Cincin Naga

Undangan



Undangan

0

"Hmm, ketiga patung batu di aula utama itu terjual dengan harga 1500 keping emas untuk setiap patungnya?" Austoni [Ao'Si'Tuo'Ni], seorang pengurus di galeri Proulx menatap catatan itu dengan terkagum. Setelah melihat identitas diri dari pengukirnya, Linley, dia hanya bisa merasa lebih terkagum lagi. "Ketiga patung batu ini semuanya dibuat oleh linley dan lagi dia masih berusia lima belas tahun?"

Dunia seni ukir batu memang seperti sebuah piramid.

Hanya terdapat lima atau enam Master Sculptor saja yang berdiri pada puncak piramid itu di seluruh Holy Union. Dari hal itu saja, seseorang dapat membayangkan betapa langkanya seorang master. Biasanya seseorang yang dijuluki 'Master Sculptor' adalah orang yang mengerti tentang arti kehidupan dan kemampuan mereka pada seni yang bisa mencampurkan pengertian ini kedalam patung batunya. Saat itulah patung batu itu akan memiliki aura yang spesial.

Seorang Master Sculptor berusia lima belas tahun?

Tentu saja menakjubkan!

"Dan anak ini juga seorang siswa di institut Ernst?" Austoni semakin terkejut ketika mendengar hal ini. Insitut Ernst adalah akademi Mage nomor satu di seluruh benua Yulan. "Dia sekarang adalah siswa kelas lima? Seorang siswa kelas lima yang berusia lima belas tahun?"

Austoni hanya bisa menelan ludahnya.

Jenius!

"Bahkan meski jika setiap patung dari ketiga patung batu itu terjual hanya dengan harga seribu keping emas, berdasarkan dari usia pengukirnya saja, nilai asli dari ukiran itu tentu saja akan jauh melambung lebih tinggi lagi." Austoni meyakini hal itu.

Bagi seeorang pengukir berusia lima belas tahun untuk dapat menghasilkan hasil karya pada tingkatan seperti ini berarti bahwa nilai dari hasil karyanya akan meningkat lebih tinggi lagi di masa depan.

Bagi seorang pengukir berusia lima belas tahun yang juga sekaligus seorang siswa dari institut Ernst berarti bahwa anak itu adalah jenius dari semua jenius yang ada. Sekali lagi, hal ini tentu akan melipat gandakan nilai asli dari ukirannya.

"Siang ini, aku akan pergi ke institut Ernst. Sudah lama semenjak galeri Proulx memiliki Master Sculptor yang baru." Austoni memutuskan tekadnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa fakta dari ketiga patung batunya telah laku terjual sangat mahal tentunya Linley telah membuktikan dirinya.

Dia tentunya boleh meletakkan patung batunya di aula para master untuk dipamerkan di sebuah ruangan khusus.

Siangnya.

Sebuah kereta muncul dari gerbang utama institut Ernst. Ternyata Austoni dan kedua pengawalnya. Saat tiba di gerbang utama, Austoni menampilkan identitas dirinya yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang pengurus di galeri Proulx. Kemudian institut Ernst menyuruh seorang pengawal untuk mengawalnya.

Di sebuah tempat untuk para siswa kelas lima di institut Ernst.

"Tuan Austoni, inilah tempat dimana para guru para Mage kelas lima berkumpul." Dengan senyuman pengawal itu membuka pintu itu. Saat ini ada sekitaran sepuluh Mage berada disana saling bertukar cerita. Agar diakui untuk menjadi seorang pengajar untuk Mage tingkat kelima, maka pengajar itu haruslah seorang Mage tingkat ketujuh atau kedelapan."

Saat pintu terbuka, para Mage tingkat tinggi itu langsung menoleh.

"Yang mulia, beliau adalah Tuan Austoni dari galeri Proulx. Beliau mempunyai beberapa urusan yang barangkali membutuhkan bantuan anda." Kata pengawal itu dengan hormat.

Semua Mage disana mengangguk dengan tenang.

Galeri Proulx memiliki cabang di seluruh kerajaan dan kekaisaran di benua Yulan dan juga galeri itu memiliki kedudukan yang sangat luar biasa. Maka dari itu bahkan para Mage yang angkuh dan sombong pun saat berurusan dengan galeri Proulx akan menurunkan derajatnya.

"Yang mulia." Kata Austoni dengan senyuman. "Saya kemari untuk mencari seorang siswa bernama Linley?"

"Linley?"

Semua Mage tertawa. Diantara mereka terdapat seorang Mage berjubah ungu menjawab dengan senyuman, "Linley? Dia adalah salah satu dari dua jenius dari institut Ernst. DIa adalah seorang Mage elemen ganda yang menggunakan Magic baik bumi dan angin. Silahkan bertanya kepada pengajar elemen angin dikelasnya. Dia mungkin tahu."

"Anda tidak perlu mencari pengajar elemen bumi. Karena anak ini hanya muncul dua kali saja di kelas elemen bumi selama tiga bulan lalu." Kata orang tua berkumis dengan tidak senang. "Tapi Linley selalu hadir di kelas elemen angin."

Orang tua berkumis lainnya berkata dengan senyuman, "Saya adalah pengajar elemen angin di kelas Linley. Saya cukup mengenal tentang dirinya. Jika anda memiliki beberapa pertanyaan, silahkan tanya pada saya."

Austoni mengangguk. "Sebulan lalu, Linley membawa tiga buah patung batu kepada galeri Proulx. Hasil karya seni ukir batunya telah setara dengan hasil karya yang dibuat oleh para master. Berdasarkan harga yang telah dicapainya bulan ini, kami memutuskan bahwa Linley telah diperbolehkan jika patung batunya dipamerkan di ruangan pribadi di aula para master. Maka dari itu, saya kemari untuk memberinya magicard perak ini."

"Sebuah ruangan pribadi?"

Semua Mage yang berada di ruangan terkagum.

Para Mage yang angkuh itu cukup memahami dengan yang namanya seni ukir batu. Mereka semua tahu bahwa sangat sulit sekali untuk mengukir patung batu dengan sempurna terlebih lagi memberikan aura yang spesial. Tentu saja agar patung batunya dapat diletakkan di ruangan pribadi di galeri Proulx adalah impian semua pengukir batu.

"Anda yakin bahwa orang itu adalah Linley? Anak ini memang sangat rajin dan bekerja keras dalam pembelajarannya. Dan dia hanyalah seorang siswa berusia lima belas tahun." Kata pengajar elemen angin Linley yang berambut perak dan mengenakan jubah putih itu seolah tidak percaya.

Austoni tersenyum. "Tidak perlu anda tanyakan lagi. Di galeri Proulx, kami mencatat semua identitas diri Linley. Dan berdasarkan data yang kami terima, dia datang ke galeri Proulx bersama dengan tuan muda Yale."

Semua Mage disana mengangguk.

Kemudian mereka semua mulai berbicara sendiri. Salah satu dari dua jenius di institut Ernst juga seorang Master Sculptor. Untuk seorang Mage jenius dapat mendapatkan sebuah posisi di rangan pribadi di galeri Proulx adalah hal yang tidak akan pernah terjadi meskipun dalam jangka waktu ribuan tahun lamanya.

Tentu saja, semua Mage itu sangat terkagum.

"Yang mulia, dapatkah anda memberi tahu saya dimana Linley tinggal?" Tanya Austoni.

Orang tua berambut perak dan berjubah putih itu menjawab, "Linley tinggal di asrama nomor 1987."

"Asrama nomor 1987?" Mendengar hal ini, Austoni berniat untuk langsung menuju kesana.

Orang tua berambut perak dan berjubah putih itu melanjutkan, "Oh tapi tunggu sebentar. Meskipun Linley tinggal di asrama nomor 1987, saya pernah melihat bahwa tiga minggu yang lalu, dia keluar dari sekolah untuk berlatih. Maka dari itu sayangnya, anda tidak akan bertemu dengan Linley."

"Berlatih?" Tanya Austoni.

Austoni tahu betul bahwa seorang Mage tingkat kelima dan keenam diperbolehkan untuk berlatih sungguhan di dunia luar. Institut Ernst juga sangat menyarankan pelatihan ini.

Austoni hanya dapat menghela nafasnya.

Dia tidak mengira bahwa meskipun dirinya datang dengan terburu-buru ke institut Ernst dan penuh semangat, tetapi mendapati hasil yang sia-sia.

"Kalau begitu Yang Mulia, saya mohon undur diri." Austoni membungkuk dengan hormat. Semua Mage mengangguk seperti biasa terhadap Austoni tanda mengiyakan dan tidak mempedulikannya lagi. Semua Mage itu kemudian saling berbicara satu sama lain.

"Aku tak menyangka bahwa anak ini akan sangat pesat perkembangannya…"

Seluruh pengajar disana tidak dapat berhenti memuji Linley yang benar-benar mendapatkan sebuah posisi di ruangan pribadi di galeri Proulx.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.