Raja Para Dewa

Ujung Bongkahan Es



Ujung Bongkahan Es

0Potongan tubuh hewan buas mematikan tingkat penguasa tergeletak di tanah. Panglima Guanjun berdiri di depan jasad hewan buas itu dengan tangan di belakang punggungnya. Ia lalu menatap keenam muridnya, Bei Moi, Yang Qingshan, Nan Gongfan, Feng Hanyue, Zhao Feng dan Zhao Yufei.     

Keenam muridnya ini adalah murid jenius elit di Ibukota Provinsi Guanjun namun fokus utama Panglima Guanjun adalah Bei Moi.     

"Kesempatan?" Mata Zhao Feng mengerling, ia tidak tahu apa maksud Panglima Guanjun.     

Saat berlari menuju ke tempat itu, Zhao Feng telah melihat semua yang terjadi pada keduanya. Namun ia tidak bisa mendengarkan percakapan mereka.     

"Guru, apa maksudmu?" tanya Feng Hanyue yang tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.     

Kesempatan terbaik yang ia dapatkan dalam hidupnya adalah menjadi murid Panglima Guanjun. Menanti jawaban guru mereka itu, yang lainnya pun menatap dengan penuh harap.     

"Kesempatan ini juga merupakan keinginanku..." Panglima Guanjun mendesah perlahan saat matanya menatap di kejauhan dengan pandangan keinginan, kebencian, harapan dan emosi lainnya yang bercampur aduk.     

Menjadi seseorang yang punya kekuatan tak terbatas di Ibukota Provinsi Guanjun, hal apa yang bisa membuat Panglima Guanjun punya emosi yang campur aduk seperti itu?     

Zhao Feng pernah melihat emosi seperti itu di Gedung Spiritual Beladiri. Namun saat itu, emosi Panglima Guanjun langsung lenyap dalam sekejap sehingga hanya Zhao Feng yang bisa melihatnya.     

Saat itu ia bertanya mengapa Panglima Guanjun mencari begitu banyak pesilat muda jenius? Panglima Guanjun hanya menjawab untuk mengabulkan keinginannya.     

Keinginan?     

Apa yang diinginkannya? Keinginan yang tidak bisa ia dapatkan dan hanya bisa mengandalkan pada generasi yang lebih muda?     

_Teng! Sou! Sou!_     

Saat itu, para pesilat terkuat, termasuk Ye Linyun dan Jenderal Heng telah sampai di sana, namun Panglima Guanjun mengangkat tangannya dan memberikan tanda agar mereka segera meninggalkan tempat itu.     

Meskipun Ye Linyun, Jenderal Heng dan yang lainnya juga penasaran, namun mereka langsung pergi tanpa berkata apapun lagi.     

Kejadian itu membuat keenam muridnya itu tahu bahwa Panglima Guanjun akan mengatakan sesuatu yang sangat penting.     

"Apakah ada diantara kalian yang melihat sosok bertudung misterius itu?" Panglima Guanjun terlihat ingin mengganti topik pembicaraan.     

"Ya, aku pernah melihatnya di Hutan Awan Langit saat terakhir kali kesana..." Zhao Feng tiba-tiba langsung menjawab.     

Orang yang ternyata pernah melihat sosok bertudung itu adalah Zhao Feng dan Bei Moi. Zhao Feng bahkan sudah dua kali melihatnya.     

"Oh?"     

Panglima Guanjun menatap Zhao Feng, sedikit terkejut. "Menurutmu, seberapa kuatnya dia?"     

"Sangat kuat!" Zhao Feng memikirkan bagaimana sosok itu menggunakan jurusnya dan ia tidak bisa berhenti bergidik ngeri.     

Panglima Guanjun tersenyum. "Menurutmu apakah dia lebih kuat dariku?"     

Ini...     

Zhao Feng tidak menyangka gurunya itu akan menanyakan pertanyaan seperti itu. Ditatap oleh seorang pesilat yang telah mencapai jalur beladiri murni, Zhao Feng hanya bisa menjawab, "Menurut pendapatku, lawan Panglima Guanjun itu setidaknya setara denganmu, jika tidak lebih kuat...."     

Karena ia punya kemampuan analisa dari mata kirinya, Zhao Feng sangat akurat dalam menilai seberapa kuatnya seseorang. Jawabannya kali ini mengandung sedikit kecurigaan tentang seberapa kuatnya sosok itu.     

"Zhao Feng! Kau bilang apa? Berani-beraninya kau meremehkan kekuatan guru dan memuji musuh kita?" Nan Gongfan langsung berteriak.     

Bei Moi, Yang Qingshan dan Feng Hanyue pun langsung mengerutkan dahinya tanda mereka tentu saja tidak percaya perkataan Zhao Feng.     

Di negara Awan, Panglima Guanjun adalah sosok yang melegenda dengan status dan kekuatan yang tak terbatas. Bisa menjadi muridnya, bagaimana seorang pesilat menjadi tidak yakin seperti itu?     

Hanya Zhao Yufei yang mempercayai Zhao Feng, rasa percaya yang didasarkan sesuatu yang ia sendiri tidak mengerti.     

Jawaban Zhao Feng juga mengejutkan Panglima Guanjun dan ia tidak bisa menahan diri menatap muridnya yang satu itu berulang-ulang kali. Ini pertama kalinya ia berusaha menilai muridnya itu.     

Nan Gongfan dan yang lainnya terkejut, sepertinya guru mereka terlihat tidak senang. Namun sebaliknya, kini Panglima Guanjun melihat Zhao Feng dengan penilaian yang baru.     

"Jawab yang sebenarnya, bagaimana sebenarnya menurutmu sosok itu?" Panglima Guanjun menatap Zhao Feng lekat-lekat.     

Zhao Feng tidak bisa tidak mengingat pertempuran antara Panglima Guanjun dan sosok bertudung itu.     

Setelah beberapa saat berpikir, ia menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan yakin, "Sosok misterius itu memang lebih kuat dari guru,"     

Apa!?     

Raut wajah Nan Gongfan, Yang Qingshan dan yang lainnya langsung berubah drastis. Zhao Feng berani sekali!     

"Tentu saja, itu cuma perkiraanku saja," Zhao Feng merasakan tatap permusuhan dari yang lainnya sehingga ia langsung menambahkan kalimat tersebut.     

"Betul. Kekuatan orang itu memang diatasku," ujar Panglima Guanjun dengan lirih saat ia memuji penilaian Zhao Feng.     

"Apa!? Tidak mungkin! Bagaimana mungkin ada orang yang lebih kuat dari guru!?" Nan Gongfan tidak bisa menerima kenyataan itu.     

Saat mereka menjadi muridnya, Panglima Guanjun di mata mereka itu terlihat berdiri di atas puncak dunia.     

"Lagipula orang itu bisa mengontrol hewan buas tingkat penguasa dan memimpin banyak hewan buas tingkat tinggi untuk menyerang ibukota Provinsi Guanjun. Dengan situasi seperti itu, bahkan aku pun tidak bisa menghentikan kehancuran yang terjadi di Ibukota Provinsi Guanjun...." Panglima Guanjun berkata dengan nada yang sangat serius.     

Mengontrol hewan buas tingkat penguasa? Para murid itu tidak bisa membayangkannya.     

"Ada orang yang merencanakan penyerangan gerombolan hewan buas itu..." Zhao Feng kembali mengingat sosok dengan bola mata biru sedingin es.     

"Guru! Bagaimana bisa ada sosok menakutkan seperti itu? Dan kenapa ia tiba-tiba berhenti menyerang kota?" Yang Qingshan juga tidak bisa menerima kenyataan itu.     

Pandangan keenam pemuda itu pun terfokuskan pada wajah Panglima Guanjun.     

"Hehe, dunia yang kali tahu itu hanyalah ujung dari bongkahan es yang terlihat. Jalur beladiri murni... itu hanyalah permulaan. Bahkan seseorang yang sekuat sosok bertudung itu pun tidak akan berani menantang kelompok 13 Negara!" Panglima Guanjun tersenyum.     

Jalur bela diri murni hanyalah permulaan? Keenam murid elitnya itu terkejut. Hari ini Panglima Guanjun telah mengejutkan mereka berkali-kali dan mereka hanya bisa memahami sebagian perkataannya.     

Saat ini, Zhao Feng bisa merasakan aliran darahnya terbakar dan ia langsung mengingat tiga pemuda di ngarai kala itu. Ketiga pemuda itu masih sangat muda dan salah satunya bisa membunuh Hyena Bermata Biru di level ke 8 dengan sekali pukul. Sedangkan dua pemuda lainnya melihat hyena itu dengan pandangan meremehkan sehingga menyuruh gadis yang tidak punya pengalaman bertempur itu untuk menghabisinya.     

Bahkan Bei Moi pun masih kalah dibandingkan ketiga pemuda itu. Sejak saat itu, Zhao Feng paham seberapa luasnya dunia ini... masih banyak hal yang tidak ia ketahui di luar sana yang belum bisa ia sentuh...     

"Di mata kalian, jalur beladiri murni hanyalah legenda dan orang yang bisa mengontrol kelompok 13 Negara Awan langit punya kekuatan tak terbatas. Namun itu bukanlah kenyataan yang ada!" ujar Panglima Guanjun dengan nada mengejek, namun perkataannya itu membuat banyak orang mulai berpikir.     

Perkataan itu persis seperti yang dipikirkan Zhao Feng saat ia masih tinggal di desa Daun Hijau dan kota Bulu Matahari.     

"Yang sebenarnya mengontrol 13 Negara Awan Langit bukanlah raja, panglima, orang terpelajar ataupun klan keluarga! Mereka adalah 13 klan di atas dunia manusia!"     

Saat mengatakan hal itu, mata Panglima Guanjun menjadi tajam, seolah ia bisa merobek dan membuat lubang di langit hanya dengan tatapannya saja.     

13 klan?     

Keenam pemuda itu saling berpandangan.     

Klan! 13 klan yang berada diatas dunia manusia! Kenapa mereka tidak pernah mendengar hal itu sebelumnya?     

Ketika Zhao Feng masih tinggal di desa Daun Hijau, kota Bulu Matahari sudah terlihat punya kekuatan besar di matanya. Namun saat pelatihannya semakin meningkat, pandangannya mulai melirik ke arah ibukota provinsi dan kelompok 13 negara dan ia baru mengetahui ada dua negara kuat di dekat kelompok 13 Negara Awan Langit.     

Salah satu dari kedua negara tersebut bisa menghancurkan kelompok 13 negara. Itu sebabnya negara-negara di kawasan Awan Langit harus bersatu agar bisa mempertahankan diri.     

Namun itu juga belum merupakan kenyataan yang sesungguhnya!     

"Guru, seberapa kuatnya ke 13 klan yang bisa mengontrol kelompok 13 negara itu?" Nan Gongfan akhirnya bertanya meski masih belum percaya.     

"Klan ini mengontrol jalur pelatihan. Setiap klan hanya terdiri dari 1000an orang, namun mereka bisa mengendalikan nasib sebuah negara. Jika kau ingin tahu seberapa kuatnya mereka, guru kalian ini, aku, hanyalah murid terluar dari klan Bulan Patah." Panglima Guanjun mendesah.     

Murid terluar?     

Bei Moi dan yang lainnya terpaku. Nan Gongfan dan Yang Qingshan menggelengkan kepalanya tanda tak percaya.     

"Seseorang sekuat Panglima Guanjun hanyalah murid terluar, sama seperti aku saat berada di klan keluarga Zhao..."     

Rasa campur aduk muncul di hati Zhao Feng. Mereka tidak tahu seberapa kuatnya klan itu. Namun kenyataan bahwa Panglima Guanjun hanyalah murid terluar bisa membuat mereka bisa membayangkan seberapa kuatnya klan tersebut.     

Setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya, keenam murid jenius itu seolah kehilangan separuh jiwanya. Prestasi mereka adalah yang terbaik di Ibukota Provinsi Guanjun. Namun jika dibandingkan dengan klan itu, mereka bahkan tidak berada di tingkatan yang sama. Mereka ibarat manusia dengan semut.     

"Klan yang mengendalikan Negara Awan disebut sebagai Klan Bulan Patah dan keberadaan di puncak klan ini jauh melewati jalur beladiri murni...". Saat membicarakan hari itu, kekaguman dan keinginan muncul di mata Panglima Guanjun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.