Sukacita Hidup Ini

Kaum Idealis



Kaum Idealis

0Ekspresi dingin pada wajah Yan Bingyun tidak berubah sekali pun. Tidak diragukan lagi bahwa dia jelas perwira divisi intelijen yang hebat, tetapi kemarahannya ini, dia telah membuktikan kekuatan dan kemampuannya sebagai ahli mata-mata Qing yang bertugas di Qi Utara. Saat menghadapi kemarahannya ini, bahkan Fan Xian sekali pun secara tidak sadar ingin bersembunyi.     

Bibir Yan Bingyun sedikit bergetar. Dia lalu berbisik pelan ke telinga Fan Xian, "Apakah Xiao En masih berada di tangan kita?"     

Fan Xian menggelengkan kepalanya. "Setelah melewati desa Wuduhe, kami menyerahkannya ke para Pengawal Brokat Qi Utara. Aku rasa saat ini dia sudah memasuki ibukota negara ini."     

"Apakah ada cara untuk membunuhnya?"     

"Tidak."     

"Apakah kamu sudah mendapatkan rahasianya?"     

Fan Xian merinding dan menjauh dari Yan Bingyun. Dia menatapnya. "Apakah kamu tahu rahasianya?" Dia bertanya.     

Yan Bingyun menatap Komisaris muda tersebut, dan mengatakan. "Aku telah menghabiskan waktu empat tahun di Qi Utara, dan aku tahu bahwa keluarga kerajaan Qi Utara terus menerus memikirkan Xiao En. Meskipun aku tidak tahu rahasia apa itu ... jika keluarga kerajaan Qi Utara menganggapnya penting, maka rahasia itu pasti bukan rahasia yang sembarangan. "     

Setelah terdiam sejenak, Yan Bingyun tiba-tiba berbicara. "Apakah kamu tahu siapa Xiao En sebenarnya?"     

Fan Xian mengangguk dan tersenyum. "Aku yakin bahwa aku lebih tahu tentang dia dibandingkan orang lain."     

Yan Bingyun dengan cepat memarahinya. "Kalau kamu sudah tahu, mengapa kamu membiarkan pertukaran ini terjadi?"     

Fan Xian menatapnya dengan tenang dan berbicara secara perlahan. "Keinganan Yang Mulia dan Direktur sudah jelas. Xiao En sudah tua dan kamu masih muda. Jadi dalam pertukaran ini, kita lebih diuntungkan."     

Yan Bingyun terdiam lagi. Dia tidak menyangka bahwa istana kerajaan Qing akan bersedia menukar Xiao En untuk kebebasan dirinya, tetapi hal ini membuatnya merasa gagal sebagai mata-mata. Dia telah ditangkap oleh Pasukan Brokat Qi Utara dan sekarang istana kerajaan telah membayar harga tinggi untuk membebaskannya, dia merasa malu pada dirinya.     

Dia kecewa. Di balik jubah putihnya, dia tampak menyusut.     

Fan Xian menatapnya dengan tenang. "Kamu adalah orang yang cerdas. Karena semua sudah ditentukan, kamu akan kembali dengan selamat ke selatan. Untuk itu, kita harus menganggap diri kita beruntung."     

Yan Bingyun tetap diam, ekspresi wajahnya masih tetap dingin. Dia tahu bahwa ucapan Komisaris Dewan Pengawas ini, yang muncul entah dari mana, terasa seperti omong kosong.     

"Dalam waktu tiga hari, aku akan menunggumu di markas diplomasi."     

Fan Xian tersenyum. Dia berjalan keluar dari ruangan bersama Wang Qinian. Bersama dengan Wei Hua dan wakil rektor, yang sedang menunggu di depan pintu, mereka naik ke kereta dan kembali ke markas diplomasi Qing.     

Setelah mereka kembali, semua perwakilan Qing berkumpul bersama untuk mengadakan rapat tentang semua kejadian yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Setelah itu, mereka semua pergi, meninggalkan Fan Xian dan Wang Qinian. Fan Xian duduk sambil menopang dagunya dengan tangannya dan berpikir. Dia terdiam untuk waktu yang lama.     

"Tuan Fan, apa yang sedang anda pikirkan?" tanya Wang Qinian.     

"Mengapa ada Nona Shen tadi?" Fan Xian menguap dan melanjutkan. "Mungkinkah Qi Utara ingin mengganggu rencana kita, atau setidaknya melemahkan kepercayaan kerajaan Qing terhadap Yan Bingyun."     

"Mana mungkin?" Wang Qinian bingung. "Istana kerajaan memahami metode yang digunakan oleh Tuan Yan."     

"Masalah-masalah ini bisa saja lebih rumit dari yang kita kira," kata Fan Xian, wajahnya tidak berekspresi. "Jika seseorang telah memutuskan untuk melakukan sesuatu, maka hal ini dapat menjadi hambatan ... selain itu, ada sesuatu yang masih belum aku mengerti. Wang, ketika kita pergi menemui Tuan Yan, jelas bahwa kita dapat membawanya pulang. Lalu kenapa dia terlihat sangat tidak bahagia?"     

"Karena istana Qing telah membayar harga yang terlalu mahal untuk kepulangannya." Wang Qinian adalah anggota lama dari Dewan Pengawas, dibandingkan Fan Xian, dia tahu lebih banyak tentang petinggi-petinggi Dewan yang eksentrik. "Jika Tuan Yan sebelumnya tahu bahwa kita akan menukar dirinya dengan Xiao En, mungkin dia akan bunuh diri sesaat setelah dirinya ditangkap, daripada menunggu sampai sekarang."     

Fan Xian tampaknya sulit memahami cara berpikir para pejabat Dewan Pengawas ini. "Mungkinkah... pejabat Dewan yang hebat seperti dia ... benar-benar ..." dia mempertimbangkan kata-katanya untuk waktu yang lama sebelum akhirnya berbicara dengan hati-hati. "Mungkinkah dia benar-benar bersedia mengorbankan nyawanya sendiri demi negaranya begitu saja?"     

"Betul." Wang Qinian diam-diam melihat wajah Fan Xian dan dia mendapati ekspresi bingung di wajah Tuannya. "Aku sangat mengagumi Tuan Yan," katanya dengan hormat, "tetapi seorang pejabat Dewan Pengawas atau agen istana kerajaan harus sudah siap untuk mengorbankan nyawa mereka sendiri demi negara saat mereka memasuki Dewan. Seorang mata-mata dari Dewan Pengawas hanya mempunyai satu tujuan, dan demi mencapai tujuan itu, mereka diizinkan untuk menggunakan metode dan pengorbanan dalam bentuk apa pun. "     

"Apa tujuannya?"     

"Semua demi kejayaan Kerajaan Qing." Tatapan mata Wang Qinian terlihat serius.     

Jari Fan Xian tanpa sadar menuliskan sesuatu di atas meja. Saat Fan Xian pertama kali bertemu dengan Yan Bingyun, mata-mata Qing itu selalu duduk dengan tenang di kursi. Posisi duduknya agak aneh, punggungnya tegak, dan tubuh lainnya tidak menyentuh kursi sama sekali selain pantatnya. Ketika Fan Xian pergi, dia akhirnya menyadari bahwa kaki Yan Bingyun sedang dirantai ke kursi, dan hanya ada satu penjelasan mengenai posisi duduk Yan Bingyun.     

Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan luka-luka, jadi itulah satu-satunya posisi duduk yang dapat dia lakukan.     

"Semua demi Kerajaan Qing?" Fan Xian mengerutkan kening. "Jadi, Dewan Pengawas ini adalah tempat bagi para idealis."     

Sebuah surat dari istana kerajaan Qing untuk rombongan diplomasi tiba, dikirim melalui utusan resmi. Sekilas, tidak ada rahasia yang tertulis di dalam surat itu. Isinya hanya menyatakan penundaan kepulangan rombongan diplomasi sampai perayaan ulang tahun sang Permaisuri Janda Qi Utara berakhir. Setelah acara selesai, mereka baru diperbolehkan pulang ke Qing.     

Tidak ada alasan khusus tentang hal ini. Jadwal perjanjian antara kedua negara ini pada awalnya telah tumpang tindih dengan acara ulang tahun sang Permaisuri Janda, sehingga mereka semua tidak keberatan dengan isi surat itu. Lagi pula, Fan Xian masih memiliki beberapa urusan di Shangjing jadi dia dengan senang hati tinggal lebih lama di sini beberapa hari. Meski begitu, dia merasa rindu dan khawatir terhadap keadaan istri dan adik perempuannya.     

"Kita akan menjadi perwakilan dari istana kerajaan Qing di hari ulang tahun sang Permaisuri Janda. Kita harus memastikan untuk memberikan hadiah yang bagus," kata wakil duta Lin Jing, sambil berpikir. "Mungkin salah satu dari kita dapat berkeliling di sepanjang Jalan Xiushui?"     

Saat mendengar kata "Jalan Xiushui", Fan Xian tentang surat yang dia dapat dari penjaga toko arak sebelumnya. Dia menggelengkan kepalanya. Aliran air di Shangjing memang deras. Sang Putri Sulung masih mampu menimbulkan gangguan internal negara asing meski sedang berada di wilayah kekuasaannya yang terpencil di Xinyang. Fan Xian tidak ingin berurusan dengan hal itu.     

"Jadi, hadiah apa yang akan kita berikan?" Lin Jing mulai khawatir tentang hadiah ulang tahun sang Permaisuri Janda Qi.     

Fan Xian sudah memutuskan. Dia melambaikan tangannya. "Ketika saatnya tiba, aku akan menulis sebuah puisi. Bersamaan puisi itu ditulis dengan gulungan yang bagus maka itu saja sudah cukup." Sekilas dia tampak sombong, tetapi semua bawahannya mengangguk serentak. Sang Penyair Abadi, Fan Xian, sebelumnya telah memutuskan untuk tidak lagi menulis puisi. Semua orang di seluruh daratan tahu akan hal ini. Jika Fan Xian berani melanggar sumpahnya sendiri demi ulang tahun sang Permaisuri Janda Qi Utara, maka puisinya akan menjadi hadiah yang spektakuler.     

Tapi ... Fan Xian mempunyai masalah yaitu dia tidak bisa menulis dengan indah atau lebih tepatnya tulisannya jelek.     

Wang Qinian mulai mengemukakan ide yang buruk. "Identitas penyamaran Tuan Yan di Qi Utara adalah sebagai seorang sarjana yang berbakat, terampil dalam catur, sitar, melukis dan kaligrafi. Dia sebenarnya memang jago menulis kaligrafi. Tahun lalu, di Qi Utara, salah satu karyanya dijual seharga seribu tael. Jika Tuan Fan menunjuk Tuan Yan sebagai juru tulis, itu artinya dua pemuda yang berbakat dari Kerajaan Qing telah berkontribusi pada hadiah sang Permaisuri Janda. Bukankah hal itu akan membuat sang Permaisuri Janda Qi gembira? "     

Lin Jing dan Lin Wen tahu bahwa Wang Qinian adalah ajudan terpercaya Fan Xian. Mereka merasa idenya cukup bagus, mereka mereka sendiri juga tahu tentang kemampuan Tuan Yan. Tetapi mereka merasa ada sesuatu yang aneh dari gagasan tersebut, entah apa itu.     

Fan Xian tertawa dan menegur Wang Qinian. "Apakah kau tidak tahu siapa itu Tuan Yan? Orang-orang Qi Utara ingin memakannya hidup-hidup dan meminum darahnya. Kamu benar-benar menyarankan agar kita membuat Tuan Yan menulis sebuah gulungan dan memberikannya kepada sang Permaisuri Janda sebagai hadiah ulang tahun? Saat sang Permaisuri Janda membuka gulungan itu, dia akan mati di tempat sangking marahnya. Kita akan merubah hari ulang tahunnya menjadi hari pemakamannya. "     

Wang Qinian merasa malu, saat dia menyadari betapa tidak masuk akal idenya tersebut. "Jika kita dapat membunuh sang Permaisuri Janda dengan cara itu," katanya sambil tertawa tanpa malu, "maka itu akan menjadi kisah yang menarik untuk diceritakan."     

Fan Xian tidak merasa lelucon Wang Qinian yang jelas dia lontarkan tanpa berpikir itu, tidaklah lucu. Dia terdiam dan berpikir. Dapat dipastikan bahwa Yan Bingyun akan kembali ke Qing dengan aman. Kemungkinan besar - berdasarkan empat tahun menjadi mata-mata di Qi Utara dan penahanannya tahun lalu – jabatannya di Dewan akan segera dipromosikan. Ayahnya, Yan Ruohai adalah kepala Biro Keempat, dan untuk saat ini posisi kepala Biro Pertama masih kosong. Keinginan Dewan jelas: Direktur Chen akan memberikan posisi kepala Biro Pertama kepada Yan Bingyun, seorang mantan tahanan.     

Dan jika tidak ada yang menghalangi, Fan Xian perlahan-lahan akan mulai mengambil alih Dewan – tentunya setelah Chen Pingping meninggal. Dan Fan Xian tahu bahwa hari itu tidak akan lama - atau mungkin akan segera tiba.     

Jika Fan Xian ingin mengendalikan Dewan Pengawas dengan kuat, maka dia harus dapat mengendalikan semua kepala dari delapan Biro yang ada. Ini adalah kelemahan terbesar Fan Xian. Selain Biro Ketiga dan Kedelapan, dia tidak mempunyai pihak yang dapat dia percayai di dalam lingkaran inti Dewan Pengawas. Dia awalnya menduga bahwa ketika dia berada di utara, dia bisa memenangkan hati Yan Bingyun, untuk mendapatkan dukungan dari Biro Pertama dan Biro Keempat. Tetapi yang mengejutkannya, pada pertemuan pertama mereka, Fan Xian merasa bahwa Yan Bingyun diam-diam tidak menyukai dirinya.     

Kenapa bisa begitu? Untungnya, Yan Bingyun sepertinya tidak ingin menyembunyikan perasaannya, hal ini membuat Fan Xian menjadi sedikit lebih tenang. "Tuan, sudah waktunya." Di sampingnya, Wang Qinian sedang mengingatkannya.     

Fan Xian mengangguk, bangkit, dan meninggalkan halaman. Di belakangnya, Lin Jing dan Lin Wen saling bertukar tatapan dengan cemas. Mereka tidak tahu kemana kepala duta itu akan pergi.     

Di luar halaman, berdiri orang-orang Chang Ninghou. Seseorang dari istana sudah mengatur untuk menggantikan para Penjaga Istana yang bertanggung jawab menjaga anggota diplomasi Qing dengan pasukan dari Pengawal Brokat. Mereka mengkawal kereta Fan Xian yang melaju di sepanjang Jalan Taiping, salah satu jalan yang paling ramai di kota. Hujan perlahan muncul, menutupi jejak yang ditinggalkan dari rombongan kereta itu.     

Hari ini Fan Xian, Komisaris Dewan Pengawas dari Kerajaan Qing, akan bertemu dengan Tuan Shen Zhong, Rektor Komisi Disiplin Pengawal Brokat dari Kerajaan Qi. Pertemuan antara dua petinggi dari organisasi gelap ini penuh dengan misteri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.