The Lost Love

Mendebarkan



Mendebarkan

0Dua bulan, tiga bulan, bahkan tanpa disadari kini hubungan Kenzo dan Alona sudah satu tahun enam bulan berjalan.     

Meski hubungan yang mereka jalani dengan jarak yang jauh, kesibukan yang selalu menjadi penghalang untuk mereka bertemu, bahkan di hari anniversary ke satu tahun hubungan mereka, Kenzo dan Alona tetap sulit untuk mengatur waktu bertemu.     

Namun, di luar kendala itu, Kenzo mendapat jabatan yang lebih baik dari posisinya yang sebelumnya. Dia bahkan berhasil mendapatkan bonus terbesar bulan ini, hal itu membuat ayah dan ibunya juga Ervan sangat bangga.     

Dan tepat hari ini, Kenzo dan Alona akan bertemu. Setelah sekian lama mereka begitu gusar dan benar-benar pasrah akan waktu yang selalu menolak untuk bekerja sama dengan mereka agar segera bertemu.     

Kenzo sengaja membeli pakaian yang layak yang akan dia kenakan hari ini untuk bertemu dengan Alona. Setelah berbulan-bulan mereka tidak di pertemukan, begitupun Alona.     

Alona sengaja mempercantik dirinya saat ini lantaran untuk membuat Kenzo semakin mencintainya karena rasa rindu yang selama ini sudah menggebu.     

Kenzo lebih dulu tiba di tempat biasa, menunggu Alona datang menyusulnya. Sebuah taman kota yang menjadi saksi cinta mereka, Kenzo melihat sekeliling taman dan itu membuatnya semakin gugup.     

Entah bagaimana dan harus apa, akan melakukan apa di awal pertemuannya kembali dengan Alona sebentar lagi. Selama ini dia biasa saja untuk bertemu dengan Alona, bahkan setiap kali mereka telponan selalu saja ada candaan-candaan yang membuat mereka lupa waktu dan batasan.     

Sesaat kemudian, Kenzo tersentak ketika merasakan seseorang datang dari arah belakang lantas langsung memeluk tubuh Kenzo dengan lembut.     

"Kau, sudah datang?" ujar Kenzo dengan lembut sambil mengelus punggung tangan Alona yang menyilang memeluk tubuh Kenzo.     

"Aku merindukanmu, Ken! Sangat merindukanmu," ucap Alona lirih sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Kenzo.     

Detak jantung Kenzo tak beraturan merasakan pelukan hangat dari Alona yang sudah sekian lama tidak menyentuhnya. Bahkan kini, dia pun bisa merasakan detak jantung Alona uang begitu kencang di balik punggung Kenzo.     

Tak sanggup lagi menahan diri dan ingin segera melihat Alona, Kenzo berbalik badan dan kini mereka saling berhadapan juga berpandangan begitu dalam.     

Alona semakin cantik setelah dia tinggal di kota, sedang Kenzo yang kini semakin dewasa terlihat lebih menawan juga semakin keren tentunya. Dari segi penampilannya, dari segi gaya rambutnya, dan semuanya.     

Kenzo tersenyum sambil meraih kedua tangan Alona di dalam genggamannya lantas menciuminya dengan penuh kasih sayang. Alona tertegun sejenak, menatap wajah Kenzo saat ini.     

Betapa dia sangat merindukan sosok laki-laki manis di depannya itu, Alona terus menatap wajah Kenzo tanpa jemu.     

"Kau... Apa kabar?" tanya Kenzo kemudian bersuara untuk mencairkam suasana yang terasa canggung.     

"Cih, pertanyaan anak TK." Alona membalasnya dengan cemberut.     

Maka tanpa memikirkan hal lainnya lagi, Kenzo menarik Alona lalu mencium keningnya sedikit lebih lama.     

Alona tersipu malu. Kenzo pun sebetulnya mulai keluar keringat dingin, entah kenapa meski mereka sudah berpacaran lama namun, dalam hati mereka masih saja dibuat bak spot jantung karena pertemuan yang singkat itu.     

"Ah, aku lupa!" sahut Alona kemudian.     

"Eng? Lu-pa?" tanya Kenzo keheranan.     

"Iya, lupa. Waktu itu, ada yang berjanji akan membelikanku cokelat dan..."     

"Ini!" sahut Kenzo sambil mengeluarkan dua cokelat silverqueen dari dalam saku celananya.     

Alona tersenyum lalu mengambilnya langsung di tempat yang sama?     

"Kita... Kita mau jalan-jalan sebentar?" tanya Kenzo mencoba mengajak Alona pergi jalan-jalan brrgandengan tangan dan menikmati udara di taman itu dengan helaan napas panjang dan dalam-dalam.     

Alona mengangguk sambil menggenggam tangan Kenzo lalu mulai melangkah berjalan bersamaan keliling taman.     

Mereka berbincang santai, menceritakan banyak hal tentang di kota dan pekerjaan Kenzo. Alona begitu bangga mendengar posisi dan jabatan Kenzo kali ini.     

"Emh..." Alona menghentikan langkah ya sambil menahan apa yang baru saja akan dia lontarkan.     

"Ada apa, Alona? Kau mau mengatakan sesuatu?" tanya Kenzo penasaran.     

"Apakah... Kau... Sudah siap untuk bertemu dengan ayahku, Ken?"     

Degh!     

Kenzo terkesiap mendengar pertanyaan Alona yang tiba-tiba.     

"Alona, kau..."     

"Iya, Ken! Dan aku tidak sedang bercanda kali ini, aku serius. Bagaimana jika kita mengakui di depan ayahku dan adikku bahwa kau berpacaran denganku," terang Alona kembali.     

"Apa kau yakin?" tanya Kenzo kemudian.     

Tampak Alona ragu untuk menjawabnya.     

"Sayang, jika kau yang memintaku untuk menemui ayahmu dan memperkenalkan diriku ada ayahmu, aku... Aku bisa saja sih."     

"Sungguh? Kau serius, Ken?" tanya Alona seakan tidak percaya.     

"He-hem, aku serius. Katakan kapan aku akan bertemu dan memperkenalkan diri pada ayahmu," ujar Kenzo kemudian dengan senyuman misterius.     

"Soal itu, emh... Biarkan aku yang lebih dulu mengatur waktu untuk kau bertemu dengan ayahku, nanti."     

Kenzo pun tersenyum sambil mengangguk. Alona tampak bahagia mendengarnya.     

Jelang satu jam kemudian, Alona merasa lapar dan haus. Maka mereka segera pergi ke sebuah restoran terdekat untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka.     

"Akh, rasanya hampir saja pingsan menahan lapar dan haus sejak tadi." Alona berseru setelah menyeruput softdrink di depannya.     

"Kau sedikit kurus, Sayang. Apa kau diet?" tanya Kenzo yang sejak tadi memperhatikan Alona tanpa berkedip sedikitpun.     

"Oh ya? Hem..." sahutnya begitu sambil melirik ke arah Kenzo yang duduk berhadapan dengannya.     

"Pekerjaanku sedikit berat dan bertambah, jadi..."     

"Jangan terlalu memaksanya, Sayang. Kau harus jaga kesehatanmu selama jauh dariku dan ayahmu. Mereka bisa sedih melihatmu jatuh sakit nantinya."     

"Ya ya ya, bawel!" Sahut Alona dengan wajah yang menggemaskan.     

Kenzo lagi-lagi hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya lalu kemudian dia berpikir untuk mengajak Alona pergi ke suatu tempat lagi.     

"Ayo, kita pergi!"     

"Mau kemana, Ken?" Tanya Alona sambil beranjak berdiri.     

"Ke suatu tempat," jawab Kenzo dengan sengaja membuat Alona penasaran kali ini.     

"Ih, katakan dulu kita mau kemana?" Desak Alona kemudian.     

Kenzo masih bungkam lalu menarik tangan Alona menuju parkiran motor. Lalu mereka pergi bersama tanpa Alona berani kembali berkata.     

Selama perjalanan Alona hanya diam menikmati perjalanan sambil memeluk Kenzo dari belakang. Dia menempelkan kepalanya pada punggung belakang Kenzo.     

Ketika memasuki sebuah halaman parkir di bawah tanah, Alona terkejut dan melihat sekitar.     

"Kita..."     

"Udah, jangan nanya mulu. Ikuti saja kemana aku akan membawamu!" Sahut Kenzo memotong bicara Alona.     

Alona pun diam dan menurutinya seraya melangkah bersama kembali sampai akhirnya langkah mereka memasuki sebuah mall berbintang di kota itu.     

Kenzo terus dengan setia menggenggam tangan Alona hingga kini mereka memasuki sebuah store segala boneka dan pernak pernik lainnya.     

Alona sumringah melihat begitu banyak boneka lucu dan berukuran besar. Dia ingin memekik kegirangan, namun dia juga harus menahannya lantaran tak ingin membuat Kenzo berpikir yang bukan-bukan nantinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.