My Husband from My First Love

dia harus mendapatkan pelajaran.



dia harus mendapatkan pelajaran.

0Nyonya Vivian pun pergi menuju ruangan tempat dimana suaminya berada saat ini.     

memasuki pintu lift dan menekan tombol nomor lantai yang dia tuju.     

Menunggu sejenak dan tidak lama kemudian.     

ding ...     

pintu lift pun terbuka dan nyonya Vivian berjalan menuju ruangan suami yaitu Mark Alexander.     

dia berjalan sambil menegakkan kepalanya, dia begitu angkuh dan juga sombong. Semua karyawan menyapanya dengan sopan tapi dia hanya menjawabnya dengan lambaian tangannya.     

tidak lama kemudian dia pun sampai di depan pintu yang bertuliskan 'ruang presiden direktur'     

tanpa harus mengetuk pintu, nyonya Vivian pun langsung membuka pintunya dan melihat suaminya sedang membahas pekerjaannya dengan sekretarisnya yang masih terlihat muda, cantik dan juga seksi.     

Nyonya Vivian berjalan menghampirinya dan menatap wanita itu dengan tatapan jijik.     

sekertaris itu bangun dari tempat duduknya dan dengan sopan dia pun berkata "selamat pagi nyonya, silahkan duduk!"     

nyonya Vivian melirik sebentar dan dia pun langsung duduk.     

Mark memberi perintah pada sekertarisnya yang bernama Alice.     

"Alice, siapkan semuanya, sebentar lagi presiden direktur perusahaan the golden Investment coorporation akan segera datang, kita harus membuat penyambutan yang sangat baik, agar dia tidak kecewa terhadap kita!"     

"baik pak! ada lagi yang harus saya kerjakan?" ucap Alice dengan sopan.     

"tidak ada, kamu boleh pergi sekarang!" perintah Mark dengan melambaikan tangannya.     

Alice mundur dan keluar dari ruangan Mark.     

sebelum menutup pintu, dia menatap kearah nyonya Vivian sebentar dan tidak lama kemudian, dia langsung menutup pintu.     

Nyonya Vivian melihat kearah suaminya dan berkata "itu sekertaris baru?"     

Mark mengangguk dan menjawab "iya, karena Anna sudah berhenti, dia menikah dan dibawa pindah oleh suaminya! memangnya kenapa ma?"     

"dia sangat cantik, muda dan seksi. pasti papa menyukainya kan?" ucap nyonya Vivian dengan nada mengejek .     

"apa sih ma? jangan mengatakan hal yang tidak penting, aku sedang sibuk, presiden direktur yang baru the golden ingin melakukan kunjungan kemari, mama tahu kan perusahaan itu? perusahaan besar dan dia juga sudah membeli saham perusahaan kita sebanyak 20% dengan harga tinggi, papa tidak ingin menyia-nyiakan waktu berharga ini, karena sangat sulit untuk bertemu dengannya, papa ingin menjalin kerja sama dengannya. Saat kakeknya dulu yang menjabat, papa tidak memiliki kesempatan bagus untuk bertemu dengannya dan hari ini, karena dia masih sangat muda, papa yakin dia tidak sedikit kakeknya dahulu."     

Nyonya Vivian hanya mengangguk dan dia tidak mengerti masalah perusahaan.     

dia menatap kearah suaminya dan berkata "pa, tadi mama bertemu dengan wanita sialan itu. Dia menabrak mama dan tidak meminta maaf! pa bantu mama untuk membalaskan dendam padanya, mama mohon pa!" ucap nyonya Vivian dengan nada sedih.     

Mark terbakar amarah, dia berkata dengan nada tinggi "brengsek, semakin hari dia semakin tidak tahu diri. kemarin dia merayu Jeff di dalam ruangannya sekarang dia mengganggu mama! papa harus memberi pelajaran padanya!" ucap Mark, matanya melotot dan amarah terpancar dari sorot matanya.     

nyonya Vivian berpikir sejenak.     

"pa, kita tidak bisa menyentuh dia, Jeff mengancam mama jika kita mengganggu dia, dia akan pergi bersama wanita itu dan membatalkan pertunangannya dengan Amanda, jadi apa yang harus kita lakukan untuk membuat dia tidak sombong lagi seperti itu?" ucap nyonya Vivian dengan wajah kesalnya.     

Mark berpikir sejenak dan memiliki sebuah ide "buat dia menjadi pelayan di acara pertunangan Jeff, biar dia tahu jika kelas dia jauh dengan Jeff. setelah itu, pasti dia akan menyerah dan meninggalkan Jeff. Bagaimana ma?"     

mendengar ide suami yang cukup bagus, nyonya Vivian tertawa senang.     

"ide bagus papa, kita buat alasan membutuhkan beberapa banyak pelayan terpilih dari kantor dan si wanita sialan itu kita masukkan ke dalamnya. baiklah, papa ayo panggil kepala divisinya sekarang!" ucap nyonya Vivian dengan tidak sabarnya.     

Mark menelpon bagian divisi kebersihan dan memanggil bagian tertinggi yang memiliki tanggung jawab disana dan yang dia panggil ternyata Bu Ratna, atasan Sinta yang selalu baik pada Sinta.     

setelah memanggilnya, Mark dan nyonya Vivian tertawa senang dan sudah membayangkan jika rencana mereka akan berhasil.     

***     

di dalam mobil,     

Daffin masih terus memandang layar ponselnya, bukan karena sedang melihat pesan atau apapun, dia hanya memandang foto Sinta, dia tersenyum sendiri dan berkata "hhhmm ... sayang, kamu sedang apa sekarang? apakah kamu juga memikirkan aku? atau kah tidak? atau mungkin kamu masih memikirkan si brengsek itu?" ucap Daffin dengan suara kecil tapi Marco mendengarnya.     

Marco hanya menghela nafas pendek dan berkata didalam hatinya "sepertinya bos sudah benar-benar terkena virus cinta, bahkan dia berbicara sendiri sekarang! haduh, saingan bos sangat kuat pasti bos harus banyak usaha untuk mendapatkan hatinya,"     

Marco terus menghela nafas berkali-kali, untung saja dia sudah menyerah lebih dulu.     

Tidak lama kemudian mereka pun sampai didepan gedung perusahaan Alexander, Daffin menaruh ponselnya ke dalam saku celananya dan merapihkan jasnya.     

setelah itu, dia pun turun dengan langkah besarnya, menampilkan wajah dingin, datar dan tanpa ekspresi. aura terhormat mengelilingi tubuhnya saat ini.     

Saat Daffin baru masuk, dia sudah disambut oleh beberapa orang dan sebagian adalah wanita, mereka terkejut saat melihat penampilan pertama Daffin yang benar-benar terlihat sangat sempurna, mereka sering melihat Jeffery yang mereka selalu katakan jika dia adalah pria yang paling tampan tapi saat melihat sosok Daffin saat ini, pikiran mereka pun berubah, karena Daffin jauh lebih tampan dan juga sangat sempurna.     

para wanita pun menatapnya dengan penuh kegilaan, ada yang tersipu malu dan ada juga yang ingin sekali menghampirinya.     

Marco menangkap tatapan itu dan hanya menghela nafas pendek.     

sedangkan Daffin, dia sudah terbiasa dengan itu semua, jadi dia tidak memperdulikannya yang dia pedulikan hanya Sinta.     

Diam-diam dia mencari keberadaan Sinta dan gagal untuk menemukannya.     

Daffin menyalakan ponselnya dan melacak posisi Sinta dengan ponselnya.     

dia menemukan sinyal, bahwa Sinta berada tidak jauh dari tempat dia berdiri.     

mengecek tempatnya ternyata di toilet.     

Daffin menyeringai dan dia pun menoleh kearah Marco.     

Daffin pun berbisik "saya ingin menemui istri saya sebentar, kamu pergi duluan, nanti saya menyusul!" ucap Daffin dengan senyum misteriusnya.     

Marco tahu apa yang harus dia lakukan.     

"baik bos! tapi bos, anda ingin kemana? nona memangnya ada dimana?" ucap Marco dengan nada bingung.     

Daffin menjawab "di toilet, baiklah saya pergi dulu!" Daffin langsung bergegas dan melambaikan tangannya dia meninggalkan Marco sendiri disana.     

semua mata terpana saat melihat Daffin pergi menuju toilet di lantai itu.     

Alice mendekati Marco dan berkata "pak, mohon maaf! pak Daffin mau pergi kemana?"     

Marco tersenyum canggung dan menjawab "bos salah makan hari ini, jadi dia harus pergi ke toilet, nanti beliau past menyusul, baiklah ayo kita pergi duluan saja!" ucap Marco, dia menghilangkan kecurigaan mereka terhadap bosnya.     

Marco tahu dari senyum misterius bosnya, karena pasti bosnya ingin melakukan hal-hal yang berbau mesum pada istrinya dan dia tidak akan mengganggunya.     

mendengar ucapan Marco, Alice dan semua orang yang menyambutnya menemani Marco ke ruangan tempat dimana mereka akan mengadakan pertemuan.     

para wanita yang lain tertawa cekikikan karena bisa melihat pria super tampan semacam Daffin dan mereka tidak akan melewatkannya jadi mereka mengikuti Marco dari belakang untuk bisa mendekatinya, jadi mereka berlomba-lomba mencuri perhatiannya nanti.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.