Cincin Naga

Menggila



Menggila

0"BAM!""BAM!""BAM!""BAM!"     

... ..     

Enam meteor raksasa tersebut membentur dengan liarnya kepada enam Special Executor tersebut. Keenam Special Executor semua menggunakan tangan mereka untuk merobek tanah di bawah mereka dan mencoba menggali ke bawah.     

Enam meteor raksasa tersebut menyerang tanah, menyebabkan bumi bergoyang hebat dengan ledakan yang sangat besar, seolah gelombang raksasa guntur tiba-tiba muncul dari tanah.     

"BOOOOM!"     

Enam lekukan dalam yang besar muncul di tanah, masing-masing luasnya sekitar sepuluh meter. Gelombang kejut yang luar biasa ini menyebar ke segala arah, dan tanah itu sendiri mulai melengkung dan kacau, menjatuhkan rumah dan mematahkan pepohonan di mana-mana.     

Dalam area melingkar dengan keliling beberapa ratus meter, semuanya berubah menjadi debu.     

Ledakan yang mengerikan ini menyebabkan seluruh Kota Hess menyadarinya. Entah itu Ascetis yang baru saja keluar dari gerbang Kota Hess, atau bawahan dari Dawson Conglomerate, atau petarung kuat lainnya, semua orang merasakan getaran yang datang dari tempat ini.     

.....     

Gelombang kekuatan yang bergoyang juga menyentuh Linley, tapi Linley hanya berdiri di sana seperti orang idiot, tidak bergerak sama sekali. Dia membiarkan gelombang kekuatan untuk memukulnya sesuka hati mereka.     

Linley hanya berdiri di sana seperti orang idiot, air matanya terus mengalir turun tanpa henti.     

"Ah...ah...ah..." Linley sepertinya sudah lupa bagaimana caranya berbicara, dan seluruh tubuhnya gemetar karena panik dan sedih saat dia meraung ke langit.     

Linley jatuh berlutut.     

Rasa sedih yang kacau balau, jantungnya seperti dicabik-cabik, menelan Linley.     

Pikiran Linley tiba-tiba mulai dipenuhi dengan gambaran kenangan dirinya dan Doehring Cowart bersama.     

.....     

Pertama kali dia melihat sinar cahaya yang berubah menjadi pria tua dengan jubah putih, jenggot putih, dan rambut putih. Anak itu-Linley berteriak dengan takjub, "Kamu... siapa kamu?"     

"Halo, Nak. Namaku adalah Doehring Cowart. Aku adalah Grand Magus Saint-level dari Pouant Empire!" Itulah pertama kalinya Doehring Cowart berinteraksi dengan Linley.     

....     

"Kakek Doehring, kenapa kamu tidak bicara? Bagaimana kekuatan kecocokanku untuk elemental essence bumi ini?" Kali pertama Linley telah diuji bakatnya sebagai seorang Mage.     

"Bagus. Sangat bagus. Kecocokanmu akan elemental essence bumi sangatlah tinggi."Wajah Doehring Cowart diliputi senyuman. "Berdasarkan apa yang aku ketahui, hanya mungkin satu dari seribu Mage memiliki kecocokan elemental essence bumi yang sekuat dirimu. Sungguh."Pujian Doehring Cowart telah menyebabkan Linley saat masih anak-anak sangat girang.     

....     

Grand Magus Saint-level di era Pouant Empire. Seorang anak muda. Jadi, di bawah pengawasan Grand Magus dari Pouant Empire ini, anak tersebut memulai perjalanan untuk menjadi seorang Mage.     

... ..     

Mengukir batu menggunakan metode Straight Chisel School. Berlatih di dalam Mountain Range of Magical Beasts. Di bawah asuhan Cowden Doehring yang berpengalaman, Linley telah berkembang dan matang dengan kecepatan yang menakjubkan.     

Tapi saat Linley telah menjadi pusat perhatian semua orang...     

... tidak ada yang tahu bahwa di belakangnya ada roh Grand Magus Saint-level pada era Pouant Empire.     

....     

"Linley, ke depannya, kamu harus mengandalkan dirimu sendiri." Kakek Doehring dengan penuh perhatian mengusap kepala Linley untuk terakhir kalinya.     

Setelah melepaskan Forbidden Magic yang mengguncang dunia, 'Heavenly Meteor's Descent', Kakek Doehring telah menghilang.     

"Linley. Selamat tinggal."     

"Ingat ini. Hiduplah dengan baik."     

.....     

Pikiran Linley berenang dengan gambaran waktu yang dia habiskan bersama Kakek Doehring-nya. Orang tua yang sangat baik dan sabar itu telah banyak mengajar Linley, sejak lama menjadi seseorang yang tidak dapat dipisahkan oleh Linley.     

"Tidak....tidak…."     

Linley menggeleng berulang kali.     

Dia tidak mau mempercayainya. Kakek Doehring telah benar-benar meninggal dunia. Terlebih lagi, jiwanya telah menghilang setelah kematiannya.     

"Mustahil. Kakek Doehring, keluarlah. Keluarlah." Linley menatap cincin Coiling Dragon, melolong tanpa henti pada awalnya, sebelum kata-katanya menjadi nada mengemis saat air matanya memercik pada sisik sedingin es miliknya.     

Darah terus mengalir keluar dari tubuh Linley, tapi Linley sama sekali tidak merasakan apapun.     

"Kakek Doehring."     

Linley sangat berharap sekali lagi, sinar cahaya putih itu akan bersinar dari cincin Coiling Dragon dan berubah menjadi Kakek Doehring yang berjanggut putih, berambut putih, berjubah putih. Linley tidak percaya Kakek Doehring telah meninggal, begitu saja. Tidak akan pernah berada di sisinya lagi.     

Dia telah bersama Kakek Doehring sejak masih kecil.     

Sejak saat itu, Linley tidak pernah berpisah dari Kakek Doehring. Tidak pernah!     

Di hatinya yang terdalam, Linley benar-benar sudah terbiasa sejak lama dengan kehadiran Kakek Doehring. Bahkan saat Linley dipenjara di dalam Radiant Temple, dia tidak merasa sendirian atau tidak berdaya seperti sekarang.     

Hatinya selalu stabil... karena di belakangnya, dia mendapat dukungan dari Kakek Doehring.     

Tapi sekarang…     

Kakek Doehring telah pergi selamanya. Selama-lamanya!     

"Kenapa. Kenapa."Suara Linley bergetar. "Wahai langit, pertama ibuku yang meninggal, lalu ayahku meninggal. Kenapa. Kenapa kamu juga harus mengambil Kakek Doehring juga?"     

"KENAPA!" Linley mengangkat kepalanya, melolong ke arah langit.     

Suaranya bergema di langit.     

"Ah...ah...." Linley berlutut, tak berdaya. Dia mulai terisak-isak, tapi tidak peduli seberapa keras Linley menangis, pria tua yang baik itu tidak akan pernah muncul lagi.     

Dia telah meninggal dan pergi selamanya.     

"Kakek Doehring."     

Linley merasa lebih lemah dan rapuh dari sebelumnya. Itu adalah kerapuhan batin. Tidak ada ayah. Tidak ada ibu. Dan sekarang, bahkan Kakek Doehring, yang selalu ada di sisinya, telah pergi.     

Satu-satunya yang tinggal disisi Linley adalah Bebe, yang bahkan tidak pernah tahu tentang keberadaan Kakek Doehring.     

"Bos. Hey, Linley, Bos!" Bebe menyenggol Linley, agak ketakutan.     

Linley menoleh untuk melihat Bebe.     

"Bebe." Linley tiba-tiba menarik Bebe ke pelukannya.     

"Bos, baru saja, kamu memanggil 'Kakek Doehring'. Siapa Kakek Doehring? Barusan, aku merasakan energi spiritual yang mengerikan meledak. Apa itu?" Bebe benar-benar kebingungan.     

Jantung Linley terpukul sekali lagi dengan penderitaan setelah mendengar nama Kakek Doehring.     

Dia menunduk untuk melihat cincin Coiling Dragon di jarinya. Tapi... Kakek Doehring tidak akan pernah keluar dari situ lagi.     

"Rustle." Tiba-tiba, serangkaian suara yang sangat ringan bisa terdengar. Linley menoleh untuk melihat.     

Di dalam kawah raksasa yang diciptakan oleh meteor-meteor, sosok berjubah ungu sedang berjuang untuk merangkak keluar. Bukan hanya dia. Lima pria lainnya juga perlahan berusaha merangkak keluar juga.     

Heavenly Meteor's Descent –sebuah Forbidden Magic elemen bumi.     

Jika Grand Magus Saint-level menggunakan mantra ini, enam dari mereka pasti sudah mati tanpa diragukan lagi. Tapi Doehring Cowart adalah seorang Grand Magus Saint-level yang tidak memiliki sedikit pun mageforce.     

Berdasarkan hukum magic, mageforce adalah jenderal yang memimpin pasukan tentara yang dikenal sebagai elemental essence. Dengan mageforce, energi spiritual mampu memerintahkan tentara ini untuk membentuk mantra magic yang kuat.     

Apa yang dilakukan Doehring Cowart adalah mengkonsumsi energi spiritual di dalam jiwanya, menggunakan ledakan energi spiritual yang kuat ini untuk mengendalikan elemental essence secara langsung dan melepaskan Forbidden Magic, Heavenly Meteor's Descent.     

Tapi karena dia tidak memiliki mageforce, meskipun dia telah mengkonsumsi semua energi spiritualnya sendiri, kekuatan mantra Doehring Cowart hanya 10% - 20% dari Heavenly Meteor's Descent normalnya. Meskipun demikian, meski 10% sampai 20% kekuatan Forbidden Magic itu telah menabrak enam Special Executor tersebut ke ambang kematian.     

Melihat keenam sosok berjubah ungu itu merangkak keluar, jantung Linley tiba-tiba terisi kemarahan tak terkendali, tak terbatas dan tak terpadamkan.     

"Ah!!!!!" Dengan teriakan, Linley menerjang seperti ledakan kilat ke arah salah satu sosok berjubah ungu. Special Executor, melihat serangan Linley terhadapnya, sangat ketakutan sehingga matanya membulat seperti bulan.     

"Ah!!!!!" Mengerahkan kekuatan pada lengannya, Linley merenggut Special Executor itu menjadi dua bagian dengan tangan kosongnya.     

"Mati." Linley secara fisik merenggut kepala Special Executor lainnya.     

"Haaaargh!" Cakar tajam Linley menembus dada Special Executor ketiga, merenggut jantungnya dan menghancurkannya sampai berkeping-keping dengan cakar-cakarnya.     

"Matilah!" Linley mengunci ke tenggorokan Special Executor keempat dengan giginya, merobek tenggorokannya.     

Dia ingin memakan daging mereka dan meminum darah mereka!     

"Ah!!!!"Sosok Linley tiba-tiba muncul di samping Special Executor kelima. Special Executor yang terluka parah, yang tidak dapat membela dirinya, hanya bisa menyaksikan kengerian saat Linley merobeknya menjadi dua bagian dari kakinya.     

Dan untuk Special Executor yang keenam...     

"Kamu... Kamu..."Special Executorkeenam yang terlka parah, saat melihat pemandangan mengerikan di hadapannya, melihat Linley menyerangnya seperti setan dari Infernal Realm. Dia sangat ketakutan sehingga tubuhnya mulai bergetar, dan kemudian dia mati karena ketakutan.     

Meskipun Special Executor keenam sudah mati, Linley masih meluncurkan pukulan yang ganas ke kepalanya, meledakkannya.     

Melihat ini, Bebe agak ketakutan.     

Para Warrior yang menonton dari kejauhan telah merasa sangat ketakutan juga. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa seorang manusia bisa sangat ganas, sangat kejam, sangat mengerikan. Hal ini benar terjadi karena bagaimana penampilan Linley saat ini. Tubuhnya yang dipenuhi dengan sisik yang pecah, dan darah mewarnai seluruh tubuhnya menjadi merah. Bahkan mata emasnya yang gelap tampak merah padam.     

"Bos, kamu... kamu... kenapa?" Bebe khawatir.     

Setelah Linley secara kejam membunuh keenam Special Executor, dia tiba-tiba duduk di tanah, tenaganya hilang. Dia duduk di sana, tidak menatap apa pun, tanpa tahu apa yang sedang dipikirkannya.     

"Bos." Bebe mendorong Linley dengan panik.     

Linley tiba-tiba mengangkat kepalanya, tapi dia tidak mampu menahan air matanya yang keluar lagi. Dia kemudian menundukkan kepalanya, menguburkan kepalanya ke kakinya dan mulai menangis sekali lagi.     

.....     

Enam meteor raksasa itu telah mengubah seluruh area di sekitar ratusan meter menjadi puing-puing. Keenam pria berjubah ungu itu terbunuh oleh monster aneh itu.     

Tapi kemudian, monster aneh itu tiba-tiba meletakkan kepalanya ke kakinya dan mulai terisak.     

...     

Sekarang ada hampir sepuluh ribu penonton, menonton dari jarak ratusan meter. Tak satu pun dari orang-orang ini bisa memahami apa yang sedang mereka lihat.     

"Iblis itu menangis?"     

Semuanya tercengang.     

"Sepertinya iblis itu... tampak sangat sedih." Seorang pemuda mengatakan dengan tidak yakin kepada teman di dekatnya. Teman itu kaget, lalu mengangguk dengan pelan.     

Tak satu pun dari penonton yang bergerak mendekat. Mereka telah melihat pemandangan mengerikan beberapa saat yang lalu. Bahkan petarung tingkat kedelapan tahu persis seberapa kuat orang yang di depan mereka ini.     

"Iblis itu menangis?" Yale, George, dan Reynolds baru saja sampai di sini, setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Mendengar kata-kata ini, mereka semua terkejut.     

"Minggir! Minggir!" Teriak Yale dengan marah.     

Seketika, para penjaga Conglomerat Dawson mulai menyingkirkan berbagai penonton. Yale, George, dan Reynolds berlari dengan panik menuju pusat pertempuran.     

Tapi setelah sampai di pusat gempa, semuanya tertegun.     

Segala sesuatu di dalam jarak beberapa ratus meter telah berubah menjadi puing-puing. Melihat keenam kawah itu, orang bisa membayangkan betapa hebatnya enam meteor raksasa itu. Dan hanya melihat mayat enam pria itu, orang bisa membayangkan betapa kejamnya orang yang telah membunuh mereka.     

Tubuh iblis itu, dipenuhi dengan sisik yang hancur, sedang duduk di sana, terisak-isak.     

Setelah melihat Bebe berada di sisi 'iblis', dan heavy sword adamantine yang terlempar ke tanah, Yale dan yang lainnya semakin yakin bahwa ini adalah Linley.     

"Saudara ketiga" Yale, George, dan Reynolds segera bergegas menghampiri.     

Saat ini, Monroe Dawson telah tiba juga. Dia segera memerintahkan bawahannya, "Cepat, buang enam mayat itu, lalu langsung pergi. Jangan sampai ada yang tahu bahwa Dawson Conglomerate ada kaitannya dengan ini." Saat dia berbicara, Monroe Dawson segera pergi juga.     

"Saudara ketiga" Yale, George, dan Reynolds semua memanggil dengan khawatir.     

Dulu pada saat percobaan pembunuhan Linley terhadap Clayde di Kota Fenlai, Yale sudah menduga bahwa Linley mampu berubah menjadi Dragonblood Warrior. Yale juga memberi tahu Reynolds dan George. Dan sekarang, melihat Bebe dan juga heavy sword adamantine yang tergeletak, mereka tentunya yakin bahwa ini adalah Linley.     

Tubuh Linley bergetar sedikit.     

Sambil mengangkat kepalanya dan melirik ke samping dirinya sendiri, Linley melihat Yale, George, dan Reynolds. Linley akhirnya berbicara. "Kalian…"     

"Ayo pergi, cepat." Yale segera mendesak. "Kamu baru saja membunuh Special Executor. Jika Radiant Church mengetahui, itu akan menjadi bencana bagimu." Yale segera membantu Linley berdiri.     

Linley membiarkan dirinya diangkat berdiri.     

"Bebe. Ayo pergi."Linley memeluk Bebe, lalu menuju ke luar.     

Yale terkejut, karena dia menyadari bahwa Linley sama sekali tidak memperhatikan heavy sword adamantine miliknya. Dia segera memanggil, "Saudara ketiga, heavy swordmu."     

"Heavy sword?" Linley menoleh. Setelah beberapa saat, dia sepertinya paham, dan dia berjalan mendekat, memungut heavy sword miliknya.     

Saat itulah, bawahan dari Dawson Conglomerate juga datang, dan mereka dengan cepat membuang enam mayat Special Executors yang berjubah ungu itu.     

"Ada apa dengan Saudara ketiga?" George berkata dengan pelan kepada Yale dan Reynolds.     

Yale menggelengkan kepalanya juga, bingung. "Tidak tahu. Bebe tampaknya juga baik-baik saja. Lalu kenapa tampak seolah-olah Saudara ketiga baru saja mengalami pukulan yang lebih buruk daripada saat dia patah hati? Dia tampak sangat sedih sehingga rasanya dia telah kehilangan jiwanya."     

Linley mengizinkan bawahan Dawson Conglomerate untuk menuntunnya pergi, saat mereka merayap melalui gang-gang kecil dan sampai di sebuah kediaman misterius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.