Cincin Naga

Anggur



Anggur

0Linley menolehkan kepalanya ke pintu.     

Guillermo ada di sana, mengenakan jubah merah panjang, sebuah senyum di wajahnya, pinggangnya tegak. Namun, matanya sangat galak dan tegas. Di bawah kawalan dua Vicars, Guillermo melangkah ke dalam ruangan.     

"Jadi Guillermo sudah sampai. Kuharap Clayde akan sedikit lebih terlambat." Linley dipenuhi dengan antisipasi.     

Satu-satunya kelemahan dalam rencana ini adalah kemungkinan bahwa Clayde dan Mage tingkat kesembilan ini akan datang pada saat bersamaan. Bagaimanapun, Bloodrupture poison tidak berguna melawan seorang Mage.     

Linley seketika mulai berdiri. "Tuan Guillermo."     

"Linley, lihatlah pada dirimu sendiri. Wajahmu sangat pucat. Duduklah, duduklah." Guillermo segera mengambil dua langkah cepat untuk menghentikan Linley bangkit.     

"Tuan Guillermo, saya baik-baik saja. Meski saya menderita beberapa luka saat latihan battle-qi, saya masih bisa berjalan dan bersikap normal. Hanya saja, sangat disayangkan bahwa untuk jangka waktu tertentu, saya tidak akan bisa melatih battle-qi lagi." Linley berkata sambil mendesah panjang.     

"Pada saat seperti ini, kamu masih memikirkan latihan battle-qi?" Guillermo berkata dengan marah. "Cedera luar mudah disembuhkan, tapi yang cedera dalam jauh lebih berbahaya. Jika kamu tidak menyembuhkannya dengan benar, kemungkinan hal itu akan membahayakanmu seumur hidupmu."     

"Terima kasih, Tuan Guillermo, atas perhatian anda."     

Sebenarnya, Linley memiliki kesan yang sangat bagus dari Guillermo. Dia melirik ke jalan masuk. "Aku harap Clayde akan tiba sebentar lagi."     

Badai salju kemarin telah menyebabkan Kota Fenlai menjadi sangat dingin, dan hanya ada sedikit orang di jalan dari istana. Tapi saat ini, seratus orang rombongan penjaga yang kuat saat ini melindungi dan mengawal kereta emas mewah keluar dari istana.     

"Crunch. Crunch."     

Roda kereta itu menggilas melawati salju.     

"Ransome [Lan'sai'mu], buka pintunya." Perintah Clayde.     

Kereta itu sangat luas, dan bisa dengan mudah menampung lima atau enam orang dengan sangat nyaman. Ransome ini adalah salah satu pengawal pribadi Clayde, dan dia langsung berkata, "Baik, Yang Mulia." Dia dengan segera membuka gorden pintu, membiarkan hembusan udara dingin itu masuk.     

Tapi baik Ransome maupun Clayde tidak merasakan dingin sedikit pun, terlepas dari fakta bahwa Clayde hanya mengenakan sebuah jaket diatas beberapa pakaian dalam, sementara Ransome mengenakan seragam tradisional seorang pelayan istana.     

"Linley ini benar-benar berhasil merusak organ vitalnya karena latihan battle-qi yang berlebihan. Jeeze." Clayde tertawa sambil mendesah.     

Ransome berkata dengan suara pelan, "Tuan Linley masih sangat muda, namun dia memiliki prestasi seperti itu. Betapapun berbakatnya seseorang, seseorang masih perlu untuk berlatih keras. Bagi seorang Warrior bisa melukai dirinya secara internal saat latihan battle-qi yang berlebihan menunjukkan sejauh mana tingkat saat dia berlatih."     

Batas daya tahan tubuh seseorang mungkin sangat tinggi.     

Tapi setiap kali seseorang mencoba merangsang potensi seseorang, seseorang tidak bisa melangkah terlalu jauh. Meskipun benar bahwa kerja keras itu bermanfaat bagi seorang Warrior dalam latihan, seseorang juga tidak bisa berlebihan juga. Tubuh tidak akan bisa mengatasinya.     

"Benar. Pencapaian masa depan Linley ini tak akan terbayangkan." Clayde mengangguk juga.     

Melihat tatapan pada wajah Clayde, Ransome mendesah secara diam-diam.     

Sebagai pengawal pribadi Clayde, tentu saja dia memiliki pemahaman mendalam tentang tuannya. Dengan kepribadian kuat yang dimiliki Clayde, sangat jarang bagi Clayde untuk bersikap sopan kepada seseorang. Tapi kepada Linley, Clayde tidak pernah berhenti bersikap sopan sekalipun.     

"Sayang sekali, pada tahun itu, Yang Mulia... sayangnya. Yang Mulia tahu bahwa dia tidak memiliki harapan untuk memasuki Saint-level, karena itulah dia memandang Linley dengan begitu kagum." Ransome tahu rahasia Clayde.     

Meskipun Clayde adalah seorang Warrior tingkat kesembilan, Ransome tahu... bahwa kecuali kalau Radiant Sovereign memberikan peningkatan kekuatan pada Clayde, Clayde tidak akan pernah bisa mencapai Saint-rank, tidak peduli apapun yang terjadi.     

"Yang Mulia, kita sampai di rumah Tuan Linley." Ransome berkata pelan.     

Melalui pintu yang terbuka, gerbang ke rumah Linley bisa terlihat cukup jelas. Pada saat ini, ada dua Warrior kuat yang berdiri berjaga di luar gerbang. Kedua Warrior ini adalah anggota elit divisi utama Kesatria dari Radiant Church.     

"Crunch." Kereta berhenti.     

Ransome adalah orang pertama yang meninggalkan kereta, lalu dengan hormat menunggu Clayde melangkah keluar juga.     

"Yang Mulia!" Kedua penjaga itu membungkuk hormat.     

"Oh, ada yang datang sebelum aku?" Clayde menyadari ada sebuah kereta mewah lain yang ditempatkan di luar, bersamaan dengan sekelompok Knights dari Radiant Temple yang berdiri di luar.     

"Benar. Tuan Guillermo telah tiba." Salah satu dari dua Warrior yang menjaga pintu gerbang itu berkata dengan hormat.     

"Tuan Guillermo telah tiba? Tidak apa-apa." Clayde melirik kembali ke pasukannya sendiri. "Kalian semua tinggal di sini. Ransome, ikutlah denganku."Setelah mengeluarkan perintah ini, Clayde melewati gerbang, pengawal pribadinya di belakangnya.     

...     

Saat ini, Linley masih terlibat dalam pembicaraan dengan Guillermo. Tak satu pun dari mereka tahu bahwa Clayde sudah sampai di pintu gerbang.     

"Guillermo ini masih belum pergi?" Linley mulai tidak sabar.     

Jika Guillermo bermaksud untuk terus mengobrol dengan dia seperti ini, siapa yang tahu berapa lama lagi ini akan berlanjut? Semakin lama hal ini berlanjut, banyak hal yang semakin rumit. Semakin cemas, Linley tiba-tiba meletakkan tangannya ke mulutnya.     

"Cough. Cough!" Linley mengeluarkan beberapa batukan, terbatuk-batuk begitu keras sehingga wajahnya yang putih menjadi merah.     

"Linley." Guillermo sangat terkejut.     

Dia tidak membayangkan bahwa cedera Linley akan separah ini.     

"Linley, kamu harus menggunakan obat yang telah kubawa ini dengan benar. Mereka memiliki efek membantu tubuh dalam menyembuhkan organ dalamnya." Guillermo buru-buru berkata. "Tubuhmu tidak dalam kondisi baik sekarang. Istirahatlah. Aku tidak akan mengganggu istirahatmu lebih jauh lagi." Guillermo berdiri.     

Setelah batuk, wajah pucat Linley bahkan lebih pucat dari sebelumnya, tanpa sedikit pun darah.     

"Tuan Guillermo, saya sangat minta maaf." Linley berkata dengan nada meminta maaf.     

"Tidak apa-apa. Istirahatlah. Tubuhmu yang terpenting." Guillermo mengingatkannya lagi, sebelum meninggalkan ruangan bersama dengan para Vicar.     

Ketika Clayde dan Ransome berjalan melalui pintu gerbang ke rumah Linley, mereka mendengar sebuah suara memanggil dari belakang mereka.     

"Yang Mulia. Yang Mulia."     

Clayde berbalik dengan penuh pertanyaan, hanya untuk melihat Merritt dengan cepat melompat keluar dari kereta. "Yang Mulia."     

"Merritt, kamu juga datang?" Clayde terkekeh, berhenti saat memandang Merrit.     

Merritt berlari ke arah Clayde. Dengan hormat, dia berkata, "Tuan Linley terluka. Bagaimana mungkin saya tidak datang? Yang Mulia, bagaimana bisa anda masuk hanya dengan Ransome? Itu tidak aman!" Merritt buru-buru berkata.     

Ketika seorang penguasa mengunjungi salah satu rakyatnya, biasanya dia juga akan membawa semua pengawalnya langsung ke dalam juga.     

Alasan pertama adalah melindungi keamanan sang penguasa. Yang kedua adalah untuk menampilkan wewenang dan kekuasaan penguasa.     

"Tidak perlu. Aku hanya ingin mengecek Linley. Tidak perlu menaikkan bendera tinggi dan semua itu." Clayde terkekeh. "Terlebih lagi, di dalam Kota Fenlai, siapa yang bisa mengancam saya, hrm?"     

Rasa percaya diri Clayde bukan tanpa perhitungan.     

Pertama-tama, Clayde tidak khawatir tentang banyak petarung tingkat kesembilan. Satu-satunya tipe orang yang benar-benar ditakuti Clayde adalah seorang petarung Saint-level, tapi apakah seorang petarung Saint-level akan membunuh dia, seorang raja? Terlebih lagi, ini adalah Kota Fenlai, Holy Capital dari Radiant Church!     

Siapa yang berani bertindak dengan gegabah dalam perbatasan markas besar Radiant Church?     

"Benar, benar. Pelayanmu terlalu berhati-hati." Merritt buru-buru berkata.     

"Ayo pergi. Kita bisa masuk bersama-sama." Clayde masuk bersama Merritt dan Ransome.     

"Yang Mulia, Linley saat ini sedang memulihkan diri di halaman pribadi di sayap timur. Izinkan saya untuk menuntun jalannya."Diantar oleh pelayan cantik, Clayde, Merritt, dan Ransome mulai menuju ke tempat peristirahatan Linley. Tapi setengah jalan ke sana...     

Clayde dan dua lainnya melihat Guillermo dan dua Vicar-nya.     

"Tuan Guillermo." Clayde, Merritt, dan Ransome secara bersamaan memberi penghormatan.     

"Clayde, kamu datang juga." Guillermo mengangguk. "Cedera dalam Linley ini tampaknya sangat berat. Baru saja, dia batuk-batuk. Bila kamu pergi menemuinya, jangan menghabiskan waktu terlalu banyak. Hanya lihat saja bagaimana keadaannya, lalu biarkan dia beristirahat."     

"Mengerti." Clayde mengangguk.     

"Kalau begitu aku akan pergi sekarang." Guillermo mengangguk juga, lalu memimpin kedua Vicar-nya keluar dan pergi.     

Clayde pergi bersama Merritt dan Ransome ke kamar Linley.     

Kepergian Guillermo membuat Linley mendesah lega. Tapi sebelum dia sempat menarik nafas, pelayan wanita berlari masuk untuk membuat laporan.     

"Tuan Linley. Yang Mulia dan Right Premier telah tiba."Pelayan wanita tersebut segera melaporkannya.     

"Dia di sini?"     

Mata Linley bersinar.     

"Aku sudah menunggu begitu lama. Dia akhirnya datang."Linley tidak bisa menahan kegembiraan di hatinya. "Kamu bisa pergi sekarang." Linley segera memerintahkan pelayan itu untuk pergi, dan kemudian dia dengan tenang berdiri, menunggu dengan tenang kedatangan Clayde.     

Beberapa detik kemudian, Linley mendengar suara langkah kaki.     

"Linley." Suara Clayde terdengar begitu dia memasuki ruangan. Dalam tiga langkah cepat, dia tiba di sisi Linley. Dengan suara yang sangat peduli, dia berkata, "Linley, wajahmu terlihat mengerikan. Cepat, duduk dan istirahatlah. Beristirahatlah."     

Linley didorong ke tempat duduknya oleh Clayde.     

"Tuan Linley." Merritt juga sangat sopan pada Linley.     

"Terima kasih, Yang Mulia. Terimakasih, Tuan Merritt." Linley berkata dengan suara agak lemah.     

Tapi kegembiraan di hati Linley mulai membengkak. Dulunya, setelah mengetahui kematian ayahnya, Linley telah memerintahkan Hillman untuk membawa pusaka klannya, warblade 'Slaughterer', ke O'Brien Empire. Pada saat itu, dia sudah menetapkan pikirannya bahwa risiko kematian tidak akan cukup untuk mengubah keputusannya untuk membalas dendam.     

Ayah. Ibu!     

Kematian ayahnya juga terkait dengan Clayde. Jika bukan karena Clayde yang memerintahkan Patterson untuk menculik ibunya, bagaimana mungkin ayahnya meninggal dalam usaha membalas dendam? Dan tentu saja, hilangnya ibunya adalah perbuatan Clayde.     

"Yang Mulia. Saya baik-baik saja. Saya baru saja mengalami beberapa luka dalam, dan tidak akan bisa melatih battle-qi untuk sementara waktu. Saya masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari saya yang normal." kata Linley sambil tersenyum.     

"Itu bagus. Itu bagus." Clayde juga menampilkan sedikit senyuman.     

"Tuan Merritt, anda datang juga." Linley tiba-tiba 'mengingat' sesuatu, dan berseru dengan gembira, " Benar! Aku belum sempat minum sebotol anggur yang anda berikan untukku terakhir kali, Tuan Merritt. Karena anda dan Yang Mulia telah tiba hari ini, ayo kita minum sedikit."     

Saat dia berbicara, Linley menuju ke lemari minuman keras di sebelahnya.     

"Tidak perlu. Linley, kamu terluka. Kamu tidak bisa minum alkohol apapun." Clayde menasihatinya.     

"Tidak apa-apa. Luka saya hanya luka ringan. Dan sedikit anggur bagus untuk membuat pembuluh darah seseorang tetap aktif." Saat dia berbicara, Linley menarik empat gelas anggur, bersama dengan sebotol anggur merah. "Ransome, kamu harus duduk juga. Di rumahku, tidak perlu banyak formalitas."     

Linley tahu banyak tentang Ransome.     

Sebagai pengawal pribadi Clayde, dia juga orang yang sangat kuat. Meskipun Linley tidak bisa dengan jelas menentukan kekuatannya, Linley yakin bahwa setidaknya dia adalah seorang petarung tingkat ketujuh, atau mungkin bahkan petarung tingkat kedelapan.     

"Tidak perlu. Saya tidak minum alkohol." Ransome menggelengkan kepalanya menolak.     

Sebagai petugas pribadi Yang Mulia, dia harus terus terjaga setiap saat.     

"Linley, Ransome tidak pernah minum alkohol. Tidak perlu mengajaknya untuk minum." Clayde menggelengkan kepalanya ke arah Linley. "Linley, saat Tuan Guillermo melihatku barusan, dia bilang kamu terbatuk-batuk keras. Dia ingin kamu beristirahat dengan baik. Sebaiknya kita tidak minum."     

Tidak minum     

Tidak ada yang tahu selain Linley, tapi Bloodrupture poison sudah tercampur dengan anggur ini. Jika Clayde tidak minum, bagaimana dia bisa diracuni?     

"Jangan khawatir. Tuan Guillermo terlalu perhatian pada keselamatan saya." Sambil tersenyum, Linley menuangkan segelas anggur kepada semua orang. "Yang Mulia. Anggur ini sangat enak. Tuan Merritt, ayo. Mari kita semua bersulang." Linley mengangkat gelasnya sendiri.     

Clayde dan Merritt tidak punya pilihan selain mengangkat gelas mereka juga.     

Terdengar suara deting ringan saat cangkir mereka bersentuhan. Lalu Clayde, Merritt, dan Linley masing-masing meminum anggurnya.     

"Paaah!"     

Linley tiba-tiba mulai batuk dengan keras lagi, mengeluarkan semua anggur dari mulutnya. Wajah Linley yang terbatuk berubah menjadi warna merah kesakitan lagi.     

"Linley, aku sudah bilang jangan minum anggur. Kamu baru saja minum." Clayde berkata dengan tak puas. Dia buru-buru mendekat untuk membantu Linley.     

"Saya baik-baik saja." Linley tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menghentikan Clayde.     

Tiba-tiba. Linley menatap Clayde. Dengan suara serius, dia berkata, "Yang Mulia. Ada hal yang sangat penting yang ingin saya diskusikan dengan anda, Yang Mulia."     

"Masalah yang sangat penting?" Melihat ekspresi wajah Linley, Clayde merasa bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.