Cincin Naga

Tertangkap



Tertangkap

0Aula utama klan Debs sedang dalam kegaduhan.     

"Ini... ini..."     

Banyak bangsawan benar-benar tertegun saat melihat Alice. Tingkat kemampuan memahat Linley yang sangat tinggi, sayangnya, patut disalahkan karena mereka dengan mudahnya mengenali Alice sebagai inspirasi akan 'Awakening From the Dream'.     

Linley telah melampaui tingkat 'keterampilan'; Melalui patungnya, dia benar-benar mampu mengeluarkan pesona wanita dan kualitas terdalamnya. Semua bangsawan ini, walaupun hanya dengan sekilas, bisa benar-benar yakin bahwa Alice adalah 'dewi' impian mereka.     

Banyak bangsawan menatap Alice, lalu berpaling menatap Linley.     

Hening!     

Tiba-tiba, seluruh aula utama menjadi sangat sunyi, seolah semua bangsawan yang hadir tiba-tiba mengerti sesuatu, sementara juga memahami bahwa sekarang bukan saatnya untuk membahas hal ini.     

Tapi kesunyian ini... membuat Alice semakin malu dan panik.     

Dari sudut matanya, Alice melirik Linley. Linley, yang berdiri tepat di sebelah Raja Fenlai. Masih tenang seperti dulu. Linley hanya diam menatap padanya.     

Terhadap Linley...     

Perasaan Alice terhadapnya sangatlah rumit. Ada penyesalan. Ada kebencian. Kebencian karena fakta bahwa patung Linley telah mencegahnya menjadi istri utama, dan juga karena membuatnya merasa sangat malu sekarang. Tapi pada saat yang sama, patung itu... juga membuatnya benar-benar mengerti bagaimana perasaan Linley terhadapnya.     

Kalan merasa sangat canggung juga.     

"Semuanya, biarkan aku membuat perkenalan." Suara Bernard terdengar, wajahnya tersenyum. "Anakku, Kalan, sekarang telah bertunangan secara resmi dengan Nona Rowling dan Nona Alice."     

Saat berbicara, Bernard berjalan ke sisi Kalan. Menunjuk pada Rowling, dia berkata, "Ini Nona Rowling, istri utama anakku Kalan. Dan ini Nona Alice."     

Seketika, aula utama dipenuhi dengan bisikan pelan. Sering sekali, seseorang akan mencuri tatapan pada Linley.     

"Semuanya, ayo kita mulai perjamuannya!" Bernard tertawa riang.     

Semua bangsawan di aula utama memasuki area perjamuan. Selama jamuan makan, anggota klan Debs sangat ramah dan hangat pada semua orang. Tapi tetap saja, masih banyak bangsawan yang akan terus melirik Alice, lalu melirik Linley.     

Sambil memegang segelas anggur, Linley berjalan ke sebuah sudut terpencil di aula utama, dengan santai duduk di sebuah sofa.     

"Bos, aku bisa mendengar begitu banyak orang berbicara tentangmu." Bebe melompat ke kaki Linley.     

Dengan hati-hati Linley menyesap anggur di gelasnya. "Biarkan mereka berbicara jika mereka mau. Aku tak masalah dengan itu. Hanya... Alice kemungkinan besar menderita."     

Saat ini, terhadap Alice, perasaan Linley terasa tenang dan damai.     

Baru sekarang dia mengerti apa pengaruh besar patung ini, 'Awakening From the Dream', pada kehidupan Alice.     

Duduk di sudut itu, Linley diam-diam melihat saat Kalan, Alice, dan Rowling pindah dari satu meja ke meja lainnya, bertemu dengan para tamu. Dia diam-diam meminum anggurnya sendirian.     

"Tuan Linley, mengapa anda di sini meminum anggur sendirian saja?" Seorang wanita muda yang cantik dengan rambut berwarna lumut dan kulit seputih salju berjalan mendekat, duduk dengan santai di samping Linley sambil mengarahkan gelas anggurnya ke arah Linley.     

Linley mendentingkan gelasnya dengan gelas wanita itu.     

"Namaku Sasha [Shasha]. Sebelum perjamuan dimulai, saya berharap bisa memiliki kesempatan untuk mengobrol denganmu, Tuan Linley. Tapi sepertinya anda menarik begitu banyak perhatian dari para gadis. Saya tidak punya kesempatan sama sekali." Sasha tertawa.     

Linley menatap Sasha.     

Sasha sangat tinggi dan ramping, dan tawanya ceria dan bersemangat. Matanya juga memiliki pandangan yang mempesona dan memabukkan. Dibanding para bangsawan wanita muda lain, perempuan seperti ini memiliki daya tarik yang lebih feminin.     

"Para gadis? Mungkinkah dirimu bukan seorang gadis, Sasha?" Tanya Linley sambil asyik dengan 'keingintahuan'.     

Sasha menyesap anggurnya, lalu tertawa. "Seorang gadis? Saya sudah menikah selama delapan tahun saat ini. Bagaimana bisa aku jadi seorang gadis?"     

Linley sangat terkejut.     

"Namun... suamiku meninggal pada hari pernikahan kami." Sasha melirik Linley saat dia berbicara dengan suara pelan.     

"Uh...." Linley menatap Sasha dengan keheranan.     

Melihat wajah Linley, Sasha tidak tahan untuk tidak tertawa dengan tawa mempesona, lalu dia mengangkat gelasnya dan menyesap lagi anggur merahnya. Sambil tersenyum, dia berkata pada Linley, "Tuan Linley. Anda benar-benar... terlalu imut."     

Linley juga tertawa.     

Sasha ini benar-benar orang yang menarik.     

"Sasha. Apa yang kamu lakukan di sini?" Duke Patterson mendekat sambil tertawa.     

Sasha melirik kembali Duke Patterson. Berpura-pura marah, dia berkata, "Tuan Duke, aku baru saja mulai mengobrol dengan Tuan Linley. Baik, baik. Silakan berbicang dengan Tuan Linley." Saat dia berbicara, dia mengedipkan mata pada Linley, lalu pergi.     

Duke Patterson menatap beberapa saat pada bayangan Sasha yang pergi sebelum duduk di samping Linley.     

"Linley, bagaimana menurutmu?" Kata Duke Patterson pada Linley.     

"Apa yang saya pikirkan tentang apa?"     

"Sasha, tentu saja." Duke Patterson menatap Linley dengan penuh arti. "Linley, di antara kalangan bangsawan, Sasha adalah wanita cantik yang dikejar oleh banyak orang. Lihatlah sosok Sasha, matanya, mulutnya yang mungil. Oh..."     

Linley hanya bisa tertawa.     

"Biar kuberitahu, Sasha pasti sangat tertarik padamu. Jika kamu menggunakan kesempatan ini, kamu seharusnya bisa memilikinya."Patterson menepuk bahu Linley.     

Linley melirik Patterson. "Tidak tertarik."     

Patterson menatap Linley dengan heran.     

"Linley." Patterson merendahkan suaranya saat dia berbicara pada Linley. "Malam ini, setelah perjamuan ini usai, jangan pergi dengan terburu-buru. Ada sesuatu yang ingin aku diskusikan denganmu."     

Linley kaget.     

Serahasia itu?     

"Kamu tidak akan menolakku, bukan?" Patterson pura-pura marah.     

Linley melirik Patterson, merenungkan sendiri, "Aku ingin melihat apa yang kamu rencanakan." Linley lebih menginginkan kesempatan untuk sedikit... lebih dekat... kepada Patterson juga.     

"Tuan Duke, jangan khawatir. Malam ini, aku akan menunggumu." Linley tersenyum saat menjawab.     

Pukul delapan malam itu. Banyak bangsawan sudah pergi, tapi Linley tidak terburu-buru. Dia masih ingat janjinya dengan Patterson.     

"Aku ingin melihat apa yang kamu rencanakan."     

Linley menunggu dengan tenang di aula utama.     

"Linley, aku akan pergi sekarang." Clayde berkata pada Linley saat dia pergi. Orang-orang di aula utama menjadi semakin sedikit. Karena agak tidak sabar, Linley meninggalkan aula utama, melangkah ke balkon luar untuk menikmati angin malam yang sejuk.     

Tepat pada saat ini, seorang pelayan pria berjalan dengan tenang mendekatinya.     

"Tuan Linley. Tuan hamba mengundang anda untuk berjalan-jalan." Pelayan itu berkata perlahan.     

"Serahasia ini?" Linley sedikit terkejut.     

"Pimpin jalan." Dari luar, Linley tampak tenang. Bebe tetap meringkuk di dalam jubah Linley. Si pelayan membawa Linley ke gang yang sangat gelap dan terpencil. Dilihat dari penampilan jalan ini, ini adalah tempat dimana orang jarang datangi.     

"Kemana kita pergi?" Linley berkata dengan suara rendah.     

Pelayan itu berkata dengan hormat, "Tuan Linley, ini sesuai dengan perintah Tuan Duke. Tidak ada yang melihatmu, Tuan Linley."     

"Oh?"     

Linley mengerutkan alisnya. Tapi Linley tidak takut. Dia terus mengikuti pelayan itu, saat mereka berdua melewati gang yang gelap dan terpencil itu, lalu melewati sebatang pepohonan kecil. Sebuah pintu rahasia terbuka, dan mereka sampai di sebuah bangunan kecil.     

"Jadi klan Debs memiliki tempat yang rahasia semacam ini." Linley berkata pada dirinya sendiri.     

Kecuali seseorang mampu terbang, akan sangat sulit untuk menemukan bangunan kecil tersembunyi ini.     

Si pelayan membawa Linley langsung ke ruang utama.     

"Tuan Duke, Tuan Linley ada di sini." Pelayan itu memanggil dengan hormat saat mereka sampai di pintu ruang utama.     

"Haha, Linley sudah sampai di sini?" Mengenakan jubah hitam panjang, Duke Patterson melangkah keluar dari ruang utama. Melihat Linley, kilasan kegembiraan muncul di mata mirip elang Duke Patterson, dan dia buru-buru berjalan mendekat. "Linley, masuklah, cepat."     

Pelayan itu dengan hormat berkata, "Tuan Duke, saya akan pergi sekarang."     

"Ya, kamu bisa pergi," kata Patterson dengan santai.     

Pelayan itu dengan hormat membungkuk dan berbalik untuk pergi. Tapi kemudian, Duke Patterson yang tersenyum tiba-tiba mengarahkan tangan kanannya dengan kecepatan tinggi, dan dengan kejam menusuk pelayan pria itu seperti pisau, dari punggungnya menembus ke dadanya.     

"Ah!" Pelayan itu dengan tidak percaya menoleh dan menatap Duke Patterson. Dia sama sekali tidak mengerti mengapa Duke Patterson yang kuat akan jadi serendah ini untuk membunuh seseorang seperti dia!     

Sayangnya, dengan jantungnya yang benar-benar hancur, hanya dalam beberapa detik, cahaya dari matanya menghilang bersama nyawanya.     

"Tuan Duke, maksud dari ini adalah...?" Linley, dari samping, masih bisa menahan ketenangannya.     

Duke Patterson adalah seorang Warrior tingkat ketujuh. Baginya untuk membunuh seorang pelayan yang paling tinggi adalah Warrior tingkat pertama atau kedua memang sangat mudah.     

Dari dalam pakaiannya, Duke Patterson mengeluarkan saputangan, menggunakannya untuk menyeka darah dari tangannya. Lalu, dia dengan santai melemparkannya ke tanah.     

"Linley. Tidak apa. Aku hanya tidak ingin ada yang tahu bahwa kamu dan aku bertemu." Duke Patterson terkekeh.     

Linley menatap dengan curiga pada Duke Patterson. "Anda tidak ingin ada yang tahu?"     

Duke Patterson mengangguk dengan percaya diri. "Jangan khawatir. Tempat pertemuan rahasia ini diatur oleh Bernard sesuai perintahku. Bernard hanya tahu aku akan menggunakan tempat ini, tapi dia tidak tahu siapa yang aku temui. Satu-satunya pelayan yang tahu kalau kita telah bertemu sudah mati sekarang. Dengan demikian, tidak ada yang tahu bahwa kita telah bertemu."     

Linley mengambil keputusan. Dia melangkah ke ruang utama.     

"Duke Patterson. Masalah ini nampaknya cukup penting." Linley tersenyum pada Duke Patterson.     

Patterson mengangguk. "Tentu saja. Dan, aku telah mengatur seorang umpan juga. Di mata orang lain, aku telah kembali ke rumahku dari tadi. Selain Bernard dan pengurus rumahku, aku rasa hanya kamulah yang tahu aku ada di sini."     

"Seorang umpan?"     

"Duke Patterson, apa sebenarnya yang ingin anda lakukan sehingga anda begitu ingin bertemu dengan saya di sini dengan begitu rahasia?" Linley bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.     

Duke Patterson melihat ke sekeliling area tersebut, lalu menutup pintu ruang utama.     

"Masuklah. Ayo mengobrol di dalam."Sambil menarik tangan Linley, Duke Patterson menuju ke sebuah ruangan di dalam ruang utama. Setelah memasuki ruangan, Duke Patterson mengaktifkan sebuah mekanisme. Dengan suara gilasan, dinding batu mulai bergerak, menunjukkan sebuah gang berbatu.     

Jadi di dalam bangunan kecil rahasia ini, ada ruang bawah tanah rahasia juga.     

"Linley. Masuklah."Patterson tersenyum pada Linley.     

Linley mengangguk dan melangkah masuk.     

Bagian dalam ruang bawah tanah gelap gulita. Patterson menyalakan tiga lilin, lalu berpaling untuk tersenyum pada Linley.     

"Tidak ada apa-apa. Baik rumahku maupun rumahmu sendiri tidak cocok. Terlalu banyak mata-mata di kedua tempat itu. Tidak aman." Duke Patterson menghembuskan napas panjang.     

Linley juga tahu bahwa rumahnya terus diawasi oleh Radiant Church dan juga Clayde.     

Karena rumah Linley dihadiahkan pada dirinya oleh Clayde. Para pelayannya juga milik Clayde. Cukup normal jika tempat itu penuh dengan mata-mata Clayde. Pada saat yang sama, pasukan pengawalnya juga milik Radiant Church. Terus terang, tindakan Linley di dalam rumah berada di bawah pengawasan ketat dari kedua pihak ini.     

"Duke Patterson. Hari ini, topik pembicaraan kita tampaknya cukup penting. Silakan, katakan padaku tentang semua ini." Linley tersenyum.     

Patterson menarik sebuah magicrystal card dari pakaiannya. "Linley. Ada sepuluh juta koin emas di kartu ini."     

"Sepuluh juta koin emas?" Linley menunggu penjelasan Patterson.     

Patterson berkata dengan pasrah, "Linley, aku akan mengatakan yang sebenarnya. Setelah kakak laki-lakiku menugaskanku dengan posisi Mentri of Finance untuk kerajaan, aku telah menggunakan wewenangku untuk mengumpulkan kekayaan untuk diriku sendiri. Sampai sekarang, aktivitasku tersembunyi dengan sempurna, tapi kali ini, aktivitas penyelundupan yang aku lakukan dengan klan lain terlalu besar. Berdasarkan apa yang sumberku katakan, kakak laki-lakiku... mungkin sudah tahu."     

Patterson masih memegang rahasianya, karena dia tidak mengungkapkan bahwa klan yang dimaksud adalah klan Debs.     

"Penyelundupan itu skalanya terlalu besar? Tapi apakah ini ada kaitannya dengan saya?" Linley tertawa saat melihat Patterson.     

Patterson buru-buru berkata, "Tentu ini ada kaitannya denganmu. Meskipun aku adalah saudara laki-laki Clayde, aku tahu betul bahwa ketika dia bertindak, dia tidak akan pernah menunjukkan belas kasihan sama sekali. Aku harus menemukan jalan untuk mundur. Bagaimanapun, selama bertahun-tahun ini, aku telah melakukan terlalu banyak hal yang beresiko. Begitu masalah ini terungkap, banyak masalah lainnya akan tergali juga."     

"Jadi... Aku ingin kamu berbicara atas namaku dengan tuan muda Yale dari Dawson Conglomerate. Aku tahu kau berteman baik dengan Yale." Sedikit senyuman muncul di wajah Patterson.     

"Yale?" Linley mulai memahami maksud Patterson.     

Patterson berkata dengan pasrah, "Ke depannya, saat kejadian ini akan terjadi, tidak banyak kekuatan sekitar yang bisa menyelamatkanku dari Kota Fenlai. Tapi Dawson Conglomerate pasti salah satunya yang bisa. Kerajaan Fenlai tidak berani menyinggung Dawson Conglomerate! Pada saat yang sama, Radiant Church tidak akan berselisih dengan Dawson Conglomerate karena skandal korupsi kecil."     

"Selama Dawson Conglomerate bersedia bertindak, mereka dapat dengan mudah menyelamatkanku. Namun, aku telah berbicara dengan Dawson Conglomerate, dan mereka tidak mau menyinggung Raja Clayde atas namaku." Patterson menatap Linley dengan penuh harap.     

"Linley, Yale adalah putra Ketua Dawson Conglomerate. Kata-katanya sangat berpengaruh. Terlebih lagi, Dawson Conglomerate juga menghargaimu dengan cukup tinggi. Selama kamu bersedia membantuku, pastinya tidak akan ada masalah." Duke Patterson memohon. "Jika kamu tidak membantuku, kemungkinan besar aku akan mati. Kumohon padamu, tolong bantu aku. Tidak akan ada yang tahu bahwa kamu dan aku telah membicarakan hal ini."     

"Selama kamu bersedia menyelamatkanku, sepuluh juta koin emas ini milikmu, Linley. Aku mohon." Kata-kata Patterson sangat bersungguh-sungguh. Matanya dipenuhi harapan!     

Linley tertawa.     

"Tidak ada yang tahu?" Senyum Linley berpijar.     

"Benar. Tidak ada yang tahu." Patterson buru-buru mengangguk. Tatapan senang sudah muncul di matanya.     

Tiba-tiba, tubuh Linley mulai berubah dengan kecepatan tinggi. Sisik naga hitam mulai keluar dari tubuhnya, sementara satu tanduk hitam tumbuh dari dahinya. Kedua tangannya berubah menjadi cakar naga. Kedua matanya juga berubah dari warna asli menjadi warna keemasan gelap seperti milik Armored Razorback Wyrm.     

"Kamu..." Wajah Duke Patterson berubah. Mengetahui ada yang tidak beres, dia buru-buru mengeluarkan battle-qi miliknya, dan semua otot tubuhnya mulai mengencang.     

"Whoosh!"     

Ekor mirip cambuk besi Linley mengiris udara dengan suara deru yang mengerikan. Dengan waktu dan kecepatan reaksi Duke Patterson, dia tidak dapat menghindarinya, dan ekor itu mendaratkan pukulan mematikan di tubuhnya.     

"WHACK!"     

Patterson, Warrior tingkat ketujuh, dihempaskan. Darah berceceran di mana-mana.     

Tapi kemudian di saat berikutnya, ekor mirip cambuk itu melilit Patterson. Suara tulang berderak bisa terdengar saat seluruh tubuh Patterson yang terlilit dengan erat, mencegahnya bergerak sedikit pun. Patterson berjuang sebisa mungkin, tapi lengannya tidak bisa lepas dari lilitannya.     

Linley mengendalikan ekor naga-nya untuk menarik Patterson ke arah dirinya.     

Linley sekarang berada di bawah wujud Dragonform penuh. Mata emas gelapnya yang dingin dan tanpa ampun menatap langsung ke mata Patterson. Sedikit senyum kejam bermain di sudut bibir Linley. "Kau bilang... tidak ada yang tahu? Haha. Itu sempurna. Aku sudah menunggu begitu lama untuk kesempatan ini."     

"Kamu... Kamu..." Patterson benar-benar ketakutan dengan perkembangan situasi yang mendadak ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.