My Husband from My First Love

Sangat Tampan



Sangat Tampan

0Di dalam ruangan mewah.     

Marco menunggu Daffin dengan gelisah. Semua orang sudah mulai bosan menunggu kedatangan Daffin, kalau bukan dia adalah presiden direktur the golden Investment coorporation, mereka pasti sudah marah dan meninggalkan tempat itu.     

Mark dan Jeffery hanya bisa menunggu lebih sabar lagi, tidak lama kemudian ada seseorang yang membuka pintu.     

Semua orang terkejut dan dengan sigap mata mereka langsung tertuju kearah pintu. Sedangkan Marco, dia tersenyum senang karena akhirnya Daffin datang     

tapi ternyata yang datang bukanlah Daffin, tapi seorang wanita cantik dan disebelahnya adalah pria paruh baya.     

Semua terkejut karena yang datang adalah Amanda dan juga ayahnya.     

Amanda yang hari ini memakai setelah pakaian kerja berwarna putih, dan tas yang berwarna senada tersenyum cerah dan menyapa semua orang yang ada disana.     

Jeffery menatapnya dengan tatapan dingin karena dia tidak ingin melihatnya.     

Marco hanya menyunggingkan bibirnya dan bergumam didalam hatinya "jadi ini wanita yang sudah merebut kekasih Sinta, hahaha ... hanya bermodal harta dan semua barang-barang mahal saja sehingga dia bisa terlihat cantik, coba tidak ada itu semua! 2 tingkat dibawah level kecantikan Sinta. Huft! andai saja Sinta Tidak menikah dengan bos, pasti dia jadi milikku. Memang Sinta tidak ditakdirkan denganku!"     

Marco menghela nafas pendek, karena jika mengingat kegagalan dia mendapatkan Sinta, itu sangat menyedihkan untuknya.     

Amanda tersenyum cerah dan menyapa semua orang, setelah selesai dia duduk disebelah Jeffery dan merangkul lengannya begitu mesra. Amanda begitu bangga karena bisa mendapatkan Jeffery yang tampan, karena Jeffery adalah pria yang sulit didapatkan sehingga Amanda begitu bangga dan ingin menunjukkan pada semua orang jika dia lah yang bisa mendapatkan Jeffery.     

Jeffery berkali-kali menghindar tapi Amanda terus menempel padanya, karena Jeffery tidak bisa berbuat apa-apa lagi, akhirnya dia bersikap pasrah namun wajahnya tidak terlalu baik dan suasana hatinya menjadi kurang baik.     

tidak lama kemudian, pintu pun kembali terbuka, semua orang kembali tertuju kearah pintu itu, berharap itu adalah orang yang membuat rela menunggu selama setengah jam.     

krekkk ...     

pintu pun terbuka, muncul sosok pria tinggi besar dan bertubuh athletis, berwajah tampan, hidung mancung dan beralis tegas. Wajah nya dingin tanpa ekspresi. Hari ini dia memakai setelan jas berwarna hitam dan kemeja putih dan mengenakan dasi berwarna hitam bergaris putih.     

Dia berjalan masuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seperti dia bukan orang yang bersalah di tempat ini. wajahnya acuh tak acuh dan tidak memperdulikan semua pandangan yang mereka lemparkan kepadanya.     

semua orang terkejut saat melihat sosok pria tampan yang baru saja masuk, Alice dan beberapa timnya yang sudah melihatnya saat penyambutan di lobby lantai bawah, mereka masih sangat terpesona dan merasakan detak jantung mereka berdetak dengan cepat, ingin rasanya para wanita itu datang menghampirinya dan menggodanya.     

Bukan para wanita itu saja yang terpesona, bahkan pria yang hadir disana merasa terkejut karena ternyata presiden direktur yang baru masih muda dan terlihat menakjubkan.     

Diam-diam mereka membandingkan dengan Jeffery, dahulu dialah yang dinobatkan sebagai salah satu anak pengusaha paling tampan dan juga paling menakjubkan tapi jika dibandingkan dengan pria ini.     

Jeffery tidak ada apa-apa nya.     

bukan hanya semua orang, Amanda yang sedang menggandeng tangan Jeffery pun ikut terpesona saat melihat wajah Daffin, apalagi saat dia duduk, dia begitu terlihat elegan dan juga sangat seksi.     

Tanpa sadar mata Amanda terus menatap kearah Daffin dan dia melepaskan tangannya.     

Jeffery merasa lega karena akhirnya dia dilepaskan oleh Amanda tapi saat dia melihat wajah Daffin.     

Jeffery merasa sangat familiar dengan wajahnya.     

Jeffery mengingat-ingat wajahnya dan akhirnya dia ingat jika pria itu adalah 'pria yang telah memukul wajahnya'.     

Jeffery menggertakan giginya, dia menatap kearah Daffin dengan tatapan penuh amarah. karena akhirnya dia tahu identitas pria yang memukulnya dan mengambil Sinta dari sisinya.     

Jeffery ingin membalasnya tapi saat dia mendengar Daffin adalah presiden direktur baru the golden Investment coorporation, Jeffery menahan amarahnya. Dia masih belum bisa membuat masalah dengan Daffin, karena perusahaannya masih jauh di atas level milik Daffin dan juga Daffin juga telah membeli saham 20% milik perusahannya dengan harga tinggi, jadi Jeffery tidak bisa berbuat apapun.     

Mark Alexander, tersenyum cerah saat melihat Daffin yang duduk tenang dengan wajah tanpa ekspresi.     

Mark menyapa Daffin dan berusaha menjilatnya "selamat datang pak Daffin di perusahaan kami yang sederhana ini, suatu kehormatan untuk kami atas kunjungan pak Daffin yang mendadak seperti ini, saya berharap jika ke depannya hubungan perusahaan kami dan anda bisa berjalan dengan lancar," ucap Mark dengan ramah dan begitu sopan terhadap Daffin.     

Daffin melirik kearah Mark dan dalam hatinya Daffin merasa ingin menghajar wajahnya yang berkedok seperti orang baik padahal dia sudah membuat Sinta menderita.     

Daffin menarik nafas panjang dan berusaha menenangkan hatinya, karena ini belum saatnya.     

Daffin tidak menjawabnya bahkan tidak mendengarkan semua ucapannya.     

Daffin melirik kearah Marco dan berkata "Marco, mana dokumen yang harus saya tanda tangani!" ucap Daffin dengan nada memerintah.     

Marco langsung memberikannya pada Daffin dan dan Daffin mulai membacanya.     

mata seluruh wanita termasuk Amanda tidak ada yang lepas dari memandang Daffin tapi Daffin tidak peduli sama sekali.     

Jika Sinta yang memandangnya dengan tatapan menggila seperti para wanita itu, Daffin pasti sudah tidak tahan lagi, dia akan langsung menerkamnya saat itu juga.     

semua wanita berlomba-lomba saling mencuri perhatian Daffin, diam-diam mereka terus menerus memeriksa riasan mereka takut riasan mereka kurang sempurna.     

Jeffery menatap dingin kearah Daffin dia terus mengingat rasa sakit yang Daffin berikan padanya.     

Mark merasa kesal karena Daffin tidak mendengarkannya bahkan tidak menanggapinya sama sekali, namun demi kemajuan perusahaannya dia harus menahan rasa kesalnya, dia masih mempertahankan senyumannya.     

Daffin selesai menandatangani surat-surat itu dan segera memberikannya pada Marco.     

Daffin tidak mengatakan apapun, dia malas berlama-lama ditempat itu apalagi didepannya dia harus melihat orang-orang yang menurutnya sangat menjijikan.     

Daffin melihat ponselnya dan menatap foto Sinta, dia bergumam didalam hatinya "baru saja berpisah sebentar, aku sudah merindukan kamu lagi sayang!" ucap Daffin, dia ingin menemuinya lagi.     

Daffin melihat jika sudah masuk jam makan siang.     

Dia langsung bangun dari tempat duduknya dan berkata "sepertinya semua sudah selesai, saya permisi dulu!" ucap Daffin dan segera berdiri dan membalikkan tubuhnya hendak pergi dari tempat itu secepatnya.     

Semua orang yang hadir sangat terkejut, dengan sikap sombong Daffin bahkan dia jauh lebih sombong dari kakeknya.     

Amanda yang masih ingin melihat wajah tampan Daffin dan dia juga ingin mengenal dekat dengannya. Dia pun bangun dari tempat duduknya, dia tersenyum manja dan berkata "pak Daffin, kenapa anda terburu-buru? biskaah kita makan siang bersama! akan sangat langka untuk kami bisa makan siang bersama anda," ucap Amanda, dia bertingkah sok dewasa namun nada suaranya terdengar sangat manja.     

Daffin menghentikan langkahnya dan menoleh.     

mereka mengira bujukan Amanda akan berhasil, karena Daffin sampai menoleh kearahnya.     

Daffin tersenyum dingin dan menjawab " terima kasih untuk ajakan nona Amanda, tapi ada hal yang jauh lebih penting, waktu saya sangat berharga jadi saya tidak ingin membuang-buang waktu dengan hal-hal yang tidak penting semacam itu!" ucap Daffin, dia langsung pergi meninggalkan tempat itu.     

Marco meminta maaf atas sikap bosnya dan dia mengikuti Daffin dari belakang.     

Marco mengerti perasaan bos nya, karena dia juga merasa kesal dengan orang-orang itu, orang-orang yang sudah menindas Sinta apalagi bosnya adalah suaminya, pasti dia jauh lebih marah saat melihat wajah mereka.     

Setelah Daffin meninggalkan tempat itu, semua orang langsung tersadar kembali.     

mereka menunggu selama setengah jam dan kehadiran Daffin hanya 10 menit dan Daffin seperti tidak menghargainya.     

Mark ,memukul meja dan berteriak "sialan, dia sangat sombong sekali, dia pikir dengan memiliki perusahaan warisan saja sudah sesombong itu! lihat saja nanti, perusahaan itu pasti akan hancur ditangan anak muda sombong semacam itu?!" umpat Mark dan dia benar-benar merasa kesal.     

tuan Smith, mendekati Mark dan menepuk bahunya " Mark, dia masih muda jadi dia belum mengerti apapun. bukankah ini adalah peluang besar untuk kita untuk menjatuhkan perusahaan itu?" ucap tuan Smith dengan senyum jahatnya.     

Mark tertawa keras dan berkata "kamu benar Smith, hahahha ... terima kasih, ini benar-benar peluang sangat bagus!" ucap Mark, dia begitu puas dengan ucapan tuna Smith.     

mereka berdua pun tertawa bersama dan tidak lama kemudian, mereka pun berjalan bersama untuk makan siang bersama.     

Sejak awal pertemuan hingga akhir Jeffery tidak berkata sepatah kata pun, karena di pikiran dia saat ini, menjauhkan Sinta dari pria yang bernama Daffin Narendra.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.