Raja Para Dewa

Warisan Petir (1)



Warisan Petir (1)

0"Orang-orang ini antara tidak berguna atau bodoh. Saat memikirkan seluruh tahapan ujian, maka aku memutuskan untuk membuat mereka keluar dari ujian tersebut. Murid ini bersedia menerima hukuman karena 'menjadi arogan'!"     

Aku mengakui.... kesalahanku yang satu itu!     

Aula utama itu langsung sunyi senyap, bahkan jika ada suara jarum terjatuh di lantai pun bisa terdengar di sana.     

Ekspresi para Tetua terlihat beraneka ragam. Para 'korban'nya seperti Quan Chen, Sun Yuanhao, Bei Moi dan Lu Hu terlihat kesal dan mereka gemetaran saking marahnya.     

Bagaimana mungkin ini bisa disebut sebagai pengakuan dosanya? Ia telah mempermalukan mereka!     

Kalimat Zhao Feng menusuk tepat di kelemahan mereka. Jika mereka memang berguna, bagaimana mungkin mereka bisa dikendalikan oleh seekor Rubah Ilusi? Jika mereka memang tidak bodoh, bagaimana mungkin mereka bisa mempercayai seekor kucing?     

Ini adalah rasa malu dari hati mereka. Zhao Feng bahkan tidak perlu menjelaskannya dan ia telah menampar tepat di wajah mereka. Bahkan jika Quan Chen dan yang lainnya berdebat soal itu, gelar 'tidak berguna', 'bodoh', dan 'menghambat yang lainnya', akan tetap melekat pada mereka.     

Orang yang pertama bereaksi adalah Tetua Regulasi.     

"Berandalan arogan! Kau tidak mengubah kesalahanmu, kau egois... Kau meremehkan hukum... Kau melukai yang lainnya demi kepentinganmu sendiri! Kau....." Tetua Regulasi tiba-tiba berhenti berkata-kata.     

Ia tiba-tiba sadar ada sesuatu yang salah.     

"Aku bersedia menerima hukuman karena menjadi arogan, egois karena meremehkan hukum, dan melukai yang lainnya untuk kepentinganku sendiri,"     

Rambut biru Zhao Feng berkibar tertiup angin dan sebuah senyuman mengejek muncul di wajahnya.     

Tepat saat Tetua Regulasi akan berkata sesuatu, Tetua Pertama lalu menyela, "Baiklah, kenyataan telah diungkapkan dan Zhao Feng telah mengakui kesalahannya,"     

"Tapi...." Wajah Tetua Regulasi terlihat suram.     

"Kau sendiri yang mengatakan, Zhao Feng itu egois dan arogan. Namun ia tidak bermaksud melukai murid lainnya. Lagipula semua perkataannya itu bukan tanpa alasan yang jelas," ujar Tetua Pertama.     

Tetua Xue dan Master Hai Yun tertegun dan tidak bisa berkata apapun. Zhao Feng sudah mengakui kesalahannya. Apa lagi yang bisa mereka lakukan?     

Sejak awal, ia memang sudah menyandang julukan 'egois' dan 'arogan'. Ini sebenarnya bukanlah dosa, hanya sebuah tingkah laku. Banyak orang seperti itu di dalam klan ini. Satu-satunya masalah adalah jika melukai yang lainnya untuk kepentingan diri sendiri.     

"Bagaimana jika kita mengambil 400.000 nilai kontribusi Zhao Feng dan memberikannya kepada keempat murid itu?" Tetua Pertama memberikan saran.     

"Itu ide yang bagus. 400.000 nilai kontribusi adalah upah seorang wakil ketua yang bekerja selama 100 tahun di dalam klan ini. Itu sudah jauh lebih cukup untuk para murid itu," Master Klan menganggukkan kepalanya tanda setuju.     

"400.000 nilai kontribusi itu sangat banyak. Lagipula memang ada beberapa contoh pengurangan nilai kontribusi di tahun-tahun sebelumnya kan," Nenek Liuyue yang biasanya netral pun ikut buka suara.     

"Ini....." Tetua Regulasi menatap Tetua Xue dan Master Hai Yun dengan tidak berdaya.     

Ketiganya tidak bisa berbuat apapun lagi.     

Dari permukaannya terlihat bahwa klan sepertinya berusaha sebaik-baiknya untuk memberikan hukuman kepada Zhao Feng. 400.000 nilai kontribusi itu nilai yang sangat besar. Jika seseorang mempertanyakan hukuman itu, itu sama saja dengan mempertanyakan hukum klan itu sendiri.     

Meski mendapat pengurangan nilai sedemikian besar, Zhao Feng masih punya 100.000 nilai kontribusi yang tersisa. Jika seseorang bisa mendapatkan nilai sebanyak itu, rasanya itu tidak akan terlalu berguna baginya.     

Zhao Feng juga telah mendapatkan keuntungan bisa memasuki Gedung Bayangan kapanpun ia mau. Ia juga telah mendapatkan warisan terbaik di Istana Puncak Yang Melayang, 'Warisan Petir', yang banyak mengandung petunjuk di dalamnya.     

Ia sudah tidak membutuhkan uang, jurus ataupun harta karun lagi. Pengurangan 400.000 nilai kontribusinya itu tidak ada artinya bagi Zhao Feng.     

"Zhao Feng, apa kau memiliki masalah dengan hukuman itu?" tanya Master Klan.     

"Aku tidak bermasalah dengan hukuman itu. Namun aku pikir sebaiknya nilai kontribusi itu dikembalikan saja kepada klan daripada memberikannya kepada orang-orang bodoh dan tidak berguna itu," Zhao Feng memberikan sarannya.     

Mendengar perkataannya, Quan Chen dan yang lainnya mulai memakinya lagi hingga wajah mereka memerah saking malunya. Bahkan jika mereka bisa mendapatkan nilai kontribusi itu, mereka tidak akan pernah lupa cara mereka dipermalukan hari ini dan mereka mungkin akan takut membuat masalah dengannya.     

Khususnya Bei Moi. Ia adalah pesilat super jenius dengan potensi bakat dan keberuntungan yang besar dan menduduki peringkat kedua di ujian itu. Semua prestasinya itu membuatnya telah mendapatkan 200.000 nilai kontribusi.     

Rasa bangga dan kesombongan Bei Moi yang dihancurkan oleh Zhao Feng adalah titik kelemahannya.     

"Berhenti". Tetua Pertama menatap Zhao Feng dan memberikan tanda untuk berhenti bersikap seperti itu.     

Lagipula Zhao Feng adalah pemenangnya. Selain ia tidak dihukum dengan keras, ia juga telah mempermalukan Bei Moi dan yang lainnya.     

Zhao Feng lalu tersenyum lalu beranjak ke sisi gurunya. Tetua lalu mengingatkan Zhao Feng dan mereka lalu mengumumkan hukumannya kepada umum.     

Akhirnya... semuanya telah berakhir.     

Permusuhan selama ujian itu telah diredam. Bei Moi, Quan Chen dan yang lainnya terlihat puya raut wajah yang marah sekaligus malu saat mereka melangkah keluar dari aula utama.     

Setelah kerumunan orang itu membubarkan diri.     

"Ikutlah bersamaku," ujar Tetua Pertama kepada Zhao Feng.     

Beberapa saat kemudian, Zhao Feng tiba di tempat kediaman Tetua Pertama. Tempat itu begitu tenang dan damai dan tidak ada seorangpun di sana. Zhao Feng sedikit terkejut. Ini seperti tempat pribadi gurunya. Tidak banyak orang yang diizinkan untuk memasukinya.     

"Bicaralah, warisan seperti apa yang sebenarnya kau dapatkan dari Istana Puncak Yang Melayang?" Tetua Pertama tersenyum.     

Zhao Feng terdiam sejenak. Bagaimana mungkin Tetua Pertama bisa mengetahuinya?     

"Hahaha, aku memahami Istana Puncak Yang Melayang itu jauh lebih baik dari orang lain. Jadi aku tahu tidak mungkin kau tidak mendapatkan sebuah warisan. Poin yang paling utama adalah kau juga memiliki bakat di aspek lainnya selain energi batin. Jadi tidak sulit bagimu untuk mendapatkan sebuah warisan yang sederhana," ujar Tetua Pertama dengan yakin.     

"Penglihatan guru memang sangat bagus. Ya, aku memang menerima sebuah warisan,"     

Zhao Feng lalu perlahan membuka telapak tangannya. Sebuah kilatan kecil muncul di telapak tangannya dan percikan itu terlihat menyatu dengan sempurna dengan garis tangannya.     

"Itu... adalah Warisan Petir!" Tetua Pertama menarik napas dengan dingin saat rasa terkejut terlihat di wajahnya.     

Ia memiliki pengetahuan paling tinggi dan juga Tetua terkuat di Klan Bulan Patah. Hanya dengan melihat percikan itu saja, ia sudah tahu seperti apa warisan yang diberikan kepada Zhao Feng.     

"Dengan warisan ini, jurus Tapak Angin Petirku akan bisa disempurnakan. Guru, apakah kau masih akan menghalangiku untuk mempelajari jurus Tapak Angin Petir?" Zhao Feng tersenyum simpul.     

Tetua Pertama terdiam sesaat dan menatap Zhao Feng dengan emosi yang naik turun.     

Zhao Feng, pemuda yang telah menerima "Warisan Petir', tentu saja berhak mempelajari jurus Tapak Angin Petir itu.     

"Jika bukan karena aku telah mempelajari jurus ini, aku mungkin tidak akan bisa menerima warisan ini. Sepertinya inilah 'Takdir'. Lagipula, warisan yang diterima Bei Moi juga sepertinya ada hubungannya dengan jurus Air Surga Hitam Utara-nya," lanjut Zhao Feng.     

"Takdir memang sesuatu yang sulit dipahami di dunia ini," Tetua Pertama tersenyum getir dan menggelengkan kepalanya.     

Siapa yang akan mengira bahwa jurus Tapak Angin Petir yang dipelajari Zhao Feng adalah kunci yang membuatnya bisa mendapatkan 'Warisan Petir' yang terbaik?     

Zhao Feng telah memberitahukan Lin Fan untuk menuju ke ngarai itu. Namun Lin Fan hanya mendapatkan Segel Istana Puncak biasa dan bukan Segel Petir Istana Puncak.     

Itulah takdir.     

"Feng, sudah tidak ada lagi yang bisa kuajarkan padamu karena kau telah menerima Warisan Petir. Aku akan merekomendasikanmu untuk bergabung dalam 'Kompetisi Tiga Klan' bulan depan. Namun sebelum itu, kau harus bisa mencapai salah satu peringkat di lima besar murid inti klan."     

Ekspresi Tetua Pertama terlihat sangat memuji dan mengaguminya. Ia mungkin memiliki pengetahuan luas, namun semua itu belum seberapa jika dibandingkan dengan Warisan Petir milik Zhao Feng.     

Yang membuat Tetua Pertama sekarang lebih santai adalah meski Zhao Feng terlihat sangat arogan dan tidak peduli, namun kenyataannya ia sangat tenang dan berpikir panjang. Ia tidak memiliki rasa simpati berlebihan dan ia membuat keputusan tanpa ragu-ragu.     

Tingkat lakunya itu sangat cocok dengan dunia persilatan. Dari sudut pandang Tetua Pertama, murid lain seperti Yang Gan, Bei Moi, Sun Yuanhao dan yang lainnya belum cukup dewasa dan mereka tidak secerdas Zhao Feng.     

"Apa itu 'Kompetisi Tiga Klan'?" tanya Zhao Feng dengan penasaran.     

Tetua Pertama sedikit terkejut. Zhao Feng bahkan tidak memikirkan soal 'menjadi salah satu dari peringkat lima besar murid inti klan'. Dari sini bisa dilihat rasa percaya dirinya.     

"Acara Kompetisi Tiga Klan terdiri dari Klan Bulan Ling, Klan Bulan Perak dan Klan Bulan Patah. Acara ini diadakan setiap lima tahun sekali dan Klan Bulan Patah selalu menjadi peringkat terakhir karena Klan Bulan Ling dan Klan Bulan Perak selalu mendapatkan peringkat lebih tinggi dari klan kita di perkumpulan 13 klan,"     

Setelah Zhao Feng mendengar hal itu, ia hanya bisa mendesah dalam hati, "Aku tidak percaya bahwa Klan Bulan Patah selemah itu dalam perkumpulan 13 klan."     

"Brengsek! Perkumpulan 13 klan itu hanyalah kekuatan kecil. Semua kekuatan kita sama saja. Klan Bulan Patah tidak akan takut kepada siapapun yang ingin bertarung," Tetua Pertama tiba-tiba memaki.     

"Ini.... Bagaimana sebenarnya cara mengukur seberapa besar kekuatan klan itu?"     

Zhao Feng tiba-tiba penasaran dengan cara pengukuran kekuatan setiap klan. Bisa terlihat jelas baginya bila Klan Bulan Patah hanya memiliki kekuatan yang tidak seberapa.     

"Berdasarkan catatan kuno, klan terbagi menjadi 5 tingkatan, dari bintang satu hingga bintang lima. Bintang satu artinya yang terlemah dan bintang lima yang terkuat. Perbedaan setiap bintangnya mungkin setara dengan 10 bahkan 100 kali kekuatannya,"     

"Berapa banyak bintang yang dimiliki Klan Bulan Patah?" Zhao Feng tiba-tiba bertanya.     

Berapa banyak bintang?     

Wajah Tetua pertama menjadi merah dan ia pun tertawa, "Mari kita bicarakan hal lain,"     

Raut wajah Zhao Feng terlihat aneh, namun ia tidak melanjutkan pertanyaannya. Kompetisi Tiga Klan adalah kesempatan untuk bertemu dengan pesilat jenius dari klan lainnya.     

"Meskipun Kompetisi Tiga Klan hanya terdiri dari 3 klan saja, jumlah pesilat jenius yang mengikutinya sangat banyak. Contohnya di Klan Bulan Ling. Aku dengar mereka memiliki seorang pesilat dengan potensi bakat Tubuh Yang Berubah-Ubah yang kekuatannya bisa disetarakan dengan Tubuh Spiritual Bumi. Itu artinya talentanya lebih tinggi daripada Bei Moi," ujar Tetua Pertama.     

Tubuh Spiritual Bumi!     

Hati Zhao Feng tergerak. Ini salah satu bakat yang melegenda. Bahkan Bei Moi hanya bisa sedikit mendekati bakat Tubuh Spiritual Bumi. Pesilat super jenius dan Klan Bulan Ling ini memiliki Tubuh Yang Berubah-Ubah seperti Sun Yuanhao, namun talentanya lebih tinggi lagi.     

"Oh ya, jika kau memiliki pertanyaan lain, kau bisa langsung bertanya kepada klan karena kau telah banyak berkontribusi," Tetua Pertama tersenyum.     

Zhao Feng memikirkannya sejenak dan berkata dengan nada rendah, "Setelah aku menyelesaikan beberapa hal, aku ingin pulang terlebih dahulu sebelum ikut dalam Kompetisi Tiga Klan."     

Ia telah meninggalkan wilayah klan keluarga Zhao cukup lama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.