Devil's Fruit (21+)

Mulai Mengurus Kulit Para Serigala



Mulai Mengurus Kulit Para Serigala

0

Fruit 91: Mulai Mengurus Kulit Para Serigala

Rupanya Raja Serigala itu berjiwa besar dan mengakui kekalahannya. Dia rela menyerahkan nyawanya ke Andrea yang sudah berhasil mengalahkan dia. Dia hanya butuh berpamitan untuk terakhir kalinya dengan sang istri yang keluar membawa anak-anak mereka yang masih bayi dari gua, dan sang Raja mengendus satu demi satu bayi serigala dia.

Bayi-bayi itu masih sangat kecil dan lucu. Semuanya baru bisa membuka mata namun jalannya masih terhuyung-huyung menggemaskan. Mungkin baru lahir beberapa hari lalu.

Andrea sebenarnya tidak tega, namun dia tak bisa menahan hasrat untuk memiliki bulu indah dan duri besar di punggung Raja Serigala.

Raja Serigala sudah berpesan ke istrinya untuk tidak mencari gara-gara dengan Andrea dan Dante. Ia juga menegaskan pada kelompoknya untuk menjauhi dua orang tersebut.

Setelah itu, Raja Serigala membiarkan Dante untuk mengiris lehernya. Semua serigala saling melolong seolah mengiringi kepergian sang pemimpin ke alam lain.

Dante menggotong mayat Raja Serigala dan menyerahkannya ke Andrea untuk disimpan di Cincin Ruangnya. Andrea juga mengambil semua mayat serigala yang ada di sana dan mengucapkan terima kasih dan maaf kepada seluruh gerombolan serigala yang patuh pada maklumat terakhir raja mereka untuk tidak menyerang Andrea dan Dante.

Setelah itu, Dante menggendong Andrea bagai bridal dan keduanya membumbung tinggi ke angkasa untuk kembali ke tempat mereka semula, di pohon besar yang berlubang bagai perahu kecil.

Andrea menggoyang-goyangkan kakinya sambil masih terbang dalam gendongan Dante. Ia melingkarkan kedua lengan di leher Dante sembari bersenandung kecil. Hatinya riang dan puas. Semua berjalan sesuai dengan rencana dia. Otaknya sudah mulai berpikir mengenai bulu dan duri Raja Serigala.

"Kenapa kau meringis menakutkan begitu? Apa lagi kejahatan yang sedang kau rencanakan?" tanya Dante sambil tatap Andrea di gendongannya.

"Dih, kepo banget, hihi!" Andrea malah cubit cuping hidung Dante. "Nanti juga kau akan tau kejahatanku selanjutnya, fufufuu..."

Sesampainya mereka di dahan pohon besar itu, malam sudah sangat larut. Andrea berjalan ke cekungan favorit dia dengan dua tangan terentang lebar sambil menguap usai Dante menurunkan dia. "Aku sangat lelah dan ngantuk."

Andrea mulai rebahkan tubuhnya ke cekungan itu setelah ia mengeluarkan selimut-selimut dari Cincin Ruang. Dalam waktu tak ada dua menit, selimut sudah ditata sedemikian rupa. Ia kemudian menoleh ke Dante. "Hei, kau tidak tidur di bawah lagi? Siapa tau nanti ada kawanan hewan lainnya yang berbulu indah yang bisa aku panen?"

Dante mendecih sebal. Jelas-jelas Andrea sedang meledek dia dengan sindirian yang memerahkan telinga. "Lebih bijak jika aku menjagamu di sini saja. Kau tak bisa terbang, makanya kau harus bergantung padaku!" Dia mulai lepas baju atasannya dan rebah di selimut.

"Woi, woi..." Andrea yang masih duduk di selimut, segera menghardik. "Enak sekali kau ini! Badan bau keringat, basah, langsung saja main baring! Selimutku bisa bau tak karuan!"

"Kenapa Iblis kecil sepertimu bisa cerewet sekali?" Dante berlagak heran menatap Andrea yang mendelik lebar. "Jangan ganggu tidurku, oke?" Dia lekas berbaring telentang dan rekatkan dua lengan dia di atas dada lalu segera pejamkan mata.

"Hei, hei, sungguh Tuan Muda yang hebat sekali kau!"

"Apa lagi? Butuh kupeluk agar tidak kedinginan? Bicara saja dan lekas kemari!"

"Tidak sudi!"

"Ya sudah, diam."

Andrea mendengus tak puas, namun tak bisa berbuat apa-apa selain diam dan turut rebah di samping Dante dengan agak bersusah payah karena sempitnya cekungan. Mau tak mau, dia harus berbaring miring supaya bisa lebih nyaman tak berdesakan.

Satu jam kemudian, Andrea sudah lelap. Dante membuka matanya dan tatap langit sejenak sebelum akhirnya dia ikut berbaring miring ke arah Andrea dan memeluk gadis itu dari belakang. Namun, masih juga dia tak bisa tidur.

Usil, Dante pun balikkan tubuh Andrea sehingga berbaring menghadap ke arahnya. Mendengus senang, Dante pun memuaskan hatinya menatap wajah lelap Andrea yang terlihat tentram damai. "Tak kusangka kau ini begitu gigih dan kuat, Iblis kecilku..." bisik Dante sambil menelusuri lekuk bibir Andrea.

Karena Andrea tidur bagai mayat, gadis itu tidak merasakan sama sekali sentuhan-sentuhan Dante. Apalagi ketika Dante menaikkan dagu dia sehingga bibirnya berhasil dipagut Tuan Nephilim.

Namun, baru saja memagut sebentar, Dante teringat kalimat sindiran Andrea. 'Iya, babi cantik menawan yang bolak-balik kamu ciumi'. Seketika, Dante melepaskan pagutannya dari bibir Andrea. Ia bertanya dalam hati, 'Apakah aku ini sedang menciumi babi?'. Segera, dia merasa frustrasi sendiri. Ia pun berjanji takkan mengejek Andrea lagi jika itu nantinya akan merugikan dia sendiri.

Akhirnya, Dante hanya memeluk Andrea, membawa wajah cantik itu ke dadanya dan ia bisa merengkuh erat penuh proteksi, sekaligus posesif.

-0-0-0-0-

Paginya, ketika Andrea membuka mata, dia langsung memukul dada Dante dengan penuh sumpah serapah yang hanya bisa terwakili dengan banyak bunyi 'piip'. Dante ingin tertawa tapi ditahan.

Setelah Andrea menanam harta karun seperti kebiasaannya tiap pagi, ia pun mulai memanggang daging dibantu pedang besar Dante.

Usai sarapan, Andrea mulai mengeluarkan banyak mayat serigala. Dante membelah tengkorak semua mayat itu dan mengeluarkan banyak kristal inti mereka. Setelah itu, Andrea meminta Dante menguliti semua mayat serigala.

Ketika ditanya untuk apa, seperti biasa, Andrea menjawab penuh rahasia sambil memulaskan senyum manis di wajahnya.

Dante tidak bisa menolak permintaan Andrea. Percuma juga. Maka, ia pun mulai menguliti satu demi satu mayat serigala hingga mayat Raja Serigala. Untuk yang terakhir, Andrea meminta Dante berhati-hati jangan sampai merusak bulu sang Raja dan juga durinya.

Mayat yang sudah dikuliti, dagingnya juga dipisahkan dari tulang-tulangnya agar bisa diolah menjadi bahan makanan bagi mereka berdua karena kebetulan daging sapi besar yang dulu sudah habis pagi ini.

Andrea juga mulai mengurus kulit-kulit serigala yang menumpuk bagai gunung kecil. Dengan tenaga telekinesis dia yang mulai terampil, Andrea bisa membuat sepotong utuh kulit melayang di udara, dan dia bisa keluarkan beberapa bola Troxo yang juga ia kendalikan untuk memurnikan kulit tadi, menghanguskan semua otot dan lemak yang menempel serta membunuh semua kuman.

Berkat kekuatan Andrea yang makin tinggi dalam telekinesis, pekerjaan sebanyak itu bisa lebih cepat diselesaikan ketimbang pertama kali Andrea melakukannya dengan kulit beruang. Tak sampai petang, semua kulit serigala berhasil dimurnikan.

Andrea menatap senang ke kulit Raja Serigala. Bulunya biru es cantik sekali. Pelan-pelan, dia mengeluarkan duri sebesar jari orang dewasa dari kulit tersebut. Ada sekitar 90 lebih duri yang berhasil dia dapatkan.

Dante diam tak membantu. Ia lebih suka mengamati saja di dekat Andrea setelah semua pekerjaan dia dengan daging-daging tadi selesai.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.