My Husband from My First Love

kakek mencari perhatian



kakek mencari perhatian

0sesampainya di depan rumah besar itu, Daffin melepaskan pelukannya dan Sinta pun turun dari mobil, Daffin seakan takut kehilangan Sinta, setelah turun dari mobil dia langsung merangkul pinggang Sinta, Sinta merasa malu karena disana ada kakek Wijaya dan banyak orang yang bekerja di rumah itu.     

"sayang, aku malu! bisakah kamu melepaskan tangan kamu dulu, banyak orang disini!" bisik Sinta didekat telinga Daffin.     

Daffin hanya tersenyum dan menjawab "tidak apa-apa, kamu istriku wajar jika kita seperti ini, sudahlah ayo kita masuk!" ucap Daffin dan membawa Sinta untuk masuk ke dalam rumah.     

Sinta terkejut dengan rumah besar kakek Wijaya, Sinta yang baru melihat rumah orang kaya secara langsung terlihat melongo, dia seperti sedang bermimpi. Karena dia melihat rumah besar dan mewah seperti ini hanya di televisi dan untuk kenyataan, dia baru saja melihatnya. Daffin melihat Sinta yang terlihat melamun dan berbisik didekat telinganya "sayang, ada apa?"     

Sinta tersentak, dia kembali ke alam sadarnya, dia tersenyum canggung dan menjawab "oh, hahahha ... aku tidak apa-apa! sayang, kita akan tinggal disini bersama kakek atau di rumah aku?" ucap Sinta sambil menunduk malu.     

Daffin tertawa dan membantu Sinta untuk duduk terlebih dahulu.     

"ayo duduk dulu, nanti kita bicarakan lagi tentang rumah kita nanti ya!"     

Sinta mengangguk dan dia pun duduk tepat disebelah Daffin, tangan Daffin terus melingkar dipinggang Sinta seakan enggan untuk melepaskannya.     

kakek Wijaya duduk tepat didepan Sinta dan Daffin, dia menyuruh pelayannya untuk membawakan minum dan beberapa camilan.     

kakek Wijaya tertawa senang dan berkata "hahaha, Sinta selamat datang di rumah kakek tua ini, rumah ini sudah jelek, pasti kamu tidak menyukainya ya!"     

"tidak kakek, rumah ini sangat bagus dan juga terlihat besar, dibandingkan dengan rumah aku, rumah aku sangat sempit dan juga jelek kakek!" ucap Sinta sambil menunduk malu.     

"hahahha, jika kamu menyukai rumah ini, kamu tinggal disini dengan daff jangan tinggal jauh dari kakek, kakek sangat kesepian sendiri disini!" ucap kakek Wijaya, dia melirik kearah Daffin sambil tersenyum mengejek.     

kakek Wijaya ingin mendapatkan simpati Sinta sehingga rencana Daffin untuk pindah ke rumah barunya gagal dan kakek Wijaya bisa selalu dekat dengan Sinta.     

Daffin mengerti maksud kakeknya, karena Daffin sudah tahu akal bulus kakeknya dalam merayu Sinta, Sinta sangat polos dan juga sangat baik, dia pasti merasa tidak tega jika melihat seorang kakek tua yang kesepian dan dia pasti tidak menolak untuk tinggal disisinya dan merawatnya.     

Ternyata benar, saat Sinta mendengar suara kakek Wijaya yang sangat menyedihkan, Sinta menatap kearah kakek Wijaya dan meraih tangannya.     

Daffin terkejut karena Sinta percaya dengan rayuan kakeknya.     

"kakek jangan sedih, aku mau tinggal dan mengurus kakek, kakek tenang saja! aku akan selalu ada untuk kakek!" ucap Sinta sambil menggenggam erat tangan kakek Wijaya, dia merasa tidak tega melihat orang tua bersedih, Sinta menganggap kakek Wijaya sama seperti dia menganggap neneknya, dia menyayanginya setulus hati dan bukan palsu.     

Daffin melirik kearah kakek wijaya yang juga menatapnya dengan tatapan sombong.     

Daffin memisahkan tangan Sinta dan tangan kakek Wijaya.     

Sinta terkejut dan melihat kearah Daffin, dia menatapnya dan langsung bertanya "sayang, kenapa kamu menarik tangan aku?"     

"tidak ada apa-apa, aku tidak suka saja ada pria lain yang menyentuh kamu sayang, apalagi pria tua yang banyak modus seperti kakek aku ini! sayang, aku sudah membeli rumah baru untuk kita, jadi besok kita bisa langsung pindah kesana," ucap Daffin dan dia menggenggam erat tangan Sinta.     

Sinta menoleh kearah kakek Wijaya dan melihat kakek Wijaya yang sedih dan meminta agar dirinya dan Daffin untuk tinggal di rumahnya.     

Sinta membalas tatapan kakek Wijaya dengan tatapan sedih.     

dia menoleh kearah Daffin lagi dan berkata "sayang, tapi kakek sudah tua, aku tidak tega meninggalkannya! sayang aku mohon, biskaah kita tinggal disini saja!" ucap Sinta dengan wajah sedihnya.     

Daffin melirik kearah kakeknya yang tersenyum dan menunjukkan jika dia lah pemenangnya.     

Daffin berfikir sejenak, dia ingin berdua dengan Sinta dan tidak ingin ada yang mengganggunya, apalagi kakeknya selalu usil dan juga sepertinya dia juga ingin menguasai Sinta.     

Daffin bergumam didalam hatinya "shitt, kenapa kakek begitu ingin mengganggu aku, aku tidak akan membiarkan kakek mengambil perhatian Sinta, karena Sinta adalah istriku, jadi yang boleh mendapatkan perhatiannya hanya aku bukan si kakek tua itu!" ucap Daffin, dia melirik kearah kakeknya dan merasa sangat kesal, aktingnya benar-benar sangat bagus didepan Sinta.     

Daffin tiba-tiba memiliki sebuah ide.     

"sayang, malam ini kita bisa menginap disini tapi besok kita pulang ya!"     

Sinta mengangguk, dia tidak bisa menolak permintaan Daffin karena Daffin suaminya jadi dia harus lebih mendengar ucapannya walaupun hatinya sangat berat untuk meninggalkan kakek Wijaya besok.     

Daffin tersenyum bahagia, dia akhirnya berhasil membujuk Sinta.     

kakek Wijaya merasa senang karena cucunya mau menginap di rumahnya, ya walaupun hanya semalam.     

Dia ingin menjahili Daffin karena sudah berani membuat Sinta hanya memikirkan dirinya saja.     

kakek Wijaya terbatuk kecil dan berkata "bagus lah, akhirnya kalian mau menginap disini, sudah sore lebih baik kalian pergi membersihkan diri dulu nanti setelah selesai, kakek ingin bicara dengan Sinta, kakek sangat merindukan kamu nak!" ucap kakek Wijaya dengan lembut dan terlihat jika dia juga menyayangi Sinta.     

Sinta tersenyum dan menjawab "iya kakek, nanti setelah selesai mandi, aku akan menemui kakek!" ucap Sinta dengan suara yang begitu lembut.     

Daffin merasa cemburu karena Sinta terlihat begitu perhatian pada kakeknya Sedangkan dia! tidak dianggap disana.     

Daffin bangun dan mengajak Sinta untuk masuk ke kamarnya.     

Daffin melirik kearah kakek Wijaya dan bertanya "kakek, apakah kamar kami sudah disiapkan?"     

kakek Wijaya mengangguk dan menjawab "sudah, bawa Sinta ke kamar kamu yang dulu! kakek sudah menyuruh pelayan untuk merawat kamar kamu itu daff!"     

Daffin mengangguk dn segera merangkul pinggang Sinta, dia tersenyum lembut dan berkata "ayo sayang, kita ke lantai atas, kamu pasti sangat lelah, kita istirahat dulu ya!" ucak Daffin dengan suara lembut dan penuh perhatian.     

Sinta mengangguk dan menjawab "iya sayang, aku memang benar-benar merasa sangat lelah hari ini," ucap Sinta, dia membalas rangkulan Daffin dan melingkarkan kedua tangannya, dia menyandarkan kepalanya di dada Daffin, Sinta merasakan ada kehangatan disana, hatinya sedikit jauh lebih baik saat memeluk Daffin.     

Daffin dan Sinta pun berjalan menuju lantai atas dan mereka saling memeluk erat tanpa ingin saling melepaskan.     

Kakek Wijaya hanya bisa tertawa karena melihat cucu nya yang benar-benar sudah dewasa dan juga sangat bertanggung jawab, kakek Wijaya bersyukur karena Daffin menikah dengan Sinta, wanita muda yang menolongnya dan kakek Wijaya juga sudah menganggapnya sebagai cucu angkatnya tapi sekarang malah menjadi cucu menantunya.     

sebuah keberkahan yang Tuhan berikan untuknya.     

di usia nya yang sudah tua dia bisa melihat cucu satu-satunya begitu bahagia dan berharap jika kebahagiaan itu tidak akan berakhir mengingat Jeffery adalah pria yang di cintai Sinta hingga saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.