The Lost Love

Hubungan tanpa status



Hubungan tanpa status

0Pada akhirnya, begitu memasuki kamarnya Kenzo enggan untuk mengirim pesan untuk Alona meski dia tengah rindu. Sikap sang ibu barusan membuatnya berada di puncak amarahnya kembali, dia tak ingin kemarahannya saat ini hanya akan membuatnya melampiaskannya pada Alona. Lebih baik diam dan menyendiri di kamar saja seperti biasa, dia hanya bisa menatap kosong arah jendela kamarnya.     

Terbersit kemudian dalam pikirannya untuk kembali membuka akun sosial guna untuk menghibur dirinya selain bermain game. Sudah lama dia tidak bermain dan aktif di media sosial, dia segera mengutak atik layar ponselnya untuk membuka akun sosial medianya.     

Tujuan utamanya ialah akun atas nama Alona, yang dia rindukan dan cintai saat ini. Dia terperangah melihat semua foto-foto terbaru dari Alona yang tampak ceria menikmati musim gugur disana, dia semakin cantik dengan style yang berbeda. Kenzo menarik napasnya dalam-dalam lalu ikut tersenyum saat memandangi foto Alona.     

"Alona, sejujurnya aku sangat merindukanmu, Sayang." Kenzo mengusap layar ponselnya ketika melihat foto Alona.     

Di sela lamunannya mengingat tentang Alona, dia di kejutkan oleh sebuah akun yang saat ini sedang follow akun nya. Siapa lagi wanita itu jika bukan Heni? Kenzo terperanjat sampai bernajak bangun kembali dari posisi tidurnya. Bagaimana bisa? Apakah dia sedang berusaha menguntit untuk mengetahui segalanya tentangnya?     

Segera Kenzo menutup akun itu sementara lalu mengirim pesan pada Heni.     

'Kau sudah tidur?'     

Belum satu menit berlalu Heni sudah membalasnya.     

'Ini masih pagi, hahaha…' balas Heni.     

Kenzo tersenyum sambil menekan layar ponselnya untuk menelpon Heni. Dalam sekejap Heni sudah menerima panggilan teleponnya, sekan tak ingin membuat Kenzo menunggu lama untuk menunggunya memberikan respon untuk panggilan teleponnya.     

Mereka mulai berbincang yang di awali dengan candaan sebelumnya, hingga berlanjut hampir semalaman suntuk Heni dan Kenzo mengobrol banyak. Entah siapa yang lebih dulu tertidur, Kenzo terkejut dan terbangun segera ketika alarm ponselnya berdering,     

Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Dia menatap layar ponselnya dengan mata masih menyipit lantaran dia benar-benar masih mengantuk pagi ini, setelah hampir semalaman suntuk dia terus asyik berbincang dengan Heni dan berhasil melupakan semua kemarahannya.     

Dia bergegas pergi ke kamar mandi, namun ponselnya bergetar sebuah pesan singkat dan membuatnya mengurungkan langkahnya hendak ke kamar mandi. Dia menoleh segera ke arah dimana ponselnya berada saat ini, dia menduga pesan itu datang dari Heni. Akan tetapi, dia melonjak kesenangan begitu pesan itu datang dari Alona. Sebelum membuka pesan itu dia menahan napasnya sejenak, dia takut pesan itu hanya akan melukainya setelah beberapa hari hubungan mereka tidak baik.     

'Ken…'     

Namun, hanya itu pesan yang Alona kirimkan padanya. Sontak dia melepas napas panjang, dia merasa sesuatu telah terjadi pada Alona di luar sana. Segera dia menelpon Alona, untuk memastikan apa yang sedang terjadi padanya.     

"Halo…" suara Alona tampak serak dan sedikit flu.     

"Alona, ada apa dengan suaramu?"tanya Kenzo dengan nada panik.     

"Aku, aku tidak apa-apa." Suara Alona kian terdengar lemah dan Kenzo tidak bisa di bohongi olehnya bahwa saat ini Alona sedang jatuh sakit.     

"Sayang, apa kau sakit? Bagaimana bisa? Apa kau telat makan? Atau kau kurang istirahat beberapa hari ini?"     

"Ken, aku…"     

"Sayang, please! Jangan katakan apapun, biarkan aku yang berbicara kali ini. Aku, aku sungguh minta maaf. Aku sangat merindukanmu, aku masih sangat mencintaimu, aku mencintaimu!" Kenzo berbicara tanpa henti.     

Alona yang mendengarkan hal itu terdiam sambil memejamkan kedua matanya, dia merasa getaran di dalam hatinya masih sangat keras. Masih sangat berdegub kencang ketika Kenzo menyatakan perasaannya, karena sampai detik ini pun dia merasakan hal yang sama. Di lubuk hatinya yang terdalam, dia masih mencintai Kenzo, terlebih sangat merindukannya.     

"Aku juga merindukanmu, Ken!" ucap Alona pada akhirnya.     

Dalam hati Kenzo tersentak. Getaran itu memang masih kuat, meski sedang di terpa suatu masalah namun masih begitu kuat di dalam hati mereka masing-masing betapa mereka masih saling mencintai satu sama lain.     

"Ken, maaf mengabarimu pagi ini dengan kondisiku yang kurang sehat," ujar Alona kembali berbicara.     

"Hem, tidak apa. Aku justru akan sangat marah jika kamu tidak mengabariku bagaimana kondisimu saat ini disana. Apa kau sudah meminum obat?"     

"Ehm, Ayu sedang pergi ke apotek untuk membelikanku obat dan membuat makan malam. Kau pergilah bekerja, aku tahu kau sedang bersiap-siap pergi bekerja," kata Alona kemudian.     

Kenzo terdiam sejenak, setelah hampir semalaman suntuk dia dan Heni saling ngobrol. Sementara pagi ini dia mendapat kabar wanita yang sesungguhnya dia cintai justru jatuh sakit.     

"Aku tidak apa, mendengar suaramu saja aku sudah sedikit membaik."     

Kenzo tersipu malu, di saat Alona sedang sakit dia masih sempat menggodanya. Serasa ingin terbang di dalam hatinya saat ini, dia seperti tersengat aliran listrik yang membuatnya begitu sangat semangat pagi ini.     

"Emmuach…" Kenzo mengecup ujung ponselnya untuk menggoda Alona.     

"Tsk, Ken… Sudahlah, aku sedang sakit." Alona terdengar merengek manja dari suaranya, membuat Kenzo kian merasa gemas.     

Panggilan pun berakhir karena Kenzo harus segera pergi ke kamar mandi dan bersiap-siap berangkat bekerja kembali. Setengah jam kemudian, dia keluar dari kamarnya. Dan lagi-lagi dia bertatap muka dengan ibunya pagi ini yang sudah sekian lama sang ibu tidak pernah menampakkan dirinya di rumah.     

"Sarapan dulu, Ken!" sang ibu berbicara. Namun, masih tetap sama. Kenzo mengacuhkan meski saat ini, di meja makan sedang berkumpul bersama.     

"Ken!" panggil sang ibu lagi.     

Namun tetap saja Kenzo melangkah santai menuju keluar rumah, seolah menganggap tidak ada yang mengajaknya bicara. Semua sudah tidak bisa berkata apapun lagi, hingga detik ini masih belum ada yang bisa meluluhkan hatinya untuk menerima semua ini, kembali berbaikan dengan ibunya dan membuat suasana di dalam rumah kembali membaik seperti semula.     

Sampai akhirnya Kenzo tiba di tempat kerja, dia hendak memulai aktivitas nya berkutat dengan banyak data dokumen yang harus dia selesaikan dan segera dia input. Sesekali dia mengirim pesan untuk memastikan kondisi Alona saat ini, namun secara bersamaan Heni mengirim pesan padanya.     

Tanpa merasa bersalah atau tidak enak hati Kenzo justru terhanyut akan semua pesan singkat yang Heni kirim padanya, dan itu membuatnya senyum-senyum sendiri. Heni memang selalu pandai mencuri perhatian dan perasaan Kenzo sampai detik ini, walau sudah berbaikan dengan Alona, Kenzo masih terus saja melanjutkan status hubungannya dengan Heni yang sudah semakin dekat.     

Lagi dan lagi, malam nanti dia akan pergi menemani Heni di sebuah cafe untuk nongkrong bersama dan hanya duduk santai menghabiskan malam bersama dengan bermain game dan berbagai hal lainnya. Meski kondisi Alona masih belum membaik, tapi Kenzo pun tidak bisa menolak ajakan Heni untuk pergi bersama malam ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.