepotkan keluarga Shelly. Andrea terpaksa berbohong. lebih baik Oma dan Opa tak tau apa-apa agar mereka tidak perlu kuatir.

Setelah meyakinkan keduanya, Andrea pun berkemas. Ia memasukkan beberapa potong pakaiannya ke dalam Cincin Ruang. Kenzo berencana untuk membawa Andrea dan kelompok mereka ke sebuah pegunungan, sehingga mereka bisa bebas bertempur jika para Iblis memaksa mengejar, tanpa kuatir akan berefek pada manusia.

Sesudah semua siap, Andrea pun berpamitan dengan Oma dan Opa. Ia menahan air matanya agar tidak jatuh, karena dia sendiri tak tau kapan pelarian dia akan berakhir.

Sebenarnya Kenzo menyarankan agar Andrea mengungsi ke Underworld, ke tempat ayahnya—King Zardakh—agar dia lebih aman, namun itu ditolak Andrea tegas-tegas. Maka, pegunungan adalah pilihan satu-satunya.

Oma dan Opa banyak-banyak memberikan nasehat pada Andrea agar hati-hati dan segala macam petuah. Andrea tersenyum sebelum lambaikan tangan ke arah Oma dan Opa.

Ia tak mungkin terbang dari balkon meski itu lebih cepat dan aman. Ia terpaksa berjalan kaki dulu untuk mencapai tempat sepi sebelum nantinya terbang.

Namun, baru saja dia berbelok dari gangnya, dia sudah dihadang beberapa pemuda yang biasa ada di pojokan pos kamling untuk mabuk dan judi.

Melihat Andrea berjalan sendirian—karena mereka tidak melihat Kenzo dan lainnya—mereka segera dekati Andrea. Mereka berusaha menggoda Andrea, apalagi setelah aroma Andrea tercium oleh mereka, itu membuat mereka kian beringas menginginkan Andrea.

Segera saja Kenzo memukul jatuh mereka semua dalam sekali serang meski dia tidak perlu menampakkan diri.

Sayangnya, itu tidak berhenti sampai di situ saja. Masih ada gerombolan pemuda lain yang secara mengejutkan datang ke arah Andrea. Ternyata mereka semua terpicu aroma Andrea yang sedang deras-derasnya keluar tanpa bisa dikendalikan si empunya feromon.

Para pengawal Andrea lekas jatuhkan mereka semua satu-persatu tanpa menyakiti mereka atas perintah Andrea.

Yang lebih gawat, Iblis dan Nephilim mulai muncul dan mengepung kelompok Andrea.

"Astaga, terjadi lagi!" Andrea mengeluh.

Tak lama, baku hantam pun meletus lagi. Kali ini Andrea ikut bertarung. Ia tak mungkin bersembunyi selamanya di balik perlindungan para pengawalnya.

Andrea meloncat dan semburkan bola merah aneh yang lebih kuat dari Troxo ke arah beberapa Nephilim. Ia berhasil menghindar tepat waktu ketika ada Nephilim yang melemparkan jaring cahaya pada dirinya.

Karena ini adalah pertempuran pertama Andrea melawan banyak pihak, ia agak kewalahan. Namun, dia harus terus berjuang untuk hidupnya sendiri atau semua perjuangan Oma dan Opa akan sia-sia.

Andrea berkelit ketika tembakan Zephoro akan mengenai tubuhnya, dan ia membalas dengan lemparan bola energi merah gelap yang dahsyat sehingga berhasil membakar salah satu Nephilim yang mengeroyoknya.

Api itu begitu mengerikan karena membakar sampai tubuh lawannya menjadi abu, tidak menyisakan sedikitpun. Andrea takjub pada kekuatannya sendiri.

Itu membuat Nephilim lain lebih waspada pada Andrea.

Kenzo dan lainnya lega Andrea mulai bisa mengikuti ritme pertarungan dan bisa menjaga dirinya sendiri. Sementara mereka disibukkan dengan ratusan Iblis yang mengepung, Andrea dan Kenzo bergabung untuk melawan para Nephilim yang berjumlah 6 orang tersisa.

Di saat kacau begitu, tiba-tiba ada mobil mendadak berhenti di dekat Andrea. "Cepat masuk, Ndre!"

Andrea menatap sosok yang baru saja datang. "Revka." Ia agak ragu.

"Buruan!" teriak Revka ke Andrea sambil bukakan pintu navigasi untuk Andrea. Sedangkan para budak Revka justru melawan para Nephilim yang mengepung Andrea.

Menyadari kebaikan Revka, Andrea pun meloncat masuk ke dalam mobil Revka.

"Puteri!" teriak Kenzo yang menyadari Andrea sudah masuk ke mobil Revka dan melaju kencang.

Andrea lekas tekan antingnya dan berkonsentrasi sambil ia berujar, "Zo, tenang saja. Aku dengan Revka ini, kami akan menuju arah keluar dari kota. Dan nanti aku menunggu di pinggir kota."

Revka mengangguk ke Andrea. "Duh, untung aja aku cepat datang, yah Ndre..." Nada Revka terdengar sejuk menenangkan. Ia segera mengebut ke arah pusat kota.

"Kok kita ke kota, Rev?" Andrea bingung.

"Aku punya helikopter hebat yang aku parkir di salah satu gedung pencakar langit. Nanti kita dari sana, naik helikopter supaya lebih cepat mencapai pinggir kota tanpa ada hambatan," jelas Revka.

Andrea manggut-manggut percaya.

Sementara kekacauan masih terjadi di area kompleks Andrea yang lumayan sepi, Dante datang dan melihat salah satu anak buah Revka ada di sana. Namun saat dia mencari Andrea, dia tidak menemukan di mana pun.

Dante melesat ke Kenzo untuk menanyakan Andrea. "Mana Andrea?"

Kenzo yang sedang fokus bertarung tidak segera menjawab. Ia tak ingin Dante menambah keruh suasana.

"Tuan Dante mencari Cambion yang bersama Nona Mulia Revka?" salah satu budak Revka bertanya ke Dante.

Dante menghambur ke anak buah Revka. "Mana mereka?"

"Nona Mulia Revka baru saja membawa Cambion itu menggunakan mobil."

"Ke mana?!" tanya Dante tak sabar.

"Entah, Tuan." Dan budak itu pun hentikan pertarungan mereka pada sesama Nephilim di depannya.

Dante kerutkan keningnya. Ia mengaitkan ucapan budak itu dan tingkah para budak Revka yang segera berhenti bertarung begitu Revka pergi. 'Gawat! Revka akan melakukan sesuatu ke Andrea!' batin Dante kuatir dan ia pun segera melesat ke udara, bermaksud untuk melacak keberadaan Andrea.

Dante mengerahkan indera penciumannya untuk mencari aroma Andrea meskipun sedikit asalkan bisa, maka ia akan mudah mencari sang Cambion. Apakah dia tidak mau mangsanya direbut Nephilim lain seperti yang dia raungkan pada Nephilim lain sebelumnya?

Sementara, saat ini, Revka sudah membawa Andrea ke sebuah pusat kota yang tentu saja sangat ramai karena ini sudah malam dan segala hiburan bisa ditemukan di sana.

Revka menggandeng Andrea ke sebuah gedung setelah dia memarkirkan mobil secara sembarangan di tepi jalan. Andrea patuh dan mengikuti Revka.

Ternyata Revka menarik Andrea masuk ke sebuah klub malam yang sedang ramai.

"Rev, kok ke sini?" Andrea bingung.

"Helikopternya ada di atas gedung ini," kilah Revka sambil terus tarik Andrea.

Seketika mata orang-orang yang sedang sibuk sendiri-sendiri, langsung tertuju pada Andrea dan Revka.

Andrea merasa tidak nyaman. Itu menyebabkan feromonnya keluar tanpa bisa ia cegah. Dengan begitu, keadaan berubah kacau. Para pemuda bagai dihipnotis dan mendatangi Andrea.

Bau Andrea yang menguar keluar tadiakhirnya berhasil tercium oleh Dante. Ia lekas memburu ke lokasi.

Sedangkan Andrea merasa ketakutan akan banyaknya lelaki yang mendekat. Apalagi, tiba-tiba pegangan tangan Revka terlepas dan mereka terpisah. "Rev!" Ia mencari Revka.

"Andrea! Andrea!" Revka seolah diseret beberapa pria ke arah lain menjauhi Andrea. Ia menggapai seakan ia tak berdaya pada para pria yang menyeret dia ke sebuah ruangan.

Andrea terbelalak. Ia bingung bagaimana menyelamatkan Revka. Andai Andrea tau, bahwa keadaan ini memang dirancang oleh Revka sendiri. Ia menaburkan bubuk feromon kuat ke tubuhnya sehingga para pria juga mengejar dirinya.

Sayangnya, Andrea tidak tau skema Revka. Ia masih digiring ke arah tengah panggung. Ia bingung, apakah yang harus ia lakukan? Memukul semua pria itu? Tapi mereka manusia! Andrea tidak mau menyakiti manusia satupun!

Kedua tangannya dipegangi beberapa pria sambil ia dinaikkan ke panggung terang benderang yang mendapat sorotan lampu dari bawah dan atas. Beberapa pria ikut naik dan mulai memegangi Andrea. Mereka mulai mengendus-endus tubuh Andrea, bahkan beberapa tangan sudah menggerayangi dada menjulang Andrea.

"Jangan! Jangan!" Andrea panik. Terlebih ketika kaosnya dirobek paksa dan ia terpaksa tangkupkan dua lengan ke depan dadanya yang terekspos.

"Astaga, payudara yang sempurna!"

"Dia milikku!"

"Aku ingin menyentuhnya!"

"Tidaaakkk! Jangaaannn!" jerit Andrea ketika dua tangannya dibuka oleh para pria dan yang lainnya segera meremas kedua payudaranya. Bahkan beberapa pria mulai meraih celana jinsnya dan memelorotkannya. "Jangaannn!" Andrea menangis ketakutan. Tampaknya dia akan diperkosa massal.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.