The Lost Love

Mangsa Baru



Mangsa Baru

0Alona begitu antusias, dia ikut bahagia dan tampak terdengar haru setelah mendengar kelahiran bayi baru di keluarga Kenzo.     

"Kak Sinta dan Kak Ervan pasti sangat bahagia, aku jadi tidak sabar untuk segera pulang ke Indonesia dan menggendongnya." Alona berbicara di telpon dengan Kenzo.     

"Hem, mereka sangat bahagia. Aku pun sangat bahagi, aku membayangkan bagaimana jika itu adalah aku? Hihihi..." Kenzo menggoda Alona via telepon.     

"Oh ya? Hemm... Lalu siapa ibunya?"     

"Tentu wanita yang aku cintai, agar hubungan kami semakin erat dari hasil buah hati kami."     

"Ken, ada apa denganmu?"     

"Hahaha... Akh, entahlah. Aku sangat bahagia," ujar Kenzo menimpali dengan canda tawa.     

"Aku turut senang, Ken. Akhirnya kau bisa kembali tersenyum dari dalam hatimu, dengan tulus dan benar-benar bahagia. Bahkan kau kini berbaikan dengan kak Ervan."     

"Hem, yah! Aku berniat untuk kembali baik pada kakakku, karena saat ini aku hanya memilikinya. Sebenarnya, selama ini dia tidak pernah mengkhianatiku, tapi dia harus terpaksa melakukan itu demi ibu."     

"Kalau begitu kau harus meminta maaf pada kakakmu, Ken!"     

"Aku sudah meminta maaf, meski itu bukan sepenuhnya salahku."     

"Akhirnya, Kenzo ku sudah dewasa." Alona memujinya, hingga membuat Kenzo tersipu malu di ujung ponselnya.     

Panggilan pun berakhir. Dia harus segera pergi tidur, namun sebelumnya dia berniat membuka akun media sosialnya untuk berbagi kebahagiaannya itu disana.     

Namun, muncul sebuah foto yang Maya bagikan di beranda akun media sosialnya. Dia tersenyum melihat sebuah foto Maya dengan anaknya, tersenyum ceria dan sangat cantik serta tampan.     

Dia berniat menggodanya melalui akun media sosialnya, kebetulan sekali Maya terlihat sedang aktif. Dalam hitungan menit, Maya membalas komentarnya di foto tadi.     

Kenzo tersenyum, lantaran dia terkenang kembali kebersamaannya dengan Maya saat sekolah dulu. Maya pun dengan aktif dan sigap membalas komentar Kenzo sehingga dia terhibur tanpa batas.     

Pagi pun tiba, dia segera pergi bekerja seperti biasanya. Meski sebenarnya dia sangat ingin kembali ke rumah sakit untuk menjenguk keponakan barunya.     

Begitu sampai di tempat kerja, dia sudah mendapatkan godaan dari Pandu serta menjadikannya bulan-bulanan pagi ini lantaran seorang waria yang berduet dengannya mulai tergila-gila pada Kenzo.     

"Semua gara-gara kau, Pandu!"     

"Hahaha... Oh Tuhan, aku sungguh tidak percaya ini. Apa kau tau, Ken! Safa tidak pernah menanggapi semua orang yang begitu menyukainya, jadi kau beruntung."     

"Tsk! Kau pikir aku laki-laki tidak normal?"     

"Perbandingan dan bisa kau rasakan sensasinya yang berbeda."     

Sontak Kenzo merasa bergidik setelah mendengar apa yang Pandu katakan untuk menggodanya.     

Sore pun tiba, Kenzo bergegas segera pergi untuk menuju rumah sakit. Namun, dia berniat untuk pergi mencari sebuah kado yang besar dan mahal untuk keponakannya yang sangat di nantikannya.     

Dan tanpa sengaja, Kenzo kembali bertemu dengan wanita yang sebelumnya pernah dia tubruk di minimarket.     

"Eng, kau... Laki-laki minimarket itu, bukan?" tanya wanita itu lebih dulu menyapa Kenzo.     

Kenzo tampak berpikir mengingat kembali siapa wanita itu. Setelah mengingatnya kembali dia pun tersenyum pada wanita itu. Dan sedikit memperhatikan pakaian yang di kenakannya sepertinya dia bekerja di toko peralatan khusus bayi.     

"Kau, wanita yang aku tabrak itu kan?"     

"Hais, sudahlah! Jangan mengingatnya, aku baik-baik saja."     

"Kau bekerja disini?" tanya Kenzo.     

"Emh, yah! Aku bekerja disini," sahutnya pada Kenzo dengan senyuma yang menggoda, tampak sangat manis dan ramah.     

"Ada yang bisa kubantu?" tanya wanita itu kembali setelah melihat Kenzo masih tertegun memperhatikannya.     

"Ah, ya? Emh... Aku sebenarnya tidak tahu, apa yang harus aku cari. Aku sedang mencari kado special untuk keponakan laki-lakiku, kau bisa membantuku?" tanya Kenzo.     

"Oh, tentu!" balas wanita itu sambil melangkah mencari-cari.     

"Laki-laki atau perempuan?" tanya nya begitu melihat Kenzo menuruti setiap langkahnya.     

"Dia laki-laki dan baru saja lahir, hehe..." jawab Kenzo tersenyum nyengir.     

Wanita itu tersenyum seraya mengangguk lalu kemudian melangkah kembali menuju sebuah deretan perlengkapan yang berbeda.     

Dia pun lantas menunjukkan sebuah perlengkapan satu set khusus untuk bayi. Dia mencoba memberitahu pada Kenzo, sejenak Kenzo tertegun dan menatap set perlengkapan itu.     

"Kau mau warna apa?" tanya wanita itu.     

"Kuning?" jawab Kenzo sekenanya. Itu dia katakan lantaran dia terbayang boxernya yang bermotif minion dan spongebob favoritnya.     

"Ku-kuning?" tanya wanita itu tampak seperti terkejut namun menahan tawanya.     

"Ya, kuning. Why?" tanya balik Kenzo.     

"Pffttt... Hahaha, astaga." wanita itu tertawa lepas seketika reflek tanpa rasa malu.     

"Ada apa?" tanya Kenzo tercengang.     

"Emh, maaf. Sebaiknya, pilih warna biru saja. Itu akan terlihat manis dan cocok, kalau kuning kurasa itu sedikit mencolok. Tapi apa kau menyukai warna kuning?"     

"Emh... Sedikit!" sahut Kenzo malu-malu. Lagi dan lagi wanita itu menahan tawanya setelah mendengar jawaban Kenzo.     

"Warna biru saja, apa kau keberatan?" tanya wanita itu lagi.     

"Yah, kalau menurutmu itu cocok baiklah. Aku akan mengambilnya, warna biru tolong kau kemas sebagus mungkin. Oke!" sahut Kenzo kemudian menimpalinya.     

"Hem, baiklah!"     

Wanita itu lantas pergi menuju meja kasir dan mengemas layaknya sebuah bingkisan khusus yang sangat cantik dan manis. Diam-diam Kenzo tercengang, memandang wanita itu tanpa berkedip.     

Wanita itu memiliki bibir yang tipis dan sangat merah merona. Satu lesung pipi di sebelah kanan, dan itu membuat Kenzo merasa gemas.     

"Helo, Ken! Kau gila, jangan memulaimya lagi!" ujar Kenzo dalam hati.     

"Emh, maaf. Apa kau mau menulis sesuatu sebagai tanda ucapan?" tanya wanita itu lagi.     

"Kenzo, tulis saja Kenzo," jawab Kenzo spontan.     

"Oh, jadi namamu Kenzo!" ujar wanita itu kembali.     

Kenzo mengulas senyumannya, lantas dia menulis nama Kenzo seindah mungkin disertai dengan senyuman. Setelah itu dia memberikan nota pembayaran yang harus di bayar oleh Kenzo setelah bingkisan itu selesai di kemas oleh wanita itu.     

"Terima kasih, Sari." Kenzo menerima seraya mengerlingkan satu matanya.     

Wanita itu tersenyum, sangat manis. "Senang kenal denganmu, Ken! Akhirnya kita saling tahu nama masing-masing."     

Kenzo tersenyum ramah. Dia memang terlihat sifat playboynya jadi kembali tampak terlihat nyata meski dia tidak pernah mau mengakuinya.     

Kenzo segera pergi dari toko itu, namun wanita itu mengejarnya hingga keluar ruangan.     

"Ken!" panggilnya.     

Sontak Kenzo menoleh tanpa memikirkan ulang dan membenarkan keyakinan hatinya bahwa wanita itu memang memanggilnya.     

"Ada apa?" tanya Kenzo.     

"Jangan lupa datang kemari lagi kalau kau membutuhkan kado atau perlengkapan bayi untuk keponakanmu, aku akan memberikan diskon yang bagus untukmu sebagai pelanggan baru. Bagaimana?"     

"Sungguh?" tanya Kenzo tampak berbinar-binar.     

"Hem, datanglah. Aku selalu disini, percayalah. Toko ini adalah toko perlengkapan bayi yang terbaik. Kau dan keluargamu tidak akan kecewa jika memilihnya disini, belum lagi aku memberikan diskon nanti."     

"Hem, pasti! Aku akan datang kembali, terima kasih, Sari."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.