The Lost Love

Tanpa sengaja bertemu



Tanpa sengaja bertemu

0Sari tampak senang setelah sekian lama dia selalu merasa dikucilkan dan kehilangan kepercayaan dirinya di depan banyak khususnya seorang laki-laki yang memandanganya berbeda selama ini. Kini dia merasa memilki seorang teman untuk dia ajak berbagi kesedihan dan segala cerita yang tidak bisa dia pendam sendiri saja.     

"Ken, terima kasih untuk malam ini, ya!" ujar Sari begitu keluar dari rumah makan itu.     

"Hem, iya sama-sama. Tapi apa kau sungguh tidak mau kuantar nih?"     

"Tidak, tidak perlu! Aku masih ada urusan lain di luar rumah." Sari menolak untuk di antar oleh Kenzo meski sejujurnya pun Kenzo agak sedikit ragu dan malu.     

"Baiklah, hati-hati di jalan dan kabari aku kalau kau butuh bantuan, oke?" ujar Kenzo pada Sari.     

"Tentu, karena saat ini kita adalah teman, 'kan?" sahut Sari dengan senyuman.     

Kenzo membalas senyumannya seraya memalingkan wajah dengan salah tingkah sebab bagian dada Sari tampak selalu menyembul karena dia memang sungguh seksi dan mempesona. Kenzo masih enggan percaya bahwa wanita muda, cantik, nan seksi juga sangat ramah nyatanya adalah wanita yang sudah pernah menikah bahkan telah gagal.     

Sepanjang perjalanan pulang Kenzo berpikir bagaimana mungkin, kali ini dia berteman dengan seorang wanita yang sudah pernah menikah lalu gagal membina rumah tangganya. Itu hanya akan membuatnya berada dalam masalah besar, dia mencoba menahan diri untuk tidak mencari tahu apa penyebab Sari hingga gagal dalam membina rumah tangganya. Karena baginya, mungkin saja Sari akan menolak untuk menceritakan apa masalah yang terjadi.     

~     

Pagi pun tiba, dia pergi bekerja seperti biasa. Dan lagi-lagi dia bersama Pandu dalam satu tempat untuk menyelesaikan pekerjaannya. Bahkan saat ini mereka sudah saling bertukar pesan singkat dan saling berkomentar di setiap unggahan akun media sosial.     

Sejak itu, sejak kepergian Heni ke luar kota di jadi rajin membuka setiap akun media sosialnya lantaran selalu ingin tahu bagaimana aktivitas Heni yang selalu mengunggah setiap kegiatannya sehari-hari selama di luar kota. Dan kebetulan saat ini dia melihat unggahan foto Heni yang semakin cantik saja.     

Lantas dia muncul di beranda akun media sosialnya, Pandu mengunggah fotonya dengan sang kekasih. Sehingga begitu ramai yang mengomentarinya dan itu membuat Kenzo ikut serta terpancing emosi jari jemarinya untuk mengomentari unggahan itu. Meski saat ini mereka duduk bersama dan dalam jarak tiga meter saja.     

Waktu terus berputar dan tiba saat dia harus kembali pulang. Sore ini dia sengaja tidak pulang ke rumah lebih cepat, dia hendak menemui Sari di tempat kerjanya dengan sengaja ingin membuat Sari merasa benar-benar di hargai dalam pertemanannya kali ini.     

"Hai, Ken! Wah, kejutan!" ujar Sari begitu melihat Kenzo langsung memasuki ke dalam ruangan dimana Sari bekerja saat ini.     

"Maaf jika aku mengganggu kesibukanmu bekerja," sahut Kenzo sambil tersenyum.     

"Hem, tidak apa. Kau justru senang, kebetulan aku tidak sibuk. Toko sedang sepi hari ini," keluhnya pada Kenzo.     

"Tak apa, nanti kau kelelahan."     

Sari tersenyum sambil menyipitkan kedua matanya menatap wajah Kenzo.     

"Kau mau melihat-lihat perlengkapan bayi lagi?" tanya Sari kemudian.     

"Akh, tidak! aku hanya sekedar mampir saja untuk melihatmu," ujar Kenzo menjawabnya dengan sekenanya tanpa berpikir ulang itu akan membuat Sari mungkin saja terbawa oleh perasaan.     

Sari tertegun menatap wajah Kenzo.     

"Eh, maaf. Hehehe…" Kenzo tersenyum nyengir menggoda Sari hingga tersadar kembali.     

"Ehm, terima kasih sudah mampir kemari dan membuatku merasa benar-benar memiliki teman saat ini." Sari mengucap kata itu kemudian.     

Kenzo tersenyum, "Baiklah! Aku pamit pulang, semangat ya!" sahutnya memberikan semangat pada Sari.     

Sari mengangguk lantas beranjak pergi ke luar dari ruangan.     

Kenzo pun melaju bersama motornya, melaju cukup cepat untuk segera sampai di rumah. Namun, kali ini dia melewati rumah Maya. Mendadak dia jadi rindu pada sahabatnya itu, dia ingin bertemu meski sekilas saja. Dan benar saja, Maya sedang duduk menemani putranya bermain di halaman rumahnya.     

Tin!     

Secara reflek Kenzo menekan klakson motornya untuk menyapa Maya.     

"Kenzo? KEN…" sontak Maya beranjak bangun lalu melambaikan tangan secara melompat-lompat di halaman rumahnya dengan tawa riang begitu melihat sosok Kenzo.     

Kenzo menghentikan laju motornya seketika lalu membalas lambaian tangan Maya.     

"Mampirlah sebentar!" teriak Maya sambil berlari pelan untuk menghampiri Kenzo saat ini.     

"Apakah suamimu akan baik-baik saja jika aku mampir?" tanya Kenzo setelah Maya berdiri di depannya.     

"Cih, apaan sih? Suamiku sedang di luar kota untuk perjalanan bisnis. Aku hanya berdua saja dengan anakku, mampirlah sebentar kita sudah lama tidak bertemu." Maya langsung saja merengek manja pada Kenzo sama sekali tidak berubah dan tetap sama seperti dahulu kala.     

Kenzo berpikir untuk menerima tawaran Maya, lantaran sang suami tidak ada di rumah meski itu sedikit akan beresiko nantinya, entah apa yang akan nantinya orang-orang di sekitar Maya pikirkan jika Kenzo datang berkunjung ke rumah MAya sementara suaminya tidak ada.     

"Tapi aku tidak bawa oleh-oleh, seperti biasanya yang kau pinta setiap kali aku datang ke rumahmu," sahut Kenzo merasa tidak enak hati.     

"Akh, itu urusan nanti. Biarku pesan melalui online tapi kau yang membayarnya, hehehe…" ujar Maya memulai tingkah manja dan konyolnya.     

"Oh my God, wanita beranak satu ini! Masih saja tulang malak!" sahut Kenzo sambil kemudian turun dari motornya.     

"Bodo amat!" balas MAya dengan tawa riang gembira.     

Lantas Kenzo menggiring motornya menuju halaman depan rumah Maya. Tampak anak Maya sedikit terkejut melihat kedatangan Kenzo yang kemudian membuka helm yang dia kenakan. Maya tampak terperangah lalu kemudian kedua matanya melotot lebar menatap gaya dan warna rambut Kenzo saat ini.     

"Pfffftttt" Maya tampak menahan tawanya melihat ekspresi Kenzo sedikit salah tingkah.     

"Hahaha… Astaga, Ken! Apakah kini kau beralih profesi sebagai model rambut?" tanya Maya setelah tawanya mulai lepas.     

"Yeee… dasar! Emak-emak! Apa setelah menikah kau sudah kehilangan update gaya terbaru dari laki-laki zaman sekarang?" balas Kenzo sambil berusaha menjitak kening Maya namun berusaha segera dia sadar diri setelah menyadari tatapan anak Maya saat ini hanya tertuju padanya.     

"EH, enak aja!" bantah Maya cetus.     

Kenzo acuh dan sengaja membuang muka lalu menyapa putra MAya yang sejak tadi menatapnya heran.     

"Hai, anak ganteng! Kita bertemu lagi," sapa Kenzo kemudian sambil menghadapkan telapak tangannya ke depan anak itu. Kenzo berniat beradu tos dengan anak itu seperti yang sudah pernah dia lakukan sebelumnya dengan sangat akrab.     

"Hei, Nak! Cepat sampaikan ucapan salam pada om yang selalu mengaku paling tampan ini, nanti dia akan memberimu pitzza." Maya menyela dan meminta putranya segera membalas sapaan Kenzo padanya.     

"Halo, om ganteng!" sapa anak itu lalu adu tos dengan tangan Kenzo yang masih menunggunya membalas dengan ramah.     

"Anak pintar!" ucap Kenzo seraya mengacak rambut anak itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.