Cincin Naga

Kunjungan



Kunjungan

0Alice merasa hatinya tiba-tiba gemetar. Perasaan hangat tiba-tiba masuk ke dalam hatinya, sensasi rasa syukur bercampur dengan penyesalan yang meluap-luap.     

"Kakak Linley, terima kasih. Terima kasih." Alice terus mengulangi kata-katanya. Air matanya tampak mulai berkilauan di matanya. Air mata kegembiraan.     

Linley tersenyum. "Pulanglah. Siang ini, aku akan berkunjung ke Yang Mulia di istananya."     

Linley bisa merasakannya saat ini, hatinya sangat tenang saat dia melihat Alice. Saat melihat Alice, yang dia lihat hanyalah seorang teman wanita yang berhubungan baik dengannya. Tidak lebih.     

"Baiklah. Terimakasih." Alice melirik Linley sekali lagi, lalu memalingkan kepalanya dan pergi, pikirannya sangat rumit.     

Awalnya, Alice takut karena di masa lalu, dia telah menyakiti Linley, Linley akan membenci Kalan, yang akan menyebabkan Linley tidak mau membantu menyelamatkan Kalan. Tapi reaksi Linley benar-benar diluar dugaannya. Linley sama sekali tidak gelisah. Dia sangat tenang.     

Melihat Alice pergi, Linley duduk. Meraih buah, dia mulai dengan santai memakannya. Pada saat ini, Bebe juga muncul.     

"Bos, kamu akan membantu Alice itu? Jika itu aku, aku pasti sudah mengusirnya sejak lama. Astaga, dia sudah beruntung bos tidak menamparnya sampai mati dengan satu telapak tangan!" Bebe berkata dengan tidak senang.     

Linley melirik Bebe. "Bebe, manusia bukanlah magical beast."     

Pada saat ini, Doehring Cowart terbang keluar dari cincin Coiling Dragon. Melihat Linley dengan pandangan setuju, dia berkata, "Linley, kamu menyikapinya dengan sangat baik. Aku agak khawatir kamu akan memiliki sifat keanak-kanakan dan mengusirnya, bagai melemparkan batu ke dalam sumur yang mengering."     

"Sifat keanak-kanakan?" Linley terkejut.     

Di mata Doehring Cowart, perilaku seperti itu memang seperti anak kecil.     

"Betul. Wanita, psh. Mereka ada di mana-mana."Doehring Cowart terkekeh.     

Linley langsung terdiam. Dia sangat tidak menyukai pandangan Doehring Cowart tentang wanita, yang agak mirip dengan sudut pandang dari Yale dan Reynolds.     

"Baiklah, cukup obrolannya. Aku perlu melanjutkan latihanku." Linley segera bangkit dan kembali ke Taman Pemandian Air Panas.     

Sejauh pertimbangan Linley, Alice tidak lebih dari sekadar kisah sampingan, tidak bisa mempengaruhi suasana hatinya. Saat ini, satu-satunya hal yang Linley pedulikan adalah... membalaskan dendam ayahnya.     

.....     

"Yang Mulia ada di ruang kerjanya, bekerja mengatasi urusan negara. Tuan Linley, silahkan ikut saya ke ruang kerja." Petugas istana berkata dengan hormat.     

Linley mengangguk.     

Bebe berdiri di bahunya, Linley mengikuti petugas menuju ke ruang kerja. Setelah beberapa saat, mereka akhirnya tiba.     

"Yang Mulia! Tuan Linley telah tiba!" Petugas istana berteriak keras dari luar pintu ke ruang kerja.     

Clayde, yang tengah asyik membaca beberapa naskah, mengangkat kepalanya. Saat tatapan seperti harimaunya mendarat pada Linley, matanya bersinar penuh semangat. Sambil tertawa keras, dia berkata, "Linley, cepat, masuk. Tidak perlu buat kita berdua untuk banyak formalitas."     

"Baik, Yang Mulia." Linley tertawa sedikit saat memasuki ruang kerja. Clayde, di mata Linley, benar-benar pria yang tegas dan terus-terang, dan sangat sopan saat berinteraksi dengan Linley, tidak pernah menggunakan posisinya sebagai raja untuk menguji dan mengganggunya.     

"Jika bukan karena kematian ayahku," Linley merenung pada dirinya sendiri, "Mungkin kamu dan aku pasti sudah berteman. Tapi akan datang suatu hari dimana aku harus membunuhmu. Saat ini, satu-satunya yang kurang aku dapatkan adalah kesempatan."Linley tidak pernah ragu dalam tekadnya untuk membunuh Clayde.     

Begitu dia mendapat kesempatan, dia pasti akan membunuhnya.     

Clayde mendentingkan gelas anggur dengan Linley untuk bersulang, menyesapnya, lalu berkata, "Linley. Jarang sekalikamu secara sukarela datang berkunjung ke istana. Ada urusan apa, kamu, Mage Prime Court-ku, hingga harus menemuiku hari ini?"     

Linley terkekeh.     

Mage Prime Court sebenarnya memiliki beberapa tanggung jawab, tapi Linley tidak pernah melakukan salah satu dari tanggung jawab itu. Dia mengijinkan Mage Court lainnya untuk mengambil tanggung jawab tersebut, dan Clayde tidak pernah memberinya tekanan. Bagaimanapun, Linley hanya seorang pelayan Kerajaan Fenlai. Yang dia lakukan... adalah menunjukkan bahwa dia, Linley, menganggap dirinya berada di pihak Clayde.     

"Memang benar saya datang ke sini hari ini untuk mendiskusikan sesuatu." Linley tersenyum saat melihat Clayde." Tentang klan Debs yang dicurigai melakukan penyelundupan water jade, Yang Mulia memerintahkan agar Kalan dan Bernard ditangkap, bukan?"     

"Begitulah." Clayde mengerutkan kening saat melihat Linley. "Apa, kamu juga datang untuk berbicara atas nama mereka?"     

Akhir-akhir ini, beberapa bangsawan datang untuk berbicara atas nama klan Debs. Alasan mereka melakukan ini adalah karena klan Debs memanfaatkan kekayaan mereka.     

"Jika kamu memang benar-benar ingin menyelamatkan klan mereka, aku bisa mendengarkanmu." Clayde berkata terus terang.     

Satu-satunya hal yang benar-benar ingin dilakukan Clayde adalah menghancurkan susunan kekuatan yang telah dibangun oleh adiknya Patterson. Sedangkan untuk klan Debs, dia akan membuangnya sama seperti masalah lainnya. Dia benar-benar bersedia untuk memaafkan klan Debs dengan imbalan agar Linley sekarang berhutang budi padanya. Lagipula, meskipun dia memaafkan klan Debs, dia juga bisa memeras mereka dengan harga cukup besar dalam prosesnya.     

"Tidak." Linley hanya menggelengkan kepalanya. "Saya tidak datang untuk berbicara atas nama mereka."     

"Apa?" Clayde menatap dengan penasaran pada Linley.     

Linley berkata dengan santai, "Yang Mulia, pertanyaan mengenai apakah klan Debs terlibat dalam penyelundupan water jade atau tidak tentunya harus ditangani dengan cara yang adil dan jujur."     

"Oh?" Clayde terlihat bertanya-tanya pada Linley. "Kalau begitu, Linley, alasanmu datang hari ini adalah karena..."     

Linley tertawa. "Saya berpikir bahwa sudah cukup bagi anda untuk menangkap pemimpin klan, Bernard, karena kecurigaan anda bahwa klan Debs terlibat dalam penyelundupan water jade. Sedangkan untuk anaknya, tidak perlu untuk menangkapnya. Lagi pula, apa gunanya untuk menangkap penggantinya? Jika anda menangkap yang pertama, mereka masih akan memiliki yang kedua. Selama klan mereka tidak dimusnahkan, seseorang akan melanjutkan garis keturunannya."     

"Linley, maksudmu..." Clayde menatap Linley.     

Linley kembali menatap Clayde. "Yang Mulia, saya harap anda bisa melepaskan Kalan."     

"Oh, melepaskan Kalan. Kudengar kamu dan Kalan...?" Clayde telah melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap Linley. Tentu saja, dia tahu sejarah rumit antara Linley, Kalan, dan Alice.     

Linley melepaskan tawa pasrah. "Yang Mulia, itu sudah lama sekali."     

Clayde mengingatkannya, "Linley, aku harus mengingatkanmu bahwa berdasarkan penyelidikanku, si Kalan ini adalah orang yang sangat kejam dan berpikiran sempit yang bisa menyimpan sebuah dendam."     

"Saya tahu." Linley mengangguk sedikit.     

Berdasarkan beberapa interaksi yang dia lakukan dengan Kalan, Linley sudah merasakan bahwa Kalan memandangnya dengan permusuhan. Dan ... Linley tahu bahwa selama tujuh hari pameran patungnya, 'Awakening From the Dream', seseorang telah mencoba untuk menghancurkannya.     

Menghancurkan patung adalah tindakan yang tidak menguntungkan siapapun.     

Selain Kalan, Linley tidak bisa memikirkan orang lain yang ingin menghancurkan 'Awakening From the Dream'.     

"Lalu mengapa kamu membantunya?" Clayde melanjutkan.     

"Yang Mulia. Apakah anda percaya orang yang berpikiran sempit dan berpandangan terbatas seperti dia adalah seseorang yang saya khawatirkan?" Sambil tersenyum, Linley menatap Clayde. Clayde berkedip, lalu tertawa juga.     

"Benar. Dulu, bisa dikatakan bahwa kamu dan Kalan adalah kenalan lama. Tapi sekarang, dia tidak hanya tidak ingin berteman denganmu, dia bahkan membencimu. Ayahnyalah yang terus mencoba dan ramah denganmu. Dibandingkan dengan ayahnya, pandangan Kalan benar-benar sangat sempit." Clayde tertawa terbahak-bahak.     

Clayde menepuk bahu Linley. "Jangan khawatir. Aku akan merintahkan Merritt untuk menangani kasus ini dengan adil dan untuk menyelidiki semuanya secara menyeluruh. Klan Debs pastinya tidak akan menderita ketidakadilan apapun. Tapi jika klan Debs benar-benar bersalah karena menyelundupkan water jade, aku juga tidak akan membiarkan mereka lolos dari hukuman juga." "Benar. Tangani kasus ini dengan adil." Linley mengangguk.     

Dalam perjalanan pulang ke rumah di kereta, Bebe berbaring di atas paha Linley.     

"Wow, Bos, kamu sangat jahat. Pemimpin klan Debs pastinya terlibat dalam penyelundupan. Nantinya, klan dia akan tamat. Bahkan kalaupun Kalan bisa kabur untuk saat ini, ke depannya, dia masih akan berada dalam kesulitan!" Kata Bebe bersemangat.     

Bebe ingin menghancurkan Kalan sejak lama. Linley menggelengkan kepalanya sambil tertawa. "Apakah klan Debs benar-benar akan hancur atau tidak sulit untuk dikatakan. Misalnya, mereka bisa memberi sebagian besar kekayaan klan mereka secara langsung kepada Raja Clayde, dan mungkin Clayde akan memberi mereka jalan keluar. Tapi bagaimanapun, setelah mereka jatuh ke tangan Clayde, bahkan jika mereka tidak mati, mereka akan kehilangan beberapa iris kulit dan daging."     

Linley sepenuhnya mengerti betapa gelapnya dunia bangsawan. Meski di permukaan, mereka berbicara tentang menangani hal-hal dengan adil, itu tidak lebih dari sekadar tipuan. "Dibanding dengan Clayde, klan Debs terlalu lemah." Linley menggelengkan kepalanya.     

Kalan kecil yang lemah itu adalah seseorang yang tidak pernah dikhawatirkan Linley. Kalan bahkan nyaris tidak mendekati tingkat yang sama dengan Linley. Orang yang ingin dihadapi Linley adalah Clayde!     

"Tuan, kita sudah sampai." Sopir itu berkata dengan hormat.     

Linley membuka pintu kereta dan melangkah keluar. Dengan sebuah lompatan, Bebe melompat ke bahu Linley lagi. Tepat saat Linley akan memasuki rumahnya, seorang penjaga gerbang berkata dengan hormat, "Tuan, seorang tamu baru saja datang. Dia saat ini berada di aula utama menunggumu."     

"Seorang tamu? Di aula utama?" Linley merasa curiga.     

Sering kali ada bangsawan yang datang mengunjungi Linley, tapi tanpa ijinnya untuk masuk, mereka semua akan diam menunggu di luar. Hanya orang dengan status yang sangat tinggi, seperti Duke Patterson atau Raja Clayde, atau Cardinal Guillermo, yang akan langsung menuju ke aula utama, daripada menunggu di luar.     

"Siapa?" Linley bertanya.     

"Tidak ada petunjuk, tapi di tangannya, dia memegang medali Cardinal." Penjaga itu berkata dengan hormat. Sebagai Kesatria dari Radiant Church, dia sangat mengenal lencana para Cardinal.     

Setiap Cardinal hanya memiliki satu medali. Tentu saja, beberapa Ascetic yang sangat berkuasa juga memiliki medali. Kepemilikan sebuah medali menyiratkan status tertentu, mewakili bahwa posisi orang ini tidak kurang dari seorang Cardinal.     

"Lencana?" Linley kaget.     

Tanpa ragu sama sekali, Linley segera menuju ke aula utama. Pada saat Linley melewati gang dan sampai di aula utama, dia terkejut melihat orang yang dilihatnya.     

Di aula utama ada seorang pria paruh baya berambut hitam yang mengenakan jubah panjang dan longgar. Dilihat dari penampilannya, dia berusia tiga puluhan atau empat puluhan. Dia mengeluarkan aura lamban dan malas.     

Ketika Linley melihat pria paruh baya ini, pria paruh baya itu terlihat merasakan kehadirannya juga. Dia segera melihat ke arah Linley, ekspresi kegirangan di matanya. "Master Linley, anda datang?"     

"Master Linley?" Pikiran Linley penuh dengan pertanyaan, tapi dia dengan cepat memasuki aula utama.     

"Anda adalah... oh, saya ingat sekarang. Anda adalah orang yang menawarkan sepuluh juta koin emas." Linley ingat sekarang. Selama pelelangan patung 'Awakening From the Dream', pria paruh baya ini adalah orang yang menawar sepuluh juta.     

Pria paruh baya itu mengangguk penuh semangat. "Saya tidak menduga Master Linley untuk mengingat saya. Hal ini membuat saya sangat senang. Oh, benar.Ijinkan saya memperkenalkan diri. Namaku... Cesar [Xi'sai]."     

"Cesar?" Linley belum pernah mendengar nama ini sebelumnya.     

"Cesar?!" Suara Doehring Cowart tiba-tiba meledak di benak Linley. "Aku tidak mengira si aneh Cesar itu masih tetap berada di dunia ini, di benua Yulan."     

Linley kaget.     

Kakek Doehring mengenal Cesar ini? Kakek Doehring berasal dari era yang telah lama berlalu! Jika dia mengenal pria ini, lalu berapa umur Cesar ini?     

"Linley, Cesar ini benar-benar aneh. Tingkat kemajuan kekuatannya sangatlah cepat, dan dia membunuh tanpa belas kasihan. Ketika aku masih hidup, dia sudah memasuki Saint-level. Meskipun saat itu, dia hanya seorang Saint-level tingkat awal, setelah lima ribu tahun, berdasarkan tingkat kemajuannya, dia kemungkinan besar akan jauh lebih kuat sekarang."     

Jantung Linley tercengkram.     

Pria di depannya tampak berusia tiga puluh atau empat puluh tahun, tapi sebenarnya sudah menjadi seorang petarung Saint-level selama era Doehring Cowart. Doehring Cowart hanya hidup seribu tahun sebelum meninggal, tapi Cesar ini, jika seseorang menghitung dengan tepat, telah hidup hampir enam ribu tahun saat ini.     

Orang aneh berusia enam ribu tahun!     

"Master Linley, ada apa?" Cesar berkata dengan prihatin. "Wajah anda tampaknya agak terlihat tidak menyenangkan."     

"Tidak apa, Tuan Cesar. Silahkan, duduk." Linley dengan paksa menenangkan dirinya, tapi setiap kali dia memikirkan siapa orang di depannya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertegun.     

Orang aneh berusia enam ribu tahun, seorang petarung hebat yang bertahan dari era Pouant Empire sampai era modern. Dia sudah menjadi petarung Saint-level saat itu. Dan sekarang?     

"Master Linley, saya sangat mengagumi kemampuan memahat anda. Jika bukan karena fakta bahwa Delia, gadis kecil itu, memohon padaku, hari itu saya pasti akan membeli patung anda." Cesar mengerutkan bibirnya saat dia berbicara, tapi kemudian matanya bersinar. "Jadi Master Linley, kapan anda dan gadis Delia itu menikah?"     

"Menikah?"     

Tidak peduli betapa terperangahnya Linley oleh kehadiran Cesar, setelah mendengar kata-kata ini, mata Linley melotot seperti keluar dari lubangnya saat dia menatap tanpa berkata-kata pada Cesar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.