DUPLICATE.

AJAKAN LEO



AJAKAN LEO

0Bel sekolah berdering menandakan waktu untuk pulang sekolah. Setelah kegiatan belajar yang begitu melelahkan, mereka akhirnya dapat mengistirahatkan pikiran mereka dengan bernyanyi di 2 jam mata pelajaran terakhir.     

Kini, Alfa berjalan menyusuri koridor untuk menemui Sheila. Ia menyusuri koridor dan bertemu dengan Leo yang kembali menatapnya dengan penuh rasa curiga. Merasa ditatap, Alfa melirik ke arah Leo.     

"Kenapa lo natep gue? ada masalah?" Tanya Alfa dengan wajah datar. Alfa tak mengenal Leo sebelumnya.     

Leo hanya terdiam tanpa mengalihkan pandanganya. Saat Alfa hendak mendekati Leo, disitulah Sheila datang mengampiri Alfa.     

"Abang!" Panggil Sheila kepada Alfa. Seketika itu, Alfa menoleh ke Sheila dan melupakan Leo.     

"Oi, ayo pulang!" Ucap Alfa kepada Sheila.     

"Ayo Bang. Eh, ada kak Leo. Lagi ngapain, kak?" Tanya Sheila yang menyadari keberadaan Leo.     

"Oh Leo namanya." Batin Alfa yang begitu tahu nama dari orang yang menatapnya dengan intens.     

"Oh, iya Sheil. Mau nemuin kamu." Ucap Leo kepada Sheila. Sheila menatap Alfa untuk meminta jawaban.     

"Oke, Abang tunggu di ruang organisasi ya. Mau nemuin Tata dulu." Ucap Leo kemudian berjalan meninggalkan mereka berdua.     

Kini, tujuan Alfa menemui Tata untuk mengajaknya pulang bersama. Karena tadi pagi Ia berangkat bersama.     

"Woy, Ta." Sapa Alfa melihat Tata yang sedang membereskan kotak-kotak di ruang organisasi.     

"Oi, Fa." Balas Tata.     

"Ayo, pulang!" Ajak Alfa karena ini merupakan rutinanya mengantar dan menjemput Tata.     

"Gue gak nebeng dulu deh, Fa! Masih banyak kerjaan di organisasi ini." Keluh Tata begitu mendengar ajakan dari Alfa. Ia kini sedang merapihkan segala sesuatu yang menumpuk di meja organisasi.     

"Terus lo pulangnya gimana?" Tanya Alfa masih setia menatap Tata yang bergelut dengan berbagai alat dan bahan diatas meja.     

"Tenang aja, masih ada babang ojol. Lagian juga gue gak langsung pulang. Masih ada beberapa peralatan yang harus gue beli di toko." Jawab Tata memberikan penjelasan.     

"Oke deh, gue bantu dulu sini. Sekalian nunggu Sheila dateng!" Ucap Alfa. Dapam ruang organisasi itu hanya ada Tata, sedangkan pengurus OSIS yang lainya sedang berada di aula untuk memasang berbagai spanduk dan tempat yang digunakan calon ketua OSIS untuk ber-orasi menyampaikan visi dan misi.     

Disisi lain...     

"Kenapa kak mau nemuin aku?" Tanya Sheila kepada Leo. Panggilan mereka sekarang bukan lo gue semenjak Sheila lebih sering bertemu dengan Leo. Ia tersadar terlalu aneh kalau sama kakak kelas manggilnya lo gue.     

"Nanti malam kamu ada acara gak?" Tanya Leo balik kepada Sheila. Seperti biasa Leo tak pernah menunjukan wajah yang ramah. Ia selalu saja terlihat datar di mata setiap orang. Sheila juga sudah paham dengan karakter yang dikeluarkan Leo.     

"Sepertinya enggak kak. Kenapa?" Tanya Sheila lagi.     

"Aku mau ngajak kamu dinner ntar malem, bisa gak?" Jawab Leo.     

"Ehm, kalau gak ada agenda dadakan sepertinya bisa kak. Emangnya jam berapa?" Tanya Sheila.     

"Jam 7 malem, nanti aku jemput kamu ya. Kalaupun gak bisa chat aja." Jelas Leo kepada Sheila     

"Oke deh kak."     

"Yaudah gue duluan ya." Pamit Leo. Sheilapun tersenyum dan mengangguk. Pandangan Sheila tetap memperhatikan punggung Leo yang semakin menjauh, sampai saat tubuh itu menghilang. Sheilapun menghampiri Alfa ke ruang Organisasi.     

"Bang, ayo pulang!" Ajak Sheila yang melihat Alfa membantu Tata.     

"Kak Tata pulang bareng gak?" Tanya Sheila kepada Tata.     

"Gue tinggal aja Sheil. Masih harus oergi buat beli barang-barang untuk besok." Jawab Tata membuat Sheila beroh-ria.     

"Yaudah, yok Sheil. Ta, gue sama Sheila pulang dulu ya." Pamit Alfa.     

"Yoi, tiati yow," Ucap Tata.     

"Dada kak Tata," Ucap Sheila kemudian dirangkul oleh Alfa untuk pergi menuju gerbang. Merasa aneh, Sheilapun bertanya kepada Alfa.     

"Kok kita keluar gerbang? Bukanya tafi pagi kita parkir mobil di parkiran?" Tanya Sheila kepada Alfa yang menatap kearah depan.     

"Hehehe mobilnya gue pindah ke belakang sekolah. Santai aja." Jawab Alfa dengan menatal kearah Sheila.     

"Kakak bolos lagi ya?" Tanya Sheila.     

"Kata siapa?" Ucap Alfa berusaha terlihat tenang. Sebenarnya ketahuan juga gak masalah sih, wkwk. Katena Sheila sudah tahu akan kelakuan Alfa di sekolah.     

"Kata akulah," Ucap Sheila dengan penuh selidik.     

"Itu dia mobilnya, yuh buruan pulang. Tadi Mamah bilang masakin kita buat makan siang," Ucap Alfa berusaha mengalihkan pembicaraan.     

"Mengalihkan pembicaraan." Batin Sheila.     

Alfa dan Sheila melajukan mobilnya untuk pulang kerumah, sekarang menunjukan pukuk 2.15 P.M. Dirumah sudah disambut oleh Gabriella, Ia berusaha menyembunyikan ekspresi khawatirnya dengan keadaan Alpha sekarang. Gabriella berusaha terus menatap kearah Alfa untuk meminta penjelasan bagaimana keadaan Alpha sekarang.     

"Halo, Mah," Sapa Sheila begitu melihat Gabriella berdiri di depan pintu.     

"Halo juga, Sayang. Masuk dulu yuk, ganti baju terus Mamah tunggu di meja makan ya. Buruan ya gantinya, hehehe." Ucap Gabriella.     

"Okay, Mah." Sheilapun berjalan menaiki tangga untuk menuju ke kamar dan mengganti seragamnya. Alfa yang hendak menuju kamar harus ditahan dulu oleh Gabriella.     

"Ginana Alpha?" Tanya Gabriella dengan ekspresi penuh kekhawatiran.     

"Alpha ditangkap seseorang yang sebenarnya mengincar Alfa." Jawab Alfa dengan jujur. Mendengar jawaban tersebut membuat Gabriella syok. Kenapa masalah ini justru makin rumit. Bukankah musuh Alex hanya Gipson seorang?     

"Mamah tenang aja. Alfa pastiin kalau Alpha bakalan baik-baik saja." Ucap Alfa begitu melihat Gabriella semakin syok. Ia tak mampu melihat orang yang dicintainya merasa khawatir.     

"Bagaimana kamu bisa tahu kalau sekarang Alpha akan baik-baik saja?" Tanya Gabriella.     

"Alpha sedikit tahu siapa yang menculik Alpha. Pokoknya Mamah tenang dulu nanti habis makan Alfa mau bertemu seseorang yang akan membatu Alfa untuk menyelamatkan Alpha." Ucap Alfa.     

"Kamu harus nyelametin Alpha. Mau bagaimanapun juga Alph ufah Mamah anggap kembaran kamu!" Ucap Gabriella.     

"Iya, Mah. Tenang dulu ya, Alfa ganti baju dulu. Kita makan dengan tenang. Sisanya serahkan saja sama Alfa. Okay?" Ucap Alfa dan dijawab anggukan oleh Gabriella. Dengan segera Alfa pergi menuju kamarnya. Sedangkan Gabriella berusaha untuk menyembunyikan kerisauanya.     

Sesampainya dikamar, Alfa dengan segera mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor yang akan Ia hubungi. Dengan segera Alfa menemukanya.     

"Halo, Tuan Federick?" Ucap Alfa membuka percakapan.     

"Bagaimana, Alfa?" Jawab seseorang yang ada di seberang telepon.     

"Bisakah kita bertemu di caffe XXX, Siang ini? Saya bermaksud membicarakan sesuatu." Tanya Alfa dengan sopan.     

"Baiklah, saya akan bertemu dengamu pukul 3.30 Sore ini. Okay?" Tanya Tuan Federick.     

"Terima kasih, Tuan Federick." Ucap Alfa dengan akhirnya menutul telepon itu.     

Dengan segera Alfa mengganti bajunya, kemudian turun untuk melaksanakan makan siang. Sekarang jam menunjukan pukul 2.45. Masih tersisa waktu 45 menit sebelum menemui Tuan Federick di caffe tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.