My Husband from My First Love

Revisi



Revisi

0Sinta mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Jeffery, namun itu sangatlah sulit.     

Jeffery tidak akan melepaskannya lagi.     

Jeffery menarik tubuh Sinta dan memeluknya.     

Sinta meronta dan memukul dada Jeffery, dia mencoba melepaskan diri dari pelukan Jeffery.     

"lepaskan, Jeff aku mohon lepaskan aku!" teriak Sinta dan terus meronta meminta untuk di bebaskan.     

Namun Jeffery menggelengkan kepalanya berkali-kali dan berkata "tidak Sinta, aku tidak akan melepaskan kamu, Sinta biarkan aku memeluk kamu, aku mohon!"     

Sinta tidak mendengarkannya, dia terus memberontak.     

Tanpa terasa air matanya pun mengalir dan berhenti untuk bergerak.     

"hiks ... hiks ... hiks, kenapa kamu masih saja menyiksa aku seperti ini Jeff, apakah kamu belum puas menyakiti aku? kamu sudah bahagia dengan dia, tolong biarkan aku pergi Jeff, aku mohon?"     

Jeffery menggelengkan kepala, dia tidak mungkin melepaskan Sinta.     

"Sin, dengarkan aku! kamu harus tahu yang sebenarnya! semua ini bukan keinginan aku, aku hanya terpaksa, aku hanya mencintai kamu bukan dia!" ucap Jeffery dia berusaha meyakinkan Sinta jika dia hanya mencintainya.     

Sinta tidak ingin mendengarkan apapun yang dikatakan Jeffery, baginya dia sudah mati. hatinya sudah hancur dan tidak bisa dia perbaiki lagi.     

Jeffery menatap wajah Sinta yang penuh dengan noda air mata, dia mengulurkan tangannya dan mencoba menghapus air mata di pipinya, namun Sinta memalingkan wajahnya dan berkata "jangan sentuh aku, pak Jeffery yang terhormat!"     

Jeffery merasakan hatinya sangat sakit, Sinta sudah benar-benar membencinya.     

Jeffery menatap Sinta dengan penuh kesedihan, dia ingin menjelaskan semuanya agar Sinta mengetahui alasan mengapa dia seperti ini.     

"sin, dengarkan aku! aku akan menjelaskan semuanya, semua ini tidak seperti yang kamu bayangkan, aku hanya mencintai kamu sin, hanya kamu!"     

Sinta tertawa mengejek, dia mendorong Jeffery dan Jeffery terkejut karena saat dia lengah Sinta mendorongnya dengan kencang. Jeffery mundur secara perlahan.     

Sinta menjauhi Jeffery dan pergi menuju pintu, saat dia hendak keluar pintunya sudah terkunci. Sinta melihat kearah Jeffery, air matanya terus mengalir, sinta ingin pergi sejauh-jauhnya dari Jeffery dan melupakannya karena Sinta sudah tidak memiliki harapan apapun lagi untuk Jeffery, apalagi tadi dia mendengar dengan sangat jelas jika Jeffery akan bertunangan dua Minggu lagi dengan wanita yang 180 derajat jauh dengan dirinya.     

Sinta menutup matanya sejenak dan membuka kembali, dia menatap kearah Jeffery dan berkata     

"Jeff, aku tidak butuh penjelasan kami lagi! semua sudah sangat jelas, aku sudah menyadari siapa diri aku sekarang, jadi aku mohon tolong lepaskan aku! kamu sebentar lagi akan bertunangan dan kamu juga sudah bahagia dengan dia. dia jauh lebih baik daripada aku, aku mohon Jeff lepaskan aku sekarang, hiks ... hiks .. hiks..." menunduk dan tidak tahan lagi dengan semua ini, dia ingin berlari dan pergi sejauh-jauhnya dan tidak ingin melihat wajah Jeffery lagi.     

Jeffery mendekati Sinta, dia memegang tangan Sinta namun Sinta menghempaskannya.     

" Sin, aku mohon dengarkan semua penjelasan aku, aku melakukan hal ini karena demi hubungan kita, aku tidak memiliki pilihan lagi sin, aku terpaksa!"     

Sinta mengangkat wajahnya dan menatap wajah Jeffery dengan tatapan yang dalam.     

"terpaksa? kenapa terpaksa? dia wanita yang sangat cantik, kaya dan juga cocok dengan kamu! Jeff, alasan kamu itu sangat tidak masuk akal!"     

Sinta tertawa sambil menangis dan melanjtkan ucapannya "aku memang bodoh, harusnya sejak awal aku sadar dengan diri aku sendiri, aku itu siapa dan kamu siapa? perbedaan kita sangatlah jauh, namun aku tidak menyadarinya. aku mengira cinta itu bisa mengalahkan segalanya tapi ternyata? uanglah masih lebih dari segala-galanya, apalah aku yang hanya orang miskin dan hanya bisa dikatakan sebagai pelayan kamu ini pantas mencintai seorang seperti raja semacam kamu, hahahaha ... aku memang bodoh, menunggu selama tiga tahun berharap kamu kembali dan menikahi aku, aku dengan bodohnya percaya dengan semua janji kamu? sungguh aku memang sudah gila! hahhaha ... aku memang sudah gila!"     

Sinta tertawa sambil menangis, dia menertawakan dirinya yang sangatlah bodoh.     

Jeffery menitikkan air matanya, ternyata dia sudah seburuk itu dimata Sinta.     

padahal dirinya tidak pernah melupakan Sinta satu detik pun disana.     

Jeffery ingin menyentuh Sinta tapi Sinta terus menghindar.     

"sin, aku akan menjelaskan semuanya tapi tidak disini, kita bertemu nanti sore di taman tempat kita sering bertemu, aku mohon! kamu harus datang!"     

Sinta mengalihkan pandangannya dan berkata "apalagi? semua sudah sangat jelas!"     

Jeffery berusaha kuat dan berkata lagi "kalau kamu tidak datang, aku akan mengatakan pada semua orang jika kamu adalah simpanan aku dan kamu terus menerus menggoda aku! apakah kamu mau nama baik kamu menjadi tercemar, atau mungkin aku akan menjadi kan kamu benar-benar menjadi simpanan aku Sinta!"     

Jeffery mendekati Sinta dan dia berniat menyentuh Sinta.     

Sinta ketakutan, dia takut Jeffery menyentuh tubuhnya.     

namun, saat Jeffery hendak menyentuh Sinta, dari luar terdengar ketukan pintu, Sinta mendorong Jeffery dan berkata "kamu memang brengsek Jeff! brengsek!"     

Jeffery menyeringai dan menjawab "terserah apa yang kamu pikirkan tentang aku, Sinta kamu hanya milikku sampai kapan pun kamu adalah milikku, ingat itu!"     

Jeffery menoleh kearah pintu dan melanjutkan ucapannya "sore ini, di taman awas jika kamu tidak datang, aku akan mengatakan itu pada semua orang dan juga Sinta? setelah aku bertunangan dengan Amanda, aku akan menikahi kamu!"     

Sinta melotot, dia sangat terkejut karena Jeffery memiliki niat segila itu padanya.     

Sinta menggigil ketakutan, namun tiba-tiba ponselnya berbunyi saat dia melihat ID pemanggil itu, Sinta merasa jauh lebih tenang karena itu adalah Daffin.     

Sinta melirik kearah Jeffery dan berkata "aku pergi sekarang!"     

Sinta berjalan meninggalkan Jeffery dan hendak membuka pintu, namun Jeffery meraih lengannya "ingat, sore ini! aku ingin bicara dengan kamu!"     

Sinta tidak menjawabnya. dia menarik tangannya dan segera membuka pintu.     

dibalik pintu, ada Mark yang sudah menunggunya, dia terkejut saat melihat Sinta keluar dari ruangan Jeffery, dia menatap tajam kearah Sinta namun Sinta tidak peduli sekali, karena ponsel Sinta terus menerus berbunyi, jadi Sinta lebih fokus untuk segera pergi dari tempat itu dan mengangkat telpon dari Daffin.     

setelah Sinta pergi, Mark masuk untuk menemui Jeffery yang masih berada didalam ruangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.