Raja Para Dewa

Merebut Nilai Pertarungan Lagi?



Merebut Nilai Pertarungan Lagi?

0"Awas!"     

"Saudara Zhao Feng!"     

Dari arah tembok kota terdengar teriakan ketakutan.     

Saat ini mereka tahu Raja Elang Berparuh Emas sudah diambang kematian dan akan tewas dalam beberapa detik lagi. Namun hewan buas itu tetap ingin menyerang Zhao Feng sekuat tenaga untuk terakhir kalinya.     

Hal itu disebabkan karena Zhao Feng telah membuatnya marah dan hewan buas itu akan berusaha membunuhnya bagaimanapun caranya.     

"Ini tidak bagus!"     

Zhao Feng bisa merasakan bahaya yang sangat kuat. Di situasi seperti ini, ada desis panas yang dikeluarkan oleh mata kirinya yang menjalar ke seluruh tubuhnya dan dengan segera membuatnya tenang kembali.     

_Hu~_     

Kecepatan si Raja Elang itu sangat menakutkan dan sudah mendekati Zhao Feng dalam sekejap mata. Kecepatannya bereaksi sama dengan seorang ahli beladiri, jadi meski mereka bisa melihat kejadian tersebut, mereka tidak akan bisa menghindarinya.     

_Plaaaa!_     

Sosok Zhao Feng pun terlihat tercabik-cabik dan sebuah lubang besar terbentuk di dinding di belakangnya. Saat semua orang berpikir Zhao Feng telah tewas ---     

Aliran Kuda-Kuda Angin! Langkah Bayangan Kabut!     

Sosok pemuda itu muncul di atas badan Raja Elang Berparuh Emas.     

Apa?!     

Para pesilat di sekitarnya melihat kejadian itu seperti mereka melihat hantu.     

"Jurus kecepatan yang dahsyat!" Rasa gembira terpancar di mata Ye Linyun.     

Ia baru saja melihat Zhao Feng menggunakan Langkah Bayangan Kabut dan Aliran Kuda-Kuda Angin secara bersamaan.     

"Ia bahkan nyaris mengelabuiku...." Jenderal Heng terkejut. Dalam sekejap mata, Zhao Feng berhasil menggabungkan Aliran Kuda-Kuda Angin dengan Langkah Bayangan kabut dengan sangat sempurna dan menghindari serangan yang menakutkan itu. Penggabungan dua jurus itu punya kekuatan yang setara dengan jurus beladiri murni.     

Tentu saja mata kiri Zhao Feng yang misterius itu memegang peranan penting karena kemampuan analisa dan perhitungannya yang sempurna. Saat ini Zhao Feng bisa merasakan darahnya begitu bergejolak dan energi batinnya mencapai titik puncaknya.     

Di dalam dimensi mata kirinya, cahaya hijau itu telah bertambah besar menjadi 2,6 meter.     

Tunggu! Kenapa dia naik ke atas badan Raja Elang Berparuh Emas itu? Pikir para pesilat lainnya.     

Zhao Feng baru saja lolos dari serangannya dan sekarang ia berada di punggung hewan buas itu.     

Kuda-Kuda Angin Puyuh! Tapak Angin Misterius!     

Seberkas sinar dingin terpancar di mata Zhao Feng saat cahaya kebiruan muncul di telapak tangannya yang berputar semakin cepat dan akhirnya terbang ke arah kepala Raja Elang. Saat ini tubuhnya terlihat seperti angin puyuh, begitu kuat dan marah.     

_Shuuuu..._     

Tapak Angin Misteriusnya mengenai luka-luka si Raja Elang yang diakibatkan oleh serangan Jenderal Heng.     

_Tok! Tok! Tok..._     

Luka itu pun semakin melebar.     

_Blaaam!_     

Kepala Raja Elang Berparuh Emas itu pun terpotong-potong dan sosok hewan buas raksasa itu pun jatuh ke tanah.     

_Teng!_     

Zhao Feng melompat di udara dengan tangan yang berlumuran darah si Raja Elang.     

"Raja Elang Berparuh Emas telah mati!"     

"Siapa anak muda yang membunuh Raja Elang Berparuh Emas itu?"     

Pembicaraan pun merebak di antara para pesilat yang melihat kejadian itu. Saat ini Zhao Feng pun langsung menjadi pusat perhatian.     

"Saudara Zhao Feng! Bagus sekali!" Ye Linyun dan Prajurit Ketiga memujinya.     

Jenderal Heng juga baru tersadar dari rasa terkejutnya. "Hahaha! Bagus sekali! Kau berhasil membunuh Raja Elang berparuh Emas dengan sangat baik. Namun ada kecurigaan bahwa kau telah merebut nilai pertarungan itu saat serangan terakhirnya,"     

Merebut nilai pertarungan?     

Zhao Feng kemudian memikirkan hal tersebut dan sadar bahwa tadi ia hanya bereaksi secara insting alamiah. Saat itu, lebih baik saling beradu kekuatan daripada terus menghindar dan melarikan diri. Namun di mata orang lain, Zhao Feng adalah seorang pengambil resiko yang mencoba mengumpulkan nilai pertarungan dari serangan itu.     

Tidak peduli apapun yang mereka katakan, Zhao Feng tetap memegang peranan penting dalam membunuh Raja Elang Berparuh Emas itu, karena tanpa keahlian memanahnya, Raja Elang itu tidak akan terpancing untuk turun menuju ke area penyergapan. Dan orang yang membunuh Raja Elang itu juga Zhao Feng.     

"Burung elang lainnya bisa dengan mudah kita atasi karena Raja Elang telah mati," Jenderal Heng tersenyum saat ia berusaha menilai Zhao Feng.     

Tanpa Raja Elangnya, burung elang lainnya di langit pun terlihat kehilangan arah.     

Zhao Feng lalu duduk bersila di belakang garis pertempuran untuk memulihkan diri sedangkan pesilat lainnya seperti Ye Linyun sedang berpikir bahwa ia mungkin telah terluka. Namun Zhao Feng telah mempelajari Teknik Pemulihan Pernapasan, yang artinya kekuatan tenaga dalamnya lebih kuat setidaknya dua kali lipat dibandingkan pesilat lain di level yang sama.     

"Aliran Kuda-Kuda Angin.... Kuda-Kuda Angin Puyuh.... Tapak Angin Misterius...."     

Gambar ketiga jurus ini muncul dalam pikirannya. Aliran Kuda-Kuda Angin telah menyatu dengan jurus kecepatannya sedangkan Kuda-Kuda Angin Puyuh menyatu dengan jurus tapak serangannya.     

Tanpa ia sadari, pemahamannya tentang jurus Kuda-Kuda Angin Puyuh telah meningkat lebih dari 70 persen. Hal ini sangat bagus karena dari petunjuk yang ia dapatkan dari jurus Aliran Kuda-Kuda Angin dan Tapak Angin Misterius itu, akhirnya jurus Tapak Angin Misteriusnya mulai terlihat sama dengan jurus yang digunakan oleh gadis misterius kala itu.     

Jurusnya tadi adalah gabungan dari Kuda-Kuda Angin Puyuh dan Tapak Angin Misteriusnya.     

"Berandalan itu mendapatkan kemudahan untuk membunuh lagi!" Feng Hanyue menatap Zhao Feng dengan terkejut.     

Pada misi menghabisi penjahat sebelumnya, Zhao Feng juga merebut nilai pertarungan karena membunuh ketua penjahat dan kali ini ia terlihat lebih menggila lagi karena berhasil membunuh Raja Elang Berparuh Emas dari tangan para pesilat level ke 8 dan ke 9.     

Di mata semua orang, kelakuan Zhao Feng adalah contoh bagaimana merebut nilai pertarungan dari pesilat lainnya.     

"Orang itu membunuh seekor hewan buas tingkat puncak," Bei Moi berdecak heran.     

Sejak awal pertempuran hingga saat ini, Bei Moi telah melawan seekor hewan buas tingkat puncak lainnya dan ia juga diserang oleh Raja Elang Berparuh Emas itu. Namun dengan semua pertarungan itu, ia belum berhasil membunuh lawan-lawannya sedangkan si murid baru Zhao Feng telah melakukannya.     

Bunuh! Bunuh!     

Semangat para pasukan Guanjun pun meningkat saat mereka berhasil memukul mundur gerombolan hewan buas itu.     

_Hu~_ __     

Setelah memahami petunjuk baru yang ia dapatkan, Zhao Feng kembali berdiri. Saat ini ia telah mencapai pemahaman yang lebih baik tentang jurus Kuda-Kuda Angin Puyuh dan Tapak Angin Misteriusnya.     

Sekarang, pelatihannya pun telah mencapai tahap akhir dari level ke 7.     

Zhao Feng menatap ke gerombolan hewan buas itu dan melihat ada yang tidak beres. Ia pun segera menemukan jawabannya.     

"Serangan gerombolan hewan buas ini sepertinya telah diatur. Hewan buas tingkat puncak memimpin segerombolan hewan buas tingkat rendah dan hewan buas liar lainnya."     

Zhap Feng tahu ada yang tidak beres. Jika ia tahu soal itu, maka petinggi di Istana Guanjun juga pasti mengetahuinya.     

"Apa mungkin serangan gerombolan hewan buas ini telah direncanakan?" Ye Linyun, Jenderal Heng dan yang lainnya pun mulai curiga.     

Dalam pertempuran itu, Zhao Feng menggunakan Panah Bintang Emas dan melepaskan anak panah berkali-kali dan menghabisi banyak hewan buas mematikan tingkat tinggi. Tiba-tiba pemandangan jadi terlihat indah. Sinar dan garis hijau yang terang berterbangan dari tembok kota dan setiap garis sinar yang ditembakkan itu akan ada beberapa hewan buas yang mati.     

Jurus Mata Kiri Dewa Panah Zhao Feng pun semakin terasah berkat gerombolan hewan buas ini.     

"Tuan Zhao, maukah kau menjadi guruku?" para pemanah yang lebih muda terlihat bersemangat.     

Zhao Feng tidak tahu harus berkata apa. Setelah melihat jumlah hewan buas di udara sudah tidak terlalu banyak yang mengancam, ia pun meninggalkan kota.     

Jari Bintang! Tapak Angin Misterius!     

Zhao Feng terlihat seperti angin yang membunuh hewan buas tanpa suara sama sekali.     

_Plop! Plop....!_     

Setiap serangannya mengenai titik terlemah hewan buas itu dan sejumlah bangkai hewan pun tergeletak di tanah dimana Zhao Feng lewat.     

"Pemuda itu menakutkan sekali!"     

"Ia juga sangat bagus dalam pertarungan jarak dekat!" seru para pemanah yang memandanginya.     

Biasanya, jika seseorang mahir di memanah, kemampuan bertarung jarak dekatnya tidak akan terlalu bagus. Namun Zhao Feng itu seperti monster karena mahir di kedua keahlian tersebut.     

"Kemampun Zhao Feng setara dengan Bei Moi. Namun sayangnya ia hanya murid terluar dari tuan besar dan ia tidak akan mendapatkan semua jurus dan keahliannya yang utama," Ye Linyun mendesah dan menggelengkan kepalanya.     

Setelah membunuh hewan buas untuk waktu yang cukup lama, Zhao Feng merasakan sebuah aura dingin yang dikenalnya.     

_Shua!_     

Ia membuka kemampuan mata kirinya dan melihat belasan kilometer darinya ada sosok bertudung duduk di atas seekor burung hitam. Di dalam tudung itu, ada sepasang bola mata biru sedingin es yang terlihat olehnya.     

_Itu dia!_     

Zhao Feng kaget, sosok itu adalah sosok yang ia lihat di dalam Hutan Awan Langit beberapa waktu lalu.     

_Raaaaaar~~~~~~~~~~_ __     

Tiba-tiba terdengar suara raungan yang menakutkan. Aura dari pemilik raungan itu beberapa kali lipat lebih kuat daripada Raja Elang Berparuh Emas. Suara raungan itu menyebabkan ratusan bahkan ribuan hewan buas gemetar ketakutan. Saat ini, hewan buas tingkat puncak juga mendadak terpaku dan rasa takut muncul dimata mereka. Manusia pun sangat terkejut dan seolah jantung mereka lepas dari badannya.     

_Peh! Peh! Peh..._ __     

_Apa yang terjadi?_ __ Zhao Feng bisa merasakan darahnya bergejolak dan suara berdentum datang dari mata kirinya lagi.     

"Aura macam apa ini yang telah melampaui hewan buas tingkat puncak?" suara Ye Linyun, Prajurit Ketiga dan Jenderal Heng terdengar sedikit gemetaran.     

Aura yang menakutkan itu menyapu ke arah kota dan membuat ratusan hingga ribuan hewan buas langsung berlutut seolah mereka telah melihat rajanya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.