My Husband from My First Love

aku datang, sayang



aku datang, sayang

0Sinta bekerja dengan wajah cemberut dan matanya memerah karena dia baru saja habis menangis,     

kepala pengawas yang bernama bubDatana datang menghampirinya, dia melihat wajah Sinta yang terlihat kusut dan bertanya "Sinta, kamu kenapa? tadi saya dengar kamu memiliki masalah dengan nyonya Vivian ya? kamu diapakan olehnya?" ucap Bu Ratna, sambil menatap Sinta yang masih menunduk.     

"saya tadi tidak sengaja menabraknya Bu! tapi dia terus menghina saya bahkan memaki saya dan hendak menampar saya, Bu!" ucap Sinta dengan suara lirih.     

Dia ingin sekali pergi dari tempat ini, jika bukan karena kontrak sialan yang menjebaknya untuk tetap tinggal disini, Sinta sudah pergi sejauh-jauhnya.     

Bu Ratna menghela nafas pendek dan berkata "Sinta, kita hanya orang miskin dan pekerja rendahan disini, ya wajar saja jika kita ditindas, saya juga tidak bisa membantu kamu karena saya juga membutuhkan pekerjaan ini, Sinta! saya harap kamu bisa bersabar dengan semua keadaan ini. baiklah, hari ini kamu tidak perlu membersihkan ruangan pak Jeff, kamu tugas disini saja ya!" ucap Bu Ratna, dia mengusap bahu Sinta dan pergi meninggalkannya.     

Sinta menghela nafas lega dan berkata "untung saja, aku sangat malas melihat wajahnya, kenapa dulu aku sangat bodoh mencintai pria yang tidak tegas semacam dia! walaupun tadi dia membela aku, tapi aku tidak merasa simpati sedikitpun, dia pikir aku mau kembali lagi dengan dia yang akan segera bertunangan dengan wanita lain, uhh .. jangan bermimpi kamu Jeff!" gumam Sinta sambil mengepel lantai lantai didepan kamar mandi.     

Sinta merasakan pinggang nya yang sakit dan mengumpat sendiri "ahhh, kenapa ini masih sakit sih? uuhh ... Daffin kamu benar-benar mengerikan! lain kali aku akan menolaknya jika dia menginginkan untuk melakukan putaran kedua, benar-benar sangat menyakitkan!" Sinta menyentuh pinggangnya dan berusaha duduk sebentar, di tempat duduk didekat pintu kamar mandi.     

dia tersenyum sendiri saat membayangkan Daffin yang tersenyum mesum saat memandangnya dan itu terlihat sangat lucu untuknya.     

"hehehe, ternyata pria tampan juga terlihat sangat lucu jika berurusan dengan masalah itu, hihihi ... kamu lucu juga ya daff!" ucap Sinta, dia berbicara sendiri seperti orang gila.     

***     

di perusahaan milik keluarga Narendra.     

setelah mengantar Sinta bekerja, Daffin sampai di kantornya. .dia berjalan dengan ekspresi aslinya, terlihat dingin, arogan dan tentunya menakutkan. Tatapan matanya yang setajam pisau membuat semua karayawan yang melihatnya ketakutan dan tidak ada yang berani melihatnya, bagi yang tidak tahu sifat aslinya Daffin, mereka menganggap jika Daffin ini sangat menakutkan, walaupun sangat tampan tapi aura disekelilingnya sangat mengerikan. Bahkan karyawan wanita yang awalnya memuja ketampanannya saat melihat dari jarak dekat mereka menggigil ketakutan.     

Daffin masuk ke dalam lift dan saat dia sudah berada didalam lift, Daffin mengeluarkan ponselnya dan melihat foto Sinta yang sedang tertidur didalam pelukannya, Daffin tersenyum kecil dan berkata "baru berpisah sebentar tapi aku sudah merindukan kamu, sayang! hhmm .. sepertinya aku harus menemui kamu disana hari ini, hehehehe, bibir aku sangat gatal ingin mencium kamu sayang!" ucap Daffin.     

ding ...     

Pintu lift pun terbuka.     

Daffin memasukkan lagi ponselnya kedalam saku jas nya dan berjalan masuk menuju ruangannya.     

Marco mengikutinya dari belakang dan berkata "bos, apakah hari ini kita akan pergi ke perusahaan Alexander?"     

Daffin menoleh kearah Marco.     

" iya, kita pergi kesana! saya ingin bertemu istri saya secepatnya!" ucap Daffin dengan nada dingin dan sedikit tidak tahu malu.     

Marco menaikkan alisnya dan berkata "tunggu sebentar! bukannya mereka baru saja berpisah setengah jam yang lalu? ini kenapa bos ingin menemui istrinya lagi? wah ... wah ... sepertinya bos dah terjerat cintanya Sinta nih! hehehehe,"     

Marco menutup mulutnya dan takut jika Daffin mendengarnya.     

Marco masuk ke dalam ruangan Daffin dan memberikan semua berkas untuk kerja samanya, karena Daffin membeli saham 20% dengan harga tinggi jadi dia tidak ingin melepaskan perusahaan itu begitu saja, apalagi mereka sudah membuat istri tersayangnya terus menerus disakiti.     

Daffin memeriksanya dan semuanya sudah sesuai yang dia inginkan.     

Daffin bangun dari tempat duduknya dan mengajak Marco untuk segera datang kesana.     

Marco terkejut dan berkata "bos, kunjungan anda kesana pukul 11 dan ini baru pukul 8, anda masih banyak meeting yang harus anda hadiri, jadi kalau bisa anda!"     

sebelum Marco menyelesaikan ucapannya, Daffin mengangkat tangannya dan berkata "baiklah ... baiklah, saya mengerti!" ucap Daffin dengan suara dinginnya.     

Marco mengangguk dan dia pun pergi keluar meninggalkan Daffin seorang diri dengan banyak berkas yang harus dia periksa     

setelah Marco pergi, Daffin mengeluarkan ponselnya dan kembali menatap foto Sinta, dia tersenyum lembut sangat berbeda dengan ekspresi dia kepada orang lain. Hanya pada Sinta lah dia bersikap seperti itu tidak untuk yang lainnya.     

setelah memandang cukup lama, Daffin mencium ponselnya dan berkata "tunggu aku ya sayang, aku datang sebentar lagi!" ucap Daffin, dia tersenyum sendiri dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya, dia memulai pekerjaannya dan berharap waktu berjalan cepat menuju pukul 11.     

2,5 jam kemudian, Daffin melihat kearah jam dinding dan waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 WIB.     

Daffin langsung melempar berkas-berkas nya diatas meja, secepatnya dia memakai jasnya kembali dan bangun dari tempat duduknya.     

Marco yang baru saja membuka pintu, dia terkejut karena Daffin sudah berdiri tepat didepannya.     

dengan wajah cerahnya Daffin pun berkata "ayo! kita pergi sekarang juga!" ucap Daffin dan dia langsung berjalan terlebih dahulu.     

Marco hanya menahan tawanya dan bergumam "apakah itu masih bosnya yang terlihat mengerikan tadi? kenapa bos malah terlihat seperti ABG yang sedang kasmaran, hehehhehe," Marco tertawa kecil sambil menutup mulutnya.     

Marco mengikuti Daffin dari belakang dengan wajah memerah karena dia menahan tawanya.     

setelah sampai di pintu lobby utama.     

Marco mengambil mobilnya dan Daffin menunggunya tepat didepan pintu.     

wajah Sinta kembali terbayang didalam pikirannya, wajah Sinta yang tersenyum lembut padanya dan wajah Sinta yang bersikap manja padanya membuat Daffin tanpa sadar tersenyum sendiri.     

saat dia melamun, suara klakson terdengar sehingga membuyarkan lamunan Daffin tentang Sinta.     

dia terkejut dan kembali ke dunia nyatanya, Daffin langsung kembali ke ekspresi dinginnya dan dia pun segera masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah Marco buka.     

setelah Daffin masuk, Marco menutup pintunya dan bertanya "bos, anda yakin ingin kesana sendiri? tidakkah saya saja yang mewakili atau ...," sebelum Marco meneruskan ucapannya Daffin pun menyela "saya sendiri yang ingin menemuinya langsung, ayo cepat! kita pergi sekarang juga!" ucap Daffin dengan nada tidak sabar.     

Marco mengangguk dan segera menutup pintunya mobil, dia berlari dan langsung masuk di kursi kemudi, dia menyalakan mobilnya dan mobil itu pun melaju menuju perusahaan Alexander tempat dimana Sinta bekerja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.