Hembusan Hasrat

Sarah, Lydia dan Wiradhi



Sarah, Lydia dan Wiradhi

0  "Chupa chupa chupa chupss..."    

  Suara basah jilatan dan hisapan terdengar begitu jelas di ruangan yang sunyi....    

  Seorang gadis cantik berambut panjang sepunggung dengan warna coklat kemerahan dan kulit yang putih mulus lembut bagaikan susu sedang merangkak di lantai dengan tangan dan kakinya seperti seekor anjing sambil bertelanjang bulat tanpa sehelai benang pun dan menjilati sebuah organ yang tumbuh di selangkangan seorang lelaki yang sedang terduduk jongkok di hadapannya dengan penuh antusias.    

  Cara sang gadis menjilat, menghisap dan melahap benda tersebut dengan ekspresi yang penuh nikmat terlihat bagaikan seorang gadis yang sedang menikmati permen lolipop yang manis dan enak.    

  "Wah wah wah..., Lydia, Lydia..., Kalau melihat pemandangan dirimu yang begitu mesum ini, kontolku jadi keras lagi nih."    

  Sang lelaki, Wiradhi Prakosa, membelai – belai rambut sang gadis yang bernama Lydia Systina yang kini sedang memberikan oral dengan kelihaian teknik yang begitu tinggi setara dengan pelacur profesional berpengalaman.    

  "Aaah..... Penis tuan jadi sebesar dan sekeras ini.... Uhmmm.... Uhhmmm.... Senangnya.... Uhhmmm.... Tuan jadi terangsang karena diriku...."    

  Sambil mengulum penis Wiradhi, Lydia mengeluarkan kata – kata yang begitu tak tahu malu di hadapan kekasihnya Amelia Sarah yang kini sedang duduk bersimpuh telanjang bugil di atas lantai yang dingin sambil menonton permainan nafsu Wiradhi dan Lydia dari jarak tiga meter di sisi ruangan yang lain, dengan mata yang terbelalak penuh akan pandangan tidak percaya.    

  "Aaahhhh.... Senang sekali rasanya.... Penis tuan enak banget...."    

  Lydia terus mengeluarkan kata – kata mesum tanpa rasa malu sambil memandang Wiradhi dengan mata yang hangat penuh nafsu.... dan juga cinta....    

  Air liur sang gadis kini sudah mengalir keluar mengalir tak hanya membasahi kemaluan dan selangkangan sang lelaki, namun juga mengalir membanjiri pipinya hingga menetes – netes di dagu sang gadis bagai tetesan air dari stalagtit gua dan ada juga yang mengalir lebih ke bawah lagi membasahi leher dan dada sang gadis yang putih mulus seputih salju.    

  Sementara itu, Sarah yang sedang menyaksikan pemandangan panas antara kedua insan berbeda kelamin di depan matanya kini sedang mengalami pergolakan batin di dalam hatinya.    

  ("Kenapa ini....? Kenapa aku tiba – tiba merasakan sesuatu yang aneh...? Padahal aku sedang melihat mereka berdua melakukan hal - hal yang begitu tidak senonoh..., tapi kenapa... kenapa...? Badanku rasanya juga ikut menjadi semakin panas melihat mereka berdua.... Hhhaaaahhhh.... Aaaahhhh....!!!")    

  Sementara Sarah sedang berjuang melawan pergolakan batin yang berkecamuk di dalam hatinya, Lydia kini sedang dalam posisi setengah terduduk menyepong kelamin Wiradhi tak hanya dengan mulut dan bibirnya tapi juga dengan kedua tangannya.    

  Dengan lihai tangan kanan Lydia mengocok – ngocok batang kenikmatan Wiradhi yang telah menjadi begitu licin dan basah dilumasi oleh air liur sang gadis sementara bagian ujung tombak kenikmatan tersebut sedang dihisap dan dikulum didalam mulutnya yang hangat dan basah.    

  Tangan kiri Lydia pun tidak diam begitu saja dan dengan begitu lihai mempermainkan ke dua butir bola yang ada di kantung zakar sang lelaki.    

  Hingga akhirnya sang lelaki pun sudah sampai di batas ujung kenikmatannya dan dengan penuh semangat memuncratkan isi muatan misil Iskandarnya di dalam mulut kecil sang gadis.    

  Lydia menerima semuanya dengan ekspresi wajah yang begitu khusuk penuh suka cita.    

  Matanya yang indah bagaikan permata manikam menutup sambil batinnya menikmati rasa nikmat yang diberikan oleh sang lelaki majikan nya terus mengalir di dalam mulutnya hingga masuk mengisi perutnya dengan penuh kehangatan.    

  Setelah beberapa lama, Lydia membuka matanya kembali dan menatap Wiradhi dengan tatapan mata yang basah penuh rasa haus akan belaian cinta sang lelaki.    

  Wiradhi dengan tersenyum penuh kehangatan meraih tangan Lydia dan sang lelaki pun menuntun sang gadis kekasih hati Sarah untuk berbaring di atas matras empuk yang tadi didudukinya.    

  Amelia Sarah kini melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana hanya dalam jarak tiga meter saja dari hadapannya, Lydia Systina sang gadis pujaan hatinya kini sedang bersetubuh dengan penuh suka cita bersama dengan seorang lelaki yang telah memperkosanya di atas matras tempat keperawanannya telah direnggut beberapa jam yang lalu.    

  Berbagai macam pose yang ada telah dicoba oleh kedua pasangan yang sedang dimabuk cinta itu di hadapan dirinya.    

  Lydia dan Wiradhi sepertinya pun dengan sengaja ingin memamerkan dan mempertontonkan keintiman di antara mereka berdua di hadapan Sarah.    

  Dengan wajah penuh senyum, Lydia menghadapkan tubuh indahnya yang sedang bertelanjang bulat ke hadapan Sarah.    

  Sang gadis berdiri di hadapan sang wanita yang baru saja kehilangan kegadisannya tersebut sambil membuka kedua belah kakinya yang indah berjenjang, memamerkan selangkangannya yang telah basah dan kini sedang dipelototi oleh kekasih hatinya tersebut.    

  Dengan nada penuh kasih, Lydia memanggil – manggil nama Sarah dengan lembut sambil perlahan membawa tangannya ke bawah, menyentuh kedua pinggir bibir vaginanya, lalu menariknya perlahan ke samping, memamerkan liang cintanya yang telah menjadi begitu becek berkedut – kedut membuka dan menutup.    

  Pemandangan yang sedang dipamerkan oleh Lydia tersebut seolah sudah menghipnotis diri Sarah.    

  Tanpa disadari oleh dirinya sendiri, Sarah menggerakkan tubuhnya ke arah Lydia, seolah terpanggil oleh suara manisnya sambil kedua matanya tak berhenti terus memandangi liang cinta kekasih hatinya yang kini sedang terpamerkan dengan segala keindahannya, membuka dan menutup seolah – olah sedang mengundang diri Sarah untuk menikmatinya.    

  Tanpa ragu, Sarah yang telah berada tepat di hadapan tubuh Lydia membungkukkan badannya dan kini mengambil posisi bersimpuh.    

  Wajah Sarah yang saat ini sedang berada tepat di hadapan lubang kelamin Lydia yang terbuka lebar dengan segera mendekatkan dirinya ke tengah selangkangan sang gadis yang telah menjadi semakin basah penuh nafsu.    

  Sarah membenamkan wajahnya ke selangkangan Lydia, hidung dan mulut Sarah yang kini sedang menempel dengan lubang kenikmatan Lydia dengan penuh nafsu menghirup dan menghisap apapun yang ada disana.    

  Lydia tertawa geli merasakan sensasi nikmat yang diberikan oleh Sarah ke dalam lubang cintanya.    

  Lututnya dengan perlahan jatuh lemas ke dalam pangkuan Wiradhi yang sedang duduk bersila di belakangnya tatkala hisapan Sarah semakin kuat dan menjadi – jadi seolah ingin menyedot vagina Lydia.    

  Bibir mungil Lydia yang terlihat begitu indah menggoda perlahan terbuka dan mengeluarkan erangan – erangan panas penuh nafsu dan kenikmatan dari dalam mulutnya.    

  Desahan dan erangan yang keluar dari mulut Lydia terdengar begitu mesum dan nakal di telinga Sarah yang kini dengan penuh semangat menjulurkan lidahnya ke dalam liang vagina Lydia, menjilat setiap bagian di dalamnya sementara hidung mancung Sarah tanpa henti terus menekan – nekan klitoris Lydia yang telah menjadi begitu sensitf hingga keluar menonjol dari celah tempat persembunyian.    

  Lydia terus mendesah dan mengerang di atas rangkulan Wiradhi, tubuhnya begitu menikmati permainan lidah Sarah yang bergolak – golak di dalam liang cintanya mengacak – acak semua tempat yang bisa diraih oleh lidah sang wanita.    

  Permainan yang membuatnya meraih klimaks dan memuncratkan seisi lubang kenikmatannya masuk ke dalam mulut Sarah yang terkunci menempel dengan selangkangannya saat tangan mungil sang gadis secara refleks meraih dan menekan kepala Sarah kuat – kuat hingga sang wanita kekasih hatinya tersebut tidak mampu dan juga tidak mau melepaskan dirinya.    

  Sarah menghisap dan meminum segala yang diberikan oleh Lydia ke dalam mulutnya, beberapa bahkan masuk ke hidungnya dan membuat sang wanita tak sanggup menarik nafas....


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.