Devil's Fruit (21+)

Hirarki dan Fallen Angels



Hirarki dan Fallen Angels

Fruit 57: Hirarki dan Fallen Angels

Sementara di bukit, tempat Kenzo dan Andrea asyik mengobrol tenang....

"Zo, ayahku Raja kuat di dunia bawah, yah?" tanya Andrea. Entah kenapa dia tiba-tiba saja beralih ke topik seperti ini. Apakah ia murni ingin tau tentang sang ayah atau sedang mengorek informasi tentang si ayah?

"Ya, Baginda Raja adalah salah satu dari 9 raja terkuat dari ras Incubus di Underworld." Ada nada bangga di suara Kenzo. Raja Zardakh adalah kebanggaan Kenzo, sekaligus idola, dan juga dewa penyelamat Kenzo.

Dulu, King Zardakh menyelamatkan Kenzo kecil ketika keluarga bangsawan milik Kenzo diserang oleh keluarga bangsawan lainnya. King Zardakh terpaksa turun tangan untuk menghentikan kekacauan perang wilayah di kerajaannya.

Ketika King Zardakh melihat Kenzo yang menangis di sudut puing-puing rumahnya, sang Raja tanpa pikir dua kali langsung membawa Kenzo dan membesarkannya serta mengajarinya cara bertarung dan menggunakan senjata, hingga akhirnya Kenzo diberikan kepercayaan sebagai salah satu Panglima kepercayaan King Zardakh.

Itulah kenapa Kenzo begitu memuja dan mematuhi semua perintah Zardakh.

"Tuan Puteri, apakah Tuan Puteri tau bahwa para Iblis itu dulunya adalah para Malaikat Surga?"

Andrea menoleh, tertarik untuk tau. "Kenapa bisa begitu?"

"Itu karena mereka tidak sudi berlutut dan mengakui manusia sebagai makhluk yang lebih tinggi dari mereka."

"Ternyata begitu! Hahaha... mereka keras kepala, yah!"

Kenzo ikut terkekeh. "Iya, bangsa kami memang bisa dikatakan sangat keras kepala, hahah..."

"Memangnya ada berapa saja yang membangkang waktu itu?"

"Ada banyak sekali, Puteri. Mereka dipimpin oleh Yang Paling Mulia Baginda Lucifer."

"Oh, ternyata biang keroknya Lucifer, yah!"

"Iya. Baginda Lucifer memimpin pasukan Malaikat yang memihak dia untuk menyerang manusia, akhirnya mereka semua dihukum di dunia bawah, sedangkan Baginda Lucifer diharuskan menjaga Neraka hingga sampai kapanpun."

"Apakah dunia bawah berbeda dengan Neraka?"

"Berbeda, Tuan Puteri. Dunia bawah itu seperti dunia tempat tinggal khusus untuk para Iblis, sedangkan Neraka adalah tempat bagi para terhukum, yaitu manusia."

"Kalau aku mati, apakah aku akan ke Neraka?" Andrea ingin tau.

"Tentang itu, tak ada yang tau, Puteri. Bukan kapasitas siapapun untuk bisa menimbang seseorang ataupun untuk menghakimi seseorang apakah dia akan ke Surga atau ke Neraka. Bukan hak siapapun kecuali hak yang menciptakan alam semesta."

Andrea manggut-manggut paham. Ucapan Kenzo ada benarnya juga.

"Hei, Lucifer itu seperti apa, sih? Pasti dia sangat mengerikan sekali."

Kenzo terkekeh. "Tuan Puteri salah besar."

"Kok?"

"Baginda Lucifer sangat amat tampan rupawan. Dia adalah Malaikat paling tampan di Surga. Apalagi dia dari hirarki tertinggi di Surga."

"Apa itu? Hirarki tertinggi? Kasta? Mereka punya kasta di Surga?"

"Tentu saja punya. Semua makhluk hidup di mana pun pasti akan hidup dalam hirarki sendiri-sendiri. Nah, Baginda Mulia Lucifer... dia dari hirarki Seraphim."

"Sera—phim?" ulang Andrea dengan nada tanya.

"Seraphim adalah kasta tertinggi Malaikat. Mereka punya 6 sayap dan kekuatan mereka sangat besar. Fallen Angel yang termasuk di kasta Seraphim selain Baginda Mulia Lucifer, ada Baginda Beelzebub, Baginda Leviathan, Baginda Asmodeus—leluhur kami para Iblis Lust."

"Waahh..." Andrea terlihat takjub.

"Baginda Lucifer, Beelzebub, dan Leviathan... trio itu adalah Fallen Angel pertama."

"Oh~" Andrea manggut-manggut. "Lalu, hirarki selanjutnya? Di bawah apa tadi? Seraphim?"

"Di bawah Seraphim, ada Cherubim. Baginda Azazel dan Baginda Berith adalah Fallen Angel dari Cherubim."

"Humm... nama-nama mereka seperti tidak asing..." Andrea ketuk-ketukkan telunjuk ke dagu. "Lalu di bawah itu?"

"Ada hirarki Thrones, ada Baginda Astaroth, Verrine, Gressil, dan Soneillon. Di bawahnya lagi ada hirarki Power, Dominion, and Virtue. Ada Iblis Carreau, Carnivale, Oeillet, Rosier, dan Belial. "

"Aku pernah mendengar soal Malaikat Archangel." Andrea terlihat tertarik pada topik kali ini.

"Oh, iya. Hirarki Archangel, Principalities itu setara dan termasuk hirarki bawah sebelum hirarki Angel biasa. Iblis Verrier dan Olivier adalah Fallen Angel dari hirarki tersebut. Ah! Kalau tidak salah... ayah dari Dante adalah Archangel Mikael di Surga."

"Huff! Aku tak peduli siapa ayah dia," sungut Andrea, jadi teringat kembali pada lelaki yang membuat dia kacau belakangan ini. Ia memeluk lututnya. "Zo, apakah di Neraka hanya dijaga Lucifer saja?"

"Tidak, Puteri. Ada 7 Pangeran besar di sana yang menjaga Neraka."

"Siapa saja?"

"Baginda Lucifer, Baginda Mammon, Baginda Asmodeus, Baginda Leviathan, Baginda Beelzebub, Baginda Satan, dan Baginda Belphegor. Tapi keluarga besar mereka masih ada di Underworld, di puncak tertinggi di beberapa sudut penting Underworld."

"Zo, katamu... aku akan jadi Puteri Mahkota?"

Kenzo mengangguk. "Benar. Anda akan jadi Puteri Mahkota sesuai dengan keputusan dari Yang Mulia Zardakh. Puteri nantinya akan menggantikan Baginda Raja Zardakh, memimpin klan dan negeri Orbth."

Andrea hembuskan napas kuat-kuat seraya pandang langit. "Memangnya tak ada yang lain yang bisa jadi pemimpin di sana? Kenapa harus aku?"

"Karena Tuanku Zardakh sudah bisa merasakan potensi luar biasa Tuan Puteri. Kekuatan Tuan Puteri nantinya akan sangat besar dan berpengaruh. Rajaku bisa merasakan itu, makanya Baginda tidak memberikan gelar terhormat itu pada anak-anak Baginda yang lain. Dia percaya, Puteri lebih mampu dibanding semua anaknya."

Andrea putar kepalanya, merasa pusing. "Tapi aku kan tak mau jadi Iblis, Zo." Ia tatap jengkel ke Kenzo. Lalu ekspresinya berubah. "Eh, Zo, apakah Cambion kuat sepertiku ada banyak?"

"Langka, Puteri. Hanya muncul tiap ribuan tahun sekali, itu pun pasti akan dibasmi Nephilim jika ketahuan."

"Siapa saja yang seperti aku begini?"

"Tuan Merlin salah satunya."

"Merlin?!" Andrea membelalakkan mata lebar-lebar. "Merlin yang penyihir itu?"

Kenzo mengangguk.

"Merlin yang ada di legenda King Arthur Inggris?"

Kenzo mengangguk lagi.

"Dia juga Cambion?!"

"Seperti Tuan Puteri. Hebat dan kuat dengan pengaruh yang besar. Incubus Zeus terhebat."

Andrea melongo.

Akhirnya mereka memutuskan pulang karena Andrea sudah mulai merasa tenang dan ini juga sudah jam pulang sekolah. Sebentar lagi pasti Shelly bertandang.

Andrea memacu terbang. Namun, alangkah kagetnya dia ketika sampai di balkon, dia menemui keempat Iblis sedang asyik-masyuk di sana.

"GILA KALIAN SEMUA!" Andrea sampai kibaskan tangan dengan gerakan menampar. Keempat Iblis itu langsung terpental tersebar di udara. "Kalau sampai Shelly lihat, bagaimana?! Kalian memang tak tau aturan! Ini masih rumahku!" raung Andrea sambil hardik keempatnya yang lekas memunculkan pakaian secara ajaib menutupi tubuh telanjang mereka.

Andrea ingin marah. Murka. Dan semua jenis emosi yang ada. Bukan. Bukan karena Dante mengkhianatinya dengan bergumul panas dengan Revka. Bukan itu. Toh Andrea tidak tau. Toh mereka tidak punya komitmen apapun semenjak awal, kecuali hanya sebagai musuh saja.

Sang Cambion kesal karena rumahnya dijadikan sarang kemesuman. Dan kemarahannya yang sebelumnya pun terasa kembali. Dia merasa bagaikan orang lain. Semuanya. Seluruhnya! Baik itu tubuh, dan kini juga bicaranya. Ia serasa palsu. Andrea KW. Duh.

-o-o-o-o-

Siang ini Andrea duduk di teras rumahnya. Shelly belum datang karena katanya ada tugas kelompok yang tak bisa dihindarkan. Oke lah, bersabar itu terkadang perlu. Oma dan Opa juga sedang bekerja. Oma sekarang mulai ikut membantu Opa bekerja di kios buah depan pasar, dan baru akan pulang menjelang petang.

Para Soth masih di atas, di kamar Andrea. Sedangkan Kenzo diam mengawasi Tuan Puterinya dari dalam rumah.

"Eh, dodol. Lo Andrea, kan?" Tiba-tiba, sebuah suara celetukan dari arah pagar halaman membuyarkan lamunan Andrea. "Lo beneran Andrea kucluk itu?"

Andrea menatap Danang yang berdiri di luar pagar. Sudah kesal karena diri sendiri, masih juga kesal dikarenakan bocah tengil, teman masa kecilnya itu. "Anoa kau! Kalau sudah tau ini aku, kenapa masih berkoar saja?! Jangan ribut di depan pagar rumah orang, pria nakal!"

Usai mengucap itu, tak hanya Danang yang kaget. Si empunya kalimat saja ikutan kaget, kok. Sepertinya ini jenis kaget yang menular.

"Lo kayaknya bukan Andrea, deh." Danang memicingkan matanya. "Andrea gak se-alay gitu kalo ngomong ke gue."

Duh, rasanya Andrea ingin melemparkan Rasengan jumbo ke Danang. Ups! Itu kan milik tokoh lain, yah! Bisa-bisanya Andrea mau pakai itu. Astaga~

Gadis Cambion itu tambah kesal saja. Maksud hati mengumpat Danang, malah kalimat aneh yang keluar. Dan memalukan (bagi Andrea). Tadinya ia mengeluarkan kalimat, 'Anjing lo! Kalo udah tau ini gue, ngapain masih ngebacot aja?! Gak usah koar di depan pager rumah orang deh plis, begok!'

Terdengar kasar? Tidak bagi Andrea dan Danang. Mereka sudah terbiasa saling mengumpat dan mengejek tanpa ada rasa tersinggung apapun. Berkat 'hadiah' dari Pangeran Djanh, kini Andrea hanya bisa menelurkan(?) kalimat-kalimat manis dan baik saja.

"Aiisshh!" Kesal yang memuncak, Andrea memilih berjalan ke luar pagar, menuju ke Danang. Astaga, apakah akan terjadi sebuah tindak penganiayaan pada Danang dikarenakan Andrea sudah memuncak kekesalannya?

Tepp!

"Ayo kita ke rumah kamu saja, Nang." Andrea merangkul bahu sahabat kecilnya.

Danang menatap antara heran dan takjub. "Sumpeh, lo cakep banget. Dokter oplas lo siapa, sih? Bisa bikin gue kayak Miminho, gak?"

"Tsk!" decak sang Cambion seraya putar bola matanya. "Lee Min Ho, Nang. Bukan Miminho. Kamu baca majalah abal-abal mana, sih? Sudah, ah! Nggak usah jadi Lee Min Ho. Kamu ini juga udah bagus kok, mirip Shun Oguri."

"Eh, ciyusan lo bilang gue mirip Shun Oguri? Rayuan lo basi bener, panu oplas!" Danang berlagak protes tapi senyumnya lebar terpampang sambil sibuk benahi rambutnya.

Mana mungkin Danang tak tau siapa itu Shun Oguri. Dia adalah bintang utama film preman Jepang, Crows Zero yang sempat booming sampai dibuat sampai 4 kali.

"Halah kamu, bocah nakal! Jadi ingin nonton Crows Zero di rumahmu, nih! Nanti kita lihat bersama apa benar kamu mirip Abang Shun." Andrea pun menyeret Danang menuju rumah si remaja pria yang tak jauh dari kediaman nona Cambion.

Danang mengernyit ke Andrea. "Omongan lu jijikin banget, sumpah! Gue ampe merinding. Perlu gue panggilin dukun?"

"Danang, ish jahat, deh! Aku sebel! Kamu nggak jadi kayak Shun Oguri!"

Danang pasrah. "Wohoho~ jadi gue beneran mirip artis film, dong?" Sebuah senyum senang terhias di wajah Danang. "Beruntung banget gue."

"Iya, iya," jawab Andrea sambil melangkah bersama. "Kamu juga beruntung jalan ama orang cakep, iya kan?" Sesekali lah Andrea ingin menyombongkan 'kelebihan' dadakannya.

"Holoh, elu. Songong sekarang, yee... mentang-mentang sukses oplas."

Andrea mencubit ganas pinggang Danang.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.