Cincin Naga

Diperdaya



Diperdaya

0Ngobrol pribadi dengan Alice? Apa gunanya obrolan pribadi dengan Alice jika membahas tentang keputusan terlibat atau tidaknya klan Debs dalam penyelundupan water jade? Jelas, Merritt ini punya maksud lain. Nimitz adalah orang dengan pengalaman banyak mengenai urusan duniawi. Tentu saja, dia tahu persis apa yang sedang terjadi.     

Mata Nimitz menyipit saat menatap Merritt.     

Tapi Merritt hanya dengan santai bersandar di kursinya, bahkan menutup matanya saat ia bersantai. Dia bahkan tidak melihat Nimitz. Sikap Merritt berbicara sendiri: Jika kamu ingin 'Nama' keluargamu dicuci bersih, maka suruh Alice datang berbicara denganku tentang hal ini.     

Nimitz terdiam beberapa saat, lalu tertawa. "Jadi Tuan Merritt adalah penggemar patung 'Awakening From the Dream' milik Master Linley. Bisa dimengerti jika anda ingin mengobrol dengan Alice. Baiklah, saya akan kembali dan berbicara dengan Alice."     

Setelah mendengar kata-kata ini, Merritt membuka matanya, tersenyum pada Nimitz. "Haha, kalau begitu Nimitz, anda bisa pulang sekarang. Jika Alice bersedia mengobrol dengan saya, saya pikir saya akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keluarga Debs anda."     

Nimitz segera berdiri, membungkuk dengan sopan. "Kalau begitu Tuan Merritt, saya pamit undur diri. Saya mempercayakan urusan klan Debs pada anda."     

Merritt mengangguk sedikit.     

Nimitz segera beranjak pergi.     

Meninggalkan Duke Merritt sendirian di ruang tamu itu.     

Memainkan cangkir anggurnya, Merritt bergumam dengan suara rendah, "Dewiku... Alice..." Ada ekspresi puas dan harapan di wajahnya.     

Sebagai Right Premier Kerajaan Fenlai, dan sebagai Duke, Merritt memiliki status yang sangat tinggi. Jumlah orang dengan status lebih tinggi dari dia di Kerajaan Fenlai bisa dihitung dengan satu tangan.     

Seseorang seperti dia bisa mendapatkan dengan mudah hampir semua jenis wanita yang dia inginkan.     

Merritt benar-benar orang bejat, meskipun sudah berusia tujuh puluhan. Warrior di tingkatnya bisa hidup sampai lebih dari tiga ratus. Saat ini, dia baru berusia tujuh puluhan dan sedang dalam kondisi primanya. Merritt secara sah memiliki dua belas istri atas namanya, tapi dari segi pendapat umum di antara para bangsawan; Istri yang sah tidak sama menariknya dengan memiliki selingkuhan, tapi seorang selingkuhan tidak semenarik wanita yang tak bisa kau dapatkan. Mereka yang tidak bisa kau dapatkan adalah yang terbaik dari semuanya.     

Tapi mengingat status Merritt, hanya sedikit wanita yang tidak bisa dia dapatkan. Pada saat yang sama, hanya ada sedikit wanita yang benar-benar bisa menggerakkan hatinya.     

Tapi Alice pastinya adalah orang yang bisa menggerakkan hatinya.     

Sejak patung itu, 'Awakening From the Dream' menjadi terkenal, di hati banyak orang, wanita dipatung itu telah menjadi dewi yang tak tersentuh dan mulia. Bagi seseorang seperti Merritt, tentu saja dia sangat ingin mendapatkan dewi seperti Alice di bawah kuasanya. Tapi ini terlalu sulit.     

Tapi sekarang. Sebuah kesempatan telah datang.     

"Alice. Sang dewi?" Merritt tidak mampu menahan senyumnya. Mendongakkan kepalanya, dia menghabiskan semua anggur merah dari gelasnya.     

Duduk di dalam keretanya dalam perjalanan pulang, Nimitz mengerutkan dahi dalam-dalam.     

Alice adalah tunangan Kalan!     

Jika Merritt meminta Alice untuk menemuinya secara pribadi, maka sudah dapat dipastikan dia akan mendorong Alice ke sebuah kemalangan. Ke depannya, saat dihadapkan dengan pertanyaan Kalan, itu tidak akan menjadi masalah besar. Tapi jika permasalahan ini menyebar, dampaknya terhadap berdirinya klan Debs akan sangat besar.     

"Ugh. Jika klan ini tamat, apakah masih ada reputasi yang perlu dijaga?" Nimitz menggelengkan kepalanya, mendesah.     

Saat ini, klan Debs telah mencapai titik kritis. Jika klan Debs diputuskan bersalah melakukan penyelundupan, maka seluruh klannya akan dimusnahkan, dan semua harta miliknya akan diambil oleh Raja Fenlai. Meskipun klan Debs telah meninggalkan beberapa cabang di luar kerajaan, mencegahnya agar tak dimusnahkan seluruhnya, hampir semua miliknya ada di Kerajaan Fenlai.     

Jika semuanya menghilang, siapa yang tahu berapa tahun lagi sebelum klan Debs kembali ke masa kejayaannya?     

Dibandingkan dengan masa depan klan, sedikit ejekan dan penghinaan bukanlah masalah besar. Lagi pula, sejak kapan perkumpulan bangsawan kekurangan cerita yang memalukan?     

"Tapi ini harus menjadi keinginan Alice tersendiri." Nimitz agak khawatir. "Lagipula aku tidak bisa secara paksa mengantarkannya ke rumah Right Premier."     

Nimitz tidak peduli sama sekali tentang kesucian Alice. Lagipula, dia hanyalah seorang wanita biasa!     

Tapi Nimitz tahu ...     

"Alice ini memiliki hubungan istimewa dengan Linley. Jika aku memaksanya, dan kemudian Linley mengetahuinya..."Hanya memikirkannya saja membuat Nimitz ketakutan. Linley memiliki status istimewa dalam Kerajaan Fenlai.     

Meskipun dia memiliki jabatan Marquis, kenyataannya, Linley termasuk dalam Radiant Church. Di masa lalu, ketika Clayde mengundang Linley untuk bergabung dengan golongan para bangsawan di Kerajaan Fenlai, dia bahkan mengatakan bahwa di antara mereka berdua, tidak perlu lagi memperhatikan protokol normal antara raja dan rakyat.     

Jelas, Clayde ingin menarik Linley lebih dekat padanya.     

Dan semua bangsawan di Kerajaan Fenlai tahu bahwa jika Linley bersedia, dia mungkin bisa dengan mudah menjadi seorang Vicar dari Radiant Church. Dalam beberapa puluh tahun ke depan, wajar sekali jika Linley menjadi seorang Cardinal.     

Status seorang Cardinal bahkan lebih tinggi dari pada Raja!     

"Tidak bisa memaksa Alice." Nimitz merasa sakit kepala datang. Dia khawatir Alice akan menolaknya. Dia merenungkan sesuatu dari sudut pandang Linley.     

Alice, bagaimanapun, adalah cinta pertama Linley sebelumnya! Jika dia, Nimitz, memaksa Alice bertemu dengan Merritt, dan dia akan kehilangan kesuciannya, bagaimana mungkin Linley tidak akan meledak dengan kemarahan?     

Di dalam rumah klan Debs.     

Aula klan dipenuhi oleh banyak anggota klan Debs. Alice dan Rowling juga ada di sana. Mereka semua sedang menunggu kembalinya Nimitz.     

Mereka semua mengkhawatirkan masa depan klan Debs!     

"Paman Kedua sudah kembali! Paman Kedua sudah kembali!" Seorang pria paruh baya yang berdiri di ambang pintu melihat Nimitz dan mulai berteriak.     

Seketika, semua anggota klan Debs bergegas menuju Nimitz secara bersamaan. Alice dan Rowling saling bertukar pandang, lalu bangkit dan menyambutnya juga.     

"Paman kedua, bagaimana situasinya?"     

Nimitz memandang ke sekelompok orang di depannya. Sambil memaksakan senyumnya, dia berkata, "Situasinya belum terlalu buruk. Semuanya, kembalilah ke tempat tinggal kalian. Alice, tinggallah. Aku ingin berbicara denganmu."     

Di dalam klan, Nimitz memegang wewenang yang cukup tinggi. Mendengar perkataannya, semua orang pergi.     

Alice agak bingung, bingung dengan apa yang ingin dibicarakan Nimitz kepadanya.     

"Kakak Alice, aku akan kembali ke kamarku sekarang." Rowling melambai ke arah Alice dan berkata dengan suara pelan. Beberapa saat kemudian, orang yang tersisa di aula itu hanyalah Alice.     

Nimitz melangkah ke dalam aula.     

"Paman Besar Kedua, ada apa?" Alice tergagap.     

Nimitz menatap Alice. Tiba-tiba, dia tersenyum hangat ke arahnya. "Alice, jangan gugup. Duduk dulu. Mari kita bicara." Saat dia berbicara, Nimitz duduk juga.     

Mengapa Nimitz, yang sebelumnya begitu keras padanya, yang sepertinya selalu memandang rendah padanya, begitu ramah padanya sekarang?     

Alice merasa sangat curiga.     

"Ayo, duduk." Senyum Nimitz begitu baik, begitu hangat.     

Alice dengan gugup duduk.     

Nimitz menghembuskan napas panjang. Kekhawatiran muncul di antara alisnya. "Alice, kami tidak menyangka hal ini akan terjadi begitu cepat setelah kamu dan Kalan bertunangan. Aku tidak tahu siapa yang diam-diam memfitnah klan Debs kita. Jika aku tahu, aku akan membunuhnya."Aura haus darah terpancar di wajah Nimitz, tapi kemudian berubah menjadi tampang pasrah. "Tapi saat ini, yang paling penting adalah membersihkan noda ini dari nama kami, dan menyelamatkan Kalan dan Bernard."     

Alice mengangguk.     

Tapi di dalam hatinya, Alice curiga. "Mengapa Paman Besar Kedua mengatakan hal ini kepadaku?"     

Sambil menatap Alice, Nimitz berkata dengan bersungguh-sungguh, "Alice, ada sesuatu yang harus kuminta darimu."     

"Dariku?" Alice sangat terkejut, dia bangkit berdiri.     

Posisi Nimitz di dalam klan yang bahkan pemimpin klannya akan menghormatinya. Tapi sekarang, Nimitz mengatakan bahwa dia harus memintanya untuk melakukan sesuatu. Bagaimana mungkin Alice tidak terkejut?     

"Alice, Tuan Merritt bertanggung jawab untuk menyelidiki tuduhan terhadap klan Debs yang terlibat dalam penyelundupan water jade. Tuan Merritt sangat tertarik denganmu dan ingin bertemu denganmu secara pribadi."     

Nimitz berkata dengan mendesak padanya, "Alice, ini adalah kesempatan yang langka dan bagus untuk memperbaiki hubungan kita dengannya. Hanya dengan mengatur hubungan baik dengan Tuan Merritt kamu bisa menolong klan kami. Alice, kamu tumbuh bersama Kalan. Kamu juga tidak ingin melihatnya di penjara, bukan?"     

Alice tertegun.     

Pertemuan pribadi?     

Alice adalah seseorang yang pernah hidup dalam klan bangsawan juga, dan tahu betul hal-hal memalukan yang terjadi di kalangan bangsawan. Dia langsung bisa menduga bahwa pertemuan dengan Tuan Merritt akan lebih dari sekedar pertemuan sederhana.     

"Aku... aku..." Alice tergagap.     

Nimitz memohon, "Alice, seluruh klan Debs kita bergantung padamu. Aku bahkan bisa menjamin bahwa selama kamu bisa menarik Tuan Merritt ke pihak kita, kamu akan menjadi istri utama Kalan."     

Alice merasa pikirannya berantakan.     

Alice masih murni dan suci tubuhnya.     

Dia menolak untuk melewati penghalang terakhir itu dengan Linley dan Kalan. Bahkan setelah bertunangan dengan Kalan, Alice masih bersikeras untuk menikah sebelum dia memasuki tempat tidur pengantin bersamanya.     

Tapi sekarang dia harus berhadapan dengan Tuan Merritt...     

"Alice, aku mohon padamu." Nimitz mengertakkan giginya, meninggalkan kursinya dan berlutut di depannya. "Alice, hidup Kalan ada di tanganmu."     

"Hidup Kalan?" Alice gemetar.     

Kalan telah tumbuh bersamanya. Dalam beberapa hari ini, dalam menghadapi ejekan dan cemoohan dari anggota keluarga Debs lainnya, Kalanlah yang melindunginya.     

"Baik. Saya setuju." Alice mengertakkan giginya.     

Tatapan terkejut senang muncul di wajah Nimitz, lalu dia buru-buru berkata, "Bagus sekali. Bagaimana dengan begini. Besok saat senja, aku akan mengatur agar kamu diantar ke rumah Tuan Merritt."     

Tapi sekarang, wajah Alice sangatlah pucat. Dia sama sekali tidak menanggapi.     

Malam berikutnya Diiringi oleh dua belas penjaga, sebuah kereta berangkat dari rumah klan Debs, perlahan-lahan bergerak menuju ke rumah Tuan Merritt. Di dalam kereta itu hanya ada satu orang. Alice.     

Alice dengan diam duduk di dalam kereta, menggigiti bibirnya. Tangannya yang gugup menggegam erat pakaiannya.     

Kereta terus bergulir maju. Tak lama kemudian, kereta itu sampai di gerbang utama menuju rumah Tuan Merritt.     

"Nona Alice, kita sampai." Suara pengemudi kereta terdengar dari luar.     

Mendengar kata-katanya, hati Alice gemetar. Tangan kanannya meraba ke pinggangnya. Kerasnya belati baja di sisinya membantu sedikit menenangkan pikirannya.     

Sambil menarik napas panjang, Alice mendorong pintu kereta dan melangkah keluar.     

Di dalam aula penyambutan rumah Tuan Merritt.     

Mengenakan jaket sebagai atasan dan rok sebagai bawahannya, Alice berpakaian dengan relatif sederhana. Selangkah demi selangkah, Alice berhasil memasuki aula dengan relatif tenang. Alice melihat sekelilingnya, tapi tidak melihat siapa pun di sana di dalam aula.     

"Hrm?" Alice cemberut.     

Tepat pada saat ini, pelayan wanita berlari mendekat. Dengan penuh hormat, dia berkata, "Nona Alice, Tuan Duke sedang dalam ruang kerjanya dan ingin mengundang anda ke sana juga."     

"Ruang kerjanya?" Alice sedikit gemetar.     

Tapi di bawah tatapan mendesak pelayan, Alice tetap mulai berjalan ke depan bersamanya.     

Ruang kerjanya berada di area yang sangat sepi dan terpencil. Hanya ada sedikit orang di sini. Sesampainya di pintu ruang kerja, Alice melihat seorang pria paruh baya berambut emas yang tengah berdiri di depan meja kerja, sambil menatap beberapa dokumen.     

"Ini Merritt?" Melihat Merritt, kesan pertama Alice adalah bahwa orang ini adalah orang yang sangat galak. Bahkan saat dia duduk di mejanya, punggungnya tegak lurus, dan matanya tajam.     

"Tuan Duke, Nona Alice telah tiba." Pelayan wanita itu berkata dengan hormat.     

Baru sekarang Merritt mengangkat kepalanya. Melihat Alice, dia dengan bersemangat bangkit berdiri. "Haha, Nona Alice, kamu datang? Aku sudah lama menunggu. Ayo, Nona Alice, silahkan duduk." Saat dia berbicara, dia meninggalkan kursinya dan berjalan menuju Alice.     

Alice masuk ke ruang kerja.     

Alice memandang sekelilingnya. Disebelah sisi kanan ruang kerja ini, ada banyak rak buku, dipenuhi dengan banyak buku. Di sisi kiri ruang baca, ada tempat tidur.     

"Seringkali, ketika aku membaca atau mengurus urusan pemerintahan, aku akan merasa lelah dan akan beristirahat di sana." Duke Merritt berkata sambil tersenyum. Pada saat bersamaan, dia berjalan menuju pintu ruang kerja dan menutupnya.     

Melihat pintu ruang kerja ditutup, hanya menyisakan Alice dan Merritt di dalam ruangan, Alice menjadi gugup.     

"Tuan Merritt, lebih baik jika kita membiarkan pintunya terbuka. Saya tidak terbiasa dengan lingkungan yang gelap." Alice buru-buru berkata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.