Legenda Futian

Hina



Hina

0Hua Fengliu menatap istana yang megah itu. Kata-kata Ye Futian langsung menusuk hatinya. Apakah akan ada hari di mana mereka akan memohonnya untuk masuk?     

Wajah tampannya bersinar dengan senyum yang cerah. Dia berkata dengan sangat serius, "Aku percaya padamu."     

Hua Fengliu tidak percaya diri, tapi dia sangat percaya pada Ye Futian.     

"Ayo masuk," Hua Fengliu berkata dengan pelan. Tidak ada yang ingin memasuki istana itu lebih dari dirinya. Dua wanita yang paling dia cintai ada di sana.     

"Guru, anda sengaja melakukan ini, bukan?" tanya Ye Futian. Jelas dia tidak benar-benar mencoba menerobos ke istana untuk mencari pacarnya. Hua Fengliu tampan, berbakat, dan dikenal sebagai Iblis Qin. Jika dia tidak disambut di istana, Ye Futian juga pasti tidak akan disambut. Meskipun dia tahu bahwa dia tampan dan seorang kultivator di Glory Plane, untuk berjalan masuk dan mengatakan bahwa putri berusia enam belas tahun di tempat itu adalah pacarnya, hal ini mungkin akan membuat kakinya patah dan diusir dari istana.     

"Aku ingin memberimu sedikit motivasi," Hua Fengliu terkekeh.     

Mereka bertiga kembali untuk duduk di atas elang angin hitam. Mereka naik ke udara sekali lagi. Pakaian mereka berkibar keras terkena angin. Ye Futian menatap ke bawah ke arah istana saat pemandangan istana itu menjadi lebih kabur. Tempat itu akan menjadi tujuannya nomor satu, entah itu untuk Hua Jieyu atau Hua Fengliu.     

Ketika elang angin hitam menyentuh tanah sekali lagi, mereka berada di luar rumah lain. Auranya tidak mengintimidasi seperti rumah milik keluarga Nandou, tapi itu jelas juga adalah kediaman bangsawan.     

Setelah mendarat, mereka bisa melihat pintu masuk kediaman. Para penjaga berjaga-jaga di luar, dan di atas pintu ada sebuah plakat: "Rumah Keluarga Mu."     

"Ayo masuk," kata Hua Fengliu. Ye Futian membawanya ke pintu masuk, tetapi terhalang oleh penjaga. "Apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya salah seorang penjaga.     

"Tolong sampaikan pesan kepada tuanmu, Mu Hong. Katakan padanya Hua Fengliu ada di sini untuk menemuinya," Hua Fengliu memberi tahu penjaga. Penjaga itu memandang rekannya dan mengangguk. Salah satu dari mereka menuju ke dalam.     

Tidak lama kemudian, seorang pria muda yang berusia sekitar tujuh belas tahun muncul. Dia melihat Hua Fengliu di punggung Ye Futian dan menunjukkan ekspresi tertarik. Dia membungkuk ringan dan berkata, "Salam, Senior. Saya Mu Yunqing."     

"Aku tidak percaya anak Mu Hong sudah dewasa," kata Hua Fengliu sambil tersenyum. "Apakah ayahmu tidak di rumah?"     

"Ayahku ada di dalam, mempersiapkan rumah untuk menerima kehadiran anda. Jika bersedia, silahkan ikuti saya," kata Mu Yunqing. Lengannya terbuka sebagai tanda menerima dan mengundang tamunya masuk ke dalam, jadi Ye Futian membawa Hua Fengliu masuk.     

Rumah keluarga Mu sangat besar. Rombongan mereka tiba di salah satu bangunan di dalam rumah. Seorang pria paruh baya yang tampak galak berdiri di sana. Ketika dia melihat Hua Fengliu, ekspresi kebingungan melintas di matanya. "Hua Fengliu, apa yang terjadi padamu?" Dia bertanya.     

"Teman lamaku, Mu Hong. Ceritanya panjang," desah Hua Fengliu.     

"Ayo duduk," kata Mu Hong dan seorang gadis pelayan berjalan dengan membawa teh untuk mereka semua. Seorang gadis muda di samping Mu Hong, bergabung dengan kelompok kecil mereka.     

Setelah semua orang berada di tempat duduk mereka, Mu Hong berbicara lagi, "Hua Fengliu, kau sudah bertemu Mu Yunqing. Ini putriku, Mu Yunni."     

"Ini Ye Futian dan Yu Sheng. Ye Futian adalah muridku dan aku datang kepadamu karena dia," kata Hua Fengliu.     

"Apa maksudmu?" tanya Mu Hong.     

"Kau tahu aku punya musuh di Kota Donghai, aku tidak ingin menyeret Ye Futian ke dalam permasalahanku. Jadi, jika kau tidak keberatan, aku berharap dia bisa tinggal di sini bersamamu. Kau dapat memperlakukannya seperti ponakan, atau bahkan menganggap dia sebagai muridmu," jelas Hua Fengliu. Niatnya sekarang jelas bagi Ye Futian.     

Hua Fengliu ingin mencari perlindungan untuk Ye Futian, bahkan jika dia harus mengemis.     

"Ayahku tidak akan mengambil siapa pun sebagai muridnya," Mu Yunni menatap Ye Futian dengan tatapan dingin.     

"Yunni, jaga perkataanmu," tegur Mu Hong.     

"Kau tidak perlu khawatir tentang bakatnya, teman," Hua Fengliu meyakinkannya.     

"Kekuatan anda telah dilumpuhkan oleh Art Saint. Seberapa kuatkah murid anda? Sekarang di saat seperti ini, anda ingin melibatkan ayahku juga?" kata Mu Yunni dengan tidak ramah.     

"Diam!" teriak Mu Hong dengan tegas. Kemudian, dia berkata kepada Hua Fengliu, "Putriku memang kurang ajar. Tolong jangan pedulikan dia."     

Mu Hong mengambil cangkirnya dan menyeruput tehnya. Ruangan itu sunyi, dia tidak menjawab permintaan Hua Fengliu.     

Tentu saja, Hua Fengliu tahu apa artinya ini. Pada saat itu, Ye Futian berbicara, "Guru, mari kita pergi sekarang."     

"Oke," Hua Fengliu setuju. "Kami pamit dulu, teman," katanya kepada Mu Hong.     

"Apakah kalian tidak menghabiskan teh kalian dulu?" tanya Mu Hong dengan santai. Dia tidak berniat meminta mereka untuk tinggal.     

Ye Futian sudah menggendong Hua Fengliu di punggungnya. Hua Fengliu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu."     

"Baiklah kalau begitu. Mu Yunqing, Mu Yunni, tolong antar Paman Hua Fengliu," kata Mu Hong. Mereka mengangguk dan mengikuti di belakang Ye Futian saat mereka keluar. Setelah mereka pergi, Mu Hong tampak sinis. Murid? Jika dia tidak keberatan? Dia tidak perlu murid.     

Kekuatan Hua Fengliu sudah dilumpuhkan. Ditambah lagi, dia telah membuat musuh seperti Art Saint dan keluarga Nandou. Apakah dia benar-benar berpikir akan mudah untuk menemukan seseorang untuk mendukungnya?     

Rombongan Ye Futian melangkah keluar dan Mu Yunqing berbicara, "Jaga diri anda, Senior."     

Ketiganya melanjutkan perjalanan mereka tetapi dari belakang mereka bisa mendengar Mu Yunni. "Bukankah seharusnya mereka lebih paham situasinya? Dasar tidak tahu malu."     

"Hidup mereka sulit," tawa Mu Yunqing, tidak lagi menjaga perilaku seperti sebelumnya.     

Mereka tidak berusaha menyembunyikan pembicaraan mereka. Kata-kata itu terasa menyengat saat mereka mencapai telinga Ye Futian. Yu Sheng mengepalkan tangannya. Hua Fengliu merasa bersalah dan berkata, "Maaf, Ye Futian. Kau menderita karena aku."     

"Tidak. Mu Hong bodoh dan buta. Dia baru melewatkan kesempatan untuk menjadi mantan guru seorang kaisar di masa depan," kata Ye Futian dengan santai.     

"Dasar sombong," tawa Hua Fengliu. Sepertinya dia khawatir tanpa alasan. "Dengan orang cacat sepertiku, orang-orang hanya akan memandang rendah dirimu. Mereka tidak akan melihat potensi sejatimu. Ketika kau bisa mengendalikan dunia, mereka akan menyesali segalanya."     

"Guru, jangan berkata seperti itu tentang dirimu," Ye Futian merasa tidak enak. Dia tahu benar dan jelas bahwa Hua Fengliu telah pergi untuk memohon pada Mu Hong.     

Sebagai sang Iblis Guqin legendaris, Hua Fengliu dulu sangat dipuja. Sekarang karena kekuatannya telah dilumpuhkan, dia tidak peduli dengan musuh-musuhnya. Jika bukan karena Ye Futian, Hua Fengliu tidak akan pernah kembali ke Kota Donghai.     

"Tidak apa-apa, aku masih punya beberapa teman di sini. Ayo cari mereka," kata Hua Fengliu.     

"Guru, saya tidak ingin anda memohon pada orang lain untukku," kata Ye Futian.     

"Datang ke Kota Donghai adalah ideku. Xia Fan ingin membunuhmu saat di Gunung Tianyao. Meskipun kota ini sangat besar, tidak ada cara untuk mengatakan bahwa tidak mungkin untuk bertemu dengannya. Aku tidak bisa melindungimu karena kondisiku. Aku tidak bisa membiarkanmu sendirian, "jelas Hua Fengliu. "Jangan khawatir, ini hanya rencana untuk saat ini. Kita tidak perlu melakukan ini setelah beberapa saat."     

"Guru, tidakkah anda mengerti? Bertahun-tahun yang lalu, ketika Roh Kehidupan anda dihancurkan dan diusir dari Kota Donghai, tidak ada teman anda yang membelamu. Sekarang setelah anda kembali dengan kondisi hina seperti ini, menurut anda siapa yang akan membantu anda?" tanya Ye Futian. "Saya akan berhati-hati dan menjaga diriku sendiri. Jangan khawatir tentang saya. Saya tidak mati di Gunung Tianyao, dan saya tidak akan mati dengan mudah."     

Hua Fengliu menghela nafas dan berkata, "Baiklah kalau begitu. Mari kita melihat Taman Qin."     

"Apakah itu tempat anda dulu tinggal?" Ye Futian menebak.     

"Ya, tapi mungkin sekarang sudah sepi," kata Hua Fengliu sambil mengangguk. Mereka berangkat dengan elang angin hitam sekali lagi.     

Hua Fengliu dan Ye Futian berdiri di depan Taman Qin dengan terkejut. Tempat tinggal di depan mereka tampak ramai. Mereka memperhatikan dari atas di udara. Itu jelas bukan tempat yang sepi.     

"Yu Sheng, cari tahu siapa pemilik baru Taman Qin," kata Hua Fengliu.     

"Oke," jawab Yu Sheng. Dia berjalan untuk bertanya pada penjaga tetapi tidak mendapatkan sebuah nama. Semua penjaga mengatakan kepadanya bahwa nama keluarga pemilik baru adalah Tang.     

"Ayo pergi," kata Hua Fengliu. Ekspresinya berubah. Ye Futian berpikir ini aneh tapi ia berbalik untuk mengikuti.     

"Apa yang begitu menyeramkan tentang nama belakangku?" sebuah suara terdengar di belakang mereka. Ye Futian berhenti dan melihat ke belakang. Seorang wanita keluar dari Taman Qin. Dia tampak berusia tiga puluhan. Dia sangat cantik. Orang hanya bisa membayangkan betapa lebih cantiknya dia di masa mudanya.     

Hua Fengliu melihat wanita itu dan tersenyum pahit. "Aku tidak mengira kamu akan tinggal di Taman Qin."     

Wanita itu memandang Hua Fengliu dan mulai mengeluarkan aura sedingin es. Dia tampak seperti akan meledak dalam kemarahan. Ye Futian merinding. Semoga dia bukan salah satu musuh Hua Fengliu.     

"Siapa yang melakukannya?" wanita itu bertanya dengan sikap dingin. Dia merujuk pada kecacatan Hua Fengliu. Mungkin dia bukanlah musuh.     

"Lupakan tentang hal itu. Bagaimana kabarmu?" Hua Fengliu bertanya.     

"Bagaimana menurutmu kabarku?" dia bertanya kembali. Ye Futian bingung. Mungkinkah dia istri Hua Fengliu? Bukankah istrinya tinggal di Istana Keluarga Nandou?     

"Siapa dia?" wanita itu bertanya menatap Ye Futian.     

"Senior, saya murid guru," jawab Ye Futian.     

"Siapa yang menyebabkan kecacatannya?" wanita itu terus bertanya.     

"Wakil Kepala Xia Fan dari Prefektur Laut Timur ingin membunuhku. Guru seperti ini sekarang karena dia mencoba melindungiku," kata Ye Futian.     

"Anak keluarga Xia yang tidak berguna itu? Dia berani menyentuhmu? Aku akan membunuhnya," kata wanita itu.     

"Berhentilah bertingkah gila," Hua Fengliu menatapnya. "Sudah begitu lama. Tidak bisakah kamu sedikit mengendalikan emosimu?"     

"Jika aku tidak ditinggalkan oleh seseorang, akankah aku menjadi seperti ini?" wanita itu bertanya. Ye Futian merasakan kakinya menjadi lemah. Jadi, gadis ini adalah mantan kekasihnya.     

"Kamu masih belum menikah?" Nada bicara Hua Fengliu menjadi lebih lembut.     

"Apakah kau begitu ingin aku menikah?" Tang Lan membalas. Hua Fengliu tidak tahu harus berkata apa.     

"Masuklah. Ini dulunya adalah rumahmu. Sekarang, setelah kau kembali, rumah ini harus dikembalikan kepada pemiliknya yang sah. Kau bisa tinggal di sini mulai sekarang," nada suara Tang Lan juga melembut.     

"Tidak," Hua Fengliu menolak, menggelengkan kepalanya.     

"Kenapa? Takut aku akan menelanmu hidup-hidup?" Tang Lan sangat marah. "Jika kau menikahiku bertahun-tahun yang lalu, segalanya tidak akan menjadi seperti ini. Tidakkah kau merasa seperti diseret oleh wanita itu?" tanya Tang Lan.     

Ye Futian berkeringat dingin. Ini....     

"Jangan bicara tentang masa lalu," Hua Fengliu mencoba menepisnya. "Siapa lagi yang tinggal di Taman Qin?"     

"Aku menerima dua murid wanita," jawabnya.     

"Muda dan cantik?" tanya Hua Fengliu.     

"Ada satu," jawab Tang Lan. "Kenapa? Kamu suka yang muda sekarang?"     

Hua Fengliu tercengang. "Berhenti dengan omong kosongmu. Aku hanya tidak ingin muridmu mengikuti jejakmu. Jadi, yang terbaik adalah jika aku tidak masuk."     

"Mengikuti jejakku?" Awalnya, dia tampak bingung. Kemudian, dia melirik Ye Futian dan akhirnya mengerti apa yang dia maksud. Ye Futian muda dan tampan. Dalam beberapa tahun akan ada Hua Fengliu lain.     

"Bahkan murid yang kau ambil begitu mirip dengamu, tetapi jangan khawatir, murid-muridku memiliki standar yang lebih tinggi daripada aku," kata Tang Lan. "Masuklah ke dalam."     

Hua Fengliu tersenyum pahit. Dia berpikir dalam hati, Dengan seorang pria seperti Ye Futian, tidak masalah seberapa tinggi standar mereka.     

"Jangan menyesalinya," Hua Fengliu menghela nafas. Lalu, dia berbalik untuk melihat Ye Futian. "Hei nak, jaga tingkah lakumu."     

"Guru, saya benar-benar bukan seperti orang yang anda pikirkan!" Ye Futian benar-benar kesal. Siapa yang katanya membela muridnya sendiri?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.