My Husband from My First Love

teman terbaik



teman terbaik

0setelah Daffin pergi dan Sinta kembali ke tempat kerjanya bersama Aisyah.     

mereka pun hendak memulai pekerjaannya kembali.     

Tapi Sinta mendapatkan panggilan untuk datang ke ruangan Bu Ratna. Salah satu teman satu bagian mendekati Sinta dan berkata     

" Sinta, kamu dipanggil sama Bu Ratna! katanya ada hal penting yang ingin beliau sampaikan sama kamu!" ucap satu teman Sinta yang bernama Siti.     

Sinta dan Aisyah saling memandang dan setelah itu Sinta pun menjawab "oh, iya. terima kasih ya! nanti aku kesana," ucap Sinta sambil tersenyum.     

Siti membalas senyuman Sinta dan pergi meninggalkan Sinta dan Aisyah yang berdiri bersama.     

Aisya melihat kembali kearah Sinta dan berkata "Sin, ada apa ya? kok tiba-tiba kamu di panggil seperti ini?"     

Sinta menggelengkan kepalanya dan menjawab "aku juga tidak tahu Ai, mungkin ada hal penting! atau jangan-jangan aku mendapat hukuman karena kejadian tadi pagi,"     

"masa iya? tapi sin, mana mungkin nyonya Vivian melakukan itu! bukankah dia takut jika dia melakukan itu, dia sudah melanggar isi kontrak kerja jahanam itu Sin?" ucap Aisyah, dia merasa kesal jika mengingat isi kontrak kerja Sinta yang sangat gila itu, bahkan Sinta harus menyembunyikan hubungannya karena kontrak kerja yang ternyata dibuat Jeffery untuk mengikat Sinta.     

Sinta menghela nafas pendek dan menjawab "mungkin tidak dihukum, tapi pasti ada maksud terselubung. Aku semakin penasaran saja Ai, karena aku sudah berani menyinggung dia!" ucap Sinta.     

Aisyah masih penasaran dengan suami tampan Sinta, dia pun tersenyum cerah dan berkata "Sin, aku masih penasaran dengan suami kamu yang ehhhm ... dia sangat tampan. Kamu kok bisa menemukan pria setampan itu, hehehehe ...," ucap Aisyah ambil tersenyum nakal kearah Sinta.     

"suami aku? maksud kamu Daffin? hehehe ... aku dan dia menikah karena kami saling membutuhkan, itu saja!" ucap Sinta, dia tidak ingin mengatakan tentang kontrak pernikahannya yang hanya 3 tahun saja.     

Aisyah terkejut dengan jawaban Sinta dan bertanya lagi "tunggu, maksud kamu saling membutuhkan apa? Sinta, suami kamu sangat baik, dia terlihat sangat menyayangi kamu dan aku juga tadi melihat dia sangat manja sama kamu! hehehhehe, Sinta setelah kehilangan Jeffery kamu bisa mendapatkan pria yang lebih tampan dan seperti nya dia juga berasal dari orang kaya ya!"     

Sinta terdiam sejenak dan menjawab "kami saling membutuhkan, itulah mengapa kami menikah, aku membutuhkan uang untuk biaya pengobatan nenek dan dia membutuhkan seorang istri, jadi kami saling membutuhkan satu sama lain dan untungnya dia pria tampan yang menurut aku, ehhhm ... terlihat sempurna!" ucap Sinta dengan wajah sedikit memerah, dia tiba-tiba mengingat wajah Daffin saat bercinta dengannya.     

Aisyah tertawa kecil dia melihat jika Sinta terlihat memerah karena malu.     

"eehhhmm ... jadi begitu ceritanya! tapi aku kira dia bukan hanya membutuhkan seorang istri saja! Dia sangat tampan dan terlihat luar biasa, aku yakin banyak wanita cantik, seksi dan sekelas dengan dia yang menginginkannya. Untuk dia wanita tidaklah sulit untuknya, pasti ada alasan kenapa dia memilih kamu Sin! mungkin saja dia menyukai kamu, hehehhe ... sin, jangan lepaskan dia, jerat dia dan jadikan dia suami kamu selamanya, aku suka melihat kalian saat berdua tadi! ahhhh ... kalian sangat romantis!" ucap Aisyah, dia tersenyum kearah Sinta dengan penuh semangat.     

Sinta hanya menunduk, dia tersenyum sebentar karena dia juga sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Daffin disisinya, Sinta menyukai semua perhatiannya yang diberikan Daffin padanya, tapi mengingat kontrak cinta itu, Sinta langsung menggelengkan kepalanya berkali-kali, dia mengingatkan dirinya untuk tidak terbawa perasaan lebih pada Daffin, karena Sinta takut kecewa lagi seperti sebelumnya.     

Daffin adalah pria kaya yang sama dengan Jeffery, pasti mereka membutuhkan pendamping hidup yang satu level dengannya, sedangkan dirinya itu tidaklah mungkin, mungkin pernikahannya dengan Daffin hanya karena rasa bersalahnya dan juga dia membutuhkan dirinya hanya untuk memuaskan dirinya diatas ranjang dan tidak lebih dari itu.     

pikiran Sinta berkecamuk, antara perasaan yang mulai menyukai Daffin dan semua efeknya jika dia menyukai Daffin     

dan sudah Sinta pikirkan, dia takut, dia takut untuk menyukai pria kembali, karena kejadian hubungannya dengan Jeffery adalah pengalaman berharga yang tidak mungkin dia lupakan seumur hidupnya.     

Aisyah melihat Sinta yang sedang melamun, dia melambaikan tangannya dan berkata "hai sin, ada apa? kenapa kamu melamun?!"     

Sinta tersentak dan menjawab "oh, hahahha ... tadi itu aku ...,"     

sebelum Sinta meneruskan ucapannya Aisyah tersenyum dan mulai bercanda kembali "ciye ... ciye, pasti kamu memikirkan dia! hehehe, sin kenapa kamu tidak meminta bantuan dia untuk mengurusi surat kontrak jahanam itu! aku kesal sin, melihat kamu diperlakukan seperti ini! Jeffery brengsek itu, mengatakan jika dirinya mencintai kamu, tapi apa? ini sama saja menyiksa kamu! dasar pria tidak memiliki otak, aku benar-benar sangat kesal sin!"     

"sudahlah Ai, aku juga baik-baik saja kan? aku tidak bisa meminta bantuan padanya, aku sudah terlalu banyak berhutang Budi padanya, jadi aku tidak ingin merepotkan nya. Lebih baik, aku menjalani pekerjaan ini sampai masa kontrak itu habis, setelah itu aku bisa pergi dari sini!" ucap Sinta, dia tersenyum getir jika mengingat sikap Jeffery yang terus menerus mengikatnya, mengikatnya tapi dia sendiri mencampakkan.     

"iya Sinta, aku mengerti! kamu dan suami kamu baru saling mengenal makanya kamu belum sepenuhnya percaya, tapi aku yakin dia pria yang baik, ya mudah-mudahan saja dia akan baik selamanya, hehehhe ...," ucap Aisyah, dia menyukai jika Sinta terus bersama Daffin tapi melihat statusnya yang tinggi, Aisyah juga menjadi sedikit ragu karena dia takut, Sinta disakiti lagi sama halnya Jeffery yang mencampakkan Sinta begitu saja.     

"Ai, terima kasih sudah mau memberi aku saran dan juga selalu ada untuk aku, aku bersyukur memiliki sahabat sebaik kamu Ai," ucap Sinta dan dia memeluk Aisyah dengan erat.     

"jangan mengatakan hal seperti itu lagi, kita kan sahabat, susah dan senang kita tetap bersama, Sinta aku harap kamu dan aku bisa bahagia dan sama-sama bisa membahagiakan orang tua kita!" ucap Aisyah sambil menepuk punggung Sinta.     

Sinta melepaskan pelukannya dan menjawab "iya, kita berjuang sama-sama ya Ai?"     

"iya, hehehhe," ucap Aisyah.     

dia dan Sinta tertawa bersama.     

mereka berjalan bersama dan sampailah di depan pintu ruangan Bu Ratna, Aisyah dan Sinta saling berpisah setelah sampai disana.     

"sin, aku pergi kerja dulu ya!"ucap Aisyah sambil melambaikan tangannya.     

Sinta membalas lambaian tangan itu dan menjawab "iya Ai, hati-hati. Nanti setelah ini aku menyusul ya!"     

"iya, aku pergi dulu ya sin!" ucap Aisyah dan dia pun pergi meninggalkan Sinta sendiri disana.     

sekarang hanya tinggal tersisa Sinta yang berdiri didepan pintu saat ini, dia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya lagi, berusaha menenangkan dirinya dan mulai mengetuknya pintunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.