My Husband from My First Love

Revisi



Revisi

0Sinta tersenyum dengan sopan saat melihat wanita seksi dan juga cantik didepannya.     

namun Amanda begitu sombong, dia menatap Sinta dari atas hingga bawah, dia merasa iri saat melihat wajah Sinta yang cantik dan memiliki kulit putih bersih tanpa polesan riasan apapun, Sinta sudah terlihat sangat cantik. Apalagi jika dia mendapatkan sentuhan make-up, mungkin saja dia akan sangat luar biasa.     

Amanda merasa ketakutan, jika Jeffery melihatnya pasti Jeffery akan tergoda pada wanita ini.     

Sinta merasa tidak nyaman dengan tatapan Amanda yang melihatnya seperti ada aura permusuhan. Sinta merasa curiga apakah dia mengetahui hubungannya dengan Jeffery di masal lalu.     

Amanda menatap sinis kearah Sinta dan berkata "kamu, ada perlu apa kemari?" ucap Amanda terlihat sangat sinis.     

Sinta masih mempertahankan senyumannya dan menjawab "saya mendapat perintah untuk membereskan ruangan pak Jeffery, nona!"     

Amanda menaikkan alisnya, dia melirik ke belakang dan melihat Jeffery yang sibuk bekerja, dia merasa kurang nyaman jika OG cantik ini masuk, Amanda takut Jeffery menyukainya tapi karena itu sudah tugas dia, akhirnya Amanda memperbolehkan Sinta untuk masuk.     

Saat Sinta masuk, dia melihat Jeffery sedang duduk di meja kerjanya, Jeffery menatap     

Sinta dengan tatapan penuh cinta, Sinta memalingkan wajahnya dan bertanya "permisi pak! apa yang harus saya kerjakan disini?"     

Jeffery diam dan terus menatap wajah Sinta, jika tidak ada Amanda dia mungkin sudah memeluk Sinta saat ini.     

Amanda merasakan hal yang aneh saat melihat tatapan Jeffery kearah Sinta.     

Amanda merasa sangat cemburu, dia berjalan mendekati Jeffery dan langsung memeluknya dari belakang.     

Jeffery terkejut dan berkata "Manda, apa yang kamu lakukan?"     

Amanda mencium pipi Jeffery dan sengaja melakukan itu agar Sinta tidak bisa menggoda Jeffery.     

"tidak ada! Jeff kamu kan calon tunangan aku, memangnya aku tidak boleh bersikap lebih intim dengan kamu! kamu jangan kaku seperti ini!" ucap Amanda, dia tersenyum menggoda Jeffery. Namun Jeffery tidak begitu tergoda padanya.     

Jeffery berusaha melepaskan tangan Amanda "ada orang lain disini, jadi tolong lepaskan ini, aku tidak suka seperti ini!" ucap Jeffery dengan nada dingin, namun saat menatap kearah Sinta dan melihat wajah Sinta yang semakin terlihat buruk, membuat hati Jeffery semakin terasa sakit, dia tahu pasti Sinta telah salah faham lagi padanya.     

Sinta yang melihat pemandangan yang membuat hatinya semakin hancur, terus Manahan dadanya yang semakin terasa sesak, dia ingin pergi dari sana sekarang juga. Tapi dia harus bersikap profesional, dia hanya pekerja rendahan di perusahaan itu jadi dia harus menguatkan hatinya saat ini.     

Sinta berusaha tersenyum walaupun hatinya sudah menangis.     

"permisi pak, Bu! jadi apa yang harus saya kerjakan sekarang?"     

Jeffery ingin menjawab tapi Amanda menyela terlebih dahulu "bersihkan semua ruangan ini dan kamar mandi juga, tolong ya bersihkan juga!"     

Sinta mengangguk dan mulai membersihkan tempat itu, dengan hati yang benar-benar sesak dan ingin berteriak sekencang-kencangnya saat ini, dia hanya bisa menelan didalam hatinya.     

Amanda yang masih saja memeluk Jeffery dan tidak ingin melepaskannya, dia pun berkata "Jeff, cincin yang kamu berikan saat di Amerika sangat bagus, kamu beli dimana itu?"     

Jeffery merasakan hatinya benar-benar terluka melihat Sinta yang pasti sudah sangat membencinya saat ini.     

Jeffery terkejut dan menjawab "aku juga tidak tahu, mama yang membelikannya untuk kamu!"     

Amanda cemberut dan mengeluh "kamu pasti berbohong kan? aku tahu, pasti kamu yang membelikannya untukku? Jeff cincinnya sangat indah, hhhmmpphh... bisakah kamu membelikan aku lagi yang lebih indah untuk acara pertunangan kita nanti! oh ya, surat undangannya sudah selesai, tinggal kita membagikannya saja."     

Amanda begitu bahagia, dia melepaskan pelukannya dan mengambil tasnya, memgambil contoh surat undangannya yang terlihat sangat mewah dan berkelas, dengan senyum bahagianya, Amanda memberikan surat undangan itu pada Jeffery.     

Jeffery mengambilnya bahkan tidak melihatnya sama sekali, hanya mengangguk dan berkata "bagus."     

Amanda menaikkan alisnya dan berkata "hanya itu? Jeff tidak ada komentar lainnya?"     

"ya bagus dan cantik!" ucap Jeffery dan segera melihat kearah layar komputer lagi, dia berpura-pura melihat pekerjaannya padahal matanya tidak lepas menatap Sinta yang sedang bersih-bersih disana.     

Sinta segera menyelesaikan semuanya dan pergi masuk ke kamar mandi.     

dia segera menutup pintu kamar mandi dan air mata kembali menetes.     

hatinya sangat sakit seperti ribuan jarum yang menusuk hatinya. terasa sakit, perih dan begitu menyakitkan.     

"hiks .. hiks ... hiks ... jadi ini tujuan kamu Jeff! kamu memanggil aku hanya untuk memamerkan ke mesraan kalian didepan aku! kamu benar-benar jahat Jeff, sangat jahat!"     

Sinta menangis tanpa bersuara. Dia takut Amanda mendengarnya.     

Sinta memulai kerjanya membersihkan kama mandi sambil menitikkan air matanya.     

Semangat untuk bekerja sudah benar-benar menghilang, dia ingin segera pergi ke rumah sakit dan menemani neneknya, mungkin dengan bertemu neneknya hatinya akan merasa jauh lebih baik.     

Sinta menghapus air matanya dan segera menyelesaikannya.     

setelah selesai dia keluar dan melihat jika Amanda sudah tidak ada.     

Sinta segera membereskan peralatan kebersihannya dan tanpa mengatakan apapun dia hendak pergi meninggalkan ruangan Jeffery.     

Namum Jeffery langsung bangun dan mengejarnya, dia mengunci pintu ruangannya dan menahan Sinta untuk tidak pergi meninggalkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.