Sukacita Hidup Ini

Bunga Krisan, Pedang Kuno dan Alkohol



Bunga Krisan, Pedang Kuno dan Alkohol

0Bunga-bunga krisan tidak takut dengan udara dingin, dan dengan senang hati akan memperlihatkan kuncup mereka di musim gugur. Bunga ini adalah jenis bunga yang paling disukai oleh orang-orang di dataran tengah. Bunga krisan tidak langka di sini, dan di tempat Fan Xian berasal, Danzhou, bunga ini sangat berlimpah. Teh krisan Danzhou adalah minuman yang terkenal di Kerajaan Qing. Dalam beberapa tahun terakhir ini, keluarga Fan telah mengimpor banyak bunga krisan dari Danzhou untuk didistribusikan di ibu kota.     

Karena itulah, Fan Xian cukup familiar dengan bunga ini. Dia sering memikirkan bunga kuning kecil yang mekar di tebing pantai Danzhou ini. Dia tahu bahwa bunga krisan mampu bertahan di udara dingin. Penyair sejarah dari kehidupan masa lalunya, Yuan Zhen, dengan bangga pernah mengatakan bahwa dia menyukai bunga ini, dan jika bunga ini sudah tidak ada lagi, dia tidak akan dapat menyukai bunga-bunga lainnya. Meski begitu, bunga krisan bukanlah bunga musim dingin, dan di dalam cuaca yang dingin seperti ini – cuaca pada akhir musim gugur – bunga-bunga itu seharusnya sudah lama layu.     

Kereta melewati barisan pengawal yang mengitari kaki gunung. Di bawah pengawasan Pengawal Kerajaan dan Pengawal Istana, Fan Xian dan beberapa pemuda turun dari kereta. Mereka berjalan mengikuti jalan setapak di sepanjang sungai musim gugur, sungai itu memiliki arus yang lebih lemah daripada saat musim semi dan musim panas. Tiba-tiba, Fan Xian melihat sebuah kuil di depannya, yang dibangun dengan gaya arsitektur Kerajaan Qing. Tempat itu tampak berdiri dengan kokoh, seolah-olah kuil itu terbentuk dari lereng gunung itu sendiri.     

Kuil Terapung yang dibangun di sisi tebing itu berdiri di atas balok-balok kayu berukuran besar dan pilar-pilar berlapis. Langit-langit di dalam kuil itu ada yang mencapai sepuluh meter. Seluruh pemandangan itu tampak seolah-olah bahwa seseorang dengan tergesa-gesa menempelkan lukisan berukuran raksasa pada lereng gunung. Hembusan angin musim gugur yang melayang melintasi dataran tinggi ini sangat dahsyat, membuat orang-orang yang sedang berjalan dan mengamati bunga-bunga merasa kedinginan. Mereka khawatir tentang apakah hembusan angin yang kuat ini akan menerbangkan kuil tersebut. Ada legenda yang mengatakan bahwa kuil ini adalah bangunan pertama dari Kerajaan Qing, dan kuil itu dibangun oleh seorang darwis yang percaya pada keberadaan Kuil Suci, dan dia meyakini bahwa kuil itu harus dibangun hanya dengan menggunakan batu dan kayu. Pembuatannya memakan waktu selama beberapa ratus tahun. Tujuan kuil ini didirikan adalah untuk menunjukkan sifat-sifat kebajikan yang seharusnya ada pada Kuil Suci, dan juga untuk menyebarkan berita kepada orang banyak bahwa mereka harus saling bersikap baik.     

Kuil Suci tidak pernah melibatkan diri dengan hal-hal duniawi; itu adalah tempat yang cukup misterius. Tapi sepertinya selama beberapa ribu tahun terakhir, Kuil Suci selalu mempengaruhi dunia dengan cara yang subversif. Ada banyak rumor yang mengatakan bahwa, lokasi Kuil Suci telah hilang ditelan waktu, dan tidak memiliki bentuk fisik yang jelas. Meskipun jumlah darwis di dunia ini tidak banyak, masing-masing dari mereka adalah orang yang suci dan dihormati oleh orang lain. Sehingga, orang-orang menganggap bahwa Kuil Suci berada di tempat yang sakral.     

Anggota keluarga kerajaan dan sang Kaisar tidak percaya dengan rumor-rumor yang berhubungan dengan Kuil Suci, meski begitu mereka tetap menghormati keberadaannya, karena mereka tahu bahwa keberadaan Kuil Suci ini dapat mempengaruhi banyak hal. Sedangkan para politisi akan memilih untuk berdiri di tengah-tengah, antara percaya dan tidak percaya.     

Itulah sebabnya keluarga Kerajaan Qing memiliki acara observasi bunga setiap tiga tahun sekali. Acara itu diadakan di Kuil Terapung dan sudah menjadi tradisi keluarga kerajaan. Acara ini diadakan untuk meredakan ketegangan dan menenangkan persaingan sengit di antara para bangsawan, serta mempererat tali ikatan mereka satu sama lain. Hal ini ditujukan untuk menghindari peristiwa tertentu terulang, seperti pembunuhan dua pangeran Kerajaan Qing dua dekade lalu.     

Keluarga Kerajaan Qing tidak seaktif dulu, jadi, dalam acara observasi bunga ini, mereka mengundang kerabat yang sudah menikah dan keluarga lainnya yang dekat dengan mereka. Berdasarkan aturan baru yang telah ditetapkan dalam beberapa tahun terakhir, keluarga Qin dan Ye merupakan batu fondasi angkatan militer dan termasuk dalam keluarga yang diundang dalam acara observasi bunga ini. Keluarga Qin memiliki kekuatan yang cukup besar di dalam dunia militer, sedangkan keluarga Ye telah menjaga dan melindungi ibu kota selama bertahun-tahun. Ditambah lagi, keluarga Ye memiliki seorang Guru Agung dengan status yang tinggi.     

Selain itu, juga ada beberapa keluarga tua yang telah berjasa di dalam pembangunan kerajaan. Ada juga beberapa keluarga baru seperti keluarga Ren yang telah menikahi seorang putri dari negara yang jauh. Sedangkan alasan mengapa Fan Xian dapat menghadiri acara ini bukan karena kekuatan yang dimiliki keluarga Fan ataupun karena pernikahannya dengan Wan'er walaupun pernikahan Fan Xian itu telah membuatnya memiliki sedikit pengaruh dalam keluarga kerajaan. Semua tidak lain karena Nenek Fan Xian pernah membesarkan sang Kaisar dan adiknya, Raja Jing. Ini bukanlah sesuatu yang banyak orang ketahui. Dalam hal hubungan pribadi, keluarga Fan adalah keluarga yang paling dekat dengan keluarga kerajaan.     

Fan Xian tampak terengah-engah sambil meletakkan tangannya di pinggang saat dia berdiri di dekat Kuil Terapung. Saat melihat orang-orang yang terkenal dan berkuasa, dari Kerajaan Qing ini, dia hanya bisa bergumam pada dirinya sendiri, "Mengamati bunga krisan? Di mana bunga-bunga itu?"     

Menteri Fan sudah diundang ke tempat di mana dia bisa menghindari angin. Orang-orang tua selalu diprioritaskan terlebih dulu sebelum yang lain. Kereta Fan Jian berhenti di kaki gunung. Para pengawal keluarga Fan berdiri di luar area di mana Pengawal Kerajaan berada. Sekarang Fan Xian sedang bersama istri dan adik perempuannya. Lin Wan'er, menunjuk ke arah kaki gunung dan berteriak keras, "Di sana!"     

Fan Xian membeku dan mengambil satu langkah menuju ke tebing gunung. Angin musim gugur yang kencang membuatnya menyipitkan matanya dan mengambil napas dalam-dalam sebelum berkata, "Tempat yang sangat indah."     

Tebing tempat Kuil Terapung itu berdiri tampak sedikit menjulang ke dalam, dan berbentuk seperti huruf "U". Fan Xian tidak melihat sesuatu yang istimewa saat berjalan di atas jalan yang mengitari kaki gunung. Setelah mencapai puncak, dia melihat ke bawah, ke arah pemandangan yang luas. Baru sekarang dia menyadari bahwa hamparan tanah yang dia telah lewati itu penuh dengan bunga krisan. Bunga-bunga itu berwarna emas dan memiliki kelopak yang panjang.     

"Krisan emas cocok dengan karakteristik keluarga kerajaan." Fan Xian sedang berdiri di sisi tebing dan mengamati bunga-bunga yang berkilauan itu. Dia mengagumi pemandangan ini dengan mengatakan, "dalam cuaca yang dingin seperti ini, melihat bunga-bunga itu mekar dengan indah adalah hal yang aneh."     

Lin Wan'er menjelaskan, "Mereka adalah bunga krisan emas, orang-orang pernah bilang bahwa pada hari setelah Kuil Terapung dibangun, tuan Gen Chen dari kerajaan utara membawa bunga-bunga itu ke sini sendirian. Sejak saat itu, bunga-bunga itu memberikan pemandangan yang aneh sekaligus unik di tempat ini. "     

"Gen Chen?" Fan Xian menghela napas dan mengatakan, "bukankah dia adalah guru dari Guru Agung Ku He?"     

"Benar."     

Fan Xian menggelengkan kepalanya saat dia melihat ke bawah gunung, dan setelah beberapa saat dia mulai menyadari bahwa banyak dari bunga-bunga krisan ini sebenarnya tidak tumbuh dengan baik. Ini karena tanah di gunung ini tidak begitu subur. Akibatnya, ada jarak di antara setiap bunga krisan. Ladang bunga hanya akan terlihat jauh lebih subur dan melimpah ketika dilihat dari atas. Inilah alasan mengapa Fan Xian awalnya tidak menyadari bahwa dia sedang berjalan melewati ladang bunga krisan saat mendaki. Dari atas, bunga-bunga ini tampak menutupi sebagian besar lereng gunung, namun kenyataannya bunga-bunga ini tidak sekuat atau semewah kelihatannya.     

Seseorang mendekat untuk menyapa Fan Xian. Akhir-akhir ini sikap sang Kaisar kepadanya sangat dingin, ditambah lagi, status Wan'er membuat para bangsawan muda tidak berani berbicara terlalu banyak tentang topik yang mereka anggap menarik dengan Fan Xian apabila Wan'er berada di sisi suaminya. Akibatnya, mereka hanya datang untuk menyapa dan berbasa-basi sebelum akhirnya pergi kembali. Fan Xian selalu tersenyum dan berbicara dengan sopan di hadapan mereka semua. Namun, setelah melakukan hal ini berulang kali, Fan Xian mulai merasa bosan dan mulai melamun setiap kali orang datang dan menemuinya. Secara tidak sadar, dia terkadang akan mengamati lingkungan di sekitarnya, kebiasaan yang berasal dari pekerjaannya.     

Kuil Terapung tampak menggantung tinggi di muka tebing. Hanya ada satu cara untuk dapat mendaki gunung ini, dan hari ini, keluarga Kerajaan Qing telah berkumpul. Para pengawal kerajaan telah menginjak setiap jalan dan bukit setempat jauh sebelum kedatangan mereka, untuk memastikan keselamatan mereka. Keamanan di sana sangat solid. Di dalam jajaran Pengawal Kerajaan ada juga pengawal istana. Dan di tengah-tengah sekelompok kasim yang tampak lembut, tidak ada yang tahu jika ada bawahan Kasim Hong di antara mereka. Fan Xian merasa bahwa ketidakhadiran Pengawal Macan itu aneh. Lalu Fan Xian melihat sekitarnya sekali lagi dan merasa ketidakhadiran Pengawal Macan cukup masuk akal. Jangankan pembunuh, bahkan seekor nyamuk pun akan mengalami kesulitan untuk menyelinap melewati penjagaan di sepanjang lereng gunung ini.     

Fan Xian tersenyum dan melambaikan tangannya untuk menyapa Ren Shao'an. Saat melihat Ren Shao'an datang dengan malu-malu, hati Fan Xian dipenuhi dengan perasaan gembira. Ayah mertuanya telah pensiun cukup lama, sehingga hubungannya dengan para pengikut ayah mertuanya mulai kendur. Saat Fan Xian melihat ke atas, dia menyipitkan matanya. Beberapa orang yang memiliki kekuatan paling besar di Kerajaan Qing sekarang telah berkumpul di dalam Kuil Terapung. Dari kejauhan, terdapat seseorang yang berpakaian kuning sedang menikmati pemandangan dari lantai paling atas. Orang itu adalah sang Kaisar dari Kerajaan Qing.     

Saat ini Fan Xian sedang memikirkan banyak hal, beberapa darinya adalah hal-hal yang konyol. Salah satunya adalah apabila saat ini, jika orang-orang dari Kerajaan Qi Utara dan prajurit elit dari Kota Dongyi datang untuk membakar kuil ini, akan jadi seperti apakah dunia ini? Tentu saja, Fan Xian tahu bahwa keamanan ibu kota sangat ketat dan hal ini tidak mungkin terjadi. Ini semua hanya renungan kosong Fan Xian. Dia juga berpikir bahwa jika dia hendak memanjat tebing untuk masuk ke Kuil, pintu masuk mana yang dia harus tuju? Dan rute mana yang paling cepat?     

Semua pemikiran ini adalah kebiasaan yang berasal dari pekerjaannya.     

Seorang kasim berlari dari arah kuil dengan tergesa-gesa. Para bangsawan muda yang sedang berkumpul di depan kuil dengan cepat membukakan jalan untuknya. Kasim itu berlari menuju ke Fan Xian dan dengan sopan mengatakan, "Sang Kaisar menginginkan kehadiran Lady Wan'er."     

Lin Wan'er terkejut. Dia menatap Fan Xian dan dengan lembut bertanya, "Kasim Dai, apakah dia hanya menginginkan kehadiranku?"     

Kasim Dai adalah teman lama Fan Xian, dan dia tahu apa yang akan banyak orang katakan jika dia berkata bahwa Fan XIan tidak ikut diundang ke dalam kuil. Dengan berat hati dia berkata kepada Fan Xian, "Hanya itu yang sang Kaisar katakan."     

Fan Xian tersenyum dan mengatakan kepada Wan'er, "Pergilah." Setelah itu dia tiba-tiba tertawa dan melanjutkan, "Paman selalu mencintai keponakan mereka."     

Fan Xian menyipitkan matanya dan tidak mengatakan apa-apa saat menyaksikan Wan'er perlahan-lahan menghilang di balik pintu masuk Kuil Terapung. Dia lalu membawa adik perempuannya pergi melihat-lihat pemandangan di gunung. Namun tiba-tiba terdengar sebuah teriakan yang mengganggu suasana hatinya "Guru!"     

Fan Xian berbalik untuk melihat Ye Ling'er. Dia memperhatikan bahwa wajah gadis itu tampak sedikit gelisah, dan dia tahu alasannya. Tahun depan, Ye Ling'er akan menikah dengan Pangeran Kedua. Mungkin di permukaan, pertikaian antara Pangeran Kedua dan Fan Xian hanyalah pertengkaran antara anak kecil belaka, namun tidak dapat dipungkiri bahwa itu adalah pertengkaran yang brutal dan besar. Ye Ling'er adalah putri Ye Zhong, sehingga tidak mungkin Fan Xian tidak tahu apa yang sedang terjadi di antara mereka.     

Dia tersenyum ke arah Ye Ling'er, dan bertanya dengan nada mengejek, "Kenapa? Apakah kamu kecewa denganku karena telah mengganggu calon suamimu?"     

Kegelisahan Ye Ling'er hilang saat menatap wajah gurunya yang tenang, dia tertawa saat mengatakan, "Aku takut kalau kamu tidak akan mau berbicara denganku lagi."     

Ruoruo tertawa dan mengatakan, "Apa maksudmu?"     

Ye Ling'er menghela napas dan mengatakan, "Aku telah merenungkan keberadaan Sizhe. Di masa depan, ketika aku bermain mahjong, ketidakhadirannya akan sangat disayangkan." Dalam dua tahun terakhir, Fan Ruoruo, Fan Sizhe, Lin Wan'er dan Ye Ling'er sering bermain mahjong bersama-sama di halaman belakang kediaman Fan. Mereka adalah sekelompok teman baik.     

"Bagiku kamu dan Ruoruo senang memberikan uang secara cuma-cuma kepada Fan Sizhe dan Wan'er." Fan Xian tersenyum dan melanjutkan, "Dengan menghilangnya Sizhe, kemungkinanmu untuk menang akan meningkat. Bukankah itu adalah hal yang bagus?"     

Saat mereka berbicara, Qin Heng berjalan ke arah mereka dari kejauhan. Dia berteriak dari kejauhan, "Hoiii! Buat apa kalian bersembunyi di sana?! Apa yang sedang kalian bicarakan ?!" Suaranya sangat keras, seolah-olah dia ingin agar semua orang dapat mendengar kata-katanya. Fan Xian tersenyum kecut dan menjawab, "Kami sedang berbicara tentang mahjong!"     

Qin Heng terlihat bahagia. Dia menepuk pundak Fan Xian dan mengatakan, "Aku hebat dalam bermain mahjong." Dia melihat sekelilingnya dan mengerutkan alisnya sebelum melanjutkan. "Acara observasi bunga ini dirancang oleh sang Kaisar agar para bangsawan dapat berbaur, berinteraksi dan saling mengenal satu sama lain. Jadi katakan padaku, mengapa kamu menyendiri di sini?" Dengan situasi Fan Xian dalam beberapa hari terakhir, bahkan mereka yang menganggap diri mereka lebih lemah dan rendah dari Fan Xian akan berkeliling dan mengobrol. Tidak ada alasan yang jelas bagi mereka untuk berdiam diri di sekitar Fan Xian.     

Fan Xian tampak tenang saat mengatakan, "Aku hanya datang untuk mengetahui bahwa bunga-bunga ini hanya dapat dilihat dari jauh. Aku bahkan tidak dapat mendekat untuk menyentuhnya. Kau seharusnya sudah tahu sifatku, aku sama sekali tidak tertarik untuk berbicara dengan orang lain. Dan dalam hal mencari teman… "Dia tertawa dan melanjutkan," Aku juga tidak begitu tertarik. "     

"Acara Observasi Bunga" ini mirip dengan acara dansa di kehidupan masa lalu Fan Xian; kesempatan bagi orang-orang untuk berkumpul dan bersosialisasi. Acara observasi bunga dan pesta teh adalah kesempatan bagi orang-orang yang berada di sini untuk memamerkan hubungan mereka dengan keluarga kerajaan, dan meningkatkan kedudukan mereka di mata orang lain. Tetapi bagi Fan Xian, dia tidak merasa senang hadir di acara ini karena kedekatannya dengan sang Kaisar. Oleh karena itu, dia menganggap acara ini sangat membosankan.     

Qin Heng sudah berusia tiga puluh tahun, dan dia sudah berkeluarga. Setiap tiga tahun sekali, keluarga Qin harus datang ke sini untuk melihat bunga. Dia sudah merasa bosan dengan acara ini sejak dulu. Setelah mendengar ucapan Fan Xian, dia hanya bisa mengangguk setuju.     

Hari ini, Pangeran Kedua dan Li Hongcheng tidak hadir karena mereka masih menjadi tahanan rumah.     

"Guru, pemandangan di sini tidak buruk. Buatlah sebuah puisi!" Ye Ling'er mengedipkan matanya yang berkilau.     

Setiap kali Fan Xian menatap mata gadis ini, yang bersinar seperti batu perhiasan, dia selalu merasa seolah-olah dia akan menjadi buta. Fan Xian tanpa sadar menyipitkan matanya dan menjawab, "Sebagai gurumu, aku sudah pernah bilang kepadamu bahwa aku tidak akan menulis puisi lagi."     

Ye Ling'er memanggilnya dengan sebutan Guru. Cara dia mengatakannya seperti seorang gadis kecil yang sedang bermain-main. Lelucon ini cukup terkenal di seluruh ibu kota. Fan Xian bahkan ikut menyebut dirinya sendiri sebagai guru Ye Ling'er, sehingga membuat lelucon ini semakin lucu. Qin Heng dan Fan Ruoruo tidak bisa menahan tawa mereka.     

Qin Heng mengejek Fan Xian dengan mengatakan, "Syair yang pernah kamu tulis saat berada di Kerajaan Qi Utara itu cukup populer. Bisa-bisanya kau menyembunyikannya dari kami?"     

Topik ini membuat Fan Xian mulai merasa pusing. Dia kemudian menggelengkan kepalanya dan mengatakan, "Jangan bicarakan hal ini dengan orang lain. Saat ini, aku benar-benar tidak ingin menulis puisi."     

Fan Ruoruo mengingat-ingat puisi milik kakaknya sebelum mengutipnya, "Bukannya aku menyukai bunga krisan, hanya saja jika mereka semua mati, tidak akan ada bunga lain yang bisa ku nikmati." Setelah selesai mengutip dua baris puisi ini, Ruoruo mendengar Fan Xian menghela napas. Adiknya ini lalu bertanya, "Kenapa?"     

"Karena ada seseorang yang memintaku agar menulis puisi lagi. ​​Bagiku, itu adalah hal yang paling menyebalkan di dunia ini."     

Fan Xian mengucapkan kata-kata ini secara perlahan-lahan, dan itu membuat ketiga orang didekatnya yang tampak bingung mulai tertawa. Tawa mereka benar-benar alami seperti tawa para anak-anak.     

Saat ini para bangsawan yang sedang berkumpul di depan Kuil Terapung sedang minum teh dan mengobrol. Mereka terkejut saat mendengarkan suara tawa keempat anak muda yang berada di dekat tebing. Hati mereka bergetar saat menyadari identitas dari keempat anak muda itu. Semua orang tahu siapa Fan Xian, dia telah berhasil menjatuhkan Pangeran Kedua dan sekarang dia sedang asik mengobrol dengan putra dan putri dari keluarga Qin dan Ye. Apakah ini berarti sesuatu?     

Fan Xian tidak peduli dengan bagaimana orang lain melihat dirinya. Namun, tiba-tiba, hidungnya berkedut saat mencium bau sesuatu yang sedang terbakar. Dia berpikir, apakah makan malam hari ini adalah daging ham atau bukan. Dia kemudian berbalik dan melihat asap hitam yang membumbung tinggi dari sudut Kuil Terapung.      

Fan Xian adalah orang pertama yang menyadarinya. Tidak ada orang lain yang menyadari bahwa ada sesuatu yang salah, bahkan para Pengawal Istana sekalipun belum bergerak.     

Sedangkan para bangsawan lainnya sedang memperhatikan keempat pemuda yang berada di tepi tebing dengan tatapan iri.     

...     

...     

Setelah angin bertiup, asap hitam itu tampak terprovokasi dan api pun mulai terlihat. Fan Xian berlari secepat mungkin ke arah asap itu.     

"Qin Heng! Lindungi para gadis!"     

Saat Fan Xian selesai mengatakan ini, dia sudah tiba di depan kuil. Saat melihat kobaran api yang semakin membesar, dan merasakan udara panas di wajahnya, Fan Xian berusaha mendorong para penjaga yang melarangnya masuk. Dia berteriak kepada mereka, "Apakah kalian ini buta!?"     

Karena Kuil Terapung terbuat dari kayu, api menjalar dengan sangat cepat. Para bangsawan muda mulai menjerit dan melarikan diri. Mereka yang sebelumnya terlihat santai dan tenang kini mulai berlari-lari tidak karuan. Musim gugur memang membuat segalanya menjadi lebih kering, tetapi kemunculan api ini sama sekali bukan merupakan kejadian alami. Ada yang aneh. Para Pengawal Kerajaan sedang mengevakuasi orang-orang istana yang berada di lantai atas, sedangkan para penjaga yang berada di lantai bawah tampak sedikit ketakutan.     

Fan Xian berteriak kepada para penjaga dan kasim, "Di mana pasir untuk memadamkan api ?!"     

Setelah mendengar teriakan Fan Xian, mereka akhirnya menyadari siapa Fan Xian dan segera melakukan apa yang dia perintahkan. Langkah demi langkah, mereka melakukan semua yang Fan Xian perintahkan. Pertama-tama, mereka meminta para pejabat tua yang berada di lantai satu untuk keluar. Kemudian, mereka mengirim beberapa penjaga untuk berlari ke lantai atas dan melindungi sang Kaisar. Pada saat yang sama, mereka mengirim belasan penjaga lainnya untuk mengamankan area kuil.     

Mereka melakukan apa yang telah diperintahkan dengan cepat. Para bangsawan tampak ketakutan, tetapi para penjaga dan kasim tetap berusaha semampu mereka untuk memadamkan api. Tak lama kemudian, kobaran api mulai reda. Menteri Fan termasuk dalam pejabat-pejabat tua yang berada di lantai satu. Tangga di Kuil Terapung dipenuhi dengan banyak orang, dan para penjaga yang bertugas untuk memperingatkan orang-orang yang berada di lantai atas bergerak dengan lambat. Karena itulah, mereka yang berada di lantai atas belum turun ke tempat yang aman.     

Melihat bahwa ayahnya baik-baik saja, Fan Xian merasa tenang. Namun di dalam hatinya, dia masih merasa sedikit ketakutan. Dia tidak menyangka bahwa pemikiran konyolnya akan menjadi kenyataan. Jika api terus menyebar, sang Kaisar yang sedang menikmati pemandangan di lantai atas akan dalam bahaya.     

Fan Xian yakin bahwa ada orang yang sengaja membakar kuil ini. Namun, dia tidak tahu bagaimana orang ini dapat melakukannya tanpa ketahuan oleh para penjaga. Metode yang digunakan orang ini untuk memulai kebakaran cukup ceroboh, itulah sebabnya Fan Xian dapat menyadari bahwa kebakaran ini bukan kecelakaan.     

Fan Xian sedang berdiri di depan kuil, dimana suasananya masih kacau balau. Dia berusaha untuk tetap tenang dan berpikir jernih. Namun ketika dia menyadari bahwa Wan'er masih berada di atas, ketenangannya menjadi terganggu. Dia punya firasat buruk tentang seluruh insiden ini. Namun, dia tidak berani langsung masuk dan naik, saat memikirkan kemungkinan dirinya jatuh ke dalam jebakan sekali lagi.     

Menteri Fan berlari di depannya dan dengan dingin mengatakan, "Fan Xian, pergi dan lindungi sang Kaisar!"     

"Baik." Fan Xian tidak punya waktu untuk memikirkan kondisi ayahnya. Dia segera memerintahkan dua penjaga elit untuk menemaninya naik ke lantai atas. Dia tidak ingin berjalan melalui tangga, jadi dia menggunakan kedua kakinya untuk melompat dari tanah. Sosoknya menyerupai sebuah bayangan hitam saat hinggap dan melompat di sepanjang tembok Kuil Terapung demi mencapai lantai teratas, seolah-olah dia adalah hantu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.