THE BELOVED ONE

CINTAKU MEMANGGILMU



CINTAKU MEMANGGILMU

0Nicky menangis pilu di pelukan Elina. Sungguh hatinya sangat hancur melihat keadaan Bagas yang masih belum sadarkan diri.     

Masih teringat jelas dalam ingatan Nicky, dengan wajah lucunya Bagas, senyumannya, kerlingannya, candanya , yang selalu membuatnya tertawa dan hatinya yang selalu berdebar-debar indah.     

Dan sekarang, Bagas terbaring dengan wajah putihnya yang pucat, matanya yang cekung, pipinya yang tirus, dengan tubuh yang kurus lemah, membuat hati Nicky sangat hancur, perasaan bersalahnya pada Bagas tak bisa di tahannya lagi.     

" Mama,...ini semua karena Nicky, hingga Bagas seperti ini,..." Nicky menangis terisak-isak.     

"Jika terjadi apa-apa pada Bagas, Nicky yang patut di salahkan Ma,...Nicky yang salah,..." Nicky meratap pilu.     

" Tidak sayang,...Kamu tidak bersalah, ini semua karena Bagas sangat mencintaimu, sangat menyayangimu,..." ucap Elina sambil mengusap airmata Nicky yang tak berhenti.     

Raka dan Hana duduk di samping Yoga, dan membahas masalah kesehatan Bagas yang sebenarnya sudah membaik, hanya otak Bagas yang tidak mau merespon apapun hingga dia seperti tidur panjang atau koma sementara.     

Genta melihat Bagas dari luar kaca, tangannya mengepal erat. Hatinya sangat sedih melihat Bagas terbaring lemah.     

" Malam ini sebaiknya kalian pulang dulu untuk istirahat, kalian pasti sangat lelah,..." ucap Yoga menatap Elina, Raka, Hana, Genta dan Nicky secara bergantian.     

" Aku tidak ikut pulang, aku di sini saja menjaga Bagas,..." sahut Nicky pelan menatap Bagas dari luar cendela.     

" Biar aku temani Nicky,..." sahut Raka.     

"Jangan Ka, sebaiknya kamu pulang, kasihan Hana jika sendirian di rumah,...biar aku saja yang temani Nicky menjaga Bagas,..." sahut Genta menatap Nicky dengan iba.     

" Oke,...kalau begitu, kita pulang dulu ya Gen, jaga Nicky dan Bagas, jika ada apa-apa langsung kabari kita,..." ucap Yoga sambil membantu Mamanya Elina berdiri dan memeluk pundaknya.     

Elina bersandar pada pundak Yoga, berempat mereka melihat Bagas sebentar dan memeluk Nicky untuk pamit.     

" Besok pagi-pagi kita akan ke sini,..." lanjut Yoga.     

Nicky dan Genta mengangguk bersamaan. Raka, Hana, Elina dan Yoga, mereka pun pulang untuk beristirahat.     

Nicky masih melihat Bagas dari luar cendela.     

" Nick,...aku cari kopi dulu, sebaiknya kamu menunggui Bagas di dalam saja, di luar sangat dingin,..." ucap Genta melihat Nicky yang sepertinya kedinginan.     

Nicky mengangguk lemah.     

Dengan berlahan Nicky membuka pintu kamar Bagas. Kakinya terasa berat untuk melangkah, sendi kakinya terasa lumpuh, hatinya menangis perih. Nicky mencoba untuk tidak mengeluarkan suara tangisnya. Namun tetap saja matanya tak bisa menahan airmatanya. Nicky terduduk lemas di kursi di samping Bagas berbaring. Berlahan di raihnya tangan Bagas yang terkulai tak berdaya. Di usapnya pelan punggung tangan Bagas dan di kecupnya dengan penuh perasaan. Di tempelkannya tangan Bagas pada pipinya yang basah penuh airmata.     

" Bagas,...sayang,...ini aku Nickymu, aku sudah di sini Gas, aku menjagamu di sini,..." ucap Nicky dengan suara terisak.     

Di lihatnya mata Bagas yang masih terpejam . Wajahnya yang putih semakin terlihat pucat. Di belainya wajah Bagas penuh kasih, Ingin sekali Nicky merengkuh tubuh Bagas dengan erat, Jika saja tidak ada kabel penghalang di dada Bagas.     

" Bagas,...bangunlah sayang,...apakah kamu tidak merindukanku,...? aku sudah di sini, aku sangat merindukanmu sayang..." suara nicky kembali terisak pilu, tangis Nicky meratap memohon agar Bagas sadar dari komanya.     

Nicky menenggelamkan wajahnya di telapak tangan Bagas, menangis meratap, mengecup telapak tangan Bagas berulang-ulang.     

Genta yang melihat Nicky dari luar kaca, sangat sedih dengan apa yang di lakukan Nicky pada Bagas yang masih belum sadar. Genta tahu hati Nicky sangat hancur melihat Bagas yang seperti mayat hidup.     

Dengan berat Genta masuk ke dalam, dan membawa Nicky keluar , agar Nicky bisa tenang kembali.     

Nicky hanya bisa diam dan pasrah saat Genta membawanya keluar. Tubuh Nicky terasa lemas tidak ada tenaga sedikitpun.     

" Minumlah kopi ini, biar kamu bisa menjaga Bagas nanti,..." ucap Genta sedih.     

" Kamu harus kuat Nick,... jika kamu tidak kuat, siapa yang akan menjaga Bagas nanti, Bagas hanya ingin kamu yang menjaganya,..." lanjut Genta memberikan kekuatan pada Nicky.     

Nicky menghela nafas panjang.     

" Yah,...dia harus kuat, demi Bagas,..." ucap Nicky dalam hati.     

Nicky menerima kopi dari Genta, dan meminumnya sedikit demi sedikit.     

" Kamu harus yakin dan percaya Bagas akan segera sadar, karena Bagas sangat mencintaimu, dan kamu adalah hidupnya, Bagas akan segera bangun dari tidur panjangnya, kamu harus yakin itu,..." ucap Genya sambil menatap Nicky dalam-dalam.     

" Yah Gen, trimakasih untuk semuanya,... " ucap Nicky mencoba tersenyum, tidak ingin Genta kuatir lagi.     

" Gimana sekarang,...sudah siap untuk menjaga Bagas lagi,...?" tanya Genta,     

" Kamu tahu Nick,...dengan adanya kamu berada di samping Bagas, aku yakin Bagas bisa merasakan kehadiranmu, dan dia akan segera bangun untuk bisa melihatmu,..." ucapan Genta bagaikan air yang menenangkan hati Nicky.     

Nicky tersenyum, semangat di hatinya mulai bangkit kembali.     

" Aku ke dalam lagi ya Gen,..." Nicky meletakkan cangkir kopinya, dan masuk kembali ke dalam ruangan Bagas.     

Nicky menatap wajah Bagas tanpa merasa bosan. Wajah Bagas yang selalu di rindukannya.     

Perasaan rindu dan rasa cintanya pada Bagas semakin meluap.     

" Kenapa aku begitu sangat mencintaimu Gas,...?" tangan Nicky menyentuh pipi Bagas, di usapnya penuh kasih.     

" Bagas,...aku yakin kamu bisa mendengarku, jadi dengarkan aku ya sayang,...aku sangat mencintaimu, sangat menyayangimu, dan saat kamu menjauh dariku, aku sangat tersiksa, aku selalu merindukanmu, aku tidak bisa hidup tanpamu Gas,...jadi kamu harus segera bangun,..." Nicky mengajak bicara Bagas, walau Bagas tidak menjawabnya Nicky yakin Bagas mendengarnya.     

" Sayang,...bagaimana kalau aku memberi suatu janji padamu,..." ucap Nicky lagi     

Dan kali ini Nicky mengecup tangan Bagas dengan sangat lama.     

" Sayang,...bagaimana kalau kita membuat suatu perjanjian, jika kamu membuka matamu malam ini, atau jika kamu berat membuka matamu, kamu bisa menggerakkan jarimu, maka saat itu juga aku akan menikah denganmu,...gimana sayang,...kamu bisa melakukannya kan,...?" Nicky menatap Bagas yang masih diam.     

Nicky menghela nafas, dia harus merespon otak Bagas agar tersadar.     

" Aku harus melakukannya dan semoga Bagas meresponnya kali ini,..." Nicky yakin Bagas sangat mencintainya, dan semoga Bagas adalah jodohnya.     

" Baiklah sayang,...aku hanya bisa memberimu hitungan 1 sampai 30 saja, jika kamu terbangun dalam hitungan itu, aku segera akan menikahimu sayang, tapi jika kamu tidak bangun setelah hitungan berakhir, maka aku akan pergi , aku akan menikah dengan laki-laki lain,..." Nicky mengeraskan sedikit suaranya agar Bagas mendengarnya.     

" Kita hitung mulai sekarang ya sayang,...?" Nicky memejamkan matanya , sebenarnya Nicky takut melakukannya, merasa takut jika Bagas tidak meresponnya. Tapi Nicky berusaha untuk yakin dan percaya akan cinta Bagas padanya. Nicky memulai hitungannya dengan mata terpejam, tangannya menggengam tangan Bagas, supaya tahu jika nanti ada gerakan dari jari Bagas.     

" 1.,,,,,2,,,,,,3,,,,,,,4,,,,,,5,,,,,,6,,,,,,7,,,,,,8,,,,,,9,,,,,10,,,,,," Nicky menghitung dengan sangat pelan dan lambat seolah memberi waktu panjang buat Bagas merespon. jantung nicky mulai berdebar kencang, hitungannya sudah mulai masuk ke 20 ,... namun Nicky masih belum menerima gerakan dari jari Bagas. Mata Nicky semakin terpejam keraguannya mulai meruntuhkan semangatnya. 21,,,,22,,,,23,,,,24,,,,,25,,,,,,hitungan Nicky semakin melambat, jantungnya seakan berhenti dengan hitungannya yang sebentar lagi berakhir. Airmata Nicky mulai mengalir, hatinya hancur sudah,... 26,,,,,27,,,,,28,,,,,29,,,,,30,,,,,isak Nicky mulai terdengar, tubuh Nicky diam tak bergerak, semangatnya pupus sudah.     

Nicky masih berharap ada jari Bagas yang membalas gemggamannya, namun tak juga Nicky rasakan. Nicky menangis pilu, dan berlahan Nicky membuka matanya dengan hati yang putus asa.     

Namun sungguh terkejutnya Nicky saat dia memberanikan diri melihat wajah Bagas, Bagas sudah menatapnya dengan tatapan penuh cinta. Bagas sudah membuka matanya.     

Nicky menangis terisak sekaligus tertawa tertahan karena bahagia melihat Bagas sudah membuka matanya. Ini sangat di luar dugaannya, Nicky yang berharap dan menunggu gerakan jari Bagas, Bagas malah membuka matanya dengan diam , dan melihat Nicky yang menangis karena berpikir Bagas tidak merespon dengan kata-katanya.     

Nicky merasa malu sekaligus bahagia. Di tatapnya Bagas penuh rindu, airmatanya mengalir deras. Nicky tak bisa lagi berkata, hanya rasa bahagia yang memenuhi rongga dadanya.     

Bagaspun tanpa berkata, menatap Nicky dengan penuh perasaan rindu. Berlahan tangan Bagas terangkat dan mengusap airmata Nicky.     

" Jangan menangis lagi,..." ucap Bagas pelan dengan suara yang parau.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.