Cincin Naga

Hasrat Berlebih Untuk Membunuh



Hasrat Berlebih Untuk Membunuh

0Selama usaha pembunuhan baru-baru ini, pihak Linley menderita kehilangan delapan belas Kesatria penjaga dari Radiant Church, empat pelayan wanita, dan dua pelayan laki-laki. Sebagai hasil dari serangkaian serangan ini, Radiant Church semakin memperkuat dan memperbesar detail keamanan di dalam kawasan rumah.     

Pada malam pembunuhan yang sama, di dalam rumah.     

"Linley, apa kau baik-baik saja?" Tanya Raja Clayde dengan cemas.     

"Saya hanya sedikit terluka, Yang Mulia." Lengan Linley terbalut dengan kain kasa.     

Sebenarnya, Linley sama sekali tidak terluka dalam serangan ini, tapi dia tidak ingin orang lain tahu persis seberapa kuatnya dia. Oleh karena itu, dia membuat luka ringan pada dirinya sendiri dengan sengaja, menggunakan straight chisel untuk melukai sendiri lengannya.     

Bagi Linley, yang sebelumnya menderita rasa sakit akibat transformasi awal Dragonform, rasa sakit semacam ini bukanlah apa-apa.     

"Yang penting kamu baik-baik saja, Linley." Duke Patterson, yang berada di sisi Raja Clayde, tertawa.     

Linley menatap Duke Patterson.     

Malam ini seharusnya adalah malam pertemuan antara Linley dan Duke Patterson, namun karena usaha pembunuhan tersebut, mereka berdua tidak lagi memiliki kesempatan untuk melakukan percakapan pribadi malam ini.     

"Adik kedua, lebih baik kita tidak mengganggu Linley lebih jauh lagi. Mari kita biarkan dia beristirahat dengan baik." Clayde menoleh dan berkata.     

"Ya, Yang Mulia." Patterson melirik Linley, dan kemudian mengikuti Raja Clayde keluar.     

Linley merasa ada sedikit ketidakberdayaan pada pandangan yang diberikan Patterson kepadanya. Jelasnya, sesuai rencana awal Patterson, ada beberapa hal yang ingin dia diskusikan dengan Linley secara pribadi selama jadwal pertemuan satu demi satu mereka.     

Tapi yang jelas, ini bukan waktu yang tepat.     

Dalam beberapa hari berikutnya, kawasan rumah kembali normal.     

"Bos, hari ini tanggal 18 Mei kan?" Bebe, yang sedang menikmati makan siang bersama Linley, tiba-tiba berbicara secara batin kepada Linley.     

"Benar. Ada apa?" Linley menatap Bebe.     

Bebe mengerutkan hidung kecilnya. Mengerutkan mulutnya, dia berkata secara batin, "Bos, apa kamu sudah lupa? Si Bernard itu, pemimpin klan Debs, mengatakan kepada kita bahwa tanggal 18 Juni akan menjadi tanggal upacara pertunangan anaknya. Dia mengundangmu untuk hadir juga. Sekarang tanggal 18 Mei. Bos hanya punya waktu tersisa satu bulan."     

"Pertunangan?"     

Linley kaget.     

Sebulan dari sekarang, Alice dan Kalan akan bertunangan.     

"Itu bukan urusanku." Linley dengan cepat kembali ke sikap tenangnya yang biasa, menundukkan kepalanya dan melanjutkan makan.     

Mata kecil jeli Bebe berputar sekitar tiga kali, dan lalu dia menggunakan cakar kecilnya untuk menggosok dagunya. Sebuah ekspresi curiga di wajahnya, dia berkata, "Mungkinkah aku, Bebe, salah? Seharusnya tidak. Aku sangat mengagumkan. Pertimbanganku sangatlah baik. Di dalam hatinya, si Bos tentunya peduli dengan masalah ini. Jika itu aku, Bebe, aku akan menghancurkan tengkorak si Kalan kecil itu dengan satu kaki. "     

"Tuan Linley."     

Salah satu Kesatria penjaga memasuki aula utama. "Tuan Linley. Cardinal Guillermo telah tiba."     

"Guillermo?" Linley ragu sesaat, lalu dia segera meletakkan peralatan makannya dan pergi ke arah pintu.     

Di seluruh hierarki Radiant Church, orang yang paling akrab dengan Linley dan memiliki hubungan terbaik kemungkinan adalah Cardinal Guillermo. Ketika seseorang memperlakukan Linley dengan sopan seperti yang dilakukan Guillermo, Linley secara alami tidak akan membalas bertindak dengan cara yang sangat sombong, seolah dia menganggap dirinya lebih baik.     

"Linley, ada sesuatu yang harus kukatakan padamu." Saat melihat Linley, Guillermo mulai tertawa riang saat dia bicara.     

Linley menatap Guillermo dengan penuh pertanyaan. "Apa itu?"     

Berseri-seri, Guillermo berkata, "Linley, apakah kamu sadar bahwa di dalam Radiant Church kita, kita memiliki kelompok orang khusus yang dikenal sebagai... Ascetics?"     

"Ya, benar." Linley mengangguk.     

Sebelumnya, ketika dia diculik oleh para petarung ahli dari Cult of Shadows itu, adalah Deputi Arbiter dari Ecclesiastical Tribunal sekaligus seorang Ascetic dan beberapa Executors-lah yang telah mengusir pergi lawan-lawannya. Baru setelah itu Linley bisa kembali ke Kota Fenlai.     

"Di dalam Radiant Church kita, ada banyak orang yang terobsesi dengan magic atau keahlian bertarung yang telah terdaftar di jajaran petapa yang disebut sebagai Ascetis. Dengan kata lain, baik Kesatria penjaga dari Radiant Temple, maupun Ecclesiastical Tribunal yang merupakan para pendeta dari pengadilan Radiant Church, tidak memiliki banyak petarung ahli di antara jajaran mereka yang seperti Ascetis."     

Guillermo berseri-seri saat dia menepuk-nepuk bahu Linley. "Apa yang akan kukatakan kepadamu adalah bahwa kamu memiliki kesempatan untuk menjadi murid seorang Ascetic legendaris."     

"Seorang Ascetic legendaris?" Linley mengerutkan kening.     

Guillermo tersenyum samar. "Ascetic yang merupakan petapa legendaris ini dianggap berada pada tingkat tertinggi, bahkan di kalangan Ascetic. Dia juga memiliki status yang sangat tinggi di dalam Radiant Church kita. Sedangkan untuk kekuatannya, bahkan jika kita melihat benua Yulan secara keseluruhan, mungkin hanya ada tiga orang aneh yang bisa mengalahkannya dalam kekuatan."     

"Tiga orang aneh?" Linley langsung penasaran. "Tuan Guillermo, siapa ketiga orang aneh yang anda bicarakan ini?"     

Sambil mengobrol, mereka berdua berjalan kembali ke aula utama.     

Guillermo tidak segera menjawabnya. Dia melirik ke arah Vicar di sebelahnya, dan Vicar langsung mengiringi semua orang yang hadir keluar ruangan, lalu dengan patuh melangkah keluar sendiri, menutup pintu.     

Di aula utama, hanya Linley, Guillermo, dan Bebe yang sekarang hadir.     

"Linley, ke depannya, mungkin kamu akan bertemu dengan orang-orang ini, jadi bukan masalah besar jika aku memberi tahumu tentang mereka sekarang." Guillermo berkata, sambil terlihat begitu misterius.     

Linley menatap Guillermo dengan rasa ingin tahu.     

Guillermo mendesah. "Di sini, di benua Yulan, ada tiga individu yang telah melampaui keberadaan petarung Saint-level. Tiga 'orang aneh' yang aku bicarakan, tepatnya adalah ketiga orang aneh itu."     

"Mereka yang naik melewati Saint-level? Itu seharusnya membuat mereka menjadi Gods?"Linley kaget.     

"Benar. Kamu bisa menyebut mereka sebagai Gods."Guillermo mengangguk.     

Linley segera membuka kedua telinganya untuk mendengarkan dengan saksama.     

Guillermo perlahan berkata, "Di keseluruhan benua Yulan, hanya ada tiga orang aneh seperti itu. Orang aneh pertama 'High Priest of the Living Temple'dari Kekaisaran Yulan. Banyak orang hanya menyebut dirinya sebagai 'High Priest'. Aku paling tidak, tidak tahu berapa umur High Priest ini. Dia sudah hidup terlalu lama."     

Linley mengangguk.     

"Orang aneh kedua telah hidup dalam waktu yang sangat lama. Dia adalah penguasa sejati dari tempat paling berbahaya ketiga di benua Yulan, the Forest of Darkness. Orang aneh ini diduga seekor magical beast, tapi dia sudah mencapai tingkat dimana dia mampu untuk berubah menjadi seorang manusia. Linley, kamu seharusnya sudah tahu bahwa ketika seekor magical beast mencapai Saint-level, dia bisa mengubah ukuran tubuhnya dan berbicara dalam bahasa manusia, namun tidak dapat berubah ke dalam bentuk manusia. Kamu bisa bayangkan sendiri betapa mengerikannya seekor magical beast yang bisa berubah menjadi manusia."     

Linley mengangguk sedikit.     

Dia sebelumnya pernah mendengar Doehring Cowart berbicara tentang kedua individu ini. Bahkan saat Doehring Cowart masih hidup, kedua orang ini kehadirannya memang tak terkalahkan.     

"Dan orang ketiga?" Tanya Linley.     

Guillermo mendesah. "Orang ketiga ini juga seseorang yang sangat aku hormati. Dia adalah Kaisar pendiri Kekaisaran O'Brien, kekaisaran yang paling kuat di segi kemiliterannya di benua Yulan. Orang-orang memanggilnya 'War God O'Brien'."     

"O'Brien?" Linley mengingat nama ini.     

Mengingat bahwa Kekaisaran O'Brien dinamai dengan nama orang ini, orang bisa membayangkan betapa menakjubkannya dia.     

"Lima ribu tahun yang lalu, War God dengan cepat meningkat menjadi terkenal, mengalahkan satu demi satu petarung Saint-level. Di era itu, ada banyak petarung super, seperti Four Supreme Warriors, yang tampil dalam periode waktu itu. "Guillermo tersenyum pada Linley.     

Linley mengingat kembali leluhurnya sendiri, Baruch.     

Pemimpin pertama klan Baruch juga muncul hampir lima ribu tahun yang lalu.     

"Saat itu, Four Supreme Warriors sangatlah hebat, tapi keagungan mereka benar-benar hilang oleh War God. War God mengalahkan satu demi satu petarung Saint-level yang kuat, dan pada akhirnya, bahkan terlibat dalam pertempuran besar dengan High Priest, di langit atas Sungai Yulan. Selama pertempuran mereka, gelombang kekuatan mereka sendiri membunuh lebih dari sepuluh ribu orang. Pada akhirnya, Kekaisaran O'Brien dan Kekaisaran Yulan menyerahkan sejumlah besar wilayah, membiarkannya terbentuk menjadi tiga kerajaan independen yang berfungsi sebagai zona pembatas di antara dua Kekaisaran besar ini." Guillermo menghela napas secara emosional.     

"Linley, di benak banyak orang, High Priest adalah manusia terkuat yang hidup. Tapi War God adalah yang sebenarnya bisa bertarung imbang dengan High Priest. Tapi berapa tahun sejak War God ini telah hidup? Dia jauh lebih muda dibandingan High Priest yang tak seorangpun tahu sejak kapan dia dilahirkan. Inilah sebabnya mengapa begitu banyak orang yang kagum pada War God. Siapa yang tahu apa tingkat kekuatan yang sekarang dimiliki War God saat ini, setelah lima ribu tahun berlatih."Guillermo mendesah dengan pujian.     

Linley diam-diam mengangguk juga.     

"War God ini. Dia melawan High Priest sampai imbang?" Suara Doehring Cowart terdengar di benak Linley. "Bagaimana mungkin?"     

Kembali pada zaman Doehring Cowart, keagungan High Priest mengalahkan semua orang di dunia.     

Di hati Doehring Cowart, High Priest tak terkalahkan dan tak dapat dikalahkan.     

"Kakek Doehring, setiap era akan terlihat petarung super muncul. Jika kamu, Kakek Doehring, belum meninggal saat itu dan terus berlatih, mungkin suatu hari nanti kamu juga akan berkesempatan melewati Saint-level dan menjadi ahli pada tingkat yang sama dengan High Priest." Linley secara mental mengatakan.     

Doehring Cowart mendesah rendah dan tidak lagi berbicara.     

"Cukup bicara tentang ketiga orang aneh itu. Orang yang akan saya suruh kamu temui hanya dibawah ketiganya. Jika kamu bisa menjadi muridnya, akan sangat bermanfaat bagimu saat kamu berusaha meningkatkan kekuatanmu dalam magic." Kata Guillermo.     

Linley tertawa dalam hati.     

Jika berbicara tentang seseorang yang kekuatannya dibawah ketiga orang aneh itu... bukankah Kakek Doehring-nya sendiri yang sedang berada di puncak Saint-level juga termasuk?     

"Siapa nama petapa ini?" Tanya Linley.     

"Namanya adalah... Fallen Leaf."     

Di salah satu daerah kumuh di Kota Fenlai. Baru sekarang Linley menyadari bahwa di Kota Fenlai, salah satu kota terbesar dan paling makmur di benua Yulan, ada kota yang miskin dan terpencil. Jauh lebih buruk daripada kampung halamannya sendiri di kota Wushan.     

Pada saat ini, Linley dan Guillermo berjalan berdampingan di dalam gang yang kotor dan berbau busuk.     

"Tuan Guillermo, Tuan Fallen Leaf yang anda bicarakan tinggal di sini?" Linley tidak dapat mempercayainya.     

"Benar." Guillermo mengangguk. "Linley, ingat, Tuan Fallen Leaf ini membenci para bangsawan yang menganggap diri mereka lebih baik daripada yang lain. Jadi, kamu harus rendah hari dan sopan, bahkan terhadap orang-orang malang ini."     

Linley melirik orang-orang miskin yang berjajar di jalanan.     

Tidak terlalu jauh, dia melihat anak berusia tujuh atau delapan tahun yang kekurangan gizi hingga menjadi kulit dan tulang, yang mengenakan kain hitam kotor berminyak sebagai pakaiannya. Anak ini menatap pada Linley dengan ketakutan di matanya.     

Karena kekurusannya, matanya yang cekung tampak sangat besar.     

Mata-mata tak bersalah itu membuat hati Linley gemetar.     

Linley tidak melakukan apapun, terus berjalan maju bersama Guillermo. Di jalan, Linley melihat satu demi satu anak yang malang. Tak satu pun dari mereka mengenakan pakaian yang layak, dan semuanya sangat miskin.     

"Ini dia." Guillermo tiba-tiba berkata.     

Linley mengalihkan pandangannya untuk melihat.     

Mereka berdiri di depan sebuah tempat tinggal yang tampak seperti bingkai logam lurus. Seorang pria tua yang tampak seperti pengemis duduk di tengah bangunan. Orang tua itu begitu kurus sehingga membuat hati seseorang yang melihatnya bergetar, dan semua kulit di tubuhnya kendur. Tangannya seperti cakar ayam, hanya kulit dan tulang.     

Orang tua ini menatap Linley dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Tuan Fallen Leaf." Guillermo berkata dengan hormat.     

"Dia benar-benar Tuan Fallen Leaf?" Linley tidak yakin di dalam hatinya, tapi melihat Guillermo berperilaku sedemikian rupa, dia terpaksa mempercayainya.     

Tapi mungkinkah orang tua di depannya ini, yang terlihat seperti pengemis yang bisa tertiup oleh angin kencang, benar-benar Warrior tinggi Saint-level, Tuan 'Fallen Leaf'?     

"Guillermo, anak ini adalah anak yang kamu ceritakan padaku, yang dibilang anak berbakat?" Si pengemis tua bertanya.     

"Ya, Tuan Fallen Leaf." Guillermo berkata dengan hormat.     

"Kakek Fallen Leaf, Kakek Fallen Leaf, cepat, tolong bantu ibuku. Dia dipukuli dan dilukai oleh seseorang!" Terdengar suara anak muda, lalu seorang gadis berlari masuk, membawa ibunya yang kurus itu di punggungnya.     

Pengemis tua itu segera berbalik dan merentangkan tangan kanannya.     

Dikelilingi oleh cahaya misterius, wanita yang terluka parah itu mulai sembuh dengan kecepatan yang menakjubkan.     

Pengemis tua itu berbalik untuk melihat Linley. "Aku hanya akan mengajari mereka yang berhati baik dan berjiwa yang murni. Tapi kamu... hatimu dipenuhi dengan keinginan yang berlebihan untuk membunuh. Aku tidak akan mengajarimu."     

Guillermo sangat tercengang mendengar kata-kata ini.     

"Keinginan yang berlebihan untuk membunuh?" Sedikit senyuman muncul di wajah Linley.     

Kebutuhan untuk membalas dendam atas nama orang tuanya telah menyebabkan rasa sakit dan siksaan yang amat buruk pada Linley. Setiap menitnya, dia ingin membunuh Patterson, tapi dia terus memaksa dirinya untuk bersikap tenang dan tidak menjadi gegabah. Tapi penekanan diri yang terus-menerus ini benar-benar menyebabkan dorongan membunuh Linley menjadi tumbuh lebih besar dan lebih besar lagi.     

"Kalau begitu, Tuan Fallen Leaf, saya akan pergi." Linley membungkuk sedikit, lalu berbalik dan pergi.     

Pengemis tua itu awalnya ingin mengatakan beberapa kata tambahan. Saat melihat Linley berbalik dan pergi begitu tegas dan blak-blakan, dia sangat terkejut. Tapi kemudian, sedikit senyuman muncul di wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.