Raja Para Dewa

Menantang Murid Inti (2)



Menantang Murid Inti (2)

0_Klan Bulan Patah, di dalam sebuah taman yang indah....._     

He! Boom! ....     

Seorang pemuda tanpa ekspresi sedang berlatih tanding dengan dua orang pemuda. Sinar berterbangan di udara dan semua sisa-sisa ledakan kekuatannya bisa menghancurkan besi.     

Pemuda tanpa ekspresi itu sanggup bertarung dengan kedua pemuda sekaligus. Sebuah lapisan air berwarna biru gelap menyelubunginya dan memiliki tekanan yang sangat kuat. Hanya dengan berdiri di dekatnya saja bisa membuat pesilat bisa di tahapan Alam Bumi Tinggi bisa muntah darah.     

"... Warisan Air Hitam ini memang salah satu warisan terkuat di Istana Puncak Yang Melayang,"     

Master Hai Yun duduk di sebuah batu besar dan berkata untuk memujinya. Pemuda tanpa ekspresi itu adalah Bei Moi dan dua orang pemuda lainnya adalah Quan Chen dan Yuan Zhi, dua murid Master Hai Yun yang lainnya.     

Quan Chen berada di puncak level langit keempat dan menjadi peringkat kelima murid inti. Sedangkan Yuan Zhi berada di level langit kelima dan menjadi peringkat ketiga murid inti.     

Keduanya tidak bisa mengalahkan Bei Moi yang paling muda di antara mereka, bahkan saat mereka menggabungkan kekuatannya. Bei Moi telah mencapai puncak level langit keempat dan ia bisa memukul mundur kedua seniornya.     

Quan Chen dan Yuan Zhi terkejut. Sejak Bei Moi keluar dari Ujian Istana Puncak, tingkat perkembangan pelatihannya meningkat dengan sangat pesat. Kekuatan gabungan Yuan Zhi dan Quan Chen bisa dengan mudah mencabik-cabik pesilat biasa di level langit keempat. Namun mereka berdua bahkan tidak bisa menembus pertahanan Bei Moi.     

Sepertinya ada pusaran angin tanpa dasar yang menyelubungi Bei Moi dan membuat semua serangan mereka seperti tenggelam ke dalam lautan yang dalam.     

"Air Surga Membelah Gunung!"     

Bei Moi mengayunkan tangannya dan sebuah gelombang air biru gelap tiba-tiba meluas dan dengan sebuah ledakan membuat Yuan Zhi dan Quan Chen terpental jauh.     

Yuan Zhi terpental hingga 10 langkah sebelum akhirnya berhasil menyeimbangkan dirinya. Sedangkan Quan Chen terpental lebih jauh lagi dan ia nyaris saja muntah darah.     

"Terima kasih,"     

Murid inti di peringkat ketiga dan kelima yang bekerja sama itu tidak bisa mengalahkan Bei Moi!     

"Bagus! Bagus! Moi, kau sudah berkembang pesat. Dalam waktu dua tahun lagi, tidak akan ada pesilat di generasi muda saat ini yang bisa bertarung melawanmu," Master Hai Yun memujinya.     

Yuan Zhi dan Quan Chen berdiri di samping guru mereka dengan ekspresi terkejut.     

Quan Chen terlihat penuh kebencian sekaligus tak berdaya. Bei Moi bisa sekuat ini karena ia mendapatkan sebuah warisan. Setiap kali ia memikirkan soal itu, ia akan semakin membenci Zhao Feng. Jika bukan karena Zhao Feng, mungkin ia juga akan bisa menerima sebuah warisan dari ujian itu.     

"Moi, jangan hanya berpatokan pada Klan Bulan Patah. Di Kompetisi Tiga Klan dalam setengah bulan lagi, kau bisa memamerkan kemampuanmu. Saat itulah kau bisa membuatku bangga," ujar Master Hai Yun sambil tersenyum.     

Kompetisi Tiga Klan.     

Quan Chen dan Yuan Zhi saling berpandangan dengan hati yang bergetar. Dengan kekuatan Bei Moi saat ini, ia bisa dengan mudah ikut serta dalam Kompetisi Tiga Klan. Namun buat mereka berdua akan sangat sulit.     

Tepat pada saat itu,     

"Tetua, seseorang sedang membuat masalah di luar!" seorang pelayan berlari masuk.     

Quan Chen berseru: "Siapa yang berani membuat masalah disini?"     

"Itu murid si Tetua Pertama, Zhao Feng. Ia memimpin segerombolan orang dan mencari saudara Quan dan mengejarnya hingga kemari," ujar pelayan itu dengan panik.     

Yuan Zhi tertawa, "Saudara Quan, sepertinya Zhao Feng sedang cari gara-gara denganmu."     

Tidak peduli seberapa arogannya Zhao Feng ini, ia masih tetap seorang anggota klan. Bagaimana mungkin ia berani mencari masalah dengan seorang Tetua?     

"Si brengsek ini memang ingin merebut posisiku,"     

Ekspresi Quan Chen tampak suram namun kenyataannya dalam hatinya ia sebenarnya khawatir. Ia tahu seberapa menakutkannya kekuatan Zhao Feng.     

"Apa yang terjadi?" tanya Master Hai Yun.     

"Aku dengar Zhao Feng ingin menantang seorang murid inti. Pertama, ia mencari Saudara Quan, namun saudara Quan tidak ada di rumah. Ia lalu mencari saudara Yuan dan ia juga tidak menemukannya di rumahnya. Setelah itu ia mencari Saudara Bei - "     

"Baiklah! Aku paham! Ia lalu datang ke tempat kediamanku," ujar Master Hai Yun dengan dalam.     

"Ten... Tentu saja, Tetua!" pelayan itu gemetaran.     

Suasana di taman itu begitu tegang. Ekspresi ketiga murid Master Hai Yun itu terlihat sangat kesal.     

Zhao Feng sudah jelas sengaja memilih semua murid Master Hai Yun. Apakah ia berpikir mereka semua itu lemah?     

"Ini konyol sekali!"     

Meski wajah Quan Chen terlihat sangat marah, namun sebenarnya ia sangat gembira. Jika hanya ia sendirian saja, ia tidak akan mungkin bisa mengalahkan si brengsek itu.     

Namun jika mereka bertiga bekerja sama.....     

Hmph! Zhao Feng! Kau benar-benar sial hari ini!     

"Kalian bertiga bisa pergi sekarang, namun jangan sampai mempermalukanku,"     

Master Hai Yun melambaikan tangannya. Meskipun ia merasa jijik karena Zhao Feng telah dengan sengaja memilih murid-muridnya, ia adalah seorang Tetua di Alam Roh Sejati dan ia tentu saja tidak bisa mengusik generasi yang lebih muda.     

Lagipula di belakang Zhao Feng ada Tetua Pertama. Jadi, sudah seharusnya Master HaiYun dan Tetua Pertama tidak akan mudah terusik dengan kompetisi di antara para murid klan.     

Ayo kita pergi!     

Ketiga murid itu langsung meninggalkan kediaman guru mereka.     

Yuan Zhi sedikit merasa aneh dalam hatinya. Kedua saudaranya itu sepertinya begitu membenci Zhao Feng.     

Di luar tempat kediaman Master Hai Yun memang sudah ada segerombolan orang dan Zhao Feng yang terlihat memimpin mereka.     

"Jadi kalian semua bersembunyi di sini," ujar Zhao Feng.     

Setelah ia keluar dari meditasi tertutupnya, ia sudah pasti akan menantang murid Master Hai Yun terlebih dahulu. Namun yang aneh adalah Quan Chen, Yuan Zhi dan Bei Moi semuanya tidak ada di rumahnya.     

Setelah berkeliling dan bertanya, ia akhirnya mengetahui bahwa ketiganya sedang berada di tempat kediaman Master Hai Yun.     

"Apa maksudmu dengan bersembunyi?"     

Quan Chen dan kedua saudaranya itu merasa kesal dan marah. Ketiganya telah dipanggil oleh guru mereka untuk saling berlatih tanding. Mereka yang tidak tahu informasi itu mungkin berpikir bahwa mereka takut kepada Zhao Feng.     

"Pertandingan," ujar Zhao Feng dan menuju ke arah gelanggang pertandingan.     

Ia tidak khawatir ketiganya tidak akan mengikutinya. Mereka berada di depan rumah seorang Tetua. Tidak mungkin mereka akan menolak untuk bertanding.     

Beberapa saat kemudian, di Divisi Kontrol Pusat, di gelanggang pertandingan. Arena itu di peruntukkan bagi para murid utama untuk berlatih tanding. Zhao Feng melompat di udara dan menjejakkan kakinya di gelanggang pertandingan.     

Saat ini, sudah ada dua murid utama sedang bertanding.     

"Ahhhh!"     

Ketika kedua murid utama itu melihat pemuda berambut biru dan bermata satu yang memancarkan aura level langit keempatnya itu, mereka pun ketakutan dan langsung turun dari gelanggang.     

Beberapa saat kemudian, beberapa aura di level langit keempat dan yang lebih tinggi juga mendarat di gelanggang itu.     

Quan Chen dan kedua saudaranya itu saling berpandangan dan mereka seperti sedang memutuskan siapa yang akan bertarung terlebih dahulu.     

Quan Chen sebenarnya sedikit ketakutan dan ia tidak mau menominasikan dirinya sendiri.     

"Bagaimana kalau kalian bertiga langsung menyerangku sekaligus?" Zhao Feng mengejek.     

"Diam!"     

"Arogan!"     

Bei Moi dan Quan Chen berteriak bersamaan.     

Tentu saja Zhao Feng sebenarnya tidak ingin bertarung langsung dengan mereka bertiga. Ia tidak searogan itu dan meskipun ia ingin seperti itu, ketiga lawannya itu pasti tidak akan mau.     

"Saudara Quan, kau duluan dan cobalah uji kekuatannya," Yuan Zhi memberikan perintah.     

"Baiklah," Meskipun Quan Chen enggan, ia masih menuruti perintah Yuan Zhi.     

Di atas gelanggang, Zhao Feng berhadapan dengan Quan Chen.     

Sudah banyak murid utama yang datang setelah mendengar apa yang akan terjadi.     

Kedua pasang mata itu terlihat memiliki emosi yang campur aduk. Khususnya Quan Chen. Dulu saat ia mendatangi Istana Guanjuan, ia sangat dominan, bukan?     

Saat itu, ia bahkan tidak melihat keberadaan Zhao Feng. Ia bahkan tidak ingat soal Zhao Feng. Namun kini kepala Quan Chen seolah tergelitik dan ia memiliki rasa khawatir dan ketakutan dalam hatinya.     

Zhao Feng dan Quan Chen sudah pernah bertarung sebelumnya di dalam Ujian Istana Puncak dan Quan Chen telah dikerjai oleh Zhao Feng.     

"Ckckck, Saudara Quan Chen, apakah kau ingin aku sedikit mengalah padamu?"     

Seberapa tajamnya penglihatan Zhao Feng? Ia telah melihat tanda-tanda menyerah di mata Quan Chen. Quan Chen bahkan tidak memiliki keinginan bertarung yang sebenar-benarnya.     

"Diam! Ini bukan pertarungan silat lidah!" teriak Quan Chen.     

Ia menarik keluar pedangnya dan menebas ke arah Zhao Feng. Beberapa saat kemudian, terlihat tanda tebasan di lantai gelanggang yang terbuat dari batu hitam itu. Batu itu bahkan lebih kuat dari senjata fana tingkat rendah.     

"Betapa kuatnya serangan itu!"     

Senjata yang dipegang Quan Chen saat ini adalah senjata tingkat menengah dan ia telah melatih jurusnya di tingkatan yang tinggi. Dulu saat ia bertarung dengan Bei Moi di Istana Guanjun, ia bahkan tidak perlu menggunakan senjata.     

"Hehehe, kau percaya aku bisa menang hanya dengan 'bersilat lidah'?" Zhao Feng tertawa dengan santai.     

Shua!     

Sosoknya mendadak menghilang dan ia bisa mengelak dari serangan itu.     

"Jangan arogan. Jika kau memang hebat, jangan gunakan tanganmu," teriak Quan Chen.     

"Tentu saja, aku akan menunjukkannya kepadamu,"     

Zhao Feng berdiri dengan kedua tangannya di belakang tubuhnya dan ia pun menarik napas panjang.     

Boi~~~~     

Ia membuka mulutnya dan sebuah serangan gelombang suara dari energi batinnya menyerang ke arah Quan Chen. Ketika serangan gelombang suara itu bergerak, terdengar juga suara guntur menggelegar.     

Huang!     

Quan Chen merasa seolah tersambar petir. Tubuhnya bergetar dan darahnya seolah mendidih. Serangan Zhao Feng itu nyaris membuatnya muntah darah.     

Serangan gelombang suara dari energi batin Zhao Feng itu menyerang tepat ke arah jiwanya dan ia menggunakan getaran tinggi untuk mengguncangkan tubuhnya.     

Setelah menerima Warisan Petir, Zhao Feng menggunakannya sebagai dasar kekuatan untuk semua jurus-jurusnya. Bahkan serangan gelombang suara dari energi batinnya mengandung gema suara guntur.     

Lagipula, Quan Chen tidak memiliki keinginan yang kuat. Ia jauh lebih lemah daripada Bei Moi dan Lin Fan. Itu sebabnya hanya serangan pertama dari gelombang suara itu bisa membuat Quan Chen terjatuh dan hampir muntah darah.     

Boi! Boi!     

Quan Chen mendadak muntah darah cukup banyak dan wajahnya langsung pucat pasi. Energi batin memang kelemahan Quan Chen dan saat ini serangan gelombang suara dari energi batin Zhao Feng jauh lebih kuat daripada saat tahapan Ujian Istana Puncak, khususnya karena serangan itu telah digabungkan dengan sedikit pemahaman dari Warisan Petirnya.     

"Bagaimana mungkin?"     

"Saudara Zhao bahkan tidak menggerakkan tangannya sama sekali. Hanya dengan suara dari mulutnya bisa membuat Quan Chen muntah darah!"     

Para penonton terkejut.     

"Saudara Quan, gunakan tenaga sejatimu untuk melindungi telinga dan bagian tubuh lainnya yang lemah." pinta Yuan Zhi.     

Ia tahu bahwa serangan energi batin Zhao Feng menggunakan gelombang suara.     

"Karena keinginannya yang lemah, meskipun ia menggunakan tenaga sejatinya untuk melindungi dirinya, itu hanya akan bisa menahan 10 hingga 20 persen dari seranganku," ujar Zhao Feng.     

Dari serangan gelombang suara energi batin itu, bagian energi batinnya lah yang paling sulit ditangkis. Kekuatan energi batin ini bisa membuat seseorang tiba-tiba panik dan dalam situasi seperti itu, bagaimana cara mereka untuk melindungi diri mereka sendiri?     

Jika itu adalah seorang pesilat yang memiliki keinginan sekuat batu karang dan level pelatihan yang tinggi, efek serangan gelombang suara dari energi batin itu bisa ditangkis setidaknya 50 persen.     

Sayangnya, keinginan Quan Chen lemah. Sebaliknya ia menjadi semakin ketakutan terhadap Zhao Feng.     

Boi...Boi...Boi...     

Zhao Feng mengeluarkan beberapa serangan lagi.     

Plop!     

Darah segar keluar dari telinga dan hidung Quan Chen saat ia tiba-tiba pingsan.     

"Terlalu lemah,"     

Zhao Feng menggelengkan kepalanya dan ia berpikir bahwa bakatnya memang ada di energi batinnya. Bahkan Ujian Istana Puncak pun tidak memiliki warisan yang tepat untuk bakatnya yang satu ini.     

Warisan Petir hanya pilihan kedua yang terbaik yang tersedia untuknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.