Cincin Naga

Sepuluh Hari, Sepuluh Malam



Sepuluh Hari, Sepuluh Malam

0

Sesampainya di Ernst Institute, Linley mengambil ransel yang biasa ia pakai dari kamarnya, lalu segera pergi menuju ke pegunungan di belakang Ernst Institute. Di dalam ranselnya, terdapat pakaiannya, magicrystal cardnya, dan sebuah straight chisel.

"Saudara kedua, saudara keempat, tolong jaga saudara ketiga." Yale memberikan instruksi kepada kedua saudaranya.

George dan Reynolds mengangguk. Mereka juga mengkhawatirkan Linley.

"Bos Yale, apa yang akan kau lakukan?" Reynolds bertanya.

Mata Yale memancarkan pandangan dingin. "Aku?"

"Aku akan menginvestigasi dan mencari tahu kenapa Alice, perempuan buta itu, mengkhianati saudara ketiga. Dan aku ingin melihat b*jingan tengik yang berani mencuri kekasih saudaraku." Sambil berbicara, Yale berdiri. "Aku akan ke Kota Fenlai sekarang. Kalian berdua bantu aku menjaga saudara ketiga."

"Siap, mengerti." Reynolds dan George mengangguk.

Dan kemudian, Yale pergi membawa pengawal dari klannya, keluar Ernst Institute menuju Kota Fenlai. Sedangkan Reynolds dan George, di tengah malam musim dingin yang membekukan ini, mempercepat langkah menuju pegunungan di belakang Ernst Institute.

….

Menaiki sebuah kuda jantan, Yale memimpin pengawalnya menyeberangi dataran bersalju. Tak lama, mereka tiba di Kota Fenlai. Ketika memasuki kota, Yale langsung menuju satu dari markas klannya di Kota Fenlai.

Markas ini adalah bangunan berlantai sembilan, sebuah hotel terkenal di Kota Fenlai.

Di belakang hotel, terdapat beberapa bangunan kecil yang tidak terbuka untuk umum. Yale langsung masuk sebuah bangunan merah berlantai dua. Ketika dia masuk, lima pria paruh baya dengan pakaian mewah keluar menyambut Yale. Dengan penuh hormat, mereka memanggil secara bersamaan, "Tuan Muda Yale."

"Walt, dimana paman kedua?" Yale langsung bertanya.

Di antara lima pria paruh baya tersebut, salah satunya bernama Walt. Dia satu-satunya yang memakai jubah panjang berwarna hitam. Walt menjawab,"Beliau telah kembali ke markas utama sejak tujuh hari yang lalu. Untuk saat ini, hamba yang mengurusi keperluan di Holy Union."

Walt tahu persis sejak tuan muda kedua menjadi siswa di Ernst Institute, posisinya di dalam hierarki klan mendadak meroket.

Yale bukanlah anggota klan biasa, karena Yale berada di garis keturunan kepemimpinan klan. Bahkan supervisor tertinggi Walt, "Paman Kedua" ditunjuk sebagai yang mengurusi keperluan klan di Holy Union, tidak berani berlaku tidak sopan kepada Yale.

"Tuan Muda Yale, jika anda membutuhkan sesuatu, harap beritahu hamba." Walt berkata penuh hormat.

Yale diam sesaat, sebelum memberikan instruksi. "Pergi dan lakukan investigasi untukku. Di Dry Road, Kota Fenlai, terdapat seorang perempuan bernama Alice. Dia seharusnya berumur 16 tahun sekarang. Dia juga merupakan siswa dari Wellen Institute. Untuk sementara ini dia sedang bersama dengan seorang laki-laki. Beri aku informasi mengenai laki-laki ini."

"Ya, Tuan Muda Yale." Walt sedikit tersenyum. "Tuan Muda Yale, apakah anda suka Alice ini? Jika iya, maka hamba bisa…"

"Tidak butuh." Wajah Yale terlihat dingin dan gelap. "Apa yang aku inginkan adalah informasi, secepat apapun yang bisa kau lakukan. Paham?"

"Baik." Walt dapat merasakan bahwa Tuan Muda Yale sepertinya benar-benar marah kali ini.

….

Malam yang sama. Lilin-lilin berkedip.

Yale sedang duduk, menuang secangkir anggur di meja, wajahnya memperlihatkan ekspresi kebencian. Namun jelas, pikirannya sedang melayang, bukan tertuju kepada anggur di depannya.

Mendadak, suara langkah-langkah yang terburu-buru terdengar. Walt buru-buru masuk bersama dengan wanita berumur 20 tahun yang dingin seperti es. Ketika masuk ruangan, Walt membungkuk. "Tuan Muda Yale, kami telah selesai menginvestigasi Alice ini dan teman lelakinya."

"Bicaralah." Yale masih menunjukkan sikap dingin.

Walt melirik wanita dingin tersebut, yang kemudian membungkuk penuh hormat. "Tuan Muda Yale, Alice memiliki dua orang laki-laki. Yang pertama bernama Linley Baruch, dia lahir di Wushan…"

"Berhenti. Sebutkan orang kedua."Yale berkata sambil cemberut.

"Pacar Alice yang sekarang bernama Kalan Debs.Dia lahir di Kota Fenlai, dan sekarang berumur 17 tahun. Dia adalah siswa Wellen Warrior Academy, seorang Warrior Tingkat kelima! Klan Debs adalah klan besar di Kerajaan Fenlai, dan Kalan Debs merupakan pewaris posisi pemimpin klan."

"Kalan Debs… Klan Debs?Yale merengut. "Hanya sebuah klan kecil di sebuah kerajaan?"

Walt berusaha mengambil hati Yale, berkata, "Di Kerajaan Fenlai, Klan Debs dapat dianggap sebagai klan besar. Namun, tentu saja di antero Benua Yulan, klan ini hanyalah klan kecil yang tidak berarti."

"Oh. Aku ingin menghukum berat Klan Debs ini. Cara apa yang kau rekomendasikan?" Yale melihat ke arah Walt.

"Itu mudah!"

Walt mulai tertawa. "Tuan Muda Yale, anda tidak tahu ini, tapi Klan Debs sebenarnya adalah partner kerja kita, Dawson Conglomerate, di Fenlai. Di Kerajaan Fenlai, Dawson Conglomerate menghasilkan untung besar, sedangkan mereka hanya mendapatkan sisa-sisanya. Selama beberapa tahun belakangan ini, sisa-sisa tadi cukup untuk membuat gemuk Klan Debs."

"Oh, ternyata Klan Debs ini adalah partner kerja Dawson Conglomerate milik kita di Kerajaan Fenlai?" Sebuah senyuman terpampang di wajah Yale.

Walt mengangguk. "Ya, Tuan Muda Yale. Anda seharusnya tahu bahwa Dawson Conglomerate milik kita tidak mencari semua keuntungan sendiri. Di Four Great Empires dan beberapa kerajaan lainnya, kita selalu memiliki partner kerja. Biasanya, kita juga memberikan mereka beberapa porsi keuntungan."

Yale mengangguk.

Dia tahu benar, Klan Dawson mengendalikan Dawson Conglomerate, yang merupakan satu dari tiga serikat dagang raksasa di Benua Yulan. Bahkan Four Great Empires dan dua aliansi tidak berani memandang rendah. Inilah alasan kenapa Yale dapat masuk ke Ernst Institute.

Di belakang Ernst Institute adalah Radiant Church. Di permukaan, mereka mengklaim bahwa penerimaan siswa bersifat adil dan terbuka.

Bagaimana bisa klan biasa dapat masuk melalui pintu belakang Radiant Church?

Dawson Conglomerate meyakini ini: "Ketika ada uang yang dapat dihasilkan, semuanya mendapatkan bagian."

Di Four Great Empires, dua aliansi, dan berbagai macam kerajaan dan kota, Dawson Conglomerate selalu memiliki partner kerja, dan membiarkan mereka mendapat keuntungan setimpal.

Dapat bekerja sama dengan Dawson Conglomerate sama saja seperti mendapatkan mesin pencetak uang yang besar. Di Kerajaan Fenlai, Klan Debs hanya mendapatkan seporsi kecil keuntungan dari apa yang didapatkan Dawson Conglomerate, tetapi itu semua cukup untuk membuat mereka menjadi kaya dengan standar Kerajaan Fenlai.

"Tuan Muda Yale, masih ada banyak klan di Kerajaan Fenlai yang mampu menggantikan Klan Debs sebagai partner kerja kita. Satu-satunya alasan kita masih bekerja sama dengan Klan Debs adalah mereka merupakan partner terpercaya, itulah kenapa kita tidak memberikan kesempatan kepada klan lain." Walt tersenyum.

Yale paham apa yang dimaksud oleh Walt.

"Segera ganti partner kerja kita di Kerajaan Fenlai. Lalu untuk Klan Debs? Tekan mereka!" Suara Yale terdengar begitu dingin ibarat es.

"Baik, tuan muda." Walt menjawab penuh hormat.

Masalah ini tidak lebih dari mencari partner kerja di sebuah kerajaan kecil. Bahkan Walt, yang merupakan komando tingkat kedua di Dawson Conglomerate di Fenlai, memiliki otoritas untuk membuat keputusan ini. Kurang lebih Yale adalah anggota klan dari cabang keluarga utama.

"Klan Debs yang malang." Walt secara rahasia berbicara dengan dirinya sendiri.

….

Di pegunungan belakang Ernst Institute, salju ada dimana-mana membentuk lapisan putih keperakan. Dalam rapatnya pepohonan, ada banyak batu besar. Di sebuah tempat kosong di pegunungan, Linley diam berdiri di atas salah satu batu raksasa dengan mata tertutup.

Si Shadowmouse, Bebe berada di sebelah Linley, berdiri di atas salju sambil diam-diam menjaga Linley.

George dan Reynolds saling melihat penuh perhatian.

"George. Apa yang Linley lakukan? Dia terus berdiri di atas batu raksasa tersebut selama sehari semalam penuh. Ketika kita memanggil, dia tidak merespon. Pun, dia belum makan atau meminum apapun. Jika ini berlanjut…." Reynolds mulai panik.

George menggelengkan kepalanya. "Bersabarlah. Saudara ketiga adalah Mage, dan seorang Warrior tingkat keenam. Tubuhnya sangat sehat dan kuat. Ditambah lagi dengan penyerapan unsur esensi dari alam. Bahkan, tanpa makanan dan minuman selama beberapa hari, Linley tidak akan kenapa-kenapa. Mari kita awasi dia, sekarang. Aku percaya, saudara ketiga bukan tipe orang yang tidak dapat pulih dari masalah yang menimpanya.

Reynolds mengangguk kecil.

Tidak satupun dari mereka yang mengerti kondisi Linley saat ini.

Faktanya, Doehring Cowart berada di sini, tepatnya di sebelah Linley. Hanya saja, Reynolds dan George tidak dapat melihatnya. Doehring Cowart diam-diam memperhatikan Linley. Dalam hatinya, dia terkejut. "Linley sepertinya telah masuk ke alam bawah sadar yang lebih tinggi." Sebagai pemahat grandmaster, Doehring Cowart dapat menebak kondisi yang dialami oleh Linley.

Linley menatap batu raksasa tersebut. Batu raksasa ini tingginya 2 meter dan lebarnya 3 meter.

Dia menatap garis-garis yang ada di batu raksasa. Garis dan pola yang berada di permukaan membentuk alur yang rumit. Namun, ketika Linley memperhatikannya, sejumlah garis dan pola tersebut seakan-akan menghilang dari batu dan tergambar di pikiran Linley.

Garis dan pola tersebut membentuk lima sosok manusia.

Secara tiba-tiba, kelima sosok itu berubah menjadi Alice. Semua adegan Alice pun muncul di pikiran Linley. Di dalam pikirannya, batu raksasa ini berubah menjadi berbagai patung. Akhirnya, batu raksasa ini berubah menjadi lima patung wanita.

"George, lihat! Saudara ketiga bergerak!" Reynolds berkata penuh kejut.

Dari dalam ranselnya, Linley mengeluarkan straight chiselnya. Dengan straight chisel di tangan kanan, sambil menatap batu raksasa, Linley mulai bergerak. Straight chiselnya berubah bergerak bagai bayangan yang kabur, lalu pecahan dan remukan batu beterbangan.

Jiwanya telah bersatu dengan bumi, telah bersatu dengan angin.

Jiwa Linley mampu melihat dengan jelas setiap alur dan garis batu raksasa itu. Dia memegang straight chisel seperti angin yang meniup bongkahan-bongkahan batu melayang. Setiap gerakan pahatnya, menunjukkan gerakan sempurna, tidak berlebihan dan tidak kurang, sangat akurat mendekati kesempurnaan.

Straight chisel di tangan Linley, terkadang bergerak lambat, terkadang bergerak cepat. Kadang-kadang, pahatnya meninggalkan garis yang mengalir melintasi batu, di waktu yang lain, pahatnya memotong sebagian besar bagian dari batu raksasa tersebut.

"Aku masih ingat bagaimana ekspresimu tahun itu, ekspresi malang ketika kau diserang oleh Bloodthirsty Boar."

Sebuah gambaran kenangan dari Alice saat itu, terbentuk di pikiran Linley. Semua emosi dan perasaanya terkonsentrasi pada straight chiselnya. Salju mulai turun berjatuhan di sekitar Linley, ketika itu, Linley merasakan jiwanya bersatu dengan bumi dan angin, lebih dari sebelumnya, bahkan esensi elemen bumi dan angin masuk ke tubuh Linley secara cepat.

Linley tidak memikirkan hal lain. Saat ini, dia tenggelam dalam kenangan nostalgia.

Secara perlahan hingga 20% bagian patung selesai, patung itu mulai membentuk sosok wanita. Dari batu yang polos mulai terlihat bentuk patungnya. Linley tidak makan maupun minum, berlanjut tanpa henti. Terkadang, dia menggoreskan pahatnya begitu cepat untuk membuat berbagai garis. Di waktu yang lain, dia menghabiskan waktu bermenit-menit hanya untuk memahat sebuah garis.

….

Linley benar-benar tenggelam dalam perasaannya untuk Alice, dengan straight chisel di tangannya, dia benar-benar tidak sadar bahwa ini pertama kalinya dia masuk ke tahap ini sejak pertama kali dia belajar memahat.

Dulu, ketika pagi atau sore hari, Linley tidak benar-benar 100% tenggelam dalam memahat.

Paling tidak, dia akan menghabiskan beberapa hari untuk memahat patung. Dia bisa berhenti kapan saja dan melanjutkannya di lain kesempatan.

Namun kali ini berbeda, Linley benar-benar tenggelam dengan perasaanya dan bersemangat untuk memahat. Dia tidak berpikiran untuk berhenti, bahkan tidak terpikir makan atau minum. Konsentrasi setingkat ini yang membuat Linley dapat menyatu dengan alam belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Kebersatuan dengan alam secara mutlak sejenis ini membuat spiritual energi Linley meningkat pesat.

Sekarang, pertumbuhan spiritual energi Linley meningkat seribu kali lebih cepat dibandingkan orang biasa.

Dia benar-benar menyatu dengan alam, dan bahkan sampai ke tahap dimana dia melupakan dirinya sendiri. Sebuah kejutan yang istimewa."Mata Doehring Cowart berbinar.

Hari demi hari berlalu, dengan Linley benar-benar tenggelam dalam patungnya.Esensi elemen bumi dan angin terus menerus masuk ke dalam tubuhnya, memulihkan energinya yang hilang.

Dalam sekejap mata, sepuluh hari telah berlalu dengan Linley tenggelam dalam pemahatan sepanjang waktu.

"Puff!"

Dengan Linley di tengah, salju tiba-tiba berputar-putar dan terbang menjauh. Dengan straight chisel di tangan, Linley menatap patung raksasa di depannya. Linley telah berusaha keras untuk membuat patung ini. Ini adalah patung terbesar yang pernah ia buat, dan salah satu patung paling sukses.

Patung ini terbuat dari lima sosok wanita. Kelima sosok wanita tersebut adalah wanita yang sama, Alice.

Sosok pertama menunjukkan ekspresi malang ketika ia dalam bahaya.

Sosok kedua, terlihat menggemaskan ketika dia mengobrol diam-diam di balkon.

Sosok ketiga menunjukkan ekspresi malu ketika pertama kali berkencan.

Sosok keempat menunjukkan betapa memukaunya dia ketika mereka dalam lautan cinta.

Dan sosok terakhir menunjukkan ekspresi kejam ketika dia memutuskan hubungannya dengan Linley!

"Dalam waktu setahun, semuanya telah berlalu, seperti tidak lebih dari sebuah mimpi. Namun sekarang, mimpinya telah berakhir. Biar kunamakan patung ini dengan nama 'Awakening from the Dream', Terbangun dari Mimpi . "Menatap hasil patungnya, Linley merasakan kedamaian mendatanginya. Dia merasa seakan-akan emosi sebelumnya telah tercurahkan di patung ini.

'Awakening from the Dream'. Patung ini telah lahir ke dunia.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.