Cincin Naga

Bertemunya Dua Saudara



Bertemunya Dua Saudara

0Beberapa hari telah berlalu sejak Blumer menerima gelar Marquis.     

"Tuanku." Para penjaga di gerbang mansion Count memberi hormat.     

Wharton tampak sama sekali tidak memperhatikan para penjaga. Tidak melirik penjaga sedikit pun, dia langsung menuju mansionnya. Kedua penjaga itu saling pandang.     

"Tuan Count telah benar-benar tidak fokus beberapa hari terakhir ini. Baru saja, dia tersesat di dunianya lagi."     

"Benar. Dulu, dia selalu tersenyum pada kita dan bahkan menyapa kita. Dari kelihatannya, permintaan Blumer di istana untuk diizinkan menikahi sang putri memiliki dampak besar pada Tuan Count."     

Berita tentang Blumer yang meminta agar menikahi sang putri telah menyebar ke seluruh ibukota.     

Banyak orang di ibukota kekaisaran tahu tentang keadaan Wharton, Putri Ketujuh Nina, dan Blumer. Di jalanan utama dan lorong-lorong kecil, di hotel dan restoran, topik ini sering bisa dibicarakan.     

"Wharton, ada apa?" Terdengar sebuah suara.     

Wharton berpaling untuk melihat siapa yang berbicara padanya. Itu adalah putra Hillman, Nader. Sambil menggeleng, Wharton mendesah. Nader mengerti. "Putri Ketujuh tidak muncul?"     

"Yeah." Wharton mengangguk.     

Wharton dan Putri Ketujuh sering kali keluar berkencan bersama, dan waktu kencannya ini menjadi sangat teratur. Tapi sejak Blumer meminta untuk menikahi Nina di Martial Palace, Wharton baru bertemu Nina satu kali, sehari setelah kejadian itu. Tiga hari berikutnya, dia belum bertemu Nina.     

Dia bahkan tidak bisa menemuinya. Wajar saja, Wharton merasa sangat menderita.     

Nader juga merasa sangat bersedih karena Wharton. Sambil mendengus, dia berkata, "Blumer pasti kacau kepalanya. Dia benar-benar langsung meminta agar menikahi Putri Ketujuh. Apa yang salah dengan dia?"     

"Tidak ada gunanya membicarakan itu sekarang juga." Wharton menggelengkan kepalanya.     

Tepat pada saat ini...     

"Tuan Count, Tuan Count." Suara yang jelas terdengar dari luar. Sambil menoleh, Wharton melihat bahwa suara itu adalah pelayan pribadi Imperial Putri Ketujuh, Lucy [Lu'si].     

"Biarkan dia masuk." Wharton segera berkata.     

Penjaga membiarkan Lucy berlari masuk. Terengah-engah, Lucy langsung menyerbu ke arah Wharton. "Wharton, Putri telah diperintahkan untuk tetap tinggal di istana oleh Yang Mulia Kaisar dan tidak meninggalkan istana. Bahkan saya harus menemukan beberapa alasan khusus agar bisa pergi. Ini adalah surat yang diminta Putri untuk kuberikan kepadamu. Ini, ambillah. Saya tidak punya waktu, saya harus kembali sekarang. Jika saya kembali terlambat, itu akan menjadi bencana."     

Lucy menyerahkan surat itu pada Wharton. Wharton berdiri di sana, tertegun. Sebelum sempat sempat berbicara, Lucy lari.     

"Apa yang dipikirkan oleh Yang Mulia Kaisar?" Nader mengerutkan kening, merasa agak marah.     

Wharton segera membuka amplop itu dan menarik surat dari dalamnya. Melihat isi surat tersebut, Wharton merasakan semburan kehangatan masuk ke dalam hatinya, menghangatkannya.     

Battle-qi berwarna biru meledak dari tangan Wharton, menghancurkan surat itu menjadi abu.     

"Seorang murid pribadi dari War God, dan juga adik laki-laki Olivier. Tampaknya Yang Mulia Kaisar lebih menyukai Blumer." Wharton melihat semuanya dengan jelas.     

Jika Yang Mulia Kaisar tidak melarang Nina untuk keluar, Nina akan mencari Wharton, bukan Blumer.     

Perintah ini jelas dimaksudkan untuk membantu Blumer.     

Sambil mengeluarkan dengusan dingin, Wharton merasa tak berdaya. Bahkan dalam wujud Dragonformed, dia hanya akan berada di puncak tingkat kesembilan. Bagaimana bisa dia menyebabkan masalah atau membuat perubahan apapun dengan kekuatan sekecil itu?     

Beberapa hari kemudian, di luar ibukota kekaisaran.     

Satu kereta, beberapa ekor kuda, dan seekor panther berwarna hitam pekat ynag murni. Di atas panther itu ada seorang pemuda yang mengenakan jubah sederhana.     

"Linley, lihat." Zassler, yang menunggangi kudanya, menunjuk ke gunung yang jauh dan tinggi itu. Gunung itu memiliki beberapa puncak. "Itulah War God Mountain yang terkenal di dunia. War God's College ada di puncaknya."     

"War God's College?" Mata Linley bersinar.     

Kekuatan legendaris dan tak terbantahkan yang paling kuat di dalam Kekaisaran. War God's College didirikan oleh War God yang berdiri di puncak seluruh benua Yulan. Menatap pada War God Mountain dari kejauhan, Linley merasa kagum.     

"War God..."     

War God O'Brien adalah sosok yang sangat menyilaukan. Dia tidak hanya mendirikan Kekaisaran O'Brien yang kuat, dia juga telah melawan High Priest sampai imbang di atas Sungai Yulan. Pertarungan itu telah membuatnya terkenal, menjamin bahwa dia akan memiliki status agung yang sama dengan High Priest.     

Setelah lima ribu tahun, tidak ada yang tahu seberapa kuat War God, yang sebelumnya berada di tingkat yang sama dengan High Priest, sekarang. Tapi satu-satunya deity yang dipuja di dalam Kekaisaran O'Brien adalah War God. Dari sini, orang bisa melihat betapa terhormatnya War God.     

Hati Linley penuh dengan dorongan keberanian. "Akan datang harinya ketika aku juga akan berdiri di puncak benua Yulan!"     

Linley berpaling, tidak lagi menatap War God Mountain. Betapapun indahnya War God Mountain, itu milik War God.     

"Ibukota kekaisaran Channe." Menatap ke timur, dia sudah bisa melihat kota besar itu, yang katanya paling besar di seluruh benua. Channe adalah kota yang sangat besar. Hanya ibukota kekaisaran Kekaisaran Yulan yang bisa menandinginya.     

Arsitektur Channe sederhana dan tanpa hiasan.     

"Ibukota kekaisaran di Kekaisaran yang paling kuat secara militer di benua ini. Tempat dimana petarung tinggal. Channe." Sedikit senyuman ada di bibir Linley. Di bawah sinar matahari yang menyilaukan, Linley dan timnya menuju Channe.     

Tidak ada tokoh besar yang menaruh perhatian khusus pada kelompok penjelajah ini.     

Tapi mereka tidak tahu bahwa orang-orang ini akan segera menyebabkan kekacauan yang menggoncang bumi di dalam Kekaisaran O'Brien.     

"Haha, tempat ini benar-benar sesuai dengan reputasinya sebagai ibukota kekaisaran Kekaisaran O'Brien. Jalanan ini sangat luas." Barker tertawa keras, dan Linley tertawa juga.     

Tim Linley sedang berjalan di tengah salah satu jalan utama ibukota kekaisaran.     

Barker dan saudara-saudaranya sudah turun dari kuda, seraya mereka meletakkan senjata mereka di punggung; long-handled greataxes yeng menakjubkan. Di perjalanan, mereka telah menyimpan long-handled greataxes mereka di dalam cincin interspatial Linley. Bagaimanapun, greataxes terlalu berat; kuda tidak bisa membawa mereka     

"Sungguh pria yang berotot."     

Banyak orang di ibukota kekaisaran menyingkir dan memberi jalan. Barker dan saudara laki-lakinya terlalu mengagumkan secara fisik. Semuanya setinggi 2,2 meter, memiliki pinggang seperti beruang raksasa, dan sangat berotot sehingga mereka tampak tidak manusiawi. Terlebih lagi, di punggung mereka membawa long-handled greataxes berukuran besar, yang berkilau dengan cahaya logam yang dingin.     

Bahkan jika long-handled greataxes dibuat semata-mata dari baja, beratnya akan sekitar kira-kira seribu kilo. Tapi dari pewarnaan greataxes itu, jelas mereka bukan senjata biasa. Akankah seseorang yang lemah berani menggunakan senjata berat seperti itu?     

Dan black panther yang halus dan mengkilap itu, yang tidak memiliki tanda perubahan warna apa pun?     

Tidak ada seorang pun di ibukota kekaisaran yang pernah melihat panther seperti itu. Ini karena setelah Blackcloud Panther mencapai Saint-level, dia memiliki kemampuan untuk dengan mudah mengubah warna bulunya.     

"Boulder Street." Linley tahu di mana Wharton tinggal, dan semua orang yang hadir bergegas pergi ke Boulder Street di East Channe.     

"Aku bertaruh bahwa Tuan Blumer pasti akan bisa menikahi Princess Nina."     

Linley tiba-tiba berhenti, berpaling untuk menatap restoran terdekat. Linley mengerutkan kening. "Nina? Nina yang disukai Wharton? Bukankah orang yang disebut Caylan yang bersaing dengan Wharton? Apa hubungannya Blumer dengan ini?"     

Linley tahu siapa Blumer.     

Ketika Wharton ikut dalam pertandingan untuk menjadi murid kehormatan, pada akhirnya, Blumer telah menang.     

"Omong kosong. Aku berani bertaruh bahwa Tuan Wharton adalah orang yang akan menikahi Princess Nina. Princess Nina dan Tuan Wharton telah bersama sejak lama."     

"Sulit untuk dikatakan. Lihatlah status Tuan Blumer saat ini; dia adalah murid pribadi War God."     

"Tuan?" Barker berkata dengan suara pelan.     

Linley berdiri diam di sana untuk beberapa saat.     

Blumer adalah adik Olivier. Dia sebenarnya telah menjadi murid pribadi War God? Dan sepertinya dia sudah meminta Emperor untuk menikahi Nina.     

Barker dan yang lainnya menatap Linley.     

"Ayo." Kata Linley.     

Kelompok Linley tiba di Boulder Street. Setiap mansion yang menghiasi Boulder Street milik klan bangsawan, dan karena itu Boulder Street tidak terlalu ramai.     

Berjalan di Boulder Street yang sepi, Linley dengan hati-hati memeriksa tanda-tanda di setiap mansion.     

"Di depan." mata Linley bersinar.     

Dua penjaga yang terlibat dalam percakapan tiba-tiba menyadari Linley dan yang lainnya berjalan mendekat. Mereka segera menjadi waspada, terutama setelah melihat tubuh besar Barker dan saudara-saudaranya.     

"Orang-orang ini pasti setinggi dan berotot seperti Tuan Count." Kedua penjaga itu agak terkejut.     

"Siapa kalian?" Salah satu penjaga mengumpulkan semua keberaniannya, berseru dengan berani.     

Gates adalah orang pertama yang menjawab dengan keras, "Apakah ini kediaman Count Wharton?"     

"Benar." Penjaga itu mengangguk.     

Mendengar kata-kata ini, Linley merasa jantungnya gemetar karena kegirangan saat detak jantungnya semakin kencang. Sudah berapa tahun sejak saat itu? Wharton telah pergi saat usianya enam tahun. Dalam beberapa hari, tepat tujuh belas tahun akan berlalu.     

Tujuh belas tahun!     

Sambil tersenyum, Linley berkata, "Pergi sampaikan pesan bahwa kakaknya, Linley, telah tiba." Mendengar kata-kata ini, kedua penjaga itu sangat terkejut. Kakak Count Wharton? Mereka belum pernah mendengar orang seperti itu.     

Tapi kedua penjaga ini memiliki penilaian yang bagus. Mereka bisa langsung mengetahui betapa hebatnya kelompok ini. Tanpa berani mengatakan banyak hal lain, satu penjaga membungkuk. "Silahkan tunggu sebentar. Saya akan melaporkan."     

Linley menarik napas panjang, membiarkan dirinya tenang.     

"Linley, ini tempat kediaman adikmu?" Zassler berjalan mendekat, tertawa. "Sepertinya adikmu telah melakukannya dengan baik untuk dirinya sendiri di ibukota kekaisaran."     

Linley juga merasa sangat bangga.     

Pengasuh Hiri dan Hillman saat ini sedang mengobrol sambil minum beberapa anggur, tapi tiba-tiba, penjaga berlari dengan kecepatan tinggi. "Tuan Hillman, sekelompok orang baru saja tiba. Pemimpin mereka menyatakan bahwa dia adalah kakak Wharton, dan namanya adalah Linley."     

"Smash!" Gelas anggur di tangan Pengasuh Hiri jatuh ke lantai, hancur berkeping-keping.     

"Linley!"     

Pengasuh Hiri dan Hillman secara bersamaan bangkit berdiri. Mereka saling menatap, matanya terbelalak dan dipenuhi kejutan dan kegembiraan.     

"Pergi, pergi, cepatlah! Pergilah bertahu Tuan Count!" Hiri segera memerintahkan.     

Lalu, Hiri dan Hillman keduanya menyerbu ke bagian luar mansion dengan kecepatan tinggi. Melihat bagaimana Pengasuh Hiri benar-benar kehilangan sikapnya yang biasa, penjaga tersebut menyadari betapa pentingnya kejadian ini, dan dia langsung berlari ke lapangan latihan.     

Seketika, Hiri dan Hillman tiba di halaman depan. Sesampainya di depan pintu gerbang utama, mereka benar-benar melambat saat mereka memandang ke depan dengan saksama.     

Mereka melihat lima pria berotot mengerikan. Long-handled greataxes yang berada di punggung mereka sendiri membuat mereka berdua gemetar. Di samping kelima pria itu, ada seorang pria tua kurus yang matanya hijau gelap dipenuhi aura yang mengerikan.     

DIsamping pria tua ada tiga gadis cantik, sangat memuaskan untuk dilihat.     

Dan di bagian paling depan...     

"Linley!" Hillman adalah orang pertama yang berbicara. Pengasuh Hiri masih memeriksa Linley dengan hati-hati. Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba mengenali siapa Linley. Dia berteriak kaget dan gembira, "Tuan muda Linley."     

Linley, yang tengah mengobrol dengan Zassler, menoleh.     

Kakek Hiri tampak seperti yang ada dalam ingatan Linley, dengan hidung yang memerah karena anggur miliknya itu. Dan Paman Hillman juga ada di sana. Melihat mereka, Linley menemukan bahwa dia sama sekali tidak mampu menahan kegembiraan di hatinya.     

"Kakek Hiri, Paman Hillman." Linley bergegas masuk ke halaman, matanya mulai menjadi lembab.     

Pengasuh Hiri berjalan ke sisi Linley, matanya merah. "Anda menjadi dewasa. Anda telah dewasa. Tuan muda Linley, anda lebih tinggi dari anda yang dulu." Sudah tujuh belas tahun penuh sejak Pengasuh Hiri melihat Linley.     

Ketika dia pergi bersama Wharton, Linley baru berusia sepuluh tahun.     

"Kakek Hiri, kamu terlihat sama persis." Kegembiraan di hati Linley tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata belaka.     

Melihat Linley, Hillman berkata dengan suara yang sangat bersyukur, "Tuan Muda Linley, anda sudah dewasa. Tapi anda tetap terlihat sangat mirip dengan penampilan anda sepuluh tahun yang lalu."     

Sepuluh tahun yang lalu, Linley sudah setinggi 1,7 meter. Penampilannya belum banyak berubah sejak saat itu.     

Tiba-tiba, langkah kaki panik bisa terdengar.     

Berpaling, Linley melihat sosok tinggi dan kuat muncul di ambang pintu, seolah muncul dari mimpi. Orang ini terlihat sangat mirip dengan Linley sendiri. Linley merasa pria ini kemungkinan besar adik laki-lakinya, Wharton.     

Hanya saja, Wharton telah pergi saat dia baru berusia enam tahun. Dia telah sangat berubah.     

Tapi Wharton hanya butuh waktu sesaat sebelum mengenali Linley. Linley masih terlihat sangat mirip dengan dirinya yang dulu. Mulut Wharton ternganga. Air matanya sudah mulai mengalir di wajahnya. "Kakak…"     

Linley perlahan berjalan menuju Wharton, tatapannya benar-benar terkunci padanya.     

"Kakak..." Wharton terhuyung-huyung melangkah maju.     

"Wharton kecil. Ini benar dirimu?" Linley menatap Wharton. Anak berwajah gemuk di masa lalu telah berubah menjadi anak setinggi 2,2 meter.     

"Kakak, ini aku. Ini aku." Pada saat ini, Wharton benar-benar melupakan masalahnya dengan Nina. Hatinya dipenuhi dengan kegembiraan yang tak berujung. Dia sama sekali tidak mampu menekan kegembiraannya ini.     

Linley mengulurkan tangannya dengan tangan gemetar, meletakkannya di bahu Wharton. Dia dengan hati-hati menatap Wharton. Wajahnya mengembang menjadi senyuman, bahkan saat air mata bersinar di matanya. Dengan suara gemetar, Linley berkata, "Wharton kecil, kamu sudah besar."     

Anak berwajah gemuk di ingatannya, yang selalu memanggil 'kakak', 'kakak' kepadanya dengan suara seperti anak kecil, sudah besar.     

"Kakak!" Wharton dengan erat memeluk Linley dengan pelukan besar. Setelah melihat Wharton, Linley merasa lebih gembira daripada sebelumnya. Akhirnya, dia tidak lagi bisa mencegah air matanya sendiri keluar, dan mereka mengalir di wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.