DUPLICATE.

KEMBALINYA ALFA



KEMBALINYA ALFA

0"Ma-maksud lo? emangnya selain nyelametin gue tujuan kedua Alfa apaan?" Tanya Bagaskara dengan penuh kecurigaan. Pandanganya kini beralih menatap Alpha dengan wajah yang penasaran. Kedua bola mata milik Bagaskara menatap mata Alpha.     

"Memang pada dasarnya saya hanya tahu niat Tuan Alfa adalah menyelamatkan Anda, karena itu yang diucapkan Tuan Alfa kepada saya. Tapi, bukankah Anda tahu sendiri bahwa Tuan Alfa kemarin pergi meninggalkan kita saat terjadinya kebakaran itu. Menurut saya, Tuan Alfa punya misi yang lain. Bukankah sudah terlihat dengan jelas?" Jelas Alpha sembari meminta persetujuan dari pernyataan yang dilontakan dirinya kepada Bagaskara.     

Mengingat hal tersebut Bagaskarapun mengangguk, pandanganya kembali mengarah ke jalanan.     

"Berarti sudah jelas bahwa Alpha gak ada hubunganya sama masalah ini. Gue juga gak bisa tinggal diam aja, gue harus nyari tahu secepatnya tentang kebenaran ini. Apakah Alfa membawa black formula itu atau bahkan mencurinya. Tapi, gue sekarang gak ngerti dimana keberadaan Alfa dan apakah Alfa masih hidup atau tidak. Cih, makin rumit aja hidup gue, anjir." Batin Bagas meratapi kehidupanya. Ia juga berusaha untuk meredam dulu masalah ini di hadapan Alpha. Karena ini menjadi pribadi antara Bagaskara dengan Alfa.     

Setelah memakan waktu setengah jam untuk sampai ke tempat yang mereka cari. Akhirnya merekapun sampai di tempat yang cukup luas dan sepi. Bagas kemudian menyuruh Alpha untuk bertukar posisi denganya sekarang. Sehingga posisi Alpha berada di kursi pengemudi sedangkan Bagaskara di tempat penumpang.     

"Noh, pertama lu nyalain dulu mesinya. Caranya putar kunci itu ke kanan!" Perintah Bagaskara untuk yang pertama. Alphapun langsung mengindahkan perintah itu tanpa pertanyaan.     

Setelah mesin mobil itu menyala, Bagas kemudian menjelaskan hal berikutnya kepada Alpha.     

"Ini namanya gigi, ini yang bakalan nentuin kecepatan lo, sesuai dengan nomor gigi yang lo pilih. Semakin besar angkanya, semakin cepet pula lo mengendarainya, begitupun sebaliknya, paham?" Ucap Bagaskara dengan menunjuk angka di area hand break.     

"Paham, Tuan." Jawab Alpha yang paham akan maksud Bagaskara.     

"Terus, yang ada di kaki lo itu, namanya kopling. Kalau lo mau mindahin gigi, lo juga harus nginjak kopling. Sebelumnya injak dulu kopling dengan rem secara bersamaan sampai mentok. kemudian lepas hand break dengan perlahan dan pindahkan ke gigi 1. Pastikan juga kaki kanan lo di pedal gasnya. terakhir lepaskan kopling secara perlahan. Baru deh lo bisa jalan."     

Bagaskarapun memberikan semua informasi untuk mengemudi kepada Alpha. Perlahan namun pasti, Alpha juga mudah memahami dalam mempelajari ilmu yang baru Ia dapatkan. Sekarang, Alpha sudah bisa dalam mengemudi. Walaupun saat pertama kali, Ia terlalu ragu sehingga setelah mobil berjalan sedikit, Ia langsung menginjak rem.     

Sekarang jam menunjukan pukul 9 malam. Alpha dan Bagaskara Sudah puas mengelilingi jalanan Ibu Kota dan mampir untuk sekadar membeli makanan dan nongkrong bersama. Tak lupa, Alpha juga memesankan makanan untuk diberikanya kepada Sheila.     

Mereka kemudian pulang ke rumah masing-masing. Tak lupa Bagaskara mengantarkan Alpha untuk pulang.     

***     

Di ruangan yang serba putih ini, bisa dilihat bahwa sekarang Alfa sedang tertidur karena capek meladeni sikap gila dari Dean yang sudah menyiksanya, Ia juga tidak tahu harus beraktivitas apa sehingga Alfa memutuskan untuk memejamkan matanya. Lagi dan lagi, ada bayangan kejadian yang akan dialami Alfa.     

Sontak Alfa membuka matanya bertepatan dengan adanya seseorang yang membuka ruangan Alfa sehingga membuat Alfa segera duduk disamping ranjang itu.     

"Siap lo?" Tanya Alfa begitu melihat seseorang yang memakai jubah hitam dan lagi-lagi Alfa hanya bisa melihat kedua matanya. Tapi Alfa yakin, itu bukanlah Deny yang menangkapnya saat di Grinonium, karena tubuh orang ini terlihat lebih pendek dari Deny.     

"Sst, lo gak perlu tahu siapa gue. Gue cuma pingin nyelametin lo. itu aja gak lebih!" Ucap seseorang itu dengan perlahan mendekati Alfa. Alfa yakin suara yang dikeluarkan orang itu sungguh dibuat-buat.     

"Beh songong amat!" Batin Alfa mendengar uucapan orang itu.     

"Jangan ngadi-ngadi lo! Berlagak pingin nyelametin gue. Emang lu bisa apa?" Tanya Alfa yang semula tak percaya dengan ucapan orang itu. Hingga pada akhirnya, ikatan rantai yang menyikat tangan kanan Alfa terbuka. Ternyata orang itu memegang kunci rantai sehingga membuat Alfa terdiam.     

"Keinginan gue sekarang udah selesai. Lo tinggal keluar aja. Setelah lo keluar dari room ini, lo langsung belok kanan. Turun lewat tangga! Untuk cctv, lo tenang aja. cctv itu udah gue freez. Pesen gue jangan pernah lo lewat lift, banyak profesor yang berlalu lalang di sekitar lift di seluruh lantai. Kalau lo nekat, lo bisa ketahuan." Jelas orang itu kepada Alfa. Tentunya Alfa masih keheranan siapa pula orang itu dan mengapa Ia menolong Alfa?.     

"Niat lo apa nolongin gue kabur dari sini?" Tanya Alfa kepada orang itu.     

"Lo gak perlu tahu niat gue. Pokoknya gue udah ngebebasin lo, sekarang itu semua terserah lo. Lo mau tetap tinggal sini dan terus disiksa oleh Dean atau lo kabur dari sini nemuin adik lo yang sekarang di rumah." Ucap Orang itu yang ada benarnya juga. Kemudian orang itu pergi meninggalkan Alfa.     

"Sial dia tahu kalau gue punya adik." Batin Alfa.     

"Anjir, gue bingung! Bodo ah, kabur aja. Kesempatan gak akan datang dua kali. Kalaupun ada ancaman pikir nanti." Ucap Alfa kemudian pergi dari room itu. Setelah keluar dari room, tak lupa Alfa menutup room itu dan menguncinya dari luar karena kunci room ditinggalkan oleh orang itu.     

Tak lupa, Alfa melewati rute yang dijelaskan orang itu, dan ternyata benar. Tak ada satupun orang yang melihatnya kabur, padahal ada beberapa cctv di tangga tersebut terlihat aktif. Berarti orang tersebut benar-benar mem-freez cctv itu.     

Disisi lain...     

Alpha berada di dalam kamar Alfa. Setelah dirinya menemani Sheila untuk menyantap makanan yang Ia bawa untuk adik Alfa. Alfa kini sedang melihat-lihat ruang kamar Alfa. Dia melihat foto Alfa bersama Alex, Gabriela, dan Sheila. Kemudian mengambilnya.     

tok tok tok.     

Tiba-tiba saja jendela di kamar Alfa ada yang mengetuk. Alpha kemudian menaruh foto itu yang sebelumnya Ia pegang.     

tok tok tok.     

Suara itu terdengar lagi, pelan namun dapat didengar Alpha. Segera Alpha menghampiri jendela itu dan betapa terkejutnya Ia melihat Sang Tuan.     

"Tuan Alfa?" Ucap Alpha setelah melihat Alfa yang berdiri dan mengetuk jendela itu.     

"Ssstts... Jangan keras-keras, ntar Sheila tahu gue ada dua." Ucap Alfa.     

Alfapun melompat dari jendela itu. Setelah jalan beberapa langkah, tubuh Alfa tiba-tiba ambruk. Beruntung Alpha yang berada di sampingnya menangkapnya.     

"Tuan, Tuan kenapa Tuan?" Alphapun panik setelah menangkap Alfa yang terlihat lemas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.