Sukacita Hidup Ini

Kenapa Wajahmu Jadi Pucat Lagi?



Kenapa Wajahmu Jadi Pucat Lagi?

0Kota Shangjing sangat meriah hari ini, saat beberapa ratus orang menyambut kedatangan satu rombongan. Di tengah-tengah suasana meriah ini, para petugas Kerajaan Qi Utara dan Pengawal Brokat tampak sedang membukakan jalan, lalu dengan penuh hormat, berlutut pada seorang wanita yang memiliki cara berjalan yang serampangan. "Selamat datang, Nona Haitang."     

Mata Haitang tampak bengkak, sepertinya dia kekurangan tidur semalam. Dengan tangannya yang terselip di saku bajunya, dia menguap dan bertanya dengan lantangnya, "Apa yang kalian lakukan di sini?"     

Seorang petugas, dengan buru-buru, segera berdiri dan berlari ke arahnya untuk mengatakan, "Sesuai dengan dekret istana, kami telah berkumpul di sini untuk menjemput kepala duta dari Kerajaan Qing selatan, Fan Xian. Tetapi, seorang pengawal dari Tuan Fan tidak mau memberi tahu Tuannya tentang undangan yang ditujukan untuk Tuannya agar datang ke istana kerajaan Qi. "     

Para Pengawal Brokat dan petugas dari kantor Bentara Agung melangkah maju untuk menyatakan keinginan mereka bertemu dengan Fan Xian.     

Haitang tampak terkejut; dia sepertinya tidak tahu apa-apa tentang peristiwa yang telah terjadi di ibukota selama dua hari terakhir. Dengan mata yang melebar, dia bertanya, "Mengapa pengawal itu tidak mau memberi tahu Tuannya?"     

Pengawal Macan Gao Da, tahu bahwa wanita yang ada di hadapannya ini adalah salah satu orang penting di Qi Utara, meskipun penampilan Haitang seperti gadis desa. Namun, yang paling membuatnya penasaran adalah bahwa selama delegasi diplomatik Qing berada di Shangjing, Fan Xian pernah terlihat sedang bersama wanita ini beberapa kali. Karena itulah, dia memutuskan untuk mendekati wanita itu dan dengan suaranya yang rendah, berkata padanya, "Tuan Fan minum terlalu banyak kemarin dan sekarang kondisinya sedang tidak sehat. Dia sedang beristirahat sekarang; mohon jangan ganggu dia."     

Haitang mengeluh dan pelan membalasnya, "Aku akan memeriksanya."     

Setelah mengatakan ini, Haitang berjalan menuju ke pintu masuk rumah. Dia sebelumnya sudah sering datang ke markas delegasi untuk mencari Fan Xian, bukan pemandangan asing bagi orang rumah untuk melihat kehadiran Haitang di sana. Saat melihat gadis itu berjalan masuk, Lin Wen, yang berdiri di atas tangga batu, merasa sedikit khawatir - tetapi dia tidak berani menghentikannya.     

Pengawal Macan Gao Da berusaha melindungi tuannya, dia mengerutkan kening, lalu dengan erat meraih gagang pedangnya dan memblokir jalan Haitang. "Nona Haitang… Hrm!"     

Dia bingung harus berkata apa, kata-katanya terhenti.     

Haitang tidak menanggapinya dan malah berbalik. Tanpa beranjak dari tanah, sepatunya mengeluarkan suara gesekan saat dia berputar. Tiba-tiba, Haitang muncul di belakang Gao Da yang kebingungan karena dia tidak tahu cara Haitang bisa berada di belakangnya.     

Gao Da berpikir untuk menghentikan jalan Haitang dengan mendemonstrasikan zhenqi yang dia miliki, tetapi entah mengapa, kemampuannya untuk melakukannya telah ditekan. Karena tidak bisa melepaskan zhenqinya, dia menjadi marah dan mengangkat bahunya.     

Haitang tersenyum, berbalik dan dengan pelan menepuk pundak Gao Da. Wajah tanpa ekspresi dan acuh tak acuh yang sebelumnya ditunjukkan oleh Haitang sekarang berkilau dan memancarkan kehidupan. "Fan Xian dan aku adalah teman. Aku yakin kehadiranku, kapanpun itu, akan membuatnya senang."     

Dari sentuhan tangan itu, Gao Da dapat merasakan kehangatan yang lembut dan nyaman.     

Gao Da perlahan menutup matanya dan menarik keluar pedang panjangnya. Dia mengayun-ayunkan pedangnya sebelum akhirnya menancapkannya sedalam tiga inci ke dalam trotoar batu, menyebabkan pecahan-pecahan batu terlempar kemana-mana.     

Gao Da adalah petarung yang sangat menakutkan dan sangat berbakat, tetapi bahkan keterampilannya tidak sebanding dengan ketangkasan Haitang. Dan lagi, Haitang merupakan sosok yang penting, sehingga membuat Gao Da semakin tidak diuntungkan.     

Karena itulah, Gao Da mengurungkan niatnya untuk menghentikan Haitang. Meski begitu, dia tidak ingin membiarkan Haitang mengunjungi Fan Xian sendirian. Sehingga, Gao Da memutuskan untuk menemani Haitang mengunjungi Tuannya. Haitang tidak masalah dengan hal itu dan dengan cara jalan anehnya itu, Haitang terus berjalan menuju ke halaman.     

Namun, para Pengawal Brokat dan petugas dari Kerajaan Qi Utara tahu posisi mereka. Mereka tidak ikut masuk ke dalam, mereka menunggu konfirmasi dari Haitang tentang apakah Fan Xian ada di markasnya atau tidak.     

"Selamat pagi, Nona Haitang." Kata-kata itu mengungkapkan keberadaan seorang pria yang sedang menyikat giginya dengan alat bergerigi. Orang itu adalah Wang Qinian, dia muncul di koridor halaman yang harus dilewati oleh Haitang. Wang dekat dengan Fan Xian, dan karena itu, Haitang beberapa kali pernah melihatnya.     

Haitang menanggapinya dengan tersenyum, tetapi dia tahu bahwa Wang sedang berusaha untuk memperlambat perjalanannya. Karena tidak terburu-buru, Haitang memutuskan untuk mengobrol sejenak dengan Wang Qinian. "Apa yang kamu pegang di tanganmu?" dia bertanya.     

Wang Qinian mengeluarkan sebuah alat dari mulutnya yang berbusa, menunjukkannya kepada Haitang dan tertawa sebelum berkata, " Tuan Fan telah menciptakan ini. Ini adalah sikat gigi."     

"Sikat gigi?" Tanya Haitang, dengan ekspresi bingung. "Ini untuk menyikat gigimu?"     

"Benar."     

"Kenapa kamu tidak menggunakan tangkai dedalu?"     

"Karena alat ini luar biasa! Kuasnya lembut dan halus." Wang Qinian menyadari bahwa dia telah mengambil sikat gigi dari mulutnya yang jelek dan menunjukkannya langsung ke Haitang. Setelah menyadari betapa tidak sopannya tindakan ini, dia dengan cepat menutup mulutnya dan meminta maaf.     

Haitang tersenyum masam, lalu dia membelai rambutnya dan meneruskan berjalan meninggalkannya. Melihat kepergiannya, Wang melemparkan mangkuk dan sikat giginya ke asistennya dan segera mengikuti Haitang. Bagi seorang pria yang hampir berusia empat puluh tahun, dia sama gesitnya dengan kelinci. Saat dia mengikuti Haitang, dia terus menjelaskan bahwa Fan Xian masih mabuk sejak semalam dan sedang beristirahat. Dia kemudian memohon agar Haitang datang di lain waktu.     

Semua orang yang melihat Haitang pagi itu, tahu bahwa gadis itu sedang dalam perjalanan untuk menemui Fan Xian, karena tidak ada alasan lain baginya untuk muncul sepagi ini.     

Dari koridor tempat mereka berdua berjalan, seorang yang berpakaian putih mulai berjalan ke arah mereka. Haitang memperhatikan orang ini dan tiba-tiba dia berbalik, dengan tatapan matanya yang dingin. Tidak lama kemudian, dia berseru pada orang itu, "Itu kamu, Tuan Yan!"     

Yan Bingyun tahu bahwa suasana hati murid Ku He ini sedang buruk pagi ini. Meskipun dia sudah dibebaskan oleh Pengawal Brokat, Yan Bingyun selalu memastikan agar dirinya tidak terlihat agar tidak memicu kemarahan para penduduk ataupun pejabat Qi Utara. Tepat sesaat sebelum dia tertangkap, Haitang sedang dalam perjalanan ke istana. Gadis itu bertemu dengannya ketika dia sedang menyamar sebagai sarjana, oleh karena itu reuni ini membuat Yan Bingyun merasa sedikit canggung. Dia memutuskan untuk pergi dari hadapan Haitang.     

Saat melihat sebuah pintu kayu yang tertutup rapat, Haitang mengerutkan kening dan hendak membukanya.     

Meskipun dia adalah teman Fan Xian, menerobos masuk ke kamar seperti ini adalah tindakan yang tidak pantas dan tidak sopan. Wang Qinian terkejut melihat apa yang akan dilakukan Haitang, dia memutuskan untuk menutupi jalan Haitang. Secepat-cepatnya dia bergerak, pintu kayu sudah terbuka terlebih dahulu. Angin kencang telah bertiup sebelum dia bisa sampai di hadapan Haitang, pintu terbuka karena embusan angin.     

Wang Qinian berkeringat deras, dia tidak yakin apakah dirinya bisa mencegah Haitang untuk bertemu dengan Fan Xian atau tidak.     

Haitang melirik ke tempat tidur yang ada di dalam kamar, kemudian berkata kepada Wang Qinian, "Tuan Wang, kau bisa pergi sekarang."     

Wang Qinian tidak bergerak.     

Tiba-tiba sebuah suara serak terdengar dari suatu tempat di dalam rumah, "Wang Qinian, kamu bisa pergi sekarang."     

Wang Qinian menghela napas lega dan ekspresi di wajahnya menjadi gembira. Dia membungkuk dan menjawab, "Baik, Tuan Fan!"     

Haitang melangkah masuk ketika pintu di belakangnya menutup dengan sendirinya. Dia sama sekali tidak terkejut, sikapnya menunjukkan bahwa dia juga tidak terburu-buru. Haitang berjalan mendekati teko yang ada di atas meja, menuangkan teh yang sudah dingin ke dalam cangkir, dan mulai meminumnya. Dia kemudian duduk di kursi, di samping tempat tidur.     

Di tempat tidur besar miliknya, Fan Xian sedang beristirahat di balik selimut. Wajahnya pucat, meski begitu dia masih bisa tersenyum. Dia menatap gadis desa yang baru saja duduk di dekatnya dan beberapa saat kemudian berkata, "Kamu bisa terus menatapku, jika kamu mau."     

Haitang mengangkat tangannya untuk menguap, kemudian dia berkata, "Jika sang Permaisuri Janda tidak memintaku untuk datang ke sini, kamu kira aku mau melihat wajah bangun tidurmu?"     

Fan Xian tertawa dan menjawab, "Aku juga tidak suka dengan wajahku di pagi hari. Meskipun begitu, wajahku jauh dari kata jelek." Dia melihat kebawah dan berkata, "Dia juga tidak jelek."     

Fan Xian membuka selimutnya untuk memperlihatkan seorang wanita berambut hitam sutra yang beristirahat di dadanya.     

"Kau habis minum-minum di rumah bordir semalam?" Haitang mengalihkan pandangannya dan bertindak seolah-olah dia belum melihat wanita yang ada di dada Fan Xian. Dia menguap dan berkata, "Dia tidak secantik itu."     

"Apakah kamu akan terus menatapku?"     

"Kamu belum menyuruhku berhenti." Haitang tersenyum.     

Di bawah suasana canggung ini, Fan Xian mulai merasa tidak nyaman. Dia akhirnya berkata, "Bisakah kamu berbalik sebentar? Kita harus memberi privasi kepada wanita ini untuk berpakaian." Dia dengan tenang melanjutkan, "Kamu mungkin tidak harus bersikap hormat kepadaku, tetapi setidaknya hormatilah wanita ini. Tidak perlu bagimu untuk mempermalukannya."     

Ketika wanita panggilan itu selesai mengumpulkan barang-barangnya, wanita itu berbalik menghadap Fan Xian dengan ekspresi kecewa. Tatapan matanya menyiratkan ekspresi malu dan nafsu pada saat yang bersamaan. Dia lalu membungkuk hormat kepada Haitang sebelum akhirnya keluar dan meninggalkan mereka berdua.     

Fan Xian terus berbaring di tempat tidur, dengan tangan di belakang kepalanya, dia tidak peduli memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang telanjang di hadapan Haitang.     

Haitang bukan orang yang mudah tersipu, ataupun pura-pura tersipu. Dia tidak mempedulikan fakta bahwa ada seorang pria telanjang di depannya saat ini. "Apakah kamu tahu tentang peristiwa yang telah terjadi di ibu kota selama dua hari terakhir ini?"     

Fan Xian, terkejut sesaat. Dia dengan cepat membuang ekspresi terkejutnya dan mulai tersenyum, "Ugh. Aku tidak punya niat untuk terlibat dalam percakapan formal denganmu. Aku sedang berada di Shangjing, jadi tentu saja aku tahu. Banyak anak buah Shang Shanhu yang dibunuh dan Xiao En telah dibunuh oleh orang-orangmu. Aku yakin gurumu akan sangat bahagia, jadi kurasa selamat untukmu. "     

Haitang masih menatap Fan Xian dengan tatapan yang semakin lama semakin mengintimidasi. Namun, Fan Xian tampaknya tidak mempedulikan tatapannya. Dengan mempertahankan senyumnya dia mengatakan, "Tidak buruk. Aku tahu ini akan terjadi. Jadi, untuk menghindari kecurigaan orang, aku harus mengunci diri di dalam markas selama dua hari terakhir. Aku harap kamu mengerti."     

Haitang tidak tahu apakah dia berkata jujur atau bohong. Tetapi sebelumnya, di halaman, Wang Qinian telah mencoba untuk memperlambat langkahnya. Hal itu cukup memberikan Fan Xian waktu untuk bersiap-siap. Tidak ada yang tahu mengapa Haitang membiarkan hal ini terjadi.     

Karena Fan Xian ada di markas delegasi, Haitang tahu bahwa dia tidak akan bisa mendapatkan pengakuan darinya. Meskipun Fan Xian terlihat seperti pejabat Selatan yang muda dan tampan, pemuda ini sebenarnya sangat cermat dalam melakukan tugasnya, dan Haitang tidak akan bisa tahu kapan dia berbohong.     

Haitang berdiri dan memasukkan tangannya kembali ke dalam sakunya. Kemudian, tiba-tiba, dia dengan sengaja melihat tubuh Fan Xian yang telanjang. Dengan menggunakan zhenqinya, Fan Xian pura-pura memerah.     

Haitang tersenyum dan bertanya, "Mengapa kamu tersipu?"     

"Aku hanya merasa terangsang." Fan Xian tiba-tiba dapat merasakan adanya bahaya yang mendekat. Dia telah melalui dua hari yang melelahkan, tubuhnya masih belum pulih sehingga wajahnya kembali menjadi pucat.     

"Kenapa wajahmu jadi pucat lagi?"     

Fan Xian menarik napas dalam-dalam dan tersenyum. "Semalam tenagaku telah terkuras."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.