My Husband from My First Love

kamu wanita mahal



kamu wanita mahal

0Setelah meninggalkan Marco dan orang-orang yang dikatakan menyambut dirinya.     

Daffin berjalan sendiri dan kebetulan disekitar jalan menuju toilet sedang sepi.     

Daffin memegang ponselnya dan mencari keberadaan Sinta.     

setelah menghabiskan waktu 10 menit, Daffin melihat Sinta yang sedang mengepel disekitar depan pintu masuk toilet wanita, posisi Sinta membelakanginya saat ini.     

Muncul ide nakal di dalam pikiran Daffin.     

Dia tertawa sendiri dan berkata "hehehe, pasti dia akan sangat terkejut jika aku tiba-tiba muncul di belakangnya," ucap Daffin, sambil menutup mulutnya.     

Sinta yang sibuk dengan pikirannya sendiri, dia merasa sedih saat mengingat kejadian tadi pagi, sehingga tidak mendengar ada bunyi langkah kaki dibelakangnya.     

Sinta terus mengepel sambil berjalan mundur dan tiba-tiba, dia menabrak sesuatu.     

Sinta terkejut dan saat dia berdiri tegak, ada tangan besar yang melingkar di pinggangnya.     

Sinta terkejut, dia takut ada pria cabul yang ingin melecehkannya.     

badan Sinta mulai menggigil ketakutan dan saat dia menoleh kebelakang, orang yang memeluknya dari belakang tiba-tiba mencium pipinya.     

Sinta langsung terkejut dan hendak berteriak, namun mulutnya langsung dicium oleh pria yang memeluknya.     

Sinta terkejut saat melihat wajah pria yang menciumnya saat ini. Nafasnya terengah-engah karena menahan rasa terkejutnya.     

Daffin mencium bibirnya karena takut Sinta berteriak, jadi dia dengan spontan langsung menciumnya.     

Setelah Sinta mengetahui jika itu adalah Daffin, rasa ketakutannya menghilang berubah menjadi rasa aneh, karena ada Daffin disini.     

Setelah Sinta mengetahui itu adalah dirinya dan terlihat sudah tenang, Daffin melepaskan bibirnya.     

Dia mengusap bibirnya yang basah dan tersenyum nakal kearah Sinta.     

Sinta yang merasa sangat bingung, dia pun bertanya "sayang, ini kamu?"     

Daffin mengangguk dan kembali mencium pipi Sinta, dia menaruh wajahnya dipundak Sinta dan berbisik ditelinganya "iya, ini aku. Memangnya siapa lagi? tadi kamu mengira aku ini siapa? Jeffery kah?" ucap Daffin dengan suara serak dan menggoda.     

merasakan ada angin panas melewati telinganya, Sinta merasakan tubuhnya menegang dan merinding disekujur tubuhnya.     

Sinta menggelengkan kepalanya berkali-kali untuk menghilangkan pikiran negatif tentang Daffin.     

"oh, ahh ... bukan begitu sayang, aku mengira ada pria mesum yang nakal tiba-tiba memeluk aku dari belakang, aku ... aku takut saja. untung tadi aku tidak menginjak kaki kamu!" ucap Sinta, dia tersenyum canggung.     

Sinta merubah posisinya menjadi saling berhadapan.     

sekarang dia melihat wajah Daffin jauh lebih jelas sekarang,     

wajah pria tampan yang sekarang statusnya adalah suaminya.     

Sinta melihat ke sekelilingnya, dia takut ada orang yang melihatnya.     

Sinta menarik tangan Daffin dan mengajaknya untuk mencari tempat yang lebih aman, agar tidak ada orang yang melihatnya.     

Daffin hanya bisa tersenyum dan mengikuti kemana arah Sinta membawanya.     

Sinta membawanya masuk ke dalam toilet dan segera menutup pintunya. Kebetulan toilet itu adalah toilet khusus wanita.     

setelah Sinta membawa masuk Daffin dan dengan secepatnya membawa Daffin masuk disalah satu kubu disana, Sinta memilih tempat paling pojok karena sepertinya disana jauh lebih aman.     

Daffin menahan tawanya, mereka seperti pasangan yang sedang selingkuh dan takut diketahui orang, karena sikap mereka seperti pencuri yang mengendap-endap.     

Tapi, yang seperti inilah yang membuat Daffin merasa lebih menyukainya, karena menurutnya ini jauh lebih menantang dan juga mengasyikan, dia tersenyum sendiri dan menutup mulutnya, menahan tawanya takut menjadi keras.     

Tata letak didalam toilet itu adalah, terdapat 6 kubu yang kebetulan sedang kosong semua, jadi Sinta bebas memilih dimana pun tempat yang dia inginkan.     

setelah mengunci pintu kubu. Sinta berbalik dan tanpa dia sadari Daffin menarik tangannya dan segera menekannya ke dinding.     

Karena terkejut, Sinta hampir saja berteriak, namun dia langsung menutup mulutnya.     

Daffin memandang wajah Sinta yang sudah dia tekan di dinding.     

Dia tersenyum dan berkata "sayang, kenapa kamu membawa aku kesini?"     

Sinta menunduk karena wajah Daffin sangat dekat dengannya.     

"eerr ... aku takut diketahui orang lain, jika mereka melihat kamu disini apalagi kamu tadi memeluk aku seperti tadi, aku takut mereka akan memberikan aku hukuman, Karena ini masih masuk dalam jam kerja, itu saja kok!" ucap Sinta dan dia masih saja menunduk.     

Daffin mencubit dagunya dan mengangkat wajah Sinta agar dia bisa melihat wajah Sinta yang hari ini terus mengganggu pikirannya.     

Sinta mengangkat wajahnya dan pandangan mereka saling terkunci.     

Daffin tersenyum saat melihat wajah Sinta dengan jelas, tapi saat melihat matanya yang memerah seperti baru habis menangis, Daffin yang tersenyum berubah muram.     

"sayang, kamu habis menangis?" tanya Daffin.     

Sinta tidak bisa menyembunyikan apapun dari Daffin.     

"aku ... aku, aku tidak apa-apa! aku hanya teringat nenek!" ucap Sinta dengan gagap, Daffin mencium kening Sinta dan bertanya kembali "apa benar hanya karena ingat dengan nenek kamu?"     

Sinta menutup matanya dan mengangguk lemah.     

Tapi Daffin masih tidak percaya, Daffin tahu jika Sinta sedang menutupi sesuatu.     

Sinta wanita polos dan jujur, jadi pada saat dia berbohong akan terlihat jelas dari gestur tubuhnya.     

Daffin memeluk Sinta dengan erat dan bertanya lagi "sayang, apakah kamu tidak percaya dengan aku? aku suami kamu, ayo katakan apa yang terjadi?" ucap Daffinn dengan suara lembut dan tidak ingin menakuti Sinta.     

Sinta membalas pelukan Daffin dan air mata pun mulai menetes.     

Daffin melepaskan pelukannya dan menatap wajah Sinta, dia mengulurkan tangannya dan membantu menghapus air mata yang jatuh di pipinya.     

"ada apa? ayo cepat katakan padaku?" ucap Daffin yang masih membantu menghapus air mata Sinta yang masih mengalir dari sudut matanya.     

Sinta menarik nafas panjang dan mulai berbicara "aku, aku tadi tidak sengaja menabrak ibunya Jeffery dan dia marah padaku. Dia mengatakan jika aku hanya orang miskin dan juga aku ini hanya wanita murahan yang hanya bisa mendekati pria kaya karena uangnya, dia bahkan hampir menampar aku! hiks ... hiks ... hiks, apakah aku memang benar-benar wanita semacam itu! apakah aku tidak pantas mencintai pria yang tingkatannya diatas aku! apakah orang miskin seperti aku hanya rendah dihadapan para orang kaya itu, sehingga mereka dengan seenaknya menghina aku seperti ini! hiks ... hiks ... hiks, aku memang murahan karena demi nenek aku rela melakukannya, jika bukan karena nenek, aku tidak akan pernah memberikan tubuhku ini untuk pria sembarangan yang saat itu aku lakukan! aku ... aku ... aku memang sudah murahan sekarang! benar kata ibunya Jeffery, kalau aku hanya wanita murahan yang hanya mendekati pria kaya untuk mendapatkan uangnya, aku memang seperti itu! hiks ... hiks ... hiks," hati Sinta terasa sakit sekali, saat mengingat kejadian tadi pagi, dia berusaha tegar didepan nyonya Vivian tapi didalam hatinya dia merasa sangat sakit dengan semua perkataan nyonya Vivian padanya.     

Daffin merasa sangat bersalah, karena pria yang di maksud Sinta pasti dirinya lah.     

Daffin menatap kearah Sinta dan berkata "yang mengatakan kamu wanita murahan itu adalah orang bodoh, dia tidak tahu jika kamu adalah sebuah batu permata yang indah dan sangat berharga. Aku mohon jangan menangis lagi, kamu bukan wanita murahan, kamu istri aku, istri sah aku! sudah berkali-kali aku mengatakan jika kamu adalah istri sah aku, sangat wajar jika kamu tidur dengan aku, karena itu adalah kewajiban seorang istri untuk memberikan nafkah batin untuk suaminya. Jadi jangan kamu berpikir jika kamu itu wanita murahan, kamu wanita mahal. buktinya aku memberikan Harga tinggi untuk menikahi kamu! hehehehe, jadi jangan mengatakan lagi jika kamu itu murahan ya!" ucap Daffin, dia tertawa kecil dan berusaha untuk menghibur Sinta.     

Sinta yang menangis pun ikut tertawa.     

"kamu benar sayang, aku wanita mahal ya! buktinya kamu membayar aku dengan uang 10 milyar, hehehehe ... jadi aku sekarang harus berpikir jika aku ini wanita yang mahal ya!" ucap Sinta dia tertawa sambil menghapus air matanya.     

Daffin mengangguk dan menjawab "tentu saja sayang, yang pastinya selain mahal kamu juga hanya cukup melayani aku, puaskan aku dan jadilah istri yang baik, itu sudah sangat cukup untuk aku!"     

Sinta tersenyum dan mengangguk, dia semakin sadar jika dia memang harus menjadi istri yang baik untuk Daffin, memenuhi semua kewajiban yang tertulis diatas kontrak itu dan tentunya dia juga tidak boleh membuat Daffin kecewa.     

Sinta tertawa kecil dan Daffin juga ikut tertawa bersamanya, Sinta yang sedih merasa jauh lebih tenang disaat ada Daffin ada disampingnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.