Legenda Futian

Akademi Heiyan



Akademi Heiyan

0

Angin dingin musim dingin telah tiba. Tanaman-tanaman hijau telah layu, dan Akademi Qingzhou menjadi agak suram.

Namun, Ye Futian sama sekali tidak terpengaruh oleh cuaca dingin. Hari-harinya berlalu dengan nyaman dan santai. Selain menulis gulungan mantra setiap hari, dia memanjakan dirinya sendiri dengan memandang Hua Jieyu yang tampak cantik. Dia sangat senang sampai lupa mengenai Yu Sheng. Dua bulan berlalu dan dia hanya kembali ke asrama mereka untuk mengunjungi Yu Sheng dua kali. Ini membuat Yu Sheng berimajinasi yang aneh-aneh, apa yang Ye Futian bisa lakukan di kediaman Hua.

Larangan akademi terhadap Ye Futian masih berlaku. Ketika semua orang menantikan reaksi Ye Futian, dia benar-benar lenyap dari pandangan mereka. Kehilangannya membuat semua orang berpikir apakah dia tetap akan datang ke kelas jika seandainya tidak ada larangan. Mungkin, jika itu adalah kelas dari Kakak Senior Qin Yi.

Tanpa peringatan apapun, salju turun untuk pertama kalinya dalam musim dingin itu. Salju turun dengan lebat, menutupi semuanya dengan sebuah selimut berwarna putih dalam semalam.

Di pagi hari, Ye Futian melangkah keluar dari kamarnya dan menatap ke langit, yang penuh dengan butiran salju. Dia kemudian menggosok kedua tangannya, tersenyum sambil menghembuskan udara panas saat ia bernafas.

Paviliun di depannya tampak sepi, berdiri di tengah salju, sementara segala sesuatu di sekitarnya benar-benar tertutup oleh salju. Satu sosok tampak menonjol di tengah-tengah itu semua. Dia tampaknya memusatkan seluruh perhatiannya pada pemandangan yang indah itu. Salju ini terlalu indah.

Ye Futian mengangkat kakinya dan menuju ke arahnya. Beberapa jejak kaki lainnya muncul di salju di tanah.

Ia berdiri di samping wanita muda itu dan meliriknya, tapi sepertinya gadis itu tidak memperhatikannya. Matanya tertutup saat dia menikmati ketenangan.

Ye Futian menutup matanya juga dan terus berdiri di samping gadis itu dengan tenang. Salju putih turun tanpa henti sampai kedua orang itu tertutup lapisan salju.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Hua Jieyu membuka matanya dan tersenyum pada Ye Futian ketika dia melihat bahwa lelaki itu menirunya.

Ye Futian membuka matanya dan menatap Hua Jieyu dengan lembut. Dia tersenyum dan menjawab, "Menemanimu sampai rambut kita menjadi putih."

Hua Jieyu berkedip tidak bisa berkata-kata. Dia kemudian melihat kepala Ye Futian yang tertutup salju putih. Hatinya dipenuhi kekecewaan. Dia tidak pernah bisa menanggapi kata-katanya terlalu serius.

"Sudah dua bulan, kamu tidak benar-benar berpikir ini adalah rumahmu sekarang, kan?" Hua Jieyu menggoda Ye Futian.

"Tuan Hua lebih dari sekedar guruku; dia telah menjadi seperti ayah bagiku. Jadi rumahnya akan seperti rumah bagiku," kata Ye Futian. Dia terdengar cukup serius.

"Kalian dua bocah kecil," terdengar sebuah suara, membuat keduanya menoleh. Mereka melihat sesosok tampan tersenyum pada mereka, dan mendengar dia berkata, "Saling menggoda pagi-pagi, kalian benar-benar tidak memikirkanku sama sekali."

Ye Futian menghela nafas. Gurunya sangat mengenalnya.

"Ayah," Hua Jieyu memanggilnya, merasa disalahkan. Dia menatap ayahnya. "Apakah aku benar-benar anakmu?"

Dia selalu membela Ye Futian. Ayah macam apa yang melakukan itu?

"Siapa lagi selain aku yang bisa melahirkan putri paling cantik di seluruh Kota Qingzhou?" pria paruh baya itu membalasnya dengan sikap bercanda. Hua Jieyu menatap ayahnya. Hanya dalam dua bulan, nada dan cara bicaranya sudah mengikuti Ye Futian. Ini terlalu...

"Anda benar-benar seorang guru." Ye Futian terkesan. Gurunya berada pada tingkat yang benar-benar berbeda darinya pada setiap aspek.

Setelah menghabiskan begitu banyak waktu bersama, Ye Futian akhirnya mengetahui nama gurunya, Hua Fengliu.

Bahkan namanya sangat mengesankan. Dia bahkan tidak bisa berharap untuk bersaing dengan Gurunya.

"Ye Futian, selama beberapa hari terakhir kultivasimu dalam penulisan gulungan mantra telah sangat berkembang sehingga kau tidak lagi membutuhkan bimbingan. Ketika tingkat kekuatanmu meningkat, kau secara alami akan dapat menuliskan gulungan mantra yang lebih kuat," kata Hua Fengliu. Dia menatap Ye Futian dengan mantap. Meskipun Ye Futian hanya berada di Mystery Plane untuk kultivasi sihir, ia mampu menuliskan beberapa mantra Awakening Plane tingkat tertinggi dalam kurun waktu sesingkat dua bulan.

"Ini semua berkat bimbingan guru." Ye Futian membungkuk hormat dengan rasa syukur.

Hua Fengliu melambaikan tangannya untuk menyangkal. "Kau berbakat secara alami. Kau akan menghasilkan hasil yang sama bahkan dengan guru yang berbeda. Namun, harus diingat, kau tidak bisa terlalu sombong. Dunia luar jauh lebih rumit daripada yang dapat kau bayangkan. Perjalananmu baru saja dimulai. Kau dapat datang kepadaku untuk meminta bantuan saat kau memiliki pertanyaan, tidak hanya tentang menulis mantra, tetapi juga tentang kultivasi."

"Saya akan menyimpan kata-kata guru dalam hati." Ye Futian mengangguk sebagai jawaban.

"Baiklah, pergilah sekarang," kata Hua Fengliu.

Ye Futian mengangguk lagi sebelum menurunkan kedua lututnya dan membungkuk hormat kepada Hua Fengliu tiga kali. Dahinya sampai menyentuh tanah yang dingin.

"Saya telah berada di bawah bimbingan anda selama berbulan-bulan sekarang dan belum memberi penghormatan kepada anda dengan benar. Meskipun saya suka bercanda, saya serius ketika saya mengatakan bahwa anda seperti ayah bagi saya. Saya akan selalu menjaga kata-kata Guru dalam pikiran saya," kata Ye Futian.

Ketika dia selesai, Ye Futian berdiri perlahan dan berkata, "Saya akan pergi sekarang."

Dia kemudian berbalik ke arah Hua Jieyu untuk mengucapkan selamat tinggal, "Dah Rubah, jangan merindukanku."

Dia berjalan keluar dari rumah sebelum gadis itu sempat menjawab.

"Bocah itu, akan memakan waktu untuk terbiasa dengan hal-hal tanpa dia disini," Hua Fengliu tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenapa ayah sangat menyukainya?" Hua Jieyu tidak bisa mengerti ayahnya. Dia bisa merasakan bahwa ayahnya benar-benar menyukai Ye Futian, tapi kenapa? Apakah itu hanya karena bakatnya?

"Awalnya, itu karena bakatnya, tapi setelah mendengar ceritamu tentang dia dan apa yang terjadi selama Penilaian Quarter Musim Gugur, ayah menyadari bahwa di balik sikapnya yang suka bermain, ada hati yang murni. Setelah menerima penghinaan selama tiga tahun, setiap orang normal akan kesal, tetapi dia tetap ceria, seperti matahari. Selain itu, dia bersedia untuk melawan akademi hanya untuk membela Yu Sheng, mudah untuk melihat bahwa dia adalah orang yang sangat setia." jelas Hua Fengliu. "Setelah dua bulan ini bersamanya, ayah mulai menyukai kepribadiannya lebih dan lebih lagi."

"Jadi, ayah akan menjual anakmu sendiri?" Hua Jieyu memutar matanya ke arah ayahnya. Dia berkata, "Bahkan jika dia memiliki semua kualitas yang baik, ayah tidak dapat menyangkal bahwa dia adalah orang cabul yang tidak tahu malu."

"Tidakkah kamu pikir kejenakaan kecilnya itu lucu?" Hua Fengliu tertawa.

Hua Jieyu tidak tahu harus berkata apa. Dunianya dalam situasi yang berantakan. Ayahnya yang terhormat telah terpengaruh oleh mantra tertentu milik orang itu.

Salju terus turun sampai seluruh Akademi Qingzhou tertutup dengan warna putih, menambah keindahan tempat suci ini. Namun, para siswa Akademi Qingzhou tidak tertarik pada pemandangan yang indah ini. Pagi-pagi, sekelompok individu yang kuat tiba di akademi. Ketika mereka tiba, semua instruktur Akademi Qingzhou telah bersiap untuk bertempur, memanggil orang-orang yang paling berkuasa di akademi. Para pemimpin seni bela diri dan sekolah sihir mempersiapkan diri. Suasana di kampus sangat tegang.

Banyak pengikut sekte luar tidak memahami situasi ini, tetapi para murid resmi yang lebih tua tahu persis dari mana kelompok orang ini berasal, serta tujuan mereka untuk datang.

Akademi Qingzhou sangat berantakan. Murid-murid bergegas menuju arah yang sama.

Ye Futian menyaksikan pemandangan ini dan merasa aneh, tidak mengerti apa yang terjadi. Sepertinya sesuatu yang besar akan terjadi di akademi.

"Ye Futian!" Ye Futian mendengar seseorang memanggil namanya sebelum dia bisa mencapai asramanya. Mengalihkan pandangannya ke arah suara itu, dia melihat seorang gadis cantik dan sebuah senyum lembut tampak di wajahnya sendiri.

"Kemana kamu akan pergi?" tanya Feng Qingxue.

"Kembali untuk mencari Yu Sheng," jawab Ye Futian.

"Akademi mengumpulkan seluruh siswa, Yu Sheng juga harus ada di sana," kata Feng Qingxue. Sesuatu melintas di mata Ye Futian seolah dia baru saja berpikir.

Feng Qingxue menarik lengan bajunya. Dia terlihat gugup. Dia bertanya, "Mengapa kita tidak memeriksa apa yang terjadi ... bersama-sama?"

Ye Futian menatap gadis cantik di depannya dengan tatapan kosong. Salju jatuh di tubuhnya. Dia tampak sedikit gugup dan tidak tenang.

"Tentu," Ye Futian mengangguk sambil tersenyum.

"Oke." Feng Qingxue mengambil inisiatif untuk berdiri di sampingnya, dan mereka berdua menuju ke arah kerumunan.

Ye Futian tidak bercanda atau menggodanya seperti dia dulu, tapi Feng Qingxue tahu bahwa semuanya tidak akan pernah bisa kembali seperti semula. Tentu saja, dia berharap bahwa segalanya akan kembali seperti dulu. Namun, dia telah dewasa dan mengerti bahwa hal-hal tidak selalu berjalan seperti yang dia inginkan. Meskipun mengetahui apa yang hilang telah hilang untuk selamanya, dia masih tidak ingin mereka menjadi orang asing sepenuhnya.

"Aku minta maaf," kata Feng Qingxue tiba-tiba. Ye Futian menatapnya sekali lagi. Dia bisa melihat bahwa gadis itu berusaha menjadi seberani yang dia bisa. Dia menatapnya dan tersenyum. "Ye Futian, aku minta maaf."

Matanya mulai memerah. Hari-hari ini, dia telah banyak berpikir tentang apa yang dikatakan ayahnya, dan dia tahu bahwa tindakannya telah menyakiti harga diri Ye Futian.

"Aku sudah melupakannya," jawab Ye Futian. Dia paham betul mengapa gadis ini meminta maaf.

"Tidak ada yang terjadi antara Murong Qiu dan aku. Dia datang mencariku setelah kejadian itu, tapi aku mengabaikannya, dan aku belum pernah mendekatinya sejak itu." Feng Qingxue mencoba menjelaskan, meskipun dia tahu hal itu tidak akan membuat perbedaan di antara mereka; tetapi tetap saja membuat semuanya lebih jelas adalah yang terbaik.

"Itu semua telah berlalu sekarang," jawab Ye Futian. "Oh ya, apa yang terjadi di akademi?"

Feng Qingxue bisa merasakan bahwa Ye Futian berusaha mengubah topik pembicaraan dan merasa sedikit kecewa. Dia menjawab pertanyaannya, "Kudengar bahwa para andalan dari Kota Heiyan memimpin orang-orang dari Akademi Heiyan ke sini."

"Kota Heiyan," gumam Ye Futian saat ekspresinya menjadi kesal. Heiyan dan Qingzhou adalah dua kota di Pulau Laut Timur. Bagi Ye Futian, yang tumbuh membaca buku-buku sejarah, sejarah adalah sesuatu yang sangat dia ketahui. Sebelum Kaisar Ye Qing dan Donghuang, menyatukan dunia tiga ratus tahun yang lalu, ada zaman separatisme [1] yang dipimpin oleh kaum bangsawan. Selama periode yang rumit ini, sangat umum bagi para kultivator untuk menjarah sumber daya. Pada saat itu, Kota Heiyan dikendalikan oleh Klan Heiyan. Klan ini sangat agresif, dan berulang kali menyerbu kota-kota lain di Pulau Laut Timur untuk mendapatkan sumber daya.

Setelah dunia disatukan, Kaisar Ye Qing dan Donghuang yang agung mengatur hukum baru, dan dunia menjadi jauh lebih damai. Namun, mereka masih tidak memiliki kendali atas kota-kota Pulau Laut Timur. Klan Heiyan kemudian menjadi Akademi Heiyan, dan mengambil alih kota sepenuhnya. Bertahun-tahun telah berlalu, dan mereka masih belum menyerah pada penyerbuan ke Kota Qingzhou.

Dengan latar belakang ini, Akademi Heiyan dan Akademi Qingzhou adalah musuh alami. Setiap beberapa tahun, mereka akan memimpin sekelompok individu mereka yang paling kuat untuk memprovokasi Akademi Qingzhou, serta untuk menguji kekuatan para siswanya.

"Sepertinya Heiyan menjadi terlalu ambisius sekali lagi," kata Ye Futian. Kedamaian di Qingzhou akan segera terganggu. Namun, hal ini tidak melibatkan Ye Futian, karena kota itu memiliki pelindung khusus sendiri, Perkumpulan Ksatria Dark Qilin.

Tapi Akademi Qingzhou masih dalam masalah!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.