Cincin Naga

Kawanan Srigala – bagian 1



Kawanan Srigala – bagian 1

0

Masih dalam posisi duduk bersila, Linley tiba-tiba terbangun dan segera memandang ke arah selatan. Tapi di selatan tidak ada apa-apa selain tanaman rambat dan rotan. Inilah salah satu alasan Linley memilih tempat ini untuk beristirahat. Hutan lebat di sekelilingnya bisa menghalangi pandangan Magical Beast dari dirinya.

"Ada dua Magical Beast yang mendekatiku. Sekarang jarak meraka sekitar 40 meter dari sini." Berdasarkan getaran dari perubahan hembusan air elemental essence di tempatnya berada, Linley yakin bahwa ada 2 Magical Beast.

Linley diam-diam berjalan ke tepi tumbuhan menjalar dan mengintip melalui celah tanaman. Dia melihat, 30 meter dari situ, ada sepasang Windwolve yang kuat, perlahan sedang menuju ke arahnya. Melihat rute yang mereka lalui, jarak mereka dan Linley akan segera semakin dekat. Tiba-tiba Linley merasakan sesuatu yang berat di pundaknya, dan dia tahu bahwa Bebe telah ada di pundaknya.

"Boss, itu hanya sepasang Windwolves. Kita sudah sering melihatnya di Ernst Institute." Bebe berkata santai kepada Linley, tanpa sedikitpun terdengar nada kekhawatiran.

Pandangan Linley terpaku pada kedua Windwolves itu. "Ya. Mereka adalah Windwolves. Di antara kawanan serigala, ada 3 jenis utama: Fangwolves, Windwolves, dan Frostwolves. Frostwolves adalah jenis yang paling kuat, sedangkan Fangwolves adalah yang terlemah. Maka Windwolves adalah jenis yang menengah. Di kawanan Windwolves, serigala yang paling lemah sekalipun setidaknya adalah tingkat keempat. Sedangkan yang kuat bisa jadi tingkat kelima atau keenam. Harusnya, Windwolf paling kuat tingkatnya adalah tingkat kedelapan."

Bahkan Windwolf biasa pun adalah Magical Beast tingkat keempat. Jelas ini tidak sama dengan menghadapi seekor Unicorn Boar.

"Kekuatanku sebagai warrior hanya ada di tingkat keempat. Kalau hanya mengandalkan kekuatan fisikku, aku tidak bisa mengatasi kedua Windwolf itu." Dalam dirinya, Linley merasa sedikit tertarik. "Tapi ini akan menjadi tantangan untukku."

Melihat kedua Windwolf semakin mendekat, Linley mulai merapal Magic dan matanya menjadi serius.

"Shrrrk! Shrrk! Shrrrrk! Shrrrk!"

Suara raungan yang dalam terdengar di kegelapan ketika sekitar 10 batu besar, masing-masing panjangnya sekitar 1 meter dengan warna kecoklatan, tiba-tiba melayang ke arah Windwolf itu dan menghantam mereka. Namun Windwolf itu segera mendongakkan kepala. Merasakan adanya bahaya, mereka pun mulai melarikan diri dengan cepat.

Terdengar suara hentakan kaki mereka di tanah.

Sesaat sebelum batu-batu itu menghantam mereka, Windwolf itu berhasil menghindar dengan kecepatan tinggi. Satu kaki belakang dari salah satu windwolf terkena hantaman batu, sedangkan Windwolf lainnya berhasil menghindar dengan gesit.

"Sesuai dengan namanya, 'Windwolf'. Mereka memang secepat angin!"

Lilney berpikir selagi mulai merapal Magic lain, Magic elemen angin "Supersonic". Di saat bersamaan, dia mengambil straight chisel miliknya lalu berlari dengan kecepatan tinggi ke arah Windwolf yang terluka.

Seorang warrior tingkat keempat, dibantu dengan Magic Supersonic, memiliki kecepatan yang kurang lebih sama dengan Windwolf yang tidak terluka. Tentusaja Windwolf yang terluka itu lebih lambat dari pada Linley. Windwolf itu berlari ketakutan sambil menunjukkan taringnya.

"Swish! Swish! Swish!"

Sebuah pisau angin muncul entah dari mana dan berusaha menyerang Linley.

"Hmmphh, semua serigala kepalanya sekeras tembaga dan ekornya sekeras baja. Tapi pinggangnya pasti selembut tahu."

Linley benar-benar gesit. Dengan tiga gerakan sederhana, dia menghindari serangan pisau angin dari Windwolf tersebut dan semakin mendekatinya. Seperti tornado, Linley menendang dengan kaki kirinya, mengayun bagai cambuk mengarah ke pinggang si Windwolf.

"Auuuuu!" SI Windwolf terlempar dan melayang karena tendangan itu, dan dia mengeluarkan lolongan kesakitan.

Linley melangkah lagi, semakin mendekati si Windwolf yang terluka itu. Straight chisel di tangannya berkilau dengan cahaya indah, namun dingin dan tanpa belas kasih. Dia menusukkan pisaunya ke dada si Windwolf, namun dia merasakan pisaunya mengenai sesuatu yang kuat dan elastis. Dia hanya bisa membuat luka sayatan, darah pun mengucur dari luka itu.

"Pinggang Windwolf memang cukup lemah, tapi bulunya cukup kuat. Atau mungkin juga straight chisel milikku tidak cukup tajam. Biasanya pisau ini bisa membelah batu dengan mudah, tapi bulu dan kulit seekor Magical Beast tingkat keempat rupanya lebih keras dari batu." Pikir Linley seraya tetap mengawasi Windwolf yang lainnya.

Windwolf itu tidak benar-benar bergerak. Dia hanya berdiri di sana, menatap Linley. Di mata hijaunya yang dingin ada aura yang mampu membunuh, dan suara geraman rendah dari terus terdengar.

"Jika Windwolf itu tidak terluka, tentu saja kekuatanku sebagai warrior tingkat keempat ini tidak akan bisa menghabisinya. Hanya mimpi." Linley tahu betul bahwa Windwolf terkenal dengan kecepatannya. Jika tanpa bantuan Magic angin miliknya, dia tidak akan bisa menyamai kecepatan itu.

Linley segera menggumamkan Magic lain, tapi di tengah-tengah, ekspresi mukanya berubah.

"Ini tidak bagus."

Lolongan rendah Windwolf terdengar dari berbagai arah, bersahutan dengan lolongan dari arah lainnya. Linley menyapukan pandangan ke area sekeliling. Satu persatu dilihatnya berpasang-pasang mata hijau yang dingin, bersembunyi di kegelapan.

"Ini bukan hanya satu windwolf… Mereka memanggil kawanan mereka!"

Jantung Linley berdetak tegang. Bahkan Bebe, yang sebelum ini hanya duduk dan berpura-pura bosan, kini berdiri, bulunya pun menegak, dia memperhatikan sekelilingnya dengan saksama.

"Boss, sepertinya ini semakin berbahaya."

"Kakek Doehring, prediksimu ini terlalu tepat…" Ekspresi getir tampak di wajah Linley.

Di Mountain Range of Magical Beasts, menghadapi kawanan Windwolf sama berbahayanya dengan menghadapi seekor Magical Beast yang luar biasa kuat.

"Apanya yang tepat. Saat itu aku bicara tentang menghadapi berkawanan berisi sepuluhribuan Windwolf. Dalam situasi seperti itu, kau tidak mungkin bisa selamat kecuali kau bisa terbang. Situasi saat ini lebih baik. Jumlah mereka paling banyak hanyalah 20 atau 30." Suara Doehring Cowart masih tenang saja, tapi wajahnya nampak serius. "Tapi, Linley. Kau harus paham bahwa aku hanya arwah tanpa mageforce sama sekali. Aku tidak bisa membantumu. Semua bergantung pada dirimu sendiri."

Linley merasa sangat sial.

"20 atau 30 Windwolf, dengan kekuatan paling rendah adalah tingkat keempat. Windwolf ini sangat cepat, mereka juga bisa melancarkan serangan Magic. Sedangkan aku hanya Mage tingkat kelima." Linley merasakan beban yang sangat berat. Saat itu juga, suara lolongan di sekitar Linley berhenti.

Dari tengah-tengah kawanan Windwolf itu,dua Windwolf yang luar biasa besar keluar. Ukuran tubuh mereka setingkat lebih besar dari Windwolf yang ditemui Linley sebelumnya. Satu Windwolf yang berhasil melarikan diri tadi, kini berjalan dengan penuh hormat di sisi kedua Windwolf besar itu, dia bahkan menggumam dalam suara rendah, mengadukan sesuatu kepada kedua Windwolf itu.

Tubuh, bahkan mata kedua Windwolf itu setingkat lebih besar daripada lainnya. Hal ini membuat Linley semakin gelisah untuk menentukan apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

"Mereka pastilah yang terkuat dari kawanan Windwolf itu. Mereka setidaknya tingkat kelima. Kuharap mereka bukan tingkat keenam!" Jantung Linley berdetak kencang, dia pun cepat-cepat memikirkan cara menghadapi lawannya itu.

Meskipun mereka ada di tingkat kelima sekalipun, sepasang WIndwolf tingkat kelima, ditambah kawanan Magical Beast tingkat keempat, semuanya menyerang Linley… Linley tidak percaya diri membayangkannya. Seekor Windwolf tingkat keempat saja kecepatannya sama dengan kecepatan maksimum Linley. Tentu saja, meskipun dibantu Magic Supersonic, Linley tidak akan bisa menyamai kecepatan Windwolf tingkat kelima.

Kedua pemimpin Windwolf itu menatap Linley dengan dingin. Jelas sudah mereka ingin menghabisi Linley.

"Sepertinya aku harus mengerahkan segala kemampuan kali ini." Dikelilingi kawanan serigala, dahi dan punggung Linley pun bermandikan keringat dingin. Detak jantungnya semakin cepat. Dia mulai merapal mantra Magic lebih cepat lagi.

"Aaauuuuuu!"

Salah satu dari dua pemimpin kawanan itu mengeluarkan suara lolongan rendah. Segera saja, kawanan yang terdiri dari 20 atau 30 Windwolf yang kuat itu maju secepat angin. Mereka memperlihatkan taring putih mereka, mereka berlari sambil mengeram ke arah Linley. Di saat yang sama, lebih dari seratus pisau angin berwarna hijau gelap muncul entah dari mana, masing-masing melesat dengan kecepatan tinggi.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.