My Husband from My First Love

Aku akan menjadi iblis saat bertemu dengan musuh-musuh ku



Aku akan menjadi iblis saat bertemu dengan musuh-musuh ku

Di dalam ruangannya.     

Daffin sedang duduk tenang dan sibuk dengan semua pekerjaannya.     

Tok … tok … tok.     

Suara pintu pun diketuk dan Daffin pun mengangkat wajahnya.     

Krekkk' …     

Pintu pun terbuka, Marco pun masuk dan tersenyum ramah padanya.     

"Bos! Mohon maaf kalau saya mengganggu anda," ucap Marco. Dia membungkukkan tubuhnya sejenak dan berdiri tegak lagi.     

"Tidak ada apa-apa. Ada perlu apa?" Tanya Daffin, dia melirik kearah benda yang dipegang oleh Marco.     

"Itu apa?" Tanya Daffin secara langsung.     

"Ini bos. Informasi terbaru tentang Arya," ucap Marco, dia berjalan mendekati meja Daffin dan duduk tepat didepannya saat ini.     

Marco memberikan berkas itu dan Daffin langsung menerimanya, dia langsung membacanya dengan serius.     

"Bos, Arya sedang terlilit hutang, dia membutuhkan uang yang sangat banyak karena ibunya mengalami penyakit gagal ginjal. Jadi setiap hari dia harus mengeluarkan uang setidaknya paling sedikit dua juta rupiah. Bos, menurut saya. Nasibnya sangat kasihan. Dia anak Mark tapi dia diperlakukan tidak adil olehnya. Saya merasa sangat simpati dengannya," ucap Marco, dia mengutarakan pendapatnya kepada Daffin.     

Daffin mengangguk dan dia juga merasa kasihan pada Arya.     

"Iya kamu benar. Nasib dia benar-benar sangat tidak beruntung. Memiliki ayah brengsek semacam Mark, dia merasa sangat tidak bahagia sama sekali," ucap Daffin, dia masih membaca semua informasi tentang Arya. Dia melanjutkan ucapannya,     

"Bahkan wanita yang dia cintai meninggalkannya dan menikah dengan pria lain. Sungguh tragis kisah cintanya. Satu nasib denganku, hehehehe …," ucap Daffin, dia terkekeh sendiri.     

Nasib orang miskin selalu berakhir secara tragis. Entah dia, Sinta dan sekarang Arya.     

Daffin terus membacanya dan dia memiliki sebuah ide. Karena Arya adalah pria yang sangat jenius dan pintar. Daffin akan membawanya untuk bergabung bersamanya dan dia akan memberikan jabatan yang layak di perusahaannya.     

"Marco, menurut kamu. Arya ini, jika kita ajak dia untuk bergabung dengan kita. Apakah akan menguntungkan kita?" Tanya Daffin, dia menutup dokumen itu dan menaruhnya diatas meja.     

Dia menatap Marco dan menunggu pendapatnya.     

Marco berpikir sejenak dan akhirnya dia mengangguk.     

"Akan sangat menguntungkan kita bos. Tapi saya takut jika dia akan menjadi mata-mata dan berkhianat pada kita, karena dia adalah putranya Mark Alexander. Saya takut dia lebih membela ayahnya daripada kita," ucap Marco. Dia merasa sangat khawatir.     

Daffin tersenyum dan mengangguk.     

Apa yang dikatakan Marco adalah benar tapi dia membutuhkan kejeniusan dan kepintaran seorang Arya.     

"Kamu benar Marco, tapi kita bisa mengawasainya dan tidak akan melepaskannya 100%. Karena kemungkinan itu akan terjadi. Hahahha … keputusan sudah saya ambil. Kita ajak Arya untuk bergabung di perusahaan ini dan buat dia membenci Mark Alexander," ucap Daffin dia tertawa misterius. Dia bukan orang bodoh jadi dia tahu langkah-langkah selanjutnya untuk menghadapi orang-orang licik semacam mereka.     

Marco pun ikut tertawa dan dia memberikan satu berkas lagi.     

"Bos, ini Berkas untuk tender dua hari lagi," ucap Marco dan dia memberikan satu berkas lagi kearah Daffin.     

Daffin menerimanya dan saat dia membacanya, semuanya masih terlihat baik-baik saja.     

"Oke! Ini terlihat sangat bagus. Saya setuju dengan ini semua. Persiapan semuanya dan dua hari lagi kita akan mengalahkan mereka semua. Hahahaha … Mark, karena kamu selalu mengganggu istriku. Kita lihat setelah ini, apakah kamu akan masih sempat mengganggu Sinta," ucap Daffin. Dia tertawa jahat karena dia akan membalas satu persatu orang-orang yang pernah menyakiti Sinta dan yang membuatnya lebih marah lagi. Mark dan Tuan Smith bekerja sama ingin menghancurkannya.     

"Kita lihat saja nanti, apa yang akan mereka lakukan disana, pasti mereka tidak akan tinggal diam. Apalagi acara ini diadakan diatas kapal pesiar dalam jarak tempuh pelayaran selama empat hari. Hahahaha … sepertinya saya harus membawa Nick," ucap Daffin. Dia tidak berhenti untuk tertawa.     

Marco merasakan seluruh tubuhnya menggigil karena tawa Daffin terlihat seperti tawa iblis yang hendak membunuh mangsanya secara mengerikan.     

"Bos, anda terlihat menyeramkan. Apakah nyonya muda tahu, jika anda seseram ini?" Ucap Marco dan dia langsung menutup mulutnya.     

"Sial, kenapa aku bicara sembarangan seperti ini?!" Umpat Marco didalam hatinya. Dia langsung memukul pelan bibirnya.     

Daffin menatap kearah Marco dan menjawab, "jika menghadapi penjahat saya akan menjadi iblis tapi saat bersama Sinta, saya akan menjadi malaikat bila perlu menjadi bayi manja yang lembut dan meminta kasih sayang," ucap Daffin sambil tersenyum nakal.     

Dia yang awalnya terlihat mengerikan berubah menjadi senyuman pria mesum.     

"Haisttt … gara-gara kamu Marco, saya jadi merindukannya! Bagaimana ini?!" Umpat Daffin yang tiba-tiba berubah menjadi pria yang merana karena cinta.     

Marco langsung menutup mulutnya dan dia menahan tawanya.     

"Bos! Lebih baik anda telepon nyonya muda sekarang. Sebelum anda berubah lagi menjadi seseram tadi. Jika nyonya melihat wajah anda yang tadi, saya yakin nyonya muda pasti ketakutan dan tidak mau memeluk anda lagi bos!" Ucap Marco. Dia langsung bangun dari tempat duduknya dan pergi melarikan diri sebelum Daffin memarahinya.     

"Sialan kamu Marco, kamu mau mengejek saya!" Teriak Daffin saat melihat Marco pergi dan langsung menutup pintu ruangannya.     

Daffin tertawa sendiri, dia memang kejam tapi saat bersama Sinta semuanya menghilang yang ada hanya suami manja yang haus akan kasih sayang ayang istrinya.     

"Hahahaha … aku memang sudah gila! Ya memang sudah gila. Gila karena istriku sendiri. Hehehehe," ucap Daffin, dia terus tertawa sendiri dan melihat foto Sinta yang menjadi wallpaper di ponselnya.     

"Uhhh … setiap waktu aku selalu merindukan kamu sayang. Hhhmm … kamu sedang apa sekarang, apakah si kakek tua itu mengganggu kamu," ucap Daffin dan dia langsung menegakkan tubuhnya saat mengingat jika kakeknya yang berada di rumahnya.     

"Sial! Aku melupakan si kakek tua itu. Apa yang dia lakukan pada Sinta? Jangan-jangan dia meminta hal-hal yang aneh dibelakang aku, arrghhh … tidak! Yang boleh manja hanya aku, tidak ada yang boleh melewati aku termasuk si kakek tua itu," ucap Daffin. Dia merasa sangat cemburu dan bayang-bayang kakeknya yang meminta disuapi Sinta dan meminta untuk menemaninya membaut Daffin semakin tidak merasa tenang.     

Api cemburu kembali membakar hatinya.     

Dia tidak mengendalikan dirinya padahal itu adalah kakeknya sendiri tapi rasa cemburunya tidak bisa dia sembunyikan karena dia terlalu egois. Egois karena Sinta hanyalah miliknya.     

"Aku harus menelponnya, ya harus menelponnya!" Ucap Daffin, dia merasa panik karena dia takut Sinta akan lebih menyayangi kakeknya daripada dirinya.     

Daffin tiba-tiba merasa panik. Isi otaknya dipenuhi bayangan Sinta pergi berdua dengan kakeknya dan mereka bersenang-senang lalu melupakannya.     

"Arrghhh … tidak! Tidak! Kakek kamu tidak boleh merebut Sinta dariku, tidak boleh!" Ucap Daffin, dia merasa semakin panik. Untuk pertama kalinya dia menggila seperti ini. Sebelum bertemu dengan Sinta dia selalu tenang dan tidak peduli pada siapapun.     

"Tunggu sebentar! Dimana ponsel aku? Dimana dia?" Umpat Daffin, dia mencari ponselnya padahal sudah jelas ponselnya ada didepan matanya sendiri.     

Setelah melihatnya Daffin mengusap kasar wajahnya dan menggelengkan kepalanya sendiri.     

"Sial! Ponsel ada didepan mata tapi ini tidak terlihat sama sekali olehku. Hey Daffin, mata kamu sudah pindah kemana ini?!" Umpat Daffin, dia menertawakan dirinya sendiri karena dia sudah berbuat ceroboh gara-gara pikiran buruknya yang belum tentu terjadi.     

note : mohon maaf kemarin auto tidak up. karena auto masih sakit. Mohon doanya semoga auto bisa cepat sembuh ya dan bisa nyelesaiin yang disebelah. hehehehe..     

biar bisa lanjutin story yang tertunda disini.     

* terima masih buat semua readers yang mau membaca tulisan aku yang masih amatir ini. (peluk cium dari aku)     

Dhini_218     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.