Raja Para Dewa

Krisis di Klan



Krisis di Klan

0Di kediaman suram di dalam tanah penguasa kota, Zhao Balong tiba-tiba membuka matanya.      

"Mati?"     

Pembunuh yang dia kirim untuk membunuh Zhao Feng benar-benar telah mati? Bahkan jika si pembunuh itu secara sembarangan mengekspos dirinya, Zhao Feng hanya memiliki Song Tingyu di sisinya. Tidak ada alasan baginya untuk mati.     

Tetapi sekarang setelah pembunuh itu mati, Zhao Balong akan merasa sangat sulit untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pembunuh itu dibunuh.     

"Sayang sekali kehilangan pion sebagus itu!" wajah Zhao Balong menjadi dingin.      

Seorang pesilat ahli di puncak Alam Transformasi Ilahi sangat penting bagi Klan Zhao.     

Zhao Balong menimpakan kesalahan ini kepada Zhao Feng dan bertekad untuk menyelesaikan urusannya suatu hari nanti.     

Setelah beberapa lama, dia tersenyum kejam. "Tidak akan lama sampai aku, Zhao Balong, akan memiliki kendali penuh atas seluruh Klan Zhao."     

Setahun pun berlalu dalam sekejap mata.     

Suatu hari, Song Tingyu pergi ke Klan Zhao dan pergi bersama Zhao Feng.     

"Sepertinya Feng tidak menyukai guru yang sebelumnya. Feng sekarang jauh lebih rajin!" Zhao Tianlong melihat semuanya dan tersenyum lega.     

Sebelumnya Zhao Feng jarang berlatih. Tetapi sejak Song Tingyu tiba, Zhao Feng sering pergi bersamanya untuk berlatih.     

Tetapi Zhao Tianlong tidak tahu bahwa Song Tingyu telah dijadikan murid oleh Zhao Feng dan ini semua hanyalah akting.     

"Siapa kau ini?" Song Tingyu bertanya begitu mereka telah meninggalkan tanah penguasa kota.     

Zhao Feng jelas bukan anak biasa dan dia bahkan berhasil menyembunyikan semua gerakannya dari orang tuanya. Bahkan penguasa kota, Zhao Tianlong, tidak merasakan apapun.     

"Aku gurumu!" Zhao Feng berkata dengan keras.      

Song Tingyu segera mengatupkan giginya. Dia telah gagal melakukan apa pun pada Zhao Feng dalam satu tahun ini. Sebaliknya, dia justru mengalami kemunduran demi kemunduran.     

Tentu saja, karena Song Tingyu bersedia menghabiskan waktu bersama Zhao Feng, dia telah menghasilkan banyak uang. Selain itu, Zhao Feng sedang berpikir untuk membuka toko cabang. Karena bisnisnya semakin makmur, Song Tingyu tidak mau menyinggung Zhao Feng.     

Saat mereka tiba di Rumah Lelang Puncak Bintang, tempat lelang berjalan dengan tertib.     

Sekarang dia memiliki modal, Zhao Feng telah menyewa beberapa ahli untuk menjalankan rumah lelang, dengan satu-satunya tugasnya adalah mengambil uang itu.     

Namun, untuk memastikan bahwa bisnis Rumah Lelang Puncak Bintang terus meningkat, Zhao Feng akan mengeluarkan beberapa produk luar biasa yang dia buat secara pribadi pada jangka waktu tertentu dan memasangnya untuk dilelang.     

Lelang pun segera berakhir dan kerumunan yang penuh sesak mulai perlahan-lahan membubarkan diri.     

Anggota para petinggi dari Rumah Lelang Puncak Bintang lalu berkumpul di aula konferensi.     

Di permukaan, bos Rumah Lelang Puncak Bintang adalah Huo Qingfeng, dengan Song Tingyu sebagai wakilnya. Tetua lain yang hadir adalah anggota para petinggi yang bertanggung jawab atas berbagai aspek.     

"Rumah lelang kita memiliki reputasi yang bagus. Tetapi jika kita ingin menjadi lebih besar lagi, kita harus memperluas. Apakah ada di antara kalian yang punya saran?" Huo Qingfeng bertanya.     

Anggota para petinggi semuanya adalah orang-orang yang sangat berpengalaman. Ada beberapa yang secara khusus ditugaskan untuk mengumpulkan informasi.     

"Orang tua ini percaya bahwa, jika Rumah Lelang Puncak Bintang ingin berkembang, Kota Pelabuhan Matahari adalah lokasi terbaik!" seorang tetua berdiri.      

Dia mengenakan jubah ungu dengan sulaman emas. Ekspresinya tenang dan matanya dipenuhi rasa percaya diri dan bangga.     

"Saudaraku Li, kenapa begitu? Aku pernah mendengar bahwa Kota Pelabuhan Matahari agak rata-rata jika dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya dan Klan Liu yang mengendalikannya jauh lebih rendah daripada Klan Zhao di Kota Awan Selatan ini. Bukankah itu masalahnya?" seorang tetua pendek segera bertanya.     

Kekayaan Rumah Lelang Puncak Bintang mereka seperti terikat pada lilin yang terus menyusutnya, jadi mereka semua sangat prihatin.     

Yang lainnya pun memandangi tetua berjubah ungu itu. Kota Pelabuhan Matahari benar-benar tidak sejahtera dan juga agak jauh dari Kota Awan Selatan.     

"Tak satupun dari kalian yang mengerti. Meskipun Kota Pelabuhan Matahari tidak terlalu sejahtera dan Klan Liu yang mengendalikannya tidak sekuat itu, klan lain di Kota Pelabuhan Matahari baru-baru ini membuat nama untuk dirinya sendiri...." Tetua Li tersenyum puas.     

"Beri kami detailnya lebih lanjut!" kata salah satu dari anggota para petinggi.     

"Selain pasukan pengendali, sebuah kota besar biasanya akan memiliki beberapa pasukan lainnya. Klan Lu dari Kota Pelabuhan Matahari adalah pasukan kedua yang berkuasa setelah Klan Liu. Yang terpenting, dua putri jenius telah dilahirkan di Klan Lu dan keduanya memiliki kecantikan tiada tara dan bakat luar biasa. Hal ini menyebabkan banyak klan besar dan pasukan terdekat datang dengan lamaran pernikahan," Tetua Li menjelaskan semuanya sekaligus.     

"Orang tua ini juga telah mendengar tentang masalah itu!"     

"Kudengar bahkan keluarga kerajaan dari Kerajaan Jaringan Biru Langit telah membuat beberapa gerakan!"     

Anggota para petinggi mulai berbicara. Jika keluarga kerajaan sampai ikut memperhatikannya, kedua gadis dari Klan Lu ini jelas tidak biasa.     

Zhao Feng berdiri di samping dan tidak memikirkan apa-apa saat menunggu rapat sampai akhir. Dia memiliki sedikit minat pada dua gadis jenius dari Klan Lu ini.     

"Kehadiran dua gadis jenius ini telah sangat meningkatkan jumlah orang yang melewati Kota Pelabuhan Matahari, dan mayoritas dari mereka adalah bangsawan dan pria. Ini jelas merupakan tempat yang ideal untuk cabang Rumah Lelang Puncak Bintang kita!"     

"Ck, ck, siapa yang mengira bahwa dua gadis bisa mengubah takdir Kota Pelabuhan Matahari?"     

"Kudengar salah satu dari mereka sangat berbakat dalam ilmu Takdir Dao. Begitu dia dewasa, dia pasti akan memiliki karir yang luar biasa."     

Percakapan berlanjut di aula tersebut, tetapi lokasi cabang baru tampaknya sudah diputuskan.     

Saat ini, Zhao Feng membuka matanya. "Takdir Dao...!"     

Zhao Yufei dan Liu Qinxin telah bereinkarnasi di daerah itu dan sekarang, dua gadis jenius telah muncul, dan salah satu dari mereka bahkan terampil dalam ilmu Takdir Dao. Ketika semua petunjuk ini disatukan, Zhao Feng pada dasarnya yakin.     

"Oke, mari kita putuskan dengan Kota Pelabuhan Matahari!" Zhao Feng tidak bisa menahan senyumannya.     

Di sampingnya, Tetua Li mengerutkan keningnya dan melirik Zhao Feng. Ini adalah rapat anggota para petinggi Rumah Lelang Puncak Bintang. Tetapi anak ini akan selalu hadir.     

Namun, Song Tingyu adalah salah satu bos besar rumah lelang. Jika dia bersikeras membawa muridnya, yang lain tidak bisa berbuat apa-apa. Selain itu, Huo Qingfeng juga telah memberikan izinnya.     

"Song Tingyu, lain kali, mintalah muridmu menunggu di luar. Ini adalah rapat rahasia!" Tetua Li mendengus dengan dingin.     

Dia memiliki status yang lebih tinggi di antara anggota para petinggi. Sekarang setelah memberikan informasi penting seperti itu, kepercayaan dirinya telah membengkak sehingga dia ingin memamerkan kekuatannya kepada Song Tingyu.     

Tetapi Tetua Li baru saja selesai berbicara ketika energi menakutkan melonjak melalui aula rahasia. Itu adalah energi yang mencekik dan menekan yang meninggalkan rasa sakit yang menusuk di jiwa seseorang.     

"Ini..." Tetua Li memandang Huo Qingfeng dengan kaget.     

Tekanan ini dilepaskan oleh Huo Qingfeng. Huo Qingfeng sekali lagi melangkah ke Alam Abadi dan level pelatihannya jauh melampaui semua orang yang hadir di sini     

"Dilarang menyebutkan masalah itu lagi!" Huo Qingfeng berkata dengan dingin.      

Saat matanya yang tajam melewati Tetua Li, Tetua Li merasa seperti pedang yang tak terlihat sedang dimasukkan ke dalam hatinya.     

"Baik!" keringat dingin membasahi punggungnya dan Tetua Li mengangguk.     

Dia tidak pernah membayangkan bahwa kata-katanya akan memicu ketidaksenangan seperti itu dari Huo Qingfeng. Di sebelahnya, Song Tingyu tampaknya tidak terlalu peduli. Dan ketika dia melihat ekspresi acuh tak acuh dan cuek di wajah Zhao Feng, dia menjadi lebih bingung. Namun dia tidak berani berbicara.     

Yang lainnya juga menjadi lebih berhati-hati dan ingin tahu tentang Zhao Feng.     

Beberapa saat kemudian, rapat itu berakhir. Diputuskan bahwa cabang baru akan berada di Kota Pelabuhan Matahari. Semua orang pun bubar.     

"Qingfeng, aku berencana untuk secara pribadi melakukan perjalanan ke Kota Pelabuhan Matahari," kata Zhao Feng dengan tegas.     

Dia hanya ingin memastikan apakah dua gadis jenius di Kota Pelabuhan Matahari itu adalah Zhao Yufei dan Liu Qinxin dengan mencari dirinya sendiri.     

Kedua gadis itu belum memulihkan ingatannya dan keadaan akan menjadi buruk jika beberapa ahli, bangsawan, atau bahkan pangeran mendapatkan mereka lebih dulu.     

"Tuan, apakah kau berencana...?" Huo Qingfeng menyelidiki.     

"Aku akan memeriksanya, dan mungkin aku bahkan akan melamar mereka." Zhao Feng menghela nafasnya.      

Untungnya, rumah lelang telah memberinya jumlah uang yang lumayan. Jika tidak, dia bahkan mungkin tidak akan punya uang untuk hadiah pertunangan.     

"Apa...?" rahang Huo Qingfeng jatuh saat dia membeku di tempat.     

Zhao Feng selalu menjadi ahli yang tak terduga dan misterius di matanya. Dia tidak pernah membayangkan bahwa dia akan tertarik pada dua gadis jenius, sampai-sampai akan mempertimbangkan sebuah lamaran.     

Setelah itu, Zhao Feng kembali ke perkebunan penguasa kota di sore hari.     

"Mm?" dia segera menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.     

Jumlah aura para pesilat ahli di perkebunan jelas menurun dan ayahnya tidak ada.     

Setelah kembali ke kediaman penguasa kota, dia menemukan seorang pelayan tua yang ramah dengan jenggotnya.     

"Pelayan, di mana ayahku?" Zhao Feng bertanya.     

"Tuannya pergi ke Aliran Iblis Darah. Kudengar Aliran Iblis Darah berencana untuk berdamai dengan Kota Awan Selatan!" pelayan tua itu segera menjawab.     

Aliran Iblis Darah adalah pasukan Setan Dao dekat kota Awan Selatan. Pasukan ini memiliki kekuatan yang sama dengan kota Awan Selatan dan keduanya telah menjadi musuh selama seribu tahun.     

Jika bukan karena kedua pasukan ini saling melemahkan, keduanya akan bisa menjadi jauh lebih kuat sekarang.     

"Sebelum pergi, tuan memintaku untuk memberi tahu tuan muda tentang suatu masalah." Pelayan tua itu mendekati Zhao Feng dan berbisik ke telinganya.     

"Tuan berkata ..."     

Tetapi sebelum pelayan tua itu selesai berbicara, mulutnya membentuk senyuman licik dan sombong. Energi berkumpul di tangan kanannya menjadi pisau tajam yang dia dorong ke depan.     

Tiba-tiba, tubuh lelaki tua itu menggigil dan membeku.     

Di beberapa titik, Zhao Feng telah menghasilkan pedang kecil yang ditutupi pembuluh darah merah. Pedang ini telah ditusuk ke dada pelayan tua itu.     

"Kelas atas level surga...!"      

Tubuh pelayan tua itu mulai mengerut ketika darah dan energinya terkuras habis dan akhirnya hanya menyisakan setumpuk tulang belulang.     

Pelayan tua itu hanyalah seorang pesilat ahli di tingkat awal Alam Transformasi Ilahi. Sedangkan pesilat ahli di Alam Abadi pun tidak akan memiliki senjata kelas atas level Surga.      

Bahkan jika Zhao Feng tidak menggunakan kekuatan pedang ini, ketajaman dan kemampuan pedang itu sudah cukup untuk langsung membunuh pelayan tua itu.     

"Seperti yang diharapkan, sesuatu memang terjadi!" Zhao Feng menghela nafasnya.     

Dia merasakan sesuatu yang aneh di udara saat memasuki perkebunan penguasa kota.     

Pada saat ini, seolah-olah seseorang telah mengirimkan perintah, aura kuat dan niat membunuh meledak dari berbagai bagian perkebunan tersebut. Jeritan dan aroma darah mulai naik dari berbagai daerah. Seluruh perkebunan mulai bergetar saat pertempuran terjadi.     

"Zhao Balong, apa artinya ini!?" suara gemilang datang dari tanah terlarang di belakang perkebunan.      

Kemudian seberkas cahaya putih terbang keluar. Cahaya itu berubah menjadi tetua berambut putih yang dengan marah menatap bagian tertentu dari perkebunan.     

"Tetua Agung!"     

"Tetua Agung, anggota klan telah memulai pemberontakan!"     

Banyak teriakan datang dari dalam perkebunan.     

Serangan mendadak dari orang-orang ini telah membuat Klan Zhao lengah.     

"Haha, orang tua bodoh, Klan Zhao adalah milikku!"      

Zhao Balong menyerbu keluar dari istana emas gelap dan memancarkan aura yang mendominasi. Bercampur dengan aura ini adalah energi iblis yang mengerikan.     

"Kau telah bersekongkol dengan Aliran Iblis Darah!?" Tetua Agung meringis saat dia menuduhnya dengan keras.     

"Kau sudah terlambat memahaminya!" Zhao Balong tertawa terbahak-bahak.     

Sebuah penghalang berwarna darah tiba-tiba muncul di sekitar perkebunan dan ditutupi dengan berbagai pola jahat dan mengintimidasi.      

"Orang tua ini pertama-tama akan mengeksekusi si pengkhianat ini!"      

Tetua Agung menyerbu ke depan dan sebuah pedang muncul di tangannya. Zhao Balong hanya melayang di udara dan sama sekali tidak terganggu.     

"Oh tidak!" Tetua Agung tiba-tiba merasakan bahaya dan buru-buru mundur.     

Boom! Bang!     

Kepala hantu berwarna merah darah yang buas keluar dari kediaman Zhao Balong dan melolong saat menerjang ke arah Tetua Agung.     

Kepala hantu itu bergerak dengan kecepatan luar biasa dan Tetua Agung tidak punya waktu untuk menghindarinya. Akibatnya salah satu lengannya digigit.     

Tetua Agung langsung memotong lengannya dan wajahnya mengeras karena tekadnya.     

Sebagai pesilat ahli di Alam Abadi, dia dapat dengan cepat memulihkan bagian tubuhnya yang hilang. Tetapi dia menemukan bahwa sejumlah besar energinya juga telah dimakan.     

Thwish!     

Seorang tetua berwajah iblis yang mengenakan jubah berwarna merah darah terbang keluar dari kediaman Zhao Balong dan tertawa dengan kejam.      

"Kita bertemu lagi!"     

"Roh Darah!" mata Tetua Agung menjadi gelap dan mulai mendidih dengan niat membunuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.