Devil's Fruit (21+)

Dasar Anjing Penganggu!



Dasar Anjing Penganggu!

0

Fruit 81: Dasar Anjing Penganggu!

=[[ Author POV ]]=

Dante lekas menyingkir dari tempatnya sambil membawa Andrea. Mereka tak menyangka anjing tadi bisa terbang.

"Ya ampun! Dunia gila ini! Ada sapi kayak anjing, sekarang ada anjing punya sayap!" Andrea terpekik heran. Harusnya dia tak perlu heran jika ingat seperti apa karakter Pangeran Djanh.

Dante sibuk terbang menghindar dari sergapan anjing yang gesit memburu mereka. Dengan satu tangan, dia menggendong Andrea. Tangan satunya mengeluarkan Pedang Rogard. Ia tak mungkin terus menghindar dari sergapan Anjing Sayap Hitam itu.

Pedang petir Dante pun menebas ke arah Anjing Sayap Hitam. Pantas saja tadi mereka tak melihat sayap yang terlipat di tubuh anjing, karena hewan itu sendiri memiliki bulu hitam kelam.

Anjing itu menghindar dari tebasan pedang petir Dante begitu lincahnya. Dante terus berikan tebasan sambil dia terbang mundur menggendong Andrea.

Andrea tak mau diam menyaksikan tanpa berbuat apa-apa. Meski kemampuan terbangnya menghilang, kekuatan lainnya pasti masih ada.

Dhuar!

Terbukti dengan Andrea melepaskan tembakan bola merah kelam ke arah anjing di depan mereka yang secara agresif terus memburu keduanya. Namun, kegesitan anjing itu patut diacungi jempol. Andrea sudah melancarkan tembakan bola merah ke berbagai arah, namun anjing itu masih juga bisa menghindari semuanya.

Serangan Andrea justru merubuhkan beberapa pohon di sekitar mereka.

Anjing Sayap Hitam sangat cekatan menghindari semua serangan Andrea, juga tebasan pedang Dante. Kegesitan cara terbangnya benar-benar memukau. Sayapnya bisa bermanuver meski di medan banyak pohon tinggi begitu. Bahkan dia bisa melipat kakinya sehingga makin membuat mudah dia terbang.

Dante tak mau menyerah. Dia terus tebaskan pedangnya meski terus saja berhasil dihindari anjing hitam itu.

Andrea membantu dengan bola merahnya yang berbahaya.

Nyatanya, serangan mereka selalu luput. Bahkan area sekitar situ sudah mulai terbakar oleh api milik Andrea. Mereka tak mungkin turun karena sudah banyak api mengelilingi tempat tersebut.

Saat anjing itu terus merangsek maju ke dua orang itu, Dante tebaskan pedangnya ke anjing tersebut karena jarak sudah makin dekat. Sayangnya, tebasan Dante dihindari dan anjing hitam sudah sampai di depan mereka sangat dekat, siap merobek mereka berdua menggunakan taring panjangnya.

"Arrghh!"

Andrea memekik sambil pejamkan mata dan dorongkan tangannya ke depan.

Wess!

Tak disangka-sangka, anjing itu bisa terdorong mundur. Mereka bertiga sama-sama kaget. Terutama Andrea.

"Kekuatan telekinesis aku..." Ia termangu sejenak, karena anjing itu kembali maju untuk menyerang. "Dante, terbang lebih tinggi!"

Dante menuruti dan ia terbang makin tinggi membumbung ke langit, diikuti anjing tadi.

Ketika anjing makin mendekat ke arah mereka, Andrea mencegah Dante menebaskan pedangnya. "Biar aku saja!"

Dengan memfokuskan pandangannya ke Anjing Sayap Hitam yang terbang cepat naik mengejar keduanya, Andrea kumpulkan kekuatan di telapak tangannya dan ia hempaskan ke arah anjing yang langsung terjatuh hingga ke tanah.

Anjing itu meraung marah ketika berhasil dihempas tenaga telekinesis Andrea dan mengakibatkan dia terkurung di kebakaran. Api merah kelam Andrea takkan berhenti membakar jika belum menjadi abu.

Anjing itu tau situasi dia dalam bahaya, makanya ketika api nyaris menyentuh tubuhnya, ia akan terbang lagi.

"Dante, sekarang! Petirmu!" teriak Andrea.

Dante merespon dengan acungkan ujung Pedang petir Rogard ke arah anjing yang sedang panik menghindari api. Petir itu menerjang si anjing, mengurungnya di bawah sana.

Namun, Anjing Sayap Hitam tak mau menyerah. Dia tetap berusaha terbang ke atas. Sayangnya, Andrea sigap dan kembali hempaskan kekuatan telekinesisnya pada tubuh anjing itu hingga akhirnya apinya berhasil menyentuh tubuh Anjing Sayap Hitam dan lekas membakar hewan ganas itu.

Nyala api kelam menyala-nyala hebat disertai raungan menyedihkan si Anjing Sayap Hitam yang tubuhnya terus dilahap api.

Dante dan Andrea lega.

Akhirnya mereka berhasil menjatuhkan hewan buas yang sangat gesit itu.

Semua berkat kerja-sama keduanya.

Cupp!

Andrea memegangi pipi dia yang baru saja dikecup Dante. Ia kerutkan kening, cemberut. "Apaan, sih?"

"Itu aku mengembalikan kecupan pipi darimu yang tadi," jawab Dante, enteng.

"Bohong! Kau pasti sengaja melakukan ini, dasar Nephilim pendusta!" Andrea pukuli dada Dante, kesal setengah mati.

"Hei, jangan protes atau aku akan cium lagi!"

Andrea langsung bungkam, berhenti merajuk. Dante memang sering berbuat seenaknya sejak dulu dia mengenal pria itu. Andrea merasa kesal sampai ubun-ubun. Baru kali ini dia merasa kalah.

"Kau curang..." desis lirih Andrea.

"Rupanya kau minta dicium lagi, heh?" Dante menoleh ke gadis itu yang gelagapan.

"Enggak! Aku nggak protes, kok! Aku memaksudkan itu... itu si anjing yang curang!" Andrea terus menunjuk ke arah Anjing Sayap Hitam yang mulai hangus.

Sedangkan kebakaran juga mulai padam sendiri begitu sudah tak ada rumput atau pohon yang bisa dibakar. Itu karena lebih banyak area tanah lapang berpasir daripada semak dan pohon.

"Ya, ya, anjing sialan emang dia!" gerutu Dante, seolah-olah percaya kilahan Andrea, padahal tidak. "Dia memang anjing pengganggu! Mati saja sana anjing pengganggu!"

"Kenapa dibilang anjing pengganggu?" debat Andrea. "Dia anjing bersayap, bukan anjing penganggu."

Dante picingkan mata seakan tak setuju dengan opini Andrea. "Bagiku dia pengganggu. Dia sudah mengganggu keasyikan kita tadi."

"Keasyikan kita?" Andrea senyum meledek. "Sepertinya itu hanya keasyikan kamu sendiri, Dante."

Mata Dante mengerling penuh arti ke Andrea. "Oh ya? Benarkah hanya aku saja yang merasakan keasyikan itu tadi? Kau tidak?" Ia makin dekatkan wajahnya ke Andrea.

Andrea gunakan satu tangannya untuk mendorong wajah itu lebih jauh darinya. "Memang, kok! Kau yang memaksa itu terjadi. Akui saja!"

"Hah!" Dante menyeringai penuh ejekan ke Andrea. "Sepertinya tadi ada yang berkali-kali mendesah waktu kuciumi dan kuremas—mmpphh!"

Dante sudah tak bisa melanjutkan kalimatnya karena mulutnya telah terlanjur dibekap telapak tangan Andrea.

"Berisik!" hardik Andrea sambil tatap sengit ke Tuan Nephilim.

Hati Dante melonjak girang. Lagi-lagi dia yang memenangkan sesi debat ini.

"Turun, gih!" Andrea alihkan pembicaraan ke hal lain. "Kayaknya udah padam semua. Tuh si anjing udah jadi onggokan abu."

Dante ikut melihat ke bawah, dan memang mayat anjing itu sudah  berubah menjadi onggokan abu seperti yang diperkirakan. Api ciptaan Andrea memang mengerikan. Biasanya api dari para Iblis hanya menghanguskan atau melukai saja, namun api milik Andrea berbeda.

Apinya hanya bisa berhenti jika obyeknya sudah menjadi abu.

Dante pun mulai melayang turun bersama Andrea. Begitu kaki mereka menjejak ke tanah, Andrea lekas mencari-cari kristal inti si anjing.

"Fyuuhh! Untung aja kristal intinya nggak jadi abu juga." Ia menggosok-gosok kristal inti berwarna hitam yang kusam tertutup debu abu ke bajunya dan kemudian nyala cemerlang kristal itu pun terkuak setelah dibersihkan. "Cantik!" Ia pun lemparkan kristal itu ke dalam cincinnya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.