Raja Para Dewa

Kemunculan Sosok Bertudung



Kemunculan Sosok Bertudung

0"Panglima Guanjun!"     

"Tuanku!"     

Terdengar teriakan yang bersahutan muncul dari tembok kota. Ye Linyun, Jenderal Heng, Prajurit Ketiga dan pesilat level 9 lainnya pun bernapas lega.     

Semua orang melihat sosok pria berjubah emas keperakan itu dengan penuh semangat, kekaguman dan hormat. Pria itu terlihat seperti dewa, dengan kemilau perak di sekitar tubuhnya saat ia bertempur dengan hewan buas tingkat penguasa itu hanya dalam sekejap mata.     

Energi kekuatan yang tersisa dari serangan Panglima Guanjun berhasil membunuh beberapa hewan buas tingkat puncak. Hal itu mengejutkan semua orang     

Wu~~~~~     

Luka yang menganga pun muncul di tubuh anjing hitam pekat itu saat ia menatap Panglima Guanjun dengan sikap waspada.     

"Bagus! Panglima Guanjun akan membunuh hewan buas tingkat penguasa itu!"     

Raut wajah para pesilat yang tadi putus asa berubah menjadi kegembiraan dan penuh harap. Di mata mereka, Panglima Guanjun adalah dewa yang bisa mengalahkan siapapun di dunia ini.     

Zhao Feng pun bernapas lega saat ia berdiri di puncak tembok kota. Barusan ia sudah mempersiapkan diri untuk melarikan diri jika situasinya berubah menjadi lebih buruk dan mata kirinya telah menganalisa jalur terbaik untuk kabur.     

Saat ini mata kiri Zhao Feng menganalisa Panglima Guanjun dan hewan buas tingkat penguasa itu. Bisa dipastikan kekuatan keduanya telah melampaui level ke 9 di jalur beladiri dan memasuki jalur beladiri murni.     

Shua!     

Panglima Guanjun perlahan turun ke tanah dan melepaskan gelombang angin yang menyapu ke sekitarnya.     

"Panglima Guanjun telah melampaui tingkatan level ke 9 di jalur beladiri dan dengan kekuatannya itu ia bisa memanfaatkan angin di sekitarnya untuk terbang sesaat," Zhao Feng menyimpulkan hasil pengamatannya.     

Terbang adalah impian banyak orang. Meskipun pesilat di jalur beladiri murni tidak dapat terbang, kekuatan yang mereka miliki bisa membuat para pesilat di level ke 9 melihat mereka dengan takjub.     

"Brengsek! Ini dunia manusia. Kembali ke Hutan Awan Langit!" Panglima Guanjun berdiri dengan tegap dan memberikan perintah.     

Dengan tekanan kekuatan di jalur beladiri murninya, ratusan hingga ribuan hewan buas gemetar ketakutan. Jika hewan buas tingkat penguasa tidak ada disini, mereka pasti sudah melarikan diri.     

Peh! Prh!     

Zhao Feng merasakan sedikit tekanan dan desir panas dari mata kirinya yang menjalar di sekujur tubuhnya. Hal itu membuat dimensi di dalam mata kirinya pun bergerak semakin mendekati lebar 3 meter.     

Perubahan ini membuat jantung Zhao Feng berdebar semakin kencang. Sejak ia menyatu dengan mata misterius itu, Zhao Feng merasakan potensi yang semakin meningkat. Saat ini ia merasa level pelatihannya telah meningkat akibat tekanan dari luar. Zhao Feng merasa potensinya di masa mendatang akan melampaui Tubuh Setengah Spiritualnya.     

Saat ia sedang berpikir, pertempuran di bawah sana kembali terjadi.     

Wuuuu~~~~~     

Hewan buas tingkat penguasa mengayunkan cakarnya dan terlihat kekuatan seperti petir hitam menggelegar di langit dan kekuatannya menghancurkan apapun dalam radius 30 meter.     

Kerusakan yang diakibatkannya saja membuat jantung Zhao Feng bergetar. Jika mereka tidak bisa menahan hewan buas tingkat penguasa itu memasuki Ibukota Provinsi Guanjun, maka kerusakan yang diakibatkannya tidak akan bisa dibayangkan.     

Sepuluh Palang Gelombang Kematian!     

Lengan Panglima Guanjun berubah menjadi seberkas sinar perak yang tajam dan dengan cepat sinar menyilaukan itu melesat di udara dan menghancurkan semua serangan hewan buas tingkat penguasa itu hingga berkeping-keping.     

Boom!     

Tanah bergetar saat lapisan debu menutupi udara disekitarnya. Dalam sekejap mata, kedua sosok itu pun menghilang dari pandangan mata karena terselimuti debu.     

Peh! Peh! Boom----     

Panglima Guanjun dan hewan buas tingkat penguasa itu dengan cepat saling bertarung dan sisa energi yang dihasilkan dari pertempuran keduanya membunuh beberapa burung di sekitarnya. Kedua sosok yang tengah bertarung itu sebenarnya kecil jika dibandingkan dengan hewan buas mematikan lainnya. Namun aura yang dipancarkan keduanya membuat hewan buas lainnya gemetar ketakutan.     

Para pesilat di atas tembok kota menahan napas saat melihat pertarungan tersebut meskipun mereka tidak terlalu paham jalannya pertarungan iitu. Hanya Zhao Feng yang bisa melihat semua hal dengan sangat jelas berkat mata kirinya.     

"Kekuatan, kecepatan dan kehancuran.... Bagaimana mungkin seorang manusia bisa mencapai tingkatan seperti itu?"     

Zhao Feng menarik napas dalam-dalam. Karena ia bisa melihat dengan lebih jelas, ia paham seberapa kuatnya pesilat di jalur beladiri murni.     

Pesilat di jalur beladiri murni bisa menentukan nasib sebuah negara di kelompok 13 Negara Awan. Itu sebabnya bahkan seorang raja sekalipun akan sangat menghormati para pesilat di jalur beladiri murni ini. Panglima Guanjun adalah salah satunya dan ia punya kekuatan tak terbatas di Negara Awan Langit.     

Jika seseorang bisa mencapai jalur beladiri murni, waktu pertempuran mereka menjadi sangat singkat namun jurus-jurus yang digunakan akan meningkat drastis.     

Di lapisan debu yang berterbangan itu, hewan buas tingkat penguasa meraung kesakitan dan kobaran api hitam pun mulai mengecil dimana sinar keperakan dari Panglima Guanjun semakin terang dan menyilaukan.     

"Panglima Guanjun hampir tidak terluka sama sekali dan meskipun mereka berasal dari dunia yang sama, teknik dan keahliannya lebih bagus." Zhao Feng menatap kedua sosok itu.     

Wu...     

Rasa takut dan waspada mulai muncul di mata hewan buas tingkat penguasa itu saat ia bergerak mundur dengan cepat. Tindakannya itu membuat ratusan hingga ribuan hewan buas lainnya pun menjadi kalang kabut.     

Melarikan diri?     

Panglima Guanjun tertawa dengan dingin dan mengayunkan lengannya. Saat ia melakukannya, seberkas sinar sepanjang 8 meter terbang ke arah hewan buas tingkat penguasa itu dan melukainya dengan cukup dalam hingga ke tulangnya.     

Sou... Sou... Sou...     

Dua sosok itu meliuk-liuk di antara gerombolan hewan buas itu.     

"Hahaha.. para bajingan itu mundur. Semuanya serang!!"     

"Hewan buas itu punya material yang sangat bagus. Kita bisa menjualnya untuk beberapa keping emas."     

Para pesilat di ibukota Provinsi Guanjun bersorak sorai saat mereka menyerang hingga keluar kota.     

"Nan Gongfan, Zhao Feng, Zhao Yufei dan Feng Hanyue... kita akan mengikuti dan melihat bagaimana guru kita membunuh hewan buas tingkat penguasa itu," Qing Yangshan berkata dengan semangat.     

Di sisi yang lainnya, Bei Moi telah mengikuti kemana Panglima Guanjun pergi.     

"Pasukan, maju!" Jenderal Heng memberikan perintah kepada pasukannya dan para pesilat lainnya menyerang gerombolan hewan buas yang berterbangan di angkasa.     

"Baik," Zhao Feng menganggukkan kepalanya dan ia bersama murid lainnya pun pergi mengejar si Panglima Guanjun.     

Zhao Feng sangat tertarik ingin mengetahui bagaimana pesilat di jalur beladiri murni bertarung. Mata kirinya masih bisa melihat pemandangan tempat Panglima Guanjun dan hewan buas tingkat penguasa itu bertarung.     

Setelah melakukan pengejaran hingga puluhan kilometer, Panglima Guanjun dan hewan buas tingkat penguasa itu berhenti di dekat sebuah hutan. Hewan buas itu sudah terluka parah dan darah terlihat menetes dari luka-lukanya saat anjing hitam itu berlutut di tanah dan tak bisa bergerak lagi.     

Tubuh Panglima Guanjun mendadak kaku dan ia tidak bergerak sama sekali.     

Hm? Situasi seperti apa ini?     

Zhao Feng sedikit penasaran. Saat itu, Bei Moi yang berada sejauh 8 kilometer dari Panglima Guanjun tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi. Namun Zhao Feng yang berada sejauh 10 kilometer bisa melihatnya: hewan buas tingkat penguasa itu berlutut bukan karena Panglima Guanjun, namun karena berhadapan dengan sesuatu yang ada dibelakangnya.     

"Siapa disana!?"     

Panglima Guanjun terlihat sangat serius saat ia memancarkan kekuatan energi batinnya yang menakutkan.     

"Ckckck.. Ada Yuefan si pesilat dari Ibukota Provinsi Guanjun..."     

Sosok bertudung itu duduk diatas seekor burung hitam. Di balik tudung itu, sepasang mata biru sedingin es menatap Panglima Guanjuan sambil tertawa.     

Itu dia!     

Jantung Zhao Feng berdebar-kencang saat ia melihat kejadian sejauh 10 kilometer darinya itu. Ia telah melihat orang itu di hari ia menjalankan misi menghabisi para penjahat dan Zhao Feng merasa gerombolan hewan buas itu ada hubungannya dengan orang bertudung itu.     

"Kenapa kau mengontrol gerombolan hewan buas ini untuk menyerang kota dan desa tempat manusia berada? Apa kau tidak takut dengan kelompok 13 Negara?" Panglima Guanjun berteriak dan seberkas sinar berkilat di matanya.     

Pah!     

Burung hitam itu mengepakkan sayangnya dan gelombang angin hitam menggulung ke arah Panglima Guanjun. Ekspresi Panglima langsung berubah saat ia bergerak mundur sejauh 10 meter. Dalam sekejap mata, tempat dimana ia tadi berdiri telah hancur dan anjing hitam tingkat penguasa itu melolong kesakitan lalu kemudian mati.     

Si~~     

Melihat kejadian itu Zhao Feng langsung menarik napas dalam-dalam dan bergidik ngeri.     

Burung hitam tunggangan sosok bertudung itu setidaknya dua kali lebih kuat dari si anjing hitam. Sayangnya Zhao Feng hanya bisa melihat kejadian itu dari jauh, bukan pembicaraan mereka.     

Saat mereka berbicara, raut wajah Panglima Guanjun terlihat semakin kelam.     

"Ckckck... Permainan hari ini selesai disini..."     

Akhirnya, sosok bertudung itu menatap ke arah Bei Moi dengan sepasang mata biru sedingin esnya sebelum Bei Moi sampai di tempat itu lalu menghilang di angkasa.     

Saat Bei Moi tiba, sosok bertudung yang misterius dan burung hitam itu sudah terlihat seperti titik hitam di angkasa.     

"Guru, apa yang terjadi? Siapa dia?" tanya Bei Moi dengan penasaran saat ia melihat ke arah dimana sosok bertudung itu lenyap.     

Panglima Guanjun terdiam beberapa saat lalu menghela napasnya. "Bahaya telah datang mengintai ke 13 negara di Hutan Awan Langit... Namun ini juga kesempatan yang baik untukmu..."     

Saat ia berkata demikian, ia menatap murid-murid di belakangnya dengan penuh harap.     

Sebuah kesempatan?     

Zhao Feng, Qing Yangshan, Feng Hanyue dan Zhao Yufei pun telah tiba disana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.