NITYASA : THE SPECIAL GIFT

205. Kuburan Tepi Danau



205. Kuburan Tepi Danau

0Semula ia berniat ingin mempelajari ajian ini, tetapi akan sangat sulit untuk mewujudkannya, karena salah satu syaratnya adalah harus melawan sesosok makhluk penjaga elemen di goa Gunung Ciremai. Makhluk itu dikatakan bahwa berbentuk seperti seekor ular raksasa, namun terdapat empat buah kaki dengan telapaknya berbentuk seperti ceker elang. Kepalanya mempunyai tanduk seperti rusa, namun dengan wajah serigala. Pada bagian dagunya terdapat jenggot seperti domba jawa tapi lebih lebat dan berwarna hijau, matanya merah dengan rambut kepala seperti singa. Kulitnya bersisik sementara ekornya berbentuk seperti ekor ikan lele, hanya saja lebih panjang dan runcing.     

Jika diperhatikan dengan seksama ciri-ciri tersebut, maka yang diceritakan itu adalah sesosok makhluk yang menyerupai seekor naga jawa. Dia lah makhluk penjaga elemen yang harus ditaklukan sebelum memiliki ajian itu. Mengetahui hal itu, Profesor merasa sia-sia saja karena sudah tidak mungkin ia bisa menemukan seekor naga jawa di zaman seperti ini. Apalagi melawannya. Itu adalah hal yang mustahil.     

Kemudian ia beralih ke halaman selanjutnya, terdapat sebuah aksara bertuliskan Kelana Warsa. Kelana berarti menyusuri, sementara Warsa berarti Tahun. Kesimpulannya adalah Kelana Warsa berarti nama sebuah ajian yang memungkinkan pemakainya bisa menyusuri tahun. Tahun yang dimaksud berarti adalah waktu.     

Profesor Mat Rudi membaca terjemahan itu dengan cukup lantang, sehingga membuat Hafiz terbangun. Ia kemudian membuka matanya namun dengan tetap berbaring di sopa. Ia harus terus melanjutkan tidurnya dan pura-pura tidak terbangun supaya nantinya dia tidak disuruh-suruh lagi. Sebab, hari ini sudah cukup lelah dirinya harus meladeni ambisi gila Profesor Mat Rudi yang tak kenal waktu istirahat     

Profesor membaca beberapa keterangan dalam Bagian Kelana Warsa tersebut. Dijelaskan bahwa ajian ini merupakan ajian pengendali waktu, dimana orang yang menguasainya bisa memiliki kekuatan untuk melakukan perjalanan waktu seusai dengan tingkatan pembelajarannya.     

Jika berhasil mempelajari tingkat pertama, dia akan mampu melihat sesuatu yang akan ditangkap oleh pandangan matanya sendiri pada satu menit setelahnya hanya dengan memejamkan mata. Artinya dia mampu melihat masa depannya sendiri pada satu menit kedepan.     

"Ini sangat cocok untuk seorang penjudi," gumam Profesor.     

Jika berhasil mempelajari sampai tingkat dua, maka akan mampu mengingat semua hal di hidupnya seumur hidup. Alias bayangan-bayangan masa lalunya bisa tergambar jelas dalam hidupnya, meskipun ingatan yang telah dilupakan bisa muncul kembali.     

Di tingkatan tiga, dia dapat melihat masa lalu orang lain yang sedang berada di dekatnya, bahkan jika orang tersebut telah lupa dengan masa lalunya sendiri.     

Di tingkatan empat, dia dapat melihat masa depan hidupnya sendiri pada sehari setelahnya. Biasanya ini sangat mampu menimbulkan rasa pusing dan pening yang berlebih pada kepala.     

Di tingkatan empat, dia dapat melihat alternatif takdir ke depan jika dia hendak memutuskan sesuatu. Maka ini adalah tingkatan yang paling baik bagi siapa saja yang sedang dalam kebimbangan dalam menentukan keputusan     

Di tingkatan kelima, dia dapat mengirim orang lain melintasi ingatannya sendiri satu hari ke belakang, sementara di tingkatan keenam dia dapat mengirim orang lain melintasi masa depannya sehari ke depan.     

Di tingkatan ketujuh, dia bisa mengirim orang lain untuk melintasi masa lalu tanpa batas, namun orang tersebut hanya bisa menyaksikan tanpa turut berpengaruh dalam masa lalu tersebut.     

"Luar biasa..., setelah ini aku bisa menjadi orang pertama yang menemukan mesin waktu," gumam Profesor penuh ambisi.     

Di tingkatan ke delapan, dia bisa mengirim orang lain untuk melintasi masa lalu tanpa batas, orang yang dikirim tersebut akan mampu memberi pengaruh pada peristiwa dalam waktu yang dia tuju. Namun pengaruhnya itu akan menciptakan cabang realitas baru yang tidak lagi sama dengan realitas yang sedang dijalani kini. Jika orang yang dikirim itu mati di masa tujuan, maka ia akan terbangun kembali dari proses pengiriman tersebut.     

Di tingkatan ke sembilan, dia bisa mengirim orang lain untuk melintasi masa depan tanpa batas, namun orang tersebut hanya bisa menyaksikan tanpa turut berpengaruh dalam masa depan tersebut. Bahkan tubuhnya tidak akan dianggap ada pada masa yang ia datangi     

Di tingkatan ke sepuluh, dia bisa melakukan perjalanan waktu sendiri baik ke masa lalu atau masa depan. Ia bisa memengaruhi masa lalu dengan menciptakan cabang realitas baru, ia bisa memasuki jalur yang digunakan pengguna Kalana Waraa di tingkatan delapan dan sembilan. Namun, tingkatan sepuluh ini memiliki resiko dengan konsekwensi yang lebih besar. Yaitu jika ia mati, maka ia selamanya akan benar-benar lenyap.     

Usai membaca semuanya itu, Profesor Mat Rudi merasakan kantuk yang hebat, tanpa sadar ia pun langsung tertidur dengan kepala bersandar di meja. Buku tersebut masih ia genggam di tangan kiri meski jemarinya melemas. Sementara tangan kananya ia gunakan untuk bantalan kepala.     

Ketika Profesor Mat Rudi membaca jabaran bagian Kelana Warsa beserta penjelasannya , Hafiz mendengarkannya. Ia telah bangun dan tidak bisa tidur lagi. Ia hanya memejam mata supaya tidak diketahui oleh profesor bahwa dirinya bangun. Mengetahui begitu hebatnya Ajian Kelana Warsa, ia pun tertarik untuk turut membaca. Kemudian ia bangkit dari sofa dan berjalan mengindik hendak mengintip isi buku tersebut. Namun ia memilih untuk mengambil buku salinan yang sudah ditafsirkan oleh Profesor supaya lebih jelas dan mudah dipahami.     

Hari semakin larut, sementara Profesor Mat Rudi masih sibuk menerjemahkan isi buku Kitab yang berhasil ia curi. Diketahui bahwa nama buku itu adalah Buana Mapat. Yaitu buku yang berisi tentang ajaran-ajaran filsafat lama yang dikombinasikan dengan beberapa ilmu ajian kanuragan.     

Buku itu pada tiap-tiap lembarnya sangat tebal, karena bukan kertas modern yang digunakan, melainkan terbuat dari pelepah batang pohon yang dipadatkan. Ia menemukan sebuah cerita tentang masa lalu si pengarang buku ini. Dialah Nyai Senandung Wulan.     

Setelah diperhatikan secara seksama, Profesor Mat Rudi menemukan sebuah kejanggalan pada halaman tengah buku itu, dimana ada beberapa bagian yang memang tidak ada. Halaman yang tertulis itu seakan melompat beberapa nomor. Sepertinya memang ada lembar tertentu yang hilang. Profesor memanggil-manggil Hafiz ketika hendak meminta tolong diambilkan sebuah alat X-Ray pada lemari.     

"Fiz..." "Hafiz... !"     

Tak ada sahutan dari pemuda itu, maka Profesor menoleh ke belakang. Rupanya Hafiz tengah tertidur lelap di sofa. Terpaksa ia mengambilnya sendiri. Alat X-Ray yang digunakan untuk mengecek apakah ada bekas sobekan pada lembar buku tersebut atau tidak. Dan kalaupun ada, berapa lembar kah yang hilang? itu yang ingin ia cari tahu.     

Alat X-Ray itu berbentuk seperti mikroskop, namun dengan lensa yang lebar serta disertai sinar pemindai berwarna biru, ketika buku dibuka tepat pada halaman yang ganjil itu, ia letakan buku itu dibawah sinar pemindai berwarna biru. Terdapat seperti beberapa sidik jari yang menyala hijau yang merupakan bekas beberapa orang yang menyentuh lembaran itu, termasuk dirinya. Ia kemudian juga menemukan tanda-tanda bekas sobekan yang begitu kecil sebanyak tiga lembar.     

Pada bekas sobekan itu, terdapat sebuah aksara kecil yang sulit sekali dibaca tanpa menggunakan kaca pembesar. Kemudian ia angkat bukunl itu dari alat X-Ray, kemudian menyingkirkan alat pemindai tersebut supaya tidak memenuhi meja yang ingin ia gunakan untuk mengecek bekas sobekan pada buku.     

Diambilnya kaca pembesar untuk mengecek tulisan kecil apa yang terdapat pada bekas sobekan. Ternyata kata itu bertuliskan Jayendra. Itu adalah istilah dalam bahasa Sansekerta yang berarti kemenangan, atau orang besar. Ia tidak mampu menafsirkan lebih jauh karena memang beberapa lembar telah hilang. Kemungkinan lembar yang hilang itu adalah berisi amalan ilmu kanuragan yang bernama Nityasa.     

Kemudian ia tidak mau terpaku pada lembar yang robek itu, Profesor Mat Rudi memilih untuk melihat lembar lainnya untuk mencari tahu hal lain, mungkin bisa membantunya untuk menemukan petunjuk akan lembar yang hilang itu. Ia membuka dan mempelajarinya satu per satu dengan sabar dan teliti.     

Tak menyerah, ia masih gigih membaca sembari tangannya menyalin pada buku tulis kosong yang kemudian akan ia ubah ke aksara latin, kemudian ia terjemahkan maksud dan intinya. Ada sebuah istilah besar yang ia dapatkan di situ, yaitu sebuah kata yang berbunyi Kalawasana.     

Kemudian ia pelajari lagi isi pada Bagian Kalawasana itu, yang ia temukan adalah penjelasan bahwa Kalawasana adalah nama sebuah ajian kanuragan yang bila pemakaianya memiliki kekuatan tersebut, akan mampu mengendalikan semua elemen alam dan memanipulasinya menjadi kekuatan maha dahsyat. Namun hanya orang-orang yang dibekali pondasi kekuatan luar biasa pula lah yang mampu memilikinya     

Dia tahu itu perbuatan yang lancang mengingat Profesor adalah majikannya sekarang. Namun, baginya kalau cuma meminjam buku sebentar dan membaca sedikit, sepertinya bukan sesuatu yang buruk. Maka dibacalah buku itu kemudian. Sungguh penjelasan ajian perjalanan waktu yang menarik dan menakjubkan.     

Ia kemudian berpikir untuk bagaimana jika ia pelajari ajian itu, maka ia mungkin bisa memperbaiki keputusan-keputusan hidupnya yang salah. Termasuk ketika membiarkan dirinya resah gelisah bertahun-tahun karena sebuah peristiwa buruk beberapa tahun silam. Ketika ia mengejar wanita yang dicintainya dari sekolah hingga ke jalan raya. Menimbulkan kecelakaan yang membuat wanita tercintanya itu meninggal akibat dilindas kendaraan berat. Ia masih merasa bahwa itu adalah salahnya. Jika waktu bisa diperbaiki, mungkin dia akan mencoba kesempatan itu. Namun, tentu bukan hal mudah untuk mempelajari sebuah ajian dengan kekuatan begitu besar.     

(bersambung...)     

NITYASA : THE SPECIAL GIFT     

Adalah Novel karya SIGIT IRAWAN dengan latar KERAJAAN GALUH pada masa abad 13 masehi. Novel ini telah menjadi Novel digital dengan genre fiksi sejarah pertama di Webnovel.     

Tentu author sangat bangga atas penobatan sebagai novel fiksi sejarah pertama. author berharap NITYASA : THE SPECIAL GIFT akan mampu menjadi pelopor bagi novel sejenis yang lainnya. Semoga semakin banyak genre FIKSI SEJARAH di webnovel ini.     

Sebab, pengetahuan akan sejarah bangsa sendiri sangatlah penting di era milenium seperti sekarang. Meskipun ada embel-embel fiksi, sejatinya genre sejarah mempunyai ruh sendiri dalam membawa kisah-kisah klasik yang sesuai dengan kondisi pada zaman yang diceritakan tersebut. Paling tidak dengan mengkombinasikan sejarah nyata dengan fiksi, mampu membuat sejarah tidak terasa membosankan, justru akan terlihat menyenangkan.     

SALAM WINATA... SALAM KEBEBASAN     

***     

Keterangan Kitab Buana Mapat.     

Kitab Buana Mapat merupakan kitab yang diciptakan oleh Nyai Senandung Wulan alias Sri Lupi. Kitab itu diadaptasi dari ajaran-ajaran gurunya yaitu Empu Kandang Dewa. Isi dari kitab itu sudah dikombinasikan dengan pemikiran-pemikirannya sendiri.     

Ada begitu banyak ajian yang terdapat di kitab itu, beberapa diantaranya adalah Gulma Ijo, Cincin Ali, Naga Champa, Taifun Mega, Kalawasana, Kelana Warsa, dan Nityasa.     

***     

Hari semakin larut, sementara Profesor Mat Rudi masih sibuk menerjemahkan isi buku Kitab yang berhasil ia curi. Diketahui bahwa nama buku itu adalah Buana Mapat. Yaitu buku yang berisi tentang ajaran-ajaran filsafat lama yang dikombinasikan dengan beberapa ilmu ajian kanuragan.     

Buku itu pada tiap-tiap lembarnya sangat tebal, karena bukan kertas modern yang digunakan, melainkan terbuat dari pelepah batang pohon yang dipadatkan. Ia menemukan sebuah cerita tentang masa lalu si pengarang buku ini. Dialah Nyai Senandung Wulan.     

Setelah diperhatikan secara seksama, Profesor Mat Rudi menemukan sebuah kejanggalan pada halaman tengah buku itu, dimana ada beberapa bagian yang memang tidak ada. Halaman yang tertulis itu seakan melompat beberapa nomor. Sepertinya memang ada lembar tertentu yang hilang. Profesor memanggil-manggil Hafiz ketika hendak meminta tolong diambilkan sebuah alat X-Ray pada lemari.     

"Fiz..." "Hafiz... !"     

Tak ada sahutan dari pemuda itu, maka Profesor menoleh ke belakang. Rupanya Hafiz tengah tertidur lelap di sofa. Terpaksa ia mengambilnya sendiri. Alat X-Ray yang digunakan untuk mengecek apakah ada bekas sobekan pada lembar buku tersebut atau tidak. Dan kalaupun ada, berapa lembar kah yang hilang? itu yang ingin ia cari tahu.     

Alat X-Ray itu berbentuk seperti mikroskop, namun dengan lensa yang lebar serta disertai sinar pemindai berwarna biru, ketika buku dibuka tepat pada halaman yang ganjil itu, ia letakan buku itu dibawah sinar pemindai berwarna biru. Terdapat seperti beberapa sidik jari yang menyala hijau yang merupakan bekas beberapa orang yang menyentuh lembaran itu, termasuk dirinya. Ia kemudian juga menemukan tanda-tanda bekas sobekan yang begitu kecil sebanyak tiga lembar.     

Pada bekas sobekan itu, terdapat sebuah aksara kecil yang sulit sekali dibaca tanpa menggunakan kaca pembesar. Kemudian ia angkat bukunl itu dari alat X-Ray, kemudian menyingkirkan alat pemindai tersebut supaya tidak memenuhi meja yang ingin ia gunakan untuk mengecek bekas sobekan pada buku.     

Diambilnya kaca pembesar untuk mengecek tulisan kecil apa yang terdapat pada bekas sobekan. Ternyata kata itu bertuliskan Jayendra. Itu adalah istilah dalam bahasa Sansekerta yang berarti kemenangan, atau orang besar. Ia tidak mampu menafsirkan lebih jauh karena memang beberapa lembar telah hilang. Kemungkinan lembar yang hilang itu adalah berisi amalan ilmu kanuragan yang bernama Nityasa.     

Kemudian ia tidak mau terpaku pada lembar yang robek itu, Profesor Mat Rudi memilih untuk melihat lembar lainnya untuk mencari tahu hal lain, mungkin bisa membantunya untuk menemukan petunjuk akan lembar yang hilang itu. Ia membuka dan mempelajarinya satu per satu dengan sabar dan teliti.     

Tak menyerah, ia masih gigih membaca sembari tangannya menyalin pada buku tulis kosong yang kemudian akan ia ubah ke aksara latin, kemudian ia terjemahkan maksud dan intinya. Ada sebuah istilah besar yang ia dapatkan di situ, yaitu sebuah kata yang berbunyi Kalawasana.     

Kemudian ia pelajari lagi isi pada Bagian Kalawasana itu, yang ia temukan adalah penjelasan bahwa Kalawasana adalah nama sebuah ajian kanuragan yang bila pemakaianya memiliki kekuatan tersebut, akan mampu mengendalikan semua elemen alam dan memanipulasinya menjadi kekuatan maha dahsyat. Namun hanya orang-orang yang dibekali pondasi kekuatan luar biasa pula lah yang mampu memilikinya     

Semula ia berniat ingin mempelajari ajian ini, tetapi akan sangat sulit untuk mewujudkannya, karena salah satu syaratnya adalah harus melawan sesosok makhluk penjaga elemen di goa Gunung Ciremai. Makhluk itu dikatakan bahwa berbentuk seperti seekor ular raksasa, namun terdapat empat buah kaki dengan telapaknya berbentuk seperti ceker elang. Kepalanya mempunyai tanduk seperti rusa, namun dengan wajah serigala. Pada bagian dagunya terdapat jenggot seperti domba jawa tapi lebih lebat dan berwarna hijau, matanya merah dengan rambut kepala seperti singa. Kulitnya bersisik sementara ekornya berbentuk seperti ekor ikan lele, hanya saja lebih panjang dan runcing.     

Jika diperhatikan dengan seksama ciri-ciri tersebut, maka yang diceritakan itu adalah sesosok makhluk yang menyerupai seekor naga jawa. Dia lah makhluk penjaga elemen yang harus ditaklukan sebelum memiliki ajian itu. Mengetahui hal itu, Profesor merasa sia-sia saja karena sudah tidak mungkin ia bisa menemukan seekor naga jawa di zaman seperti ini. Apalagi melawannya. Itu adalah hal yang mustahil.     

Kemudian ia beralih ke halaman selanjutnya, terdapat sebuah aksara bertuliskan Kelana Warsa. Kelana berarti menyusuri, sementara Warsa berarti Tahun. Kesimpulannya adalah Kelana Warsa berarti nama sebuah ajian yang memungkinkan pemakainya bisa menyusuri tahun. Tahun yang dimaksud berarti adalah waktu.     

Profesor Mat Rudi membaca terjemahan itu dengan cukup lantang, sehingga membuat Hafiz terbangun. Ia kemudian membuka matanya namun dengan tetap berbaring di sopa. Ia harus terus melanjutkan tidurnya dan pura-pura tidak terbangun supaya nantinya dia tidak disuruh-suruh lagi. Sebab, hari ini sudah cukup lelah dirinya harus meladeni ambisi gila Profesor Mat Rudi yang tak kenal waktu istirahat     

Profesor membaca beberapa keterangan dalam Bagian Kelana Warsa tersebut. Dijelaskan bahwa ajian ini merupakan ajian pengendali waktu, dimana orang yang menguasainya bisa memiliki kekuatan untuk melakukan perjalanan waktu seusai dengan tingkatan pembelajarannya.     

Jika berhasil mempelajari tingkat pertama, dia akan mampu melihat sesuatu yang akan ditangkap oleh pandangan matanya sendiri pada satu menit setelahnya hanya dengan memejamkan mata. Artinya dia mampu melihat masa depannya sendiri pada satu menit kedepan.     

"Ini sangat cocok untuk seorang penjudi," gumam Profesor.     

Jika berhasil mempelajari sampai tingkat dua, maka akan mampu mengingat semua hal di hidupnya seumur hidup. Alias bayangan-bayangan masa lalunya bisa tergambar jelas dalam hidupnya, meskipun ingatan yang telah dilupakan bisa muncul kembali.     

Di tingkatan tiga, dia dapat melihat masa lalu orang lain yang sedang berada di dekatnya, bahkan jika orang tersebut telah lupa dengan masa lalunya sendiri.     

Di tingkatan empat, dia dapat melihat masa depan hidupnya sendiri pada sehari setelahnya. Biasanya ini sangat mampu menimbulkan rasa pusing dan pening yang berlebih pada kepala.     

Di tingkatan empat, dia dapat melihat alternatif takdir ke depan jika dia hendak memutuskan sesuatu. Maka ini adalah tingkatan yang paling baik bagi siapa saja yang sedang dalam kebimbangan dalam menentukan keputusan     

Di tingkatan kelima, dia dapat mengirim orang lain melintasi ingatannya sendiri satu hari ke belakang, sementara di tingkatan keenam dia dapat mengirim orang lain melintasi masa depannya sehari ke depan.     

Di tingkatan ketujuh, dia bisa mengirim orang lain untuk melintasi masa lalu tanpa batas, namun orang tersebut hanya bisa menyaksikan tanpa turut berpengaruh dalam masa lalu tersebut.     

"Luar biasa..., setelah ini aku bisa menjadi orang pertama yang menemukan mesin waktu," gumam Profesor penuh ambisi.     

Di tingkatan ke delapan, dia bisa mengirim orang lain untuk melintasi masa lalu tanpa batas, orang yang dikirim tersebut akan mampu memberi pengaruh pada peristiwa dalam waktu yang dia tuju. Namun pengaruhnya itu akan menciptakan cabang realitas baru yang tidak lagi sama dengan realitas yang sedang dijalani kini. Jika orang yang dikirim itu mati di masa tujuan, maka ia akan terbangun kembali dari proses pengiriman tersebut.     

Di tingkatan ke sembilan, dia bisa mengirim orang lain untuk melintasi masa depan tanpa batas, namun orang tersebut hanya bisa menyaksikan tanpa turut berpengaruh dalam masa depan tersebut. Bahkan tubuhnya tidak akan dianggap ada pada masa yang ia datangi     

Di tingkatan ke sepuluh, dia bisa melakukan perjalanan waktu sendiri baik ke masa lalu atau masa depan. Ia bisa memengaruhi masa lalu dengan menciptakan cabang realitas baru, ia bisa memasuki jalur yang digunakan pengguna Kalana Waraa di tingkatan delapan dan sembilan. Namun, tingkatan sepuluh ini memiliki resiko dengan konsekwensi yang lebih besar. Yaitu jika ia mati, maka ia selamanya akan benar-benar lenyap.     

Usai membaca semuanya itu, Profesor Mat Rudi merasakan kantuk yang hebat, tanpa sadar ia pun langsung tertidur dengan kepala bersandar di meja. Buku tersebut masih ia genggam di tangan kiri meski jemarinya melemas. Sementara tangan kananya ia gunakan untuk bantalan kepala.     

Ketika Profesor Mat Rudi membaca jabaran bagian Kelana Warsa beserta penjelasannya , Hafiz mendengarkannya. Ia telah bangun dan tidak bisa tidur lagi. Ia hanya memejam mata supaya tidak diketahui oleh profesor bahwa dirinya bangun. Mengetahui begitu hebatnya Ajian Kelana Warsa, ia pun tertarik untuk turut membaca. Kemudian ia bangkit dari sofa dan berjalan mengindik hendak mengintip isi buku tersebut. Namun ia memilih untuk mengambil buku salinan yang sudah ditafsirkan oleh Profesor supaya lebih jelas dan mudah dipahami.     

Dia tahu itu perbuatan yang lancang mengingat Profesor adalah majikannya sekarang. Namun, baginya kalau cuma meminjam buku sebentar dan membaca sedikit, sepertinya bukan sesuatu yang buruk. Maka dibacalah buku itu kemudian. Sungguh penjelasan ajian perjalanan waktu yang menarik dan menakjubkan.     

Ia kemudian berpikir untuk bagaimana jika ia pelajari ajian itu, maka ia mungkin bisa memperbaiki keputusan-keputusan hidupnya yang salah. Termasuk ketika membiarkan dirinya resah gelisah bertahun-tahun karena sebuah peristiwa buruk beberapa tahun silam. Ketika ia mengejar wanita yang dicintainya dari sekolah hingga ke jalan raya. Menimbulkan kecelakaan yang membuat wanita tercintanya itu meninggal akibat dilindas kendaraan berat. Ia masih merasa bahwa itu adalah salahnya. Jika waktu bisa diperbaiki, mungkin dia akan mencoba kesempatan itu. Namun, tentu bukan hal mudah untuk mempelajari sebuah ajian dengan kekuatan begitu besar.     

(bersambung...)     

***     

Keterangan Kitab Buana Mapat.     

Kitab Buana Mapat merupakan kitab yang diciptakan oleh Nyai Senandung Wulan alias Sri Lupi. Kitab itu diadaptasi dari ajaran-ajaran gurunya yaitu Empu Kandang Dewa. Isi dari kitab itu sudah dikombinasikan dengan pemikiran-pemikirannya sendiri.     

Ada begitu banyak ajian yang terdapat di kitab itu, beberapa diantaranya adalah Gulma Ijo, Cincin Ali, Naga Champa, Taifun Mega, Kalawasana, Kelana Warsa, dan Nityasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.