Raja Para Dewa

Hadiah



Hadiah

0Pertarungan itu sudah mencapai 8 jurus dari kesepakatan 10 jurus. Tinggal 2 jurus terakhir! Para penonton menahan napasnya saat mereka fokus melihat pertarungan itu. Jantung Xu Ren, Lin Fan, dan Xiao Sun berdebar kencang. Meskipun mereka telah melihat kekuatan Zhao Feng, namun mereka tidak tahu sebenarnya seberapa kuatnya Zhao Feng itu. Ekspresi serius juga terlihat di wajah tampan Master Hai Yun.     

Pedang Bulan Sabit!     

Quan Chen menarik napas dalam-dalam saat ia mengumpulkan tenaga sejatinya dan menyalurkannya ke dalam pedang berbentuk sabitnya itu.     

Shewww....     

Udara di dalam gua itu langsung bergetar seolah-olah pedang berbentuk sabit merupakan simbol kematian dan akan mencabut semua nyawa manusia. Jurus tersebut adalah jurus andalan Quan Chen yang paling mematikan dan biasanya hanya digunakan saat ia bertarung dan mencoba membunuh pesilat di level yang sama dengannya.     

"Bagus!" seru Zhao Feng saat ia menyalurkan kekuatan Tapak Angin Petir hingga maksimal.     

Angin Petir Kehancuran!     

Zhao Feng mengarahkan telapak tangannya di mana terlihat serangan petir di dalamnya.     

Boom!     

Ledakan yang sangat besar terdengar di antara kedua sosok yang sedang bertarung itu.     

Tenaga sejati milik Zhao Feng hampir melebihi batasan level langit pertama dan Tapak Angin Petir-nya menjadi lebih kuat.     

Teng! Teng!     

Zhao Feng terpukul mundur oleh serangannya sendiri sedangkan Quan Chen hanya terguncang. Kekuatan jurus Pedang Membekukan Bulan telah hancur namun segera terbentuk kembali.     

Sekilas, Quan Chen terlihat lebih unggul karena ia berada 2 level lebih tinggi daripada Zhao Feng dan ia menggunakan jurus tingkat tinggi.     

Zhao Feng berpikir bahwa kekuatan Tapak Angin Petir hampir setara dengan jurus tingkat tinggi lainnya. Namun karena level pelatihannya yang masih rendah, ia hanya bisa menggunakan Teknik Hembusan Angin Surgawi yang merupakan versi sederhana dari Teknik Dewa Angin Surgawi. Dan meskipun ia telah melatihnya hingga ke level tertingginya, kekuatannya masih sedikit lebih lemah. Namun meski demikian, penampilan Zhao Feng tetap mengejutkan semua orang.     

Ketiga Tetua saling berpandangan dengan terkejut. Sulit dibayangkan ada seorang pesilat yang bisa bertahan melawan seorang pesilat dua level lebih tinggi darinya.     

"Pantas saja, Tapak Angin Petir itu jurus yang hampir terlarang untuk digunakan. Anak muda itu bahkan bisa mempelajarinya hingga ke level ke 3 dan ia memiliki pemahaman yang sangat bagus. Namun sayang sekali...." Tetua Xue berkata dengan simpati.     

"Tapak Angin Petir? Jadi dia berandalan kecil yang waktu itu datang ke Gedung Bayangan?" Tetua Pertama mendesah dingin.     

Ia telah memperingatkan Zhao Feng saat memilih jurus itu namun saat itu Zhao Feng tidak mempedulikan kata-katanya. Namun saat Tetua Pertama berpikir bahwa tidak ada orang biasa yang bisa mempelajarinya, maka ia tidak terlalu memperdulikannya.     

....     

"Jurus terakhir!" teriak para pesilat di sekitarnya     

Kedua sosok pemuda itu saling berhadapan dan Quan Chen sadar bahwa ia terlalu sombong saat mengatakan kesepakatan 10 jurus karena saat ini, ia sudah tidak bisa mundur lagi.     

Pedang Membelah Bulan!     

Ekspresi serius muncul di wajah Quan Chen saat kekuatan jurus pedangnya itu semakin meluas. Dalam sekejap mata, kekuatan pedang itu pun bertambah dua kali lipat. Zhao Feng bisa merasakan ia berada dalam bahaya besar karena kekuatan jurus pedang itu telah melebihi batas kemampuannya, kecuali jika ia menggunakan kekuatan dari garis keturunan dewa kuno.     

"Ini tidak bagus! Orang-orang bisa tewas!" ekspresi Tetua Xue langsung berubah saat ia menyalurkan kekuatan energi nya.     

"Tetua Xue, ketika Zhao Feng bertarung dengan Pelindung Zombie Darah itu, pertarungan saat itu pasti merupakan pertarungan hidup dan mati dan bahkan mungkin lebih mengerikan dari pertarungan kali ini," suara Master Hai Yun terdengar di pikirannya.     

Tetua Xue terdiam sesaat dan menatap si Tetua termuda itu dengan tatapan aneh. Dalam jeda waktu sesingkat itu, serangan jurus Quan Chen telah terjadi dan bahkan Tetua Xue pun tidak sempat untuk bereaksi.     

Tetua Pertama menyipitkan matanya dan ia sepertinya juga tidak berkeinginan untuk mengganggu jalanya pertarungan itu.     

Di bawah tekanan kekuatan jurus lawannya, tenaga sejati Zhao Feng pun dikerahkan hingga ke level maksimalnya. Semua potensi kekuatannya seolah diperas keluar secara naluriah.     

Huang~     

Tubuh Zhao Feng bergetar saat ia sendiri bisa merasakan tubuhnya mencapai sebuah level yang baru, sama seperti ketika ia menggunakan kekuatan dari garis keturunan dewa kuno.     

Level langit ke 2 telah berhasil ditembus.     

Setiap level langit di Alam Bumi Tinggi akan meningkatkan kekuatan anggota tubuhnya dan setelah 7 kali perubahan, seseorang akan bisa menembus tahapan Alam Roh Sejati     

Amukan Naga Angin Petir!     

Zhao Feng terdengar seperti mengaum saat ia menggunakan salah satu gerakan jurus yang mengerikan dari Tapak Angin Petir. Sekarang setelah ia berada di level langit ke 2, ia hampir bisa menggunakan gerakan jurus itu karena gerakan jurus itu memang diperuntukkan untuk pesilat di level langit ke 4.     

Aumm!     

Begitu Zhao Feng mengarahkan telapak tangannya, seekor ular naga terbentuk dan desisan petir bisa terlihat di sekitar naga tersebut dan seolah-olah naga itu bisa menghancurkan apapun.     

Huang! Boom -----     

Gunung tempat gua itu berada pun bergetar dan beberapa batuan dinding gua pun mulai longsor. Gua ini adalah markas Aliran Iblis Bulan Merah dan terbuat dari bahan yang sangat kuat. Jika pertarungan itu berada di luar gua, sebuah lubang yang sangat besar akan terbentuk di tanah akibat ledakan kekuatannya.     

Saat ini, jurus Pedang Membelah Bulan bertabrakan hebat dengan jurus Amukan Naga Angin Petir!     

Beberapa detik kemudian, kekuatan jurus Pedang Membelah Bulan hancur sedikit demi sedikit sedangkan kekuatan jurus Amukan Naga Angin Petir pun meledak. Kedua sosok itu pun terpisah di udara lagi dimana salah satunya berusaha kabur dari pijakan tempat kedua jurus mereka itu beradu. Tabrakan kedua jurus itu menciptakan sebuah pusaran angin yang bisa dengan mudah menewaskan pesilat biasa di level langit ke 4.     

Ini tidak bagus! Quan Chen terlihat panik dan Zhao Feng terlihat tidak berniat menolongnya.     

"Padam!"     

Tetua Xue mengayunkan tangannya dan sebuah kekuatan seolah datang dari langit langsung memecah dan menghancurkan pusaran angin itu. Tetua dari Alam Roh Sejati hanya perlu mengatakan satu kata dan ia sudah bisa menekan dan menghilangkan pusaran angin itu.     

Kejadian itu membuat Zhao Feng paham kekuatan dari para pesilat di Alam Roh Sejati. Para pesilat itu telah melampaui batasan manusia biasa dan menjadi lebih spiritual. Zhao Feng dan Quan Chen sama-sama sedikit terluka namun tidak ada yang membahayakan jiwa mereka.     

Wajah Quan Chen benar-benar muram karena ia telah kalah melawan murid dari seseorang yang dulu pernah ia kalahkan dan ia tindas. Hal itu membuatnya sangat frustasi.     

Selama ini ia berkali-kali mencoba menindas Zhao Feng dan selalu gagal. Namun itu belum seberapa. Kali ini, ia telah menyerang dengan menggunakan jurus Pedang Membelah Bulannya yang mematikan namun ia bahkan tidak bisa melukai lawannya. Dan yang lebih mengesalkan lagi, Zhao Feng berhasil menembus level langit ke 2 saat bertarung dengannya.     

Setiap tingkatan langit itu memiliki perbedaan seperti langit dan bumi. Beberapa orang seperti Panglima Guanjun bahkan tidak bisa menembus ke level selanjutnya seumur hidupnya.     

Orang-orang yang berada di bawah tekanan pertarungan biasanya memiliki kesempatan lebih besar untuk bisa menembus level selanjutnya.     

"10 jurus telah selesai. Terima kasih," ujar Zhao Feng.     

Dia memang bisa menahan semua serangan Quan Chen dalam 10 jurus. Namun kala itu, zombie memiliki level pelatihan yang lebih tinggi dari Quan Chen. Dan jika Zhao Feng tidak menggunakan jurus andalannya yang mematikan, hasilnya akan berbeda jika mereka terus melanjutkan pertarungan itu.     

Ketiga Tetua lalu mendiskusikan sesuatu.     

Pada akhirnya, Tetua Pertama pun berkata, "Zhao Feng, kekuatanmu memang yang paling kuat di kelompok misi kali ini dan kau bisa tetap tenang dan berpikiran jernih selama misi ini berlangsung yang membuatmu bisa menyelamatkan banyak nyawa. Kau berhak untuk diberi hadiah,"     

Ketiga Tetua lalu memutuskan hadiah seperti apa yang akan diberikan. Hadiahnya terbagi menjadi 2 bagian: Yang pertama hadiah karena sudah menyelesaikan misinya dan hadiah kedua adalah karena berhasil menemukan markas persembunyian Aliran Iblis Bulan Merah dan melaporkannya ke Klan Bulan Patah.     

Misi ini pun naik menjadi 4 bintang karena tingkat bahayanya. Dengan begitu, hadiah untuk kelompok misi ini pun juga ikut naik dari awalnya hanya 100 batu kristal prima di bawah standar dan 100 nilai kontribusi, menjadi 2.000 batu kristal prima di bawah standar dan 2.000 nilai kontribusi.     

Karena Zhao Feng telah melaksanakan tugas dengan luar biasa, ia mendapatkan tambahan 1.000 nilai kontribusi. Itu artinya jika hadiah untuk kelompok dibagi rata, Zhao Feng akan mendapatkan 500 batu kristal prima di bawah standar dan total 1.500 nilai kontribusi.     

Nilai kontribusi ini memiliki banyak kegunaan di dalam Klan Bulan Patah dan dapat ditukar dengan senjata, jurus beladiri, pil obat dan benda-benda lainnya. Dengn nilai kontribusi yang cukup banyak, seseorang bahkan bisa meminta kepada petinggi klan untuk melakukan sesuatu misalnya mendapatkan pelatihan langsung dari para Tetua klan.     

Jadi dapat disimpulkan, nilai kontribusi hampir bisa digunakan untuk segala hal.     

"Hahaha! Dengan nilai kontribusi sebanyak ini, kekuatan kita akan segera meningkat dengan pesat,"     

Xu Ren dan kedua temannya yang lain terlihat sangat gembira. Hadiah sebanyak itu tidak termasuk dengan harta rampasan yang juga boleh mereka ambil.     

Melihat besarnya hadiah yang diterima Zhao Feng, ekspresi Yuan Zhi dan Quan Chen pun langsung murung. Berkat satu misi ini saja sudah membuat lawan mereka menerima begitu banyak uang dan nilai kontribusi milik Zhao Feng pun mencapai total 1.500 yang akan membuat murid inti lainnya iri padanya.     

"Aku tidak percaya si bedebah tua itu, Xu Ran, punya murid lain yang sehebat itu. Meskipun potensi bakatnya tidak tinggi, namun potensi kekuatannya sangat tinggi."     

Master Hai Yun memberikan tatapan dingin ke arah Zhao Feng dan Zhao Feng pun bisa langsung merasakannya. Namun ia tahu Master Hai Yun tidak memiliki keinginan untuk membunuhnya, hanya mewaspadainya saja.     

Mata Zhao Feng mengerling dan ia sudah membuat sebuah keputusan.     

"Tiga Tetua, ada satu hal lagi yang ingin aku laporkan,"     

Zhao Feng tiba-tiba membungkuk hormat kepada ketiga Tetua, atau lebih tepatnya ke arah Tetua Pertama. Insting Zhao Feng mengatakan bahwa Tetua Pertama adalah yang terkuat di antara ketiganya.     

"Oh?" Tetua Pertama memberikan tanda agar Zhao Feng melanjutkan perkataannya.     

Namun Zhao Feng tidak berkata apapun. Ia justru mengeluarkan sebuah tas. Di dalam tas itu ada dua barang, Peta dari kulit binatang buas dan pedang berwarna merah darah yang rusak.     

"Kedua barang ini terjatuh saat zombie itu melarikan diri. Sekarang aku menyerahkannya kepada para Tetua,"     

Zhao Feng menyerahkan kedua barang itu dengan ekspresi serius. Hanya dengan sekali melihat, orang-orang di situ bisa tahu bahwa kedua barang itu tidak sesederhana kelihatannya. Aura yang berasal dari kedua barang itu membuat ekspresi ketiga Tetua langsung berubah.     

"Senjata spiritual!"     

Napas ketiga Tetua itu pun menjadi berat. Tetua Pertama mengambil dan menyentuh pedang spiritual itu. Dalam sekejap, gelombang aura yang menyimpan niat membunuh langsung muncul dan menyapu ke arahnya. Alisnya terangkat dan ia pun melepaskan aura tenaga sejatinya yang menekan niat membunuh yang tersimpan dalam pedang tersebut.     

"Ini mungkin 'Pedang Roh Pelahap Bulan Darah' yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan tingkatannya mendekati level tinggi. Untuk saat ini, pedang ini berada di level rendah," gumam Tetua Pertama.     

Pedang Roh Pelahap Bulan Darah! Kedua Tetua lainnya pun menunjukkan ekspresi keinginan untuk memiliki pedang tersebut. Bahkan mereka berdua pun tidak memiliki senjata spiritual apapun.     

"Dari tanda di peta ini, sepertinya peta ini mengarah pada salah satu dari 4 warisan tua, Warisan Bulan Merah. Peta ini dibuat oleh Ketua Aliran Iblis Bulan Merah ratusan tahun lalu dan ada total 108 peta seperti ini," ujar Tetua Pertama.     

Warisan Bulan Merah!     

Sekali lagi ekspresi kedua Tetua lainnya pun berubah. Mereka tentu saja tahu apa artinya Warisan Bulan Merah itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.