Legenda Futian

Kisah Sampingan (3)



Kisah Sampingan (3)

0"Itu adalah seorang Dewa Surgawi!"      

Banyak kultivator kini menatap langit di atas Dunia Tianchu, hanya untuk menyadari bahwa langit telah terbelah. Seorang Dewa Surgawi yang mengenakan pakaian berbulu emas dengan diselimuti oleh cahaya suci berdiri di atas sana. Pakaian berbulu itu terlihat seperti baju zirah yang kokoh.      

Dewa Surgawi lainnya telah muncul di atas langit, tetapi mereka bukan berasal dari Istana Dewa.      

Nona Muda?      

Tatapan mata banyak orang tertuju pada Ye Zhiyin dan kelompoknya. Ternyata orang-orang ini adalah sekelompok bangsawan yang memiliki Dewa Surgawi sebagai pengawal mereka!      

Namun, siapa yang berani menantang Istana Dewa di salah satu dunia yang dikuasai olehnya? Seorang Tetua dari Istana Dewa mungkin akan menjadi pengecualian. Tapi hal itu tidak mungkin terjadi. Kalau tidak, Gu Feiyang akan mengenali mereka.      

"Raja Iblis!" Kedua mata Dewa Surgawi dari Istana Dewa itu menyipit saat dia menatap sosok yang mengenakan pakaian berbulu emas itu. Kemudian dia berkata, "Aku adalah salah satu Kultivator Penjaga dari Istana Dewa, Taishan. Sekarang, perkenalkan dirimu."      

Istana Dewa dipimpin oleh sekelompok Tetua yang pengaruhnya telah menyebar ke seluruh dunia. Ada banyak Kultivator Penjaga di bawah komando para Tetua tersebut, dimana masing-masing dari mereka adalah Dewa Surgawi, dan Taishan adalah salah satunya.      

Cahaya suci tampak mengelilingi tubuhnya, membuatnya penampilannya terlihat mengintimidasi. Sambil melayang di udara, dia memandang kerumuman kultivator di bagian bawah dengan tatapan mengejek. Dalam kumpulan alam semesta yang sangat luas, Istana Dewa adalah salah satu pasukan terkemuka yang menguasai banyak alam semesta di dalamnya. Dunia Tianchu adalah salah satu wilayah kekuasaan mereka. Istana Dewa adalah pasukah yang paling menonjol dan memiliki status tertinggi di dunia ini. Jadi, dia tidak begitu peduli dengan asal-usul lawannya.      

Musuh yang dia hadapi saat ini adalah Raja Iblis—bentuk transformasi dari Elang Kecil.      

Dia mengalihkan pandangannya untuk memandang Yu Shou dan berpikir. Sungguh mengejutkan bahwa putra dari Tetua Kedua akan ditindas oleh sekelompok orang asing. Jika Tetua Kedua berada di sini, dia pasti sudah membelah musuhnya menjadi dua bagian. Selain itu, Nona Muda juga berada di sini. Orang-orang rendahan yang sombong ini benar-benar sudah keterlaluan, berani membuat Kaisar Elang marah.      

"Paman Elang!" Ye Zhiyin dan Yu Shou menyapanya. Elang Kecil adalah teman bermain mereka. Meskipun dia adalah hewan tunggangan dari ayah Ye Zhiyin, mereka akan selalu menghormatinya. Mereka sering menungganginya untuk bepergian, sementara dia juga gemar membuat lelucon untuk meredakan suasana hati mereka.      

"Nona Muda, aku akan menghabisi b*jingan itu sekarang juga!" Elang Kecil menyatakan. Menurut mereka, memangnya siapa Nona Muda itu? Bagaimana mungkin dia bisa membiarkannya ditindas oleh sekelompok orang asing? Ini sudah keterlaluan!      

Kultivator Penjaga Taishan mengerutkan keningnya. Dalam sekejap, sebuah Kekuatan Ilahi yang mengerikan telah memenuhi langit. Kemudian, sebuah badai yang dibentuk oleh Kekuatan Ilahi yang tak terlihat bergerak menuju Elang Kecil saat kekuatan dewa yang dahsyat menekan udara.      

"Pernyataan yang konyol!" Langit bergemuruh ketika Kultivator Penjaga Taishan mengambil satu langkah ke depan. Sebuah kekuatan dewa yang tak tertandingi tiba-tiba memenuhi langit, seolah-olah langit akan runtuh kapan saja. Pada saat yang bersamaan, beberapa pilar batu pencakar langit melesat turun dari atas langit, mengarah ke lokasi dimana Elang Kecil berada, mencoba menekan seluruh area tersebut.      

*Whoosh* Ketika angin kencang bertiup, Elang Kecil berubah ke wujud aslinya, yang berukuran sangat besar. Semua bulu emas di tubuhnya terlihat seperti senjata-senjata ilahi yang telah diasah. Sosoknya kini berubah menjadi cahaya yang berkilauan ketika dia mengepakkan sayapnya. Sepasang sayap itu menghasilkan rentetan tebasan yang mengoyak jalinan ruang hampa, memotong semua pilar batu yang menjulang tinggi itu, dan terbang menuju tubuh Dewa Surgawi yang dibentuk oleh Kultivator Penjaga Taishan.      

Pada saat itu juga, sosok raksasa itu bersinar dan berubah menjadi Tubuh Ilahi yang telah menyatu dengan dunia, seolah-olah itu adalah seorang dewa yang menguasai alam semesta. Kemudian, setelah membentuk kekuatan yang luar biasa di kedua tangannya, dia mengerahkan sebuah aura kepalan tinju yang menghancurkan langit, memicu terbentuknya badai yang dahsyat di atas sana. Serangan itu melesat melintasi ruang hampa dan mengincar Elang Kecil.      

"Heaven Collapsing Fist!" sebuah suara tiba-tiba bergema di udara. Langit pun bergetar atas perintahnya. Kultivator yang tak terhitung jumlahnya di dekatnya merasa seolah-olah tubuh mereka akan hancur berkeping-keping. Namun, Elang Kecil tetap tak tergoyahkan dan terbang ke depan saat kedua sayapnya berubah menjadi senjata ilahi yang sesungguhnya.      

"God-Slayer!"      

*Klang, Klang* Suara dentangan yang menusuk telinga dari sepasang sayap yang memotong aura kepalan tinju itu bisa terdengar di udara. Rentetan tebasan yang tidak bisa dihentikan itu akhirnya bertabrakan dengan teknik Heaven Collapsing Fist secara langsung, sehingga menimbulkan ledakan yang keras dan bergema yang menghancurkan banyak bangunan di sekitarnya.      

Banyak orang terbaring di permukaan tanah ketika badai itu menerjang mereka. Hampir tidak ada seorang pun yang bisa berdiri ketika badai tersebut menghantam area tempat mereka berada.      

"Ini benar-benar gila!"      

Hati para kultivator dari Dunia Tianchu berdebar kencang saat menyaksikan pecahnya pertempuran antara Dewa Surgawi ini. Tidak ada yang menyangka bahwa seorang kultivator asing akan bertarung melawan Dewa Surgawi dari Istana Dewa tanpa ada keraguan sedikit pun.      

Suara tabrakan bisa terdengar tanpa henti di atas langit. Udara akan bergetar hebat setiap kali tabrakan di antara mereka berdua terjadi. Skala pertempuran antara dua Dewa Surgawi jelas sangat spektakuler.      

"Hei monster iblis, berani-beraninya kau! Jangan berpikir kau bisa lolos setelah menentang seorang Kultivator Penjaga dari Istana Dewa!" Kultivator Penjaga Taishan menegur dengan kesal di tengah jalannya pertarungan. Dia tidak percaya bahwa Raja Iblis ini bisa mengimbangi perlawanannya.      

"Berhenti memamerkan nama Istana Dewa! Itu tidak berarti apa-apa bagiku! Memangnya kau siapa? Berani-beraninya menindas Nona Muda-ku?" Elang Kecil melanjutkan kata-katanya dengan suara keras, "Sebagai pengikut dari tuanku, aku terlalu malu untuk kembali kepadanya jika aku bahkan tidak bisa membunuh seorang kultivator pecundang sepertimu sekarang juga! Terimalah ini…Slash of Sparkling Radiance!"      

Tepat setelah dia berbicara, seberkas cahaya suci berwarna emas yang menyilaukan mengoyak langit, menciptakan sebuah celah di jalinan ruang hampa. Ketika cahaya tersebut menembus langit, cipratan darah muncul saat Kultivator Penjaga Taishan mengerang kesakitan.      

Dampak dari serangan itu telah menghempaskan tubuh Kultivator Penjaga Taishan dan Elang Kecil ke belakang, sehingga membentuk sebuah badai yang dahsyat. Kerumunan kultivator langsung mendongak untuk menatap langit dan melihat darah tampak mengalir dari tubuh raksasa sang Dewa Surgawi. Pemandangan dari anggota tubuh yang hilang itu terlalu menakutkan untuk dilihat.      

Seorang Kultivator Penjaga dari Istana Dewa, Taishan, telah kehilangan salah satu anggota tubuhnya.      

Sungguh perubahan situasi yang tak terduga! Sungguh beruntung bahwa seseorang dapat menyaksikan pertarungan sengit antara salah satu generasi muda terkuat dari Istana Dewa, Gu Feiyang, sementara bala bantuan dari lawannya, Raja Iblis, mampu memotong anggota tubuh Kultivator Penjaga Taishan.      

Apakah benar-benar ada seseorang yang berani menentang Istana Dewa?      

Lalu, bagaimana dengan tuan dari Raja Iblis tersebut? Mungkinkah wanita yang diminta Gu Feiyang untuk menuangkan segelas anggur untuknya itu sebenarnya adalah keturunan dari tuan sang Raja Iblis?      

Jika benar demikian, sekuat apakah tuan dari Raja Iblis itu?      

Suara ledakan kembali terdengar ketika Yu Shou melancarkan rentetan serangan ke arah Gu Feiyang. Pada akhirnya, Yu Shou mampu mengalahkan kultivator sombong yang namanya tertera dalam Daftar Putra Kebanggaan itu dengan mudah. Sejak awal, pertarungan ini memang tidak seimbang.      

"Aku tidak peduli siapa kau, tetapi kau akan dikuliti hidup-hidup karena telah menyinggung Istana Dewa!" suara Kultivator Penjaga Taishan bergema di atas langit. Petir bergemuruh ketika suaranya menyebar ke arah langit. Kemudian, langit pun tampak terbelah.      

Setelah itu, sebuah kekuatan dewa yang tak tertandingi menyebar di udara. Semua orang di Dunia Tianchu mengangkat kepala mereka dan terlihat takjub ketika memandang langit. Banyak dari mereka menunjukkan rasa hormat dan membungkuk hormat untuk menyembah dewa mereka.      

"Hmm?" Elang Kecil mengerutkan kening setelah mengangkat kepalanya untuk menatap ke arah langit. Dunia ini dikendalikan oleh Istana Dewa. Dengan kata lain, aura mereka telah menyatu dengan dunia ini. Kultivator Penjaga Taishan pasti telah memberitahu Istana Dewa sebelumnya.      

Tidak lama kemudian, sebuah Istana Ilahi yang berukuran sangat besar dapat terlihat di cakrawala. Barisan Kultivator Penjaga dari Istana Dewa tampak melayang di luar istana tersebut.      

Pada saat ini, satu sosok membuka matanya sambil duduk bersila di dalam Istana Ilahi itu dan memandang ke bagian bawah dengan tatapan mengejek. Hanya dengan satu pandangan mata, sinar cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya menyinari Dunia Tianchu. Sementara itu, sebuah kekuatan surgawi telah memenuhi langit, menekan Elang Kecil, Yu Shou, Ye Zhiyin, dan yang lainnya.      

Situasi ini sangat buruk bagi Yu Shou, Ye Zhiyin, dan kelompoknya. Di bawah tekanan dari Jalur Surgawi, wajah mereka menjadi pucat, dan tubuh mereka terasa lemah.      

"Berlutut!" sebuah suara tiba-tiba terdengar seolah-olah langit bergemuruh di atas sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.